Infeksi Cacing Sandi Putra Perdana, S.Ked
Pendahuluan • Infeksi cacing merupakan penyakit parasit endemik di Indonesia. Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. • Kurang lebih 60-80 % penduduk Indonesia terutama di daerah pedesaan menderita infeksi cacing. • Cacing masuk kedalam tubuh karena kurangnya kesadaran akan hidup bersih dan sehat. Higiene dan sanitasi perorang yang masih rendah.
Tinjauan Pustaka
Cacing Tambang
Definisi • Penyakit cacing tambang adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma malayanum, Ancylostoma canium. Penyakitnya disebut dengan ankilostomiasis, nekatoriasis, dan unseriasis.
Morfologi Ancylostoma duodenale • betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm • jantan 8-11 x 0,5 mm • bentuknya menyerupai huruf C • A.duodenale betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir
Necator americanus • Betina 9 – 11 x 0,4 mm • Jantan 7 – 9 x 0,3 mm • berbentuk huruf S, • N.americanus 9.000 butir
Siklus Hidup
Patofisiologi
Gejala Klinis Alergi berupa rasa gatal dan ruam. Sakit perut, mual, dan kram usus. Demam dan kehilangan nafsu makan. Diare dan terdapat darah bercampur dengan feses. • Batuk-batuk dan pernapasan terganggu. • Berat badan menurun. • • • •
Pengobatan • Pirantel pamoat 10 mg/kg BB per hari selama 3 hari. • Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg 2 x sehari selama tiga hari berturut-turut • Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja), tetapi tidak boleh digunakan selama hamil. • Sulfas ferosus 3 x 1 tablet untuk orang dewasa atau 10 mg/kg BB/kali (untuk anak) untuk mengatasi anemia.
Pencegahan 1. Hindari berjalan keluar rumah tanpa memakai alas kaki. 2. Cuci tangan sebelum makan. 3. Hindari pemakaian feces manusia sebagai pupuk pada sayuran. 4. Awasi dan jaga anak anda main di Tanah. 5. Kebersihan atau sanitasi dan higienis tempat tinggal.
STRONGYLOIDIASIS
Definisi
• Strongyloidiasis adalah penyakit parasit manusia yang disebabkan oleh nematoda ( cacing gelang) Strongyloides. • Strongyloides infeksi harus ditangani bahkan tanpa adanya gejala sebagai sindrom hyperinfection pembawa tingkat kematian tinggi.
Siklus Hidup
Etiologi • Strongyloides papillosus Terdapat pada mukosa usus halus domba, kambing, sapi, berbagai hewan lain. Cacing betina panjangnya 3,5 – 6,0 mm dan berdiameter 50 – 65 mikron dan telur berbentuk elips, berdinding tipis dan embrio berukuran 40-64 X 20-42 mikron. Masa prepatan 7-9 hari. Cacing jantan panjangnya 700-825 mikron, dengan spikulum yang kuat, melengkung dengan panjang sekitar 33 mikron dan gubernaculum yang panjangnya 20 mikron dan lebar 2,5 m
• Strongyloides ransomi • Strongyloides westeri • Strongyloides stercoralis
Penularan
Patogenesis
Gejala dan Manifestasi klinis • Gejala klinis umum yang sering terlihat : – Diare – Diareanorexia – Penurunan berat badan – Pada waktu cacing menetap di intestinum, akan terjadi penebalan yang luas dari dinding usus. Pada serangan paru dapat terjadi pneumonitis dan eosinophilia. – Creeping eruption yang disertai dengan rasa gatal yang hebat.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium • Serum eosinofilia • Feses rutin • Uji Serologi • Dahak / cairan lavage (BAL) bronchoalveolar • Cairan pleura / peritoneum • Bedah drainase cairan Imaging • X-ray dada • Abdominal x-ray • Barium menelan • Barium Enema
Pengobatan • Ivermectin – Dosis: 200 mg / kg sehari – Infeksi tanpa komplikasi: 1 atau 2 hari – Infeksi yang menyebar 5-7 hari atau sampai parasit dimusnahkan – Lebih efektif dari pada Albendazole – Lebih baik ditoleransi dibandingkan thiabendazole
• Albendazole – Dosis: 400 mg PO tawaran selama 3 hari untuk infeksi tanpa komplikasi – 7-10 hari untuk hyperinfection
• Thiabendazole – Dosis: 25 mg / kg tawaran selama 2 hari (maksimal, 3 g / d)
Pencegahan – Peningkatan sanitasi di daerah endemik – Menghindari kontak dengan kulit berpotensi terkontaminasi tanah – Lakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat untuk benar-benar – Memperhatikan kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan. – Periksa semua ajing, kucing, kera yang kontak dekat dengan manusia, obati binatang yang terinfeksi cacing ini.
