Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
PERENCANAAN MERCU BENDUNG ( Type Ogee ) Perhitungan Mercu Bendung Type Ogee + 33,9
Ha = 0,1 m H1=2,1
+ 33,8 Hd = 2 m + 31,8
P= 4,1
1
z
+28,4
+27,7
1,4
+27
GAMBAR 4 . Mercu Bendung Type Ogee
Data : : 138,2 m3/detik
a.
Debit banjir rencana (Qr)
b.
Lebar sungai
c.
Tinggi muka air banjir rencana (Hd) : 2 m
d.
Elevasi mercu
: + 31,8 m
e.
Elevasi dasar sungai
: + 27,7 m
f.
Elevasi muka air banjir
g.
Tinggi pembendungan ( p )
h.
Nilai Co
i.
Pilar jembatan
: 3 buah @ 1,3 m
j.
Pilar bendung
: 1 buah @ 1,9 m
k.
Pilar pembilas
: 1 buah @ 1,5 m
l.
Kp
m.
Ka
: 30 m
: + 33,8 m : 31,82 – 27,72 = 4,1 m : 1,3
: 0,01 : 0,1
Menghitung Lebar Effektif (b)
M. HANIF & MEGA KARTIKA
10
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II Q
138,2
V1 B( p Hd )
= 30( 4,1 2) = 0,8 m / dt 2
V 0,8 2 Sehingga, ha = 1 = = 0,1 m 2 x9,8 2g
Besarnya H1 = Hd + ha = 2 + 0,1 = 2,1 m Dengan menggunakan grafik dibawah ini, dimana nilai p/H1 = 2 dan H1/Hd = 1,02, didapat C1 = 0,99 dan C2 = 0,99. Dengan demikian nilai Cd = Co. C1.C2 = 1,3 x 0,99 x 0,99 = 1,3
1,5 (diambil nilai 1,5 karena pada perhitungan selanjutnya
sudah terlanjur menggunakan nilai tersebut)
C1= 0,99
Gambar 5. Grafik Koeffisien C1 Sebagai Fungsi Perbandingan p/H1
C2= 0,99
Gambar 6. Grafik Koeffisien C2 Untuk Bendung Mercu Ogee.
Besarnya lebar effektif yang diperlukan : Q
= Cd . 2/3 . ( 2/3 . g )0,5 .b. H11,5
M. HANIF & MEGA KARTIKA
11
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II 138,2
= 1,5 . 2/3 . ( 2/3 . 9,81 )0,5 . b. 2,1 1,5
138,2
= 7,8 b
b
= 17,7 m
Nilai tersebut adalah lebar effektif dan lebar total bendung dapat dihitung menurut rumus : Beff
= B’ – 2 (n.Kp + Ka).H1 – b – 0,2.pb
17,7
= B’ – 2 (5 . 0,01 + 0,1).2,1 – (3 . 1,3 + 1,9 + 1,5) – 0,2 . 5
17,7
= B’ – 0,6 – 7,3 – 1
B’
= 26,6 meter
Bentuk mercu Ogee, menggunakan permukaan hulu 1 : 1, maka persamaannya adalah sebagai berikut : X 1,776 =
1,873 . Hd 0,776 . Y
Dengan memasukkan Hd = 2 meter , maka didapat : X 1,776
= 1,873 . 2 0,776 . Y
X 1,776
= 1,873 . 1,7 . Y
X 1,776
= 3,2 . Y
Y
= 0,3 . X 1,776
Dengan memasukkan berbagai nilai X , didapat nilai Y sebagai berikut : Tabel 6. Perhitungan Nilai Y dan X Untuk Memperoleh Grafik Lengkung Muka Air
Dihulu mercu untuk kemiringan permukaan hulu 1 : 1, terdapat lengkung mercu satu jari – jari dengan : r ( jari – jari)
: 0,45 . Hd
=
0,45 . 2
=
0,9 meter
Jarak
: 0,119 . Hd
=
0,119 . 2
=
0,2 meter.
M. HANIF & MEGA KARTIKA
12
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
Gambar 7. Lengkung Muka Air
M. HANIF & MEGA KARTIKA
13
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
PERENCANAAN MERCU BENDUNG ( Type Ala Indonesia ) Perhitungan Mercu Bendung Type Ala Indonesia Data : : 138,2 m3/detik
a.
Debit banjir rencana (Qr)
b.
Lebar sungai
c.
Tinggi muka air banjir rencana (Hd) : 2 m
d.
Ketinggian mercu
: + 31,8 m
e.
Ketinggian dasar sungai
: + 27,7 m
f.
Ketinggian muka air banjir
: + 33,8 m
g.
Tinggi pembendungan ( p )
: 31,82 – 27,72 = 4,1 m
h.
Nilai Co
i.
Pilar jembatan
: 3 buah @ 1,3 m
j.
Pilar bendung
: 1 buah @ 1,9 m
k.
Pilar pembilas
: 1 buah @ 1,5 m
l.
Kp
m.
Ka
n.
Jari – jari mercu
: 0,9 1 m
o.
H1
: 2,1 m
: 30 m
: 1,3
: 0,01 : 0,1
Menghitung lebar effektif : Dengan jari – jari 1 meter dan tinggi muka air hulu