IMPLEMENTASI PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM Dosen : Prof. Sanusi Uwes, M.Pd Mata Kuliah : Perencanaan Pendidikan Islam
Oleh : Nurul Qadar Abdul Gafur, S.Pd.I 2.214.6.045
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM - K
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014 1
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan sukur semoga selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Perencanaan”. Semoga paparan dalam makalah ini bisa memberikan kontribusi positif bagi para pembaca, khususnya bagi penulis. Amiin. Di sisi lain, penulis menyadasi bahwa dalam penullisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya penulisan makalah yang baik dan benar. Atas segala perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
2
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Implementasi
adalah
penerapan/pelaksanaan:KBBI.
Perencanaan
merupakan penentu dan sebagai penunjuk arah bagi suatu tujuan yang hendak dicapai. Dengan melakukan perencanaan yang matang maka akan terciptalah suatu pencapaian tujuan yang sistematis. Sebalikya, apabila perencanaan dilakukan dengan matang maka yang tejadi pastinya sebuah kehancuran pada proses pelaksanaan perancanaan tersebut. Perencanaan dilakukan oleh seorang manajer yang membuat sedemikian banyak ide guna mencapai sebuah hasil yang maksimal, dalam dirinya atau dalam suatu organisasi. Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana (Prayudi Atmosudirjo). Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang
akan
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
tertentu
(BintoroTjokroamidjoyo). Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resources yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (M.Fakry). Dari definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa implementasi perencanaan merupakan sebuah penerapan rencana yang telah dirancang dengan 3
sedemikian ide-ide, pemaparan dan sebagainya guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Hal tersebut berlaku juga berlaku dalam sebuah lembaga seperti lembaga pendidikan, lebih sfesifiknya lembaga pendidika Islam. Apabila lembaga pendidikan tidak mempunyai perencanaan, maka lembaga tersebut akan mengalami
kegagalan,
setidaknya
hambatan
yang
menghalangi
dalam
pelaksanaan perencanaan tersebut. Hal ini memperjelas arti sebuah perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan. Implementasi perencanaan dalam pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling sukar dalam penegakkannya, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya keraguan akan penerapan rencana yang sudah dirancang lebih jauh sebelumnya. Keraguan tersebut timbul karena banyaknya kekurangan yang belum bisa menunjang bagi terlaksananya sebuah perencaaan. B.
Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Apakah Pengertian Implementasi Perencanaan? Apa saja yang menjadi unsur dan syarat menyusun Perencanaan? Seperti apakah ciri-ciri Perencanaan? Bagaimanakah Prinsip Perancangan dan Impelentasi Perencanaan? Bagaimanakah Rencana Startegi dalam Lembaga Pendidikan Islam? Bagaimanakah Proses dan Tahapan Perencanaan? Program apakah yang dilakukan ketika akan melaksanakan Perencanaan? Seperti apakah Legalitas Pengesahan Program? Seperti apakah Pengorganisasian Unit Operasional? C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Memberikan penjelasan tentang implementasi sebuah perencanaan. 2. Memberikan arahan tentang proses pelaksanaan perencanaan. BAB II 4
PEMBAHASAN A.
Definisi Implementasi Perencanaan
Implementasi
adalah
penerapan/pelaksanaan:
KBBI.
Implementasi
merupakan penerapan dari suatu rencana atau program yang sudah dirancang sebelumnya. Sedangkan perencanaan adalah penentu dan penunjuk arah bagi suatu tujuan yang hendak dicapai. Adapun definisi perencanaan menurut beberapa tokoh, diantaranya: Pertama, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana (Prayudi Atmosudirjo). Kedua, perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Bintoro Tjokroamidjoyo). Ketiga, perencanaan diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (M. Fakry). Keempat, perencanaan merupakan proses yang dilakukan oleh seorang manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan. Kelima, perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, sasaran, strategi, prosedur, meode, anggaran, dan standar keberhasilan suatu kegiatan (Prof. Dr. Hadari Nawawi). Keenam, Siagian berpendapat bahwa perencanaan diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan tujuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5
Ketujuh, Cuningham menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan mem-visualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Kedelapan, Kaufman menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan secara sah dan berdaya guna. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk merencanakan segala kegiatannya, firman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 18:
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Penulis menyimpulkan bahwa implementasi perencanaan merupakan pelaksanaan dari sebuah rencana atau program yang telah dirancang secara sistematis sebelumnya guna mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
B.
Unsur-unsur dan Syarat-syarat Menyusun Perencanaan
Perencanaan membutuhkan pemikiran yang mendalam dengan pemikiran yang mendalam akan membantu proses perencanaan yang akan dibuat. Pemikiran tersebut dilandasi dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan suatu perencanaan bersama. Lebih dari dalam proses perencanaan hendaknya 6
memperhatikan pendapat dan aspirasi bersama, Islam menurut Asnawir dalam bukunya Manajemen Pendidikan, paling tidak dalam menyusun perencanaan pendidikan, termasuk perencanaan pendidikan Islam, perlu memperhatikan empat unsur: a)
Tujuan hendaknya jelas, yang tercakup perumusan sasaran untuk
mencari solusi dari problem yang ada. b) Menetapkan teknik pengumpulan dan pengolahan data. c) Berorentasi ke masa depan yang bersifat prediksi. d) Adanya kegiatan yang tersusun, terangkai untuk mencapai tujuan. Keempat unsur tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi manajer sebelum menyusun perencanaan. Hal ini perlu karena berhubungan dengan kualitas, efektifitas dan efesiensi dalam isi kebijakan yang tersusun dalam perencanaan. Selanjutnya selain memperhatikan unsur-unsur tersebut pelu diperhatikan syarat-syarat dalam menyusun perencanaan, yaitu: a)
Perencanaan
dalam
lembaga
pendidikan
Islam
hendaknya
memperhatikan dan didasarkan kepada tujuan yang jelas. b) Perencanaan hendaknya mengutamakan aspek kesederhanaan, realistis dan praktis. c) Terinci dan memuat segala uraian, klasifikasi kegiatan dan rangkaian
kegiatan
sehingga
memudahkan
pelaksanaan
serta
memedomaninya. d) Memperhatikan fleksibilitas sehingga mudah beradaptasi dengan keadaan, kebutuhan dan kondisi dan situasi. e) Menghindari duplikasi dalam pelaksanaannya. Dari uraian tersebut tergambar bahwa perencanaan dilakukan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan, di sisi lain, perencanaan di susun berdasarkan prioritas, efektif dan efesien. Perencanaan menurut Asnawir adalah kegiatan yang harus dilakukan pada tingkat permulaan, lebih dari itu perencanaan merupakan aktifitas pemikiran, 7
pemilihan rangkaian tindakan yang mengarah kepada tercapainya tujuan yang ingin diraih. Menurut Asnawir langkah –langkah perencanaan hendaknya meliputi hal-hal sebagai berikut: a) b)
Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan. c) Mengumpulan data atau informasi-informasi yang diperlukan. d) Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan. e) Merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan dipecahkan, dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan tersebut di selesaikan. f) Menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang mempengaruhi pelaksanaan dari tindakan tersebut. g) Menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana. Ketujuh hal perlu mendapat perhatian dari para manajer yang akan menyusun perencanaan. Jika tidak diperhatian, maka rencana yang disusun dianggap gagal. Kegagalan tersebut kemungkinan lebih besar jika dibandingkan dengan perencanaan yang memperhatikan ketujuh hal tersebut. Dengan demikian ketujuh hal tersebut hendaknya menjadi perhatian para penyusun perencanaan agar tercapai tujuan. bersama. Hal lain yang perlu juga mendapat perhatian dalam menyusun perencanaan adalah jelasnya tujuan yang ingin dicapai, jelasnya tujuan yang akan dicapai, jelasnya potensi yang ada dan yang diharapakan, perlu keseimbangan, kesinambungan, koordinasi, keutuhan, data yang tepat dan menyeluruh serta adanya fleksibilitas. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut; Pertama, perencanaan pendidikan hendaknya mengutamakan nilai- nilai manusiawi, karena pada dasarnya pendidikan membangun manusia. Kedua, perencanaan
pendidikan
hendaknya
memberikan
kesempatan
untuk
mengembangkan segala potensi peserta didik seoptimal mungkin. Ketiga, perencanaan pendidikan hendaknya memberikan kesempatan yang kepada peserta didik. Keempat, perencanaan pendidikan hendaknya menyeluruh dan sistematis
8
