Imunisasi DPT
Dibuat Oleh : 1. Nofa Fero Nika (1621041) 2. Natasya Dian Lestari (1621047)
Fungsi Imunisasi Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit yaitu difteri, pertusis, dan tetanus.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheria. Penyakit ini bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran pernafasan bagian atas. Penularannya bisa disebabkan karena kontak langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak langsung karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri. Pertusis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Kuman ini akan mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi saja rangsangan akan terjadi batuk yang hebat dan lama. Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi beruntun dan pada akhirnya batuk menarik nafas panjang terdengar suara yang khas, biasanya disertai muntah. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak, bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan disebabkan karena pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril atau masih menggunakan cara tradisional dimana alat yang digunakan diberi ramuan tradisional. Pada anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka yang terkontaminasi sporakuman tetanus.
Kontra Indikasi Pada anak yang demam, memiliki kelainan penyakit, atau kelainan saraf yang baik berupa keturunan atau bukan, mudah kejang.
Jadwal Pemberian Pemberian vaksin DPT dilakukan 3 kali mulai bayi umur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi. Daya proteksi vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-90%, daya proteksi vaksin tetanus 90-95% akan tetapi daya proteksi vaksin pertussis masih rendah yaitu 50-60%, oleh karena itu, anak-anak masihberkemungkinan untuk terinfeksi batuk seratus hari atau pertusis, tetapi lebih ringan.
Efek Samping Pemberian imunisasi DPT memberikan efek samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat karena kesakitan selama kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.
Dosis Pemberian Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuscular. Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau subcutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Cara pemberian vaksin ini sebaai berikut : a. Letakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang b. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi c. Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk d. Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat e. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit, suntikkan secara pelan-pelan
Bentuk Vaksin Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteria dan tetanus), dan kombinasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus). Vaksin DPT ini berbentuk cair.
Daftar Pustaka Atikah Proverawati. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika. Nina Siti Mulyani. 2013. Imunisasi untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. Yunisa Priyono. 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sister. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI).