Indikator Kinerja.docx

  • Uploaded by: Anonymous wQslWJXZR
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Indikator Kinerja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,047
  • Pages: 3
A. INDIKATOR KINERJA Indikator kinerja digunakan dalam mengukur penguasaan prosedur dan langkah dalam suatu proses/membuat produk. Dalam mengukur indikator kinerja dari proses pembelajaran dibutuhkan sebuah rubrik. Rubrik digunakan sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan demikian maka rubrik dapat membantu guru untuk menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan. Dengan mengkomunikasikan rubrik kepada peserta didik atau bahkan guru bersama-sama dnegan peserta didik menyusun rubrik. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik secara jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja peserta didik. Kedua pihak (guru dan peserta didik) akan memiliki pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik juga diharapkan pula dapat mendorong atau memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran (Kusmarni, 2009). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan indikator kinerja yaitu meliputi hal-hal berikut ini:  Menyesuaikan dengan kinerja atau performance yang harus ditampilkan  Menyesuaikan dengan teknik penilaian yang dipilih  Menyusun rubrik atau pedoman penskoran Lebih lanjut indikator kinerja dapat dilihat pada topik selanjutnya dalam pembuatan rubrik assessment.

Perbandingan Performance Assessment dengan Tes Konvensional Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian unjuk kerja memiliki beberapa penekanan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 2.7 Perbandingan Antara Penilaian Unjuk Kerja dan Tes Konvensional Penilaian Unjuk Kerja Mementingkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulangulang pada peserta didik yang sama atau peserta didik yang bar Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremediasi performansi peserta didik dan memetakan kemajuan peserta didik sepanjang waktu

Tes Konvensional Lebih mengutamakan pemahaman konsep peserta didik

Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat, pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk peserta didik dalam jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok peserta didik. Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremediasi performansi peserta didik tetapi hanya untuk soal uraian terbuka (open ended)

Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja peserta didik

Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran.

d. Jenis atau Metode Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Metode-metode yang dapat digunakan dalam menilai kinerja siswa antara lain: 44 1) Observasi. 2) Interviu. 3) Portofolio. 4) Penilaian essay. 5) Ujian praktek (practical examination). 6) Paper. 7) Penilaian proyek. 8) Kuesioner. 9) Daftar cek (checklist). 10) Penilaian oleh teman (peer rating). 11) Penilaian diskusi. 12) Penilaian jurnal kerja ilmiah.

Langkah-langkah Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Dalam penilaian pembelajaran, penilaian unjuk kerja dapat dilakukan secara efektif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 45 1) Tetapkan kinerja yang akan dinilai 2) Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari masingmasing mata pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah ditetapkan. 3) Tentukan pekerjaan peserta didik yang mencakup semua elemen kinerja yang dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4) Buat semua daftar, alat dan dan gambar yang diperlukan peserta didik untuk mengerjakan penilaian. 5) Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk peserta didik. 6) Siapkan sistem penskoran (scoring).

f. Kelebihan dan Kelemahan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Kelebihan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) di antaranya: 46 1) Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses. 2) Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung. 3) Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan fisik. 4) Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan dikerjakan. 5) Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks. 6) Memberi motivasi yang besar bagi siswa. 7) Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata. Keuntungan lain dari penilaian kinerja kinerja ialah: 47 1) Guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan apa yang seharusnya dilakukan peserta didik untuk belajar selanjutnya. 2) Guru memiliki metode asesmen yang lebih sesuai dan relevan dengan peserta didik. 3) Guru memiliki metode untuk menemukan apa yang diketahui peserta didik dan bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya. 4) Guru memiliki cara yang efisien untuk mengevaluasi peserta didik dalam sistem pendidikan yang berbasis standar/kompetensi. 5) Guru memiliki cara penilaian yang dapat diadaptasi untuk menilai berbagai bakat dan kemampuan peserta didik. 6) Peserta didik lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.

Adapun kekurangan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) di antaranya: 48 1) Sangat menuntut waktu dan usaha. 2) Pertimbangan (judgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif. 3) Lebih membebani guru. 4) Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah.

Implementasi Performance Assessment pada Pembelajaran Biologi Menurut pengertian secara psikologis, belajar adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.72 Suatu pembelajaran dikatakan berhasil jika aspek yang termasuk dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi seseorang menuju ke arah perubahan tingkah laku yang lebih baik. Biologi merupakan bagian dalam sains. Depdiknas dalam Zulfiani, menyatakan bahwa terdapat empat unsur utama hakikat pembelajaran sains, yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi.73 Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Biologi sebagai ilmu dapat diidentifikasikan melalui objek, benda alam, persoalan/gejala yang ditunjukkan oleh alam, serta proses keilmuan dalam menemukan konsepkonsep biologi. Menurut Hilman Faruq dalam skripsi Hadhifa Asni Akmalia menyatakan bahwa tujuan pembelajaran biologi adalah mengembangkan cara berfikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan, mengembangkan pengetahuan praktis dari metode biologi untuk dapat memecahkan masalah-masalah kehidupan individu, sosial serta merangsang studi lebih lanjut di bidang biologi dan bidang lain yang berhubungan dengan biologi serta membangkitkan pengertian dan rasa kasih sayang kepada makhluk hidup.74 Penggunaan performance assessment dimaksudkan agar guru tidak hanya menilai siswa pada ranah kognitif saja. Tetapi juga mengukur kemampuan siswa pada ranah afektif dan psikomotor sehingga dapat lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar. Penggunaan performance assessment dalam pembelajaran biologi dapat sangat membantu guru dalam menilai kemampuan siswa lebih detail terutama pada kemampuan berpikir dan berpraktik ilmiah. Penerapan performance assessment dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam belajar, menemukan cara belajar sendiri (berekspresi), mampu mengintegrasikan apa yang sudah dipelajari, meningkatkan kemampuan analitis dan praktis siswa serta meningkatkan kemampuan berkolaboratif dengan siswa lain. Performance assessment dapat dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 75 a. Menetapkan tujuan. b. Memilih jenis tugas/kegiatan, terdiri dari kegiatan keterampilan, kegiatan investigasi pendek (event investigation) dan kegiatan investigasi berkelanjutan (extended investigation). c. Menulis tugas performansi, terdiri dari membuat konteks, menuliskan petunjuk, menentukan audien, klarifikasi prosedur administratif, mengembangkan kriteria perfromansi. d. Membuat rubrik performansi, terdiri dari rubrik dengan daftar cek (checklist) dan rubrik dengan skala penilaian (rating scale).

Related Documents

Indikator Mfk.xlsx
April 2020 23
Indikator Cakpn.docx
December 2019 34
Indikator Ukgm.xlsx
May 2020 30
Indikator Soft.docx
December 2019 33
Indikator Mutu.docx
April 2020 18
Indikator Ukm.docx
April 2020 24

More Documents from "Anggoro Dwi"