terpadu serta tersusun logis dan rasional. Kelima, perencanaan pendidikan hendaknya bereorientasi kepada pembangunan sumber daya manusia. Keenam, perencanaan pendidikan hendaknya dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis. Ketujuh, perencanaan pendidikan hendaknya menggunakan sumber daya secermat mungkin karena sumber daya yang tersedia langka. Kedelapan, perencanaan pendidikan hendaknya beroreintasi kepada masa datang, karena pendidikan adalah proses jangka panjang yang kesemua itu untuk menghadapi masa depan. Kesembilan, perencanaan lembaga pendidikan hendaknya responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di tengah masyarakat. Kesepuluh, perencanaan lembaga pendidikan hendaknya
sarana
untuk
mengembangkan
inovasi
pendidikan
hingga
pembaharuan terus menerus. Dari kutipan tersebut tergambar dengan jelas bahwa perencanaanm lembaga pendidikan Islam sangat rumit. Dengan demikian perencanaan tidak dapat dilakukan tanpa adanya pemikiran yang matang komprehensif dan rasional. Untuk itu perhatian terhadap langkah-langkah perencanaan dan segala yang berkaitan dengan perencanaan penting bagi para manajer. Paling tidak dalam penyusunan perencanaan hendaknya memenuhi hal tersebut, jika hal tersebut tidak dilalui maka ada kemungkinan rencana yang telah dibuat akan sulit untuk diimplementasikan. Dengan demikian, untuk menghindari kegagalan dalam menyusun perencanaan, langkah terbaik adalah menggunakan langkah-langkah yang telah teruji kebenarannya dalam menyusun perencanaan. C.
Ciri-ciri Perencanaan Lembaga Pendidikan Islam
Ada beberapa ciri-ciri perencanaan lembaga pendidikan Islam adalah sebagai berikut: a)
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam mengananlisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai
9
konsistensi internal dan berhubungan secara sistematis dengan keputusankeputusan lain. b) Perencanaan
pendidikan
selalu
memperhatikan
masalah,
kebutuhan, situasi, dan tujuan, keadaan perekonomian, keperluan penyediaan dan pengembangan tenaga kerja bagi pembangunan nasional serta memperhatikan factor sosial politik merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan yang menyeluruh. c) Tujuan perencanaan pendidikan adalah menyusun kebijakan dan mengggariskan strategi pendidikan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan pada masa yang akan datang. d) Perencanaan pendidikan sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan pembangunan hendaknya memperhatikan masa depan dan bersifat inovatif, kuantitatif dan kualitatif. e) Perencanaan pendidikan selalu memperhatikan dan menganalisa factor ekologi, baik internal maupun eksternal. Berdasarkan
ciri-ciri
tersebut
dapat
dipahami
dalam
kontek
pelaksanaannya tidak dapat diukur dan dinilai secara instant dan cepat, tetapi membutuhkan waktu yang lama, terutama yang bersifat kualitatif. Kenapa membutuhkan waktu yang lama? Karena pendidikan adalah sebuah pranata sosial yang hasilnya membutuhkan waktu yang lama.
D. Prinsip-Prinsip Perancangan dan Implementasi Perencanaan Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, perencanaan lembaga pendidikan sangat komplek dan rumit, untuk itu perlu mengetahui prinsip-prinsip dalam proses implementasi dan penyusunan rancangannya. Di antara prinsipprinsip tersebut adalah:
10
Pertama, perencanaan adalah interdisipliner, karena pendidikan
sesungguhnya interdispliner terutama yang terkait dengan pembangunan manusia. Kedua, perencanaan bersifat fleksibel, dalam arti tidak kaku tetapi bersifat dinamis serta responsive terhadap tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Ketiga, perencanaan itu obyektif rasional, dalam arti untuk kepentingan umum . Keempat, perencanaan dunilai dari apa yang sudah dimiliki. Kelima, perencanaan adalah wahana untuk menghimpun kekuatan kekuatan secara terkoordinir. Keenam, perencanaan disusun sesuai dengan data, perencanaan tanpa adata tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Ketujuh, perencanaan adalah mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan kepada kekuatan orang lain. Kedelapan, perencanaan bersifat komprehensif dan ilmiah, dalam arti mencakup aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan. Prinsip prinsip tersebut berguna dalam proses perancangan perencanaan lembaga pendidikan Islam.
E.
Rencana Strategi dalam Lembaga Pendidikan Islam
Perencanaan strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan untuk memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau organisasi, penentuan kbijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujua tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara metode perencanaan strategi adalah sebagai berikut: pertama, pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh prusahaan yang bersifat sentralisasi. Kedua, 11
pendekatan dari bawah, yaitu metode rancangan perencanaan darai bawah ke atas. Ketiga, pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus selama penyusunan rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi. Keempat, pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi. Kelima, pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis. Dalam perencanaan strategic dalam diambil contoh adalah perencanaan strategic di perguruan tinggi agama Islam. Di antara kondisi obyektifnya adalah, pertama profil Pergururn Tinggi Agam Islam,meliputi bidang kelembagaan, bidang ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaaan, sarana dan prasarana pendidikan. Kedua kekuatan yang tersedia, meliputi kelembagaan letak geografis, factor hsitoris ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan danpengabdian masyarakat. Ketiga
kelemahan-kelemahan
yang
masoih
dipunyai,
meliputi
persepsi
masyarakat, tradisi akademis dan etos kerja, pendanaan, pengembangan sumber daya manusia,otonomi lembaga, ketenagaan, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian masyarakat, sarana dan prasarana. Keempat beberapa peluang yang meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, saran dan parsarana. Kelima, tantangan meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan dan pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, sarana dan prasarana. Di samping itu perlu diuraikan tahap-tahap strategi seperti arah pengembangan, strategi pengembangan, tahap-tahap pengembangan, selanjutnya bahan-bahan seperti informasi, data yang berkaitan dengan perencanaan masih perlu diuraikan lebih lanjut. F.
Proses dan Tahapan Perencanaan
12
Untuk lebih menyederhanakan pentahapan perencanaan akan dijelaskan sebagai berikut: Pertama, need assessment, yaitu kajian terhadap kebutuhan yang mencakup berbagai aspek pembanguan pendidikan lembaga Islam yang telah dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan, kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumber yang perlu disediakan, aspirasi masyarakat yang berkembang terhadap pendidikan, harapan, cita-cita yang merupakan dambaan masyarakat. Kajian ini menjadi penting karena membandingkan antara antara yang telah terjadi dengan yang akan terjadi. Kedua, Formula of Goals and objective, artinya perumusan dan sasaran perencanaan
merupakan
arah
perencanaan
serta
merupakan
penjabaran
operasional dari aspirasi filosofis masyarakat. Ketiga, Priolicy and priority setting adalah penentuan kebijakan dan prioritas dalam perencanaan pendidikan sebagai muara need assessment. Keempat, Program and project formulation adalah rumusan program dan proyek kegiatan yang merupakan komponen opressional perencanaan pendidikan. Kelima, Feasiblitay testing adalah dengan alokasi sumber-sumber yang tersedia seperti sumber dana. Biaya suatu rencana yang disusun secaralogis dan kurat serta cermat merupakan petunjuk tingkat kelayakan rencana. Keenam, plan implementation adalah pelaksanaan rencana untuk mewujudkan rencana yang tertulis kedalam perbuatan penjabaran rencana kedalam perbuatan ilmiah yang menetukan apakah suatu rencana baik dan efektif. Ketujuh, evaluation and revisionfor future plan adalah kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan umpan balik untuk merivisi dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya. G.
