Infeksi.ppt

  • Uploaded by: melody
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Infeksi.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 1,348
  • Pages: 52
INFEKSI & PERADANGAN Drs. Nasrazuhdy, M.Si`

 Infeksi adalah proses invasif oleh

MO dan berproliferasi di dalam jaringan tubuh yang menyebabkan sakit

 Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun

jamur) mempunyai mekanisme dalam menyerang sel inangnya  kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4 tahap yaitu: 1. Adhesi (menempel) 2. Kolonisasi (berbiak) 3. Penetrasi (masuk ke tubuh) 4. Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil berbiak)

 Adalah reaksi tubuh melawan injuri

atau iritasi  Tidak sama dengan INFEKSI  Berhubungan dengan JARINGAN yang HIDUP

Kata yang berakhiran ITIS Misal : gingivitis,, pulpitis, nephritis  Reaksi pembuluh darah yang mengakibatkan akumulasi cairan dan leukosit pada jaringan ekstravaskuler  Berhubungan proses repair thd cedera  Dasarnya bersifat protektif  Memiliki 5 cardinal Signs 

Tergantung pada : - mikroorganisme, - source atau sumber, - portal of exit, - mode of transmition, - portal of entry dan - susceptible host.

Jenis Radang Akut Rubor Kalor Tumor Dolor Fungsiolesa

Kronis

Mikroskopis : Mikroskopis :

*Infiltrasi sel-sel radang akur (Eosinofil, Basopfil, Neutrofil)

*Proliferasi jaringan fibroblast

*Vasodilatasi

*Neovaskularisasi

*Oedema

*Infiltrasi sel radang kronik (Limfosit, monosit)

REDNESS ( RUBOR )

HEAT ( KALOR ) 

GROSS :

TUMOR

PAIN ( DOLOR ) FUNGSIOLESA

Dolor   



Dolor adalah rasa nyeri, terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patofisiologis]

 Kalor adalah rasa panas  terjadi karena tubuh

mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi

= pembengkakan.  Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

 Rubor adalah kemerahan, 

terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

 Fungsio laesa adalah perubahan

fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.

demam, malaise, anoreksia dan nausea, vomiting, sakit kepala dan diare.

1.

2. 3.

Usia ( bayi: immature system immune pada usia 2-3 bulan IgG, lansia: terjadi kelemahan system immune). Heriditas (kelainan bawaan berupa rendahnya serum immunoglobulin). Status imunisasi (status imun lengkap atau tidak ini berhubungan dengan infeksi yang timbul)

4. Terapi yang sedang dijalani (radiasi atau chemotherapy menyebabkan penekanan pembentukan sel-sel darah) 5. Status nutrisi (status nutrisi yang kurang baik memudahkan tubuh daya tahan rendah, berkaitan dengan tidak seimbang proses metabolism dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi sintesa protein) 6. Kelelahan (dapat mempermudah timbulnya infeksi akibat tubuh mudah rentan terhadap penyakit) 7. Stres (mengakibatkan peningkatan cortisone, selanjutnya berakibat pada penurunan anti inflamasi)

Hyperemia

Exudation Migrasi leukosit

 Dikarenakan perubahan pada

pembuluh vaskuler yang kecil

Cairan protein masuk ke insterstitial • Cairan meningkat ---- mendilusi toxin

Protein meningkat • GLOBULIN sebagai antibodi • FIBRIN untuk mencegah MO menyebar dan pemulihan jaringan



PMN dan MN menuju area yang ada jejas/injuri

1. Peradangan serosa  Ditandai : extravasasi cairan protein sel  Sebagian besar peradangan akut bermula sebagai bentuk serosa  Komponen eksudat : cairan bening plasma darah  menandakan peradangan derajat ringan  terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana mukosa dan serosa

Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen Komponen utama eksudat : fibrin Menandakan peradangan akut dengan kerusakan vasculer yang cukup hebat  Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih – kuning ( karena kandungan fibrin)  Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering membentuk ‘pseudo-membran   

Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya  Menandakan peradangan perakut hebat  Makroskopis : organ mengalami perdarahan  Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer  Komponen utama eksudat : darah 

4. Peradangan Katarrhal Komponen eksudat: “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis,komponen sel darah  Warna mukus: bervariasi, tergantung komponen dominasi  Biasanya peradangan ini terjadi di saluran cerna, saluran reproduksi, maupun saluran respirasi 