ASKARIASIS
Definisi – Askariasis adalah infeksi pada usus kecil yang disebabkan oleh cacing. – Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang besar yang panjangnya mencapai 40 cm. – Askariasis lebih sering terjadi pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Etiologi • Ascariasis tidak menular langsung dari orang ke orang. Penularan terjadi ketika seseorang menelan telur Ascaris lumbricoides, dapat berasal dari makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran manusia.
Patofisiologi
Gejala – Demam dan batuk kering – Mengi – Sakit perut – Mual atau muntah – Gizi buruk, terutama pada anak-anak – Diare atau BAB berdarah – Cacing keluar baik dari mulut, hidung atau rektum (anus)
Komplikasi • Yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides, seperti: – Penyakit kandung empedu – Abses hati – Pankreatitis – Radang usus buntu – Radang selaput perut.
Pengobatan • Bentuk pengobatan untuk askariasis adalah sebagai berikut: – Obat: • Mebendazol, albendazole, dan pirantel pamoat. Obatobat ini bekerja dengan membunuh cacing dewasa. Cukup efektif untuk mengobati askariasis.
– Endoskopi atau pembedahan: • Dalam kasus askariasis berat, dapat terjadi obstruksi atau perforasi.
Pencegahan – Menghindari mengonsumsi makanan yang disiapkan tanpa sanitasi atau kebersihan yang memadai. – Menghindari air dan minuman lain yang diperoleh dari sumber-sumber yang terkontaminasi. – Menghindari kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi dengan kotoran manusia. – Mencuci dengan bersih sayuran. – Mencuci tangan ketika selesai dari kamar mandi
SKISTOSOMIASIS
Definisi • Terdapat beberapa jenis parasit skistosoma yang dapat mengakibatkan skistosomiasis, diantaranya adalah: – S. Mansoni – S. Mekongi – S. Intercalatum – S. Hematobium, dan – S. Japonicum.
Gejala • Akut: – Pusing. – Demam tinggi. – Menggigil. – Merasa tidak enak badan. – Gatal dan muncul ruam merah atau bernoda pada kulit. – Batuk. – Diare. – Nyeri perut. – Nyeri otot dan sendi. – Merasa nyeri saat membuang urine.
• Kronis: – Pembengkakan pada perut, ginjal, atau limpa. – Urine dan tinja disertai darah. – Mudah merasa lelah. – Napas pendek disertai batuk. – Nyeri dada. – Jantung berdebar (palpitasi). – Perubahan kondisi mental. – Kejang. – Lumpuh. – Muncul lesi pada vulva atau area perianal. – Peradangan pada saraf tulang belakang. – Kerusakan organ seperti hati, kandung kemih, usus, atau paru.
Diagnosis • Tes darah, yang meliputi hitung darah lengkap (HDL) dan tes hitung sel darah putih (eosinofil) • Tes laboratorium, seperti urinalisis dan tes sampel tinja. • Tes antibodi • Tes fungsi organ • Tes pemindaian, seperti CT scan, MRI, Rontgen dada, ekokardiogram, atau USG. • Biopsi jaringan
Pengobatan
Komplikasi Jika pengobatan tidak dilakukan dengan tepat atau terlambat, berikut ini adalah potensi komplikasi yang dapat terjadi akibat skistosomiasis: • Kanker kandung kemih. • Gagal ginjal kronis. • Kerusakan hati kronis. • Penyumbatan hati dan kandung kemih. • Kesulitan membuang urine. • Peradangan usus besar (kolon). • Hipertensi pulmonal. • Infeksi darah secara berulang. • Gagal jantung bagian kanan. • Kematian
Pencegahan • Hindari berenang atau bermain di air tawar. • Menggunakan celana dan sepatu bot antiair saat berjalan di sekitar area yang diduga terkontaminasi. • Hindari kontak dengan siput yang berkeliaran di sekitar air tawar atau lumpur. • Segera bersihkan bagian kulit yang terkena air kotor untuk menurunkan potensi terkena infeksi. • Merebus air selama 1 menit sebelum diminum atau konsumsilah air mineral kemasan yang sudah dijamin kebersihannya. • Gunakan air bersih untuk keperluan mandi dan mencuci. Jika Anda tidak yakin dengan kebersihan air di rumah Anda, disarankan untuk merebusnya selama 5 menit sebelum digunakan.