Persiapan Program 13
Persiapan Program Aksi
Persiapan supervisi pendidikan merupakan fase paling sukar dalam proses perencanaan pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh: 1) Distribusi data tidak pernah cukup/memuaskan; 2) Kebijakan pemerintah tidak pernah distudi dan diformulasikan scara sistematik; 3) Dukungan kelompok akademik penentu kebijakan politik, dan praktisi pendidikan lebih bersifat esoteric (elitis) daripada upaya kerjasama bagi efektivitas program aksi (kurang sosialisasi). Norma yang perlu diperhatikan a) Perencanaan pendidikan harus jadi bagian integral proses
manajemen pembuatan keputusan dan implementasi, bila menghendaki hasil positif. b) Perubahan apapun harus peduli terhadap struktur staf dan agenagen perencanaan pendidikan. c) Rencana kebijakan pendidikan fokus pada pengembangan garis besar aksi melalui aturan formal, sedangkan rencana program pendidikan terkait dengan penyiapan rencana spesifik terkait prosedur administratif dari sistem pendidikan yang sedang berjalan.
a)
Pertimbangan Persiapan Program Aksi Sesuaikan dengan mobilitas sosial, konsentrasi penduduk, dan
sikap masyarakat. b) Katagorisasi kebutuhan harus hati-hati, sebagai terkait pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Klaim satu kegiatan sebagai jalan keluar masalah juga harus dikritisi. c) Kebutuhan penduduk memang dilematis, orientasi sasaran dan tujuan, hanya menuai sukses kecil dalam perencanaan pendidikan. d) Klaim pemecahan masalah kadang dibuat oleh pusat kekuatan yang terpisah. e) Penyusunan prioritas tidak selalu didasarkan pada analisis yang sistematis. 14
a)
Beberapa Perangkap Program aksi jangan hanya tertuju pada satu atau dua aspek dari
perencanaan pendidikan komprehensif, karena akan mengakibatkan program menjadi terisolasi, seperti contoh: membangun sekolah tanpa merujuk kepada pelayanan komuitas. b) Program aski perencanaan pendidikan harus produktif secara ekonomi, maka guru, murid, dan bangunan merupakan investasi bakat dan keterampila pribadi. Harus ada keserasian antara public sector program dengan private sector activities yang menguntungkan keduanya. c) Program aksi pendidikan jangan terlalu radikal atau utopis yang sukar diimplementasikan. H.
LEGALITAS (PENGESAHAN PROGRAM)
Perencanaan pendidikan harus mempunyai legalitas. Dasar legislasi perencanaan pendidikan adalah kelengkapan existing state bagi suatu tindakan: a)
Kekuatan pajak (pajak pendidikan bersifat pajak nasional bukan
pajak negara bagian) b) Kekuatan utama
(tanah
sekolah,
area
bermain,
lapangan
olahraga/senam), hanya bagi “public use” c) Kekuatan keamanan yakni kekuatan pemerintah untuk membatasi hak individu dalma kelompok sosial terkait kesehaan, keamanan, kesejahteraan, atau moral. d) “Konstitusi tidak permanen”, merupakan evaluasi terhadap prosedur perencanaan pendidikan komprehensif yang sudah disepakati, namun masih berada pada pemerintah lokal, masih ada kesempatan perbaikan supaya menghasilkan keuntungan besar. Kumpulan prinsipprinsip dasar pendidikan. Penyusunan terjadi secara tidak kebetulan. Perencanaan pendidikan harus mengembang ke seluruh fungsi. Pendidik tidak boleh merencanakan tentang sekolah, murid, guru, dan sumbersumber tanpa pertimbangan bagaimana hubungan sesuatu dengan yang lainnya dan bagaimana hal-hal tersebut berhubungan dengan aktivitas seperti pajak, komunikasi, asuransi, dan fasilitas sosial.