Ditandai : keluarnya neutrofil & pembentukan pus.  Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan nekrotik kuman  Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous  Proses pembentukan nanah: supurasi  Bakteri pembentuk nanah/pus: 

 

  

Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ Pustula : kumpulan nanah/pus pada epidermis Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk mukus Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin

6. Peradangan Granulomatosa  Komponen eksudat: granul, yang umum pada peradangan kronis

Serosa

Purulenta

Agen causatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi Mediator Inflamasi menginduksi vascular, aliran darah, dan mengaktifkan leukosit

vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang

perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer

Endothel kapiler meregang, timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer

Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding (Rolling) kemudian melekat (adhesi)pada permukaan endothel

Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi)

Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi

Leukosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik

Proses fagositosis terjadi pada sel leukosit dengan membentuk fagolisosum dan mendegradasi agen secara enzymatic.

PERADANGAN

1. Berdasarkan derajat keparahan

a. Mild = Peradangan derajat ringan - Jaringan sedikit mengalami cidera - Daerah radang sedikit mengalami hiperemis, edema, eksudasi

     

Vasodilation; mis : histamine, nitric oxide. Vasoconstriction; mis : thromboxane. Increase vessel permeability; Mis : histamine, bradykinin. Produce pain; Mis : bradykinin Produce fever; Mis : IL-1, T N F Chemotactic; Mis : IL8

b. Moderate = peradangan derajat sedang - jaringan yang meradang lebih luas dari mild - vaskularisasi jelas - Peningkatan infiltrasi sel-sel radang

c. Severe = Peradangan derajat hebat - Jaringan yang mengalami radang luas - Vascularisasi sangat jelas - Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang sangat nyata

a.Peradangan Lokal = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu tempat saja b. Peradangan Multifokal = Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai tempat c. Peradangan Difusa = Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu organ

a.Peradangan Perakut = peradangan yg berlangsung sangat cepat - berlangsung: menit – beberapa jam - disebabkan : agen yg sangat poten - kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala klinis - contoh : Avian Influenza

= Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa hari - Peradangan dapat sembuh atau dapat pula menimbulkan kematian - Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dg jelas - Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel neutrofil dominan dan sedikit limfosit

= Peradangan yg berlangsung beberapa minggu - disebabkan : agen yg kurang poten - biasanya berakhir dengan kesembuhan - pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit, giant cell. - proliferasi fibroblast minimal

= Peradangan yang berlangsung bermingguminggu sampai tahunan - agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan tubuh - sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant cell. - contoh : TBC, kemasukan benda asing

  

 

Agen asing dinetralisir Sel-sel radang berkurang Eksudasi cairan berkurang Permiabilitas vaskuler normal Regenerasi sel-sel jaringan

I Fase Inflammasi a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh media catekolamin dan prostaglandin diikuti terjadinya agregasi platelet serta proses aktifitas thromboplastin (clotting) b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi kapilerkapiler sekitar daerah radang, aktivasi sel-sel radang sampai proses fagositosis

a. GRANULASI  tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang, diikuti pelapisan oleh fibroblast  terjadinya proses angiogenesis b. KONTRAKSI  matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk menutup luka c. EPITHELIALISASI  pertumbuhan sel-sel epithel

 

Terbentuknya colagen baru/colagen sekunder yang lebih kuat menutupi luka Terbentuknya “scar” /jaringan parut sebagai jaringan penyambung

 



Jaringan yang mudah mengalami regenerasi : kulit, saluran cerna, gusi Organ yang mudah mengalami regenerasi, asalkan bentuk jaringan masih baik saat meradang : hati, sel-sel kelenjar Sel-sel yang sangat sulit mengalami regenerasi : jantung,. otak

1. Kesembuhan Primer Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah 2. Kesembuhan Sekunder Terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan biasanya disertai terbentuknya jaringan granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka karena trauma, luka yang dalam

  

  

ada/tidaknya suplai darah Status gizi individu ( protein ; vit.C ) Ada/tidaknya infeksi Ada/tidaknya diabetes melitus Sedang dalam pengobatan glukokortikoid Kadar sel darah putih dalam sirkulasi

More Documents from "melody"