TAENIASIS
Definisi • Taeniasis adalah penyakit parasit yang disebabkan infeksi cacing pita, menjangkiti manusia dan hewan. • Parasit adalah organisme yang menempelkan pada organisme lainnya untuk bertahan hidup.Beberapa cacing pita dapat terus tumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. • Tapi umumnya, seseorang tidak menyadari jika di dalam tubuhnya terdapat cacing pita sampai ia melihat bagian tubuh cacing yang berwarna putih seperti biji beras pada kotorannya.
Penularan
Faktor Resiko • Kebersihan buruk. Jarang membersihkan diri dan mandi akan meningkatkan risiko tertular cacing pita melalui mulut. • Kontak dengan kotoran hewan. • Bepergian ke negara-negara berkembang. Sanitasi yang buruk meningkatkan risiko untuk terkena infeksi. • Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang. Cara memasak yang tidak benar tidak bisa membunuh telur dan larva cacing pita yang ada dalam daging. • Hidup di kawasan endemik taeniasis. • Orang-orang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.
Gejala • • • • • • • • • • •
Rasa nyeri pada perut bagian atas. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas. Mual dan muntah. Nafsu makan menurun. Gangguan pencernaan (diare). Insomnia. Iritasi pada sekitar anus. Sakit kuning. Pada tinja terlihat cacing atau telur cacing. Kelelahan. Pusing.
• Jika larva cacing bermigrasi keluar dari usus dan membentuk kista pada jaringan tubuh lain, maka penderita akan merasakan beberapa gejala seperti: • • • • • • •
Munculnya benjolan. Sakit kepala. Infeksi bakteri. Batuk atau nyeri pada paru-paru akibat abses (nanah). Reaksi alergi terhadap larva. Demam. Gejala neurologis, termasuk kejang-kejang
Pemeriksaan Penunjang 1. Analisis sampel tinja. untuk meneliti telur dan larva cacing dalam tinja di laboratorium. 2. Tes darah untuk diteliti jika penderita diduga mengidap infeksi invasif. Dan memeriksa apakah sudah terbentuk antibodi terhadap infeksi yang terjadi. 3. Uji pencitraan CT-scan, sinar-X, MRI, atau ultrasound untuk mengidentifikasi infeksi invasif. 4. Evaluasi fungsi organ. Memeriksa apakah organ-organ tubuh berfungsi dengan normal.
Pengobatan • Praziquantel – Dosis : 100mg/kg diberikan selama 3-5 hari
• Albendazole – 400 mg PO tawaran selama 3 hari untuk infeksi tanpa komplikasi
Komplikasi 1. Penyakit Hidatidosa. Penyakit ini disebabkan oleh larva cacing pita anjing. Dua organ yang paling banyak terkena efeknya adalah paruparu dan hati, meskipun larva juga bisa mengendap di tulang atau otak. 2. Pencernaan tersumbat. Jika cacing pita berkembang terlalu besar, maka ia akan menyumbat saluran pencernaan. 3. Gangguan sistem saraf pusat dan otak, merupakan komplikasi berbahaya dari infeksi invasif cacing pita yang berasal dari babi. 4. Terganggunya fungsi organ. Ketika larva cacing bermigrasi ke organ tubuh, mereka akan berubah menjadi kista yang membesar, sehingga bisa mengganggu kerja organ tubuh. Migrasinya larva cacing pita ke luar dari sistem pencernaan biasa disebut sistiserkosis.
Pencegahan • Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah teniasis yaitu: – – – – – – – –
Hindari mengonsumsi daging, ikan dan daging babi yang tidak matang sempurna. Cuci dan masaklah semua buah-buahan serta sayuran sebelum dimakan. Bagi yang memiliki peternakan, buanglah kotoran hewan dan manusia dengan benar, agar tidak mencemari makanan dan minuman. Harap berhati-hati saat mengonsumsi makanan dan minuman ketika berada di kawasan rawan cacing pita (biasanya di negara berkembang). Bawalah hewan peliharaan ke dokter hewan jika terinfeksi cacing pita. Masaklah daging hingga benar-benar matang. Bekukan daging setidaknya 12 jam, dan ikan minimal 24 jam untuk membunuh telur dan larva cacing pita. Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan, sebelum makan, dan setelah keluar dari toilet.
Kesimpulan • Cara penularan dan pengobatan dari infeksi cacing berbeda-beda sesuai dengan jenis cacing yang menginfeksi manusia. Tidak semua penularan terjadi melalui kontak langsung dengan cacing pembawa penyakit. • Cara pencegahannya yang dapat dilakukan yaitu personal hygiene, dengan sering membersihkan kuku, memakai alas kaki, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, memilih makanan yang segar dan bersih serta menjaga lingkungan dalam bermasyarakat.