15
I. 1.
PENGORGANISASIAN UNIT OPERASIONAL Mengorganisasi unit-unit operasional
Tiga bentuk penampilan unit operasional, yaitu: a. The strong chief executive (Kepala eksekutif yang kuat) – umumnya tampak dianjurkan untuk memiliki satuan perencanaan yang melekat pada departemen ini; b. An independent agency with a weak executive (sebuah lembaga independen yang lemah) – organisasi sering tidak menjadi faktor kunci dalam menjamin efektivitas lembaga; c. Combination of the two (gabungan dari dua) – sebuah organisasi banyak perselisihan yang terjadi antara proses perencanaan dan proses politik. Rencana Pendidikan Komprehensif dengan Politik merupakan dari sistem politik. Sebenarnya Rencana Pendidikan Komprehensif sendiri merupakan kekuatan politik yang berkembang. Satu tujuan unit organisasi adalah untuk mencapai tingkat akomodasi antara kekuatan perencanaan dan orang-orang politik yang memungkinkan pelaksanaan rencana dan prestasi pendidikan maka menjadi signifikan. Satuan Administrasi Sekolah, misalnya:
unit perencanaan pendidikan merancang: a) pelayanan guru; b)
pelayanan murid; c) pelayanan komunitas; d) pendidikan orang dewasa; e) pendidikan keterampilan dan teknik; f) pengajaran; g) budget/anggaran dan finance/keuangan; dan h) Pendidikan Spesial. 2. Kerjasama dalam Melaksanakan Perencanaan Pendidikan Untuk membuat perecanaan pendidikan perlu diadakan kerjasama dengan: a. Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai komponen masyarakat, seperti murid, guru, kepala sekolah, administrasi, serta aktivitas mereka sebagai bagian sistem.
16
b. Tempat = lokasi, topografi, iklim, struktur, alat-alat, dan sebagainya. c. Ekonomi = kunci apa, bagaimana projek hasil perencanaan pendidikan. d. Kegiatan = kerjasama dengan berbagai agen pendidikan. e. Kegiatan terkait dengan gerakan dan perubahan. 3. Koordinasi implementasi perencanaan pendidikan a. Sebuah proses pembuatan jadwal aktivitas guna memecahkan konflik = sebuah objek mungkin bisa tercapai. Lebih komplek – lebih sukar – lebih rasional poin koordinasi – itu merupakan essensi dari Rencana Pendidikan Komprehensif – koordinasi merupakan bagian kreatif dari sebuah organisasi. b. Bertujuan untuk menafsirkan maksud Rencana Pendidikan Komprehensif
menjadi
program
pelaksanaan
=
memerlukan
pengaturan kebijakan yang konsisten untuk menjalankan sebagai petunjuk bagi implementtasi Rencana Pendidikan Komprehensif.
4.
Kontrol Perencanaan Pendidikan a. Pengawasan menceritakan secara langsung guna melaksanakan sebuah rencana secara keseluruhan. Sibernetika adalah sebuah penyelidikan proses transfer informasi, komunikasi, dan pengawasan. b. Sebuah masalah adalah sebuah integrasi secara keseluruhan, dari menemukan sebuah keselarasan hak diantaranya sebuah rekrutmen bagi aktivitas tunggal dan untuk jumlah sistem tugas sekolah = untuk selalu mementingkan total keefektifan.
17
BAB III KESIMPULAN Perencanaan mempunyai posisi yang penting dalam sebuah organisasi, tanpa adanya perencanaan maka jalannya organisasi tidak tentu arah dan tujuannya. Oleh karena itu, perencanaan penting karena: 1)
Dengan
adanya
perencanaan
diharapan
tumbuhnya
suatu
pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan. 2) Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. 3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. 4) Dengan perencanaan dapat dilakukan skala prioritas. 5) Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan. Dari beberapa fungsi di atas, perencanaan mempunyai peranan penting dalam organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan adanya perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai. Dengan demikian, perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Yang mempunyai tahapan sederhana sebagai berikut: kajian kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, penentuan kebijakan dan prioritas, perumusan program dan proyek kegiatan, pembeiayaan yang rasional dan sesuai dengan sumber alokasi dana yang ada, pelaksanaan rencana, evaluasi dan revisi.
18
DAFTAR PUSTAKA Sanusi Uwes, Silabus Perencanaan Pendidikan Islam: Bandung, 2014. http://riwayat.wordpress.com/2008/05/27/perencanaan-dalam-lembagapendidikan-islam/ http://iainkampusiii.wordpress.com/2010/04/15/metodologi-penelitian/ http://jurnal.upi.edu/cdid/view/1298/implementasi-prinsip-prinsip-manajemenpendidikan-islam-dalam-manajemen-persekolahan.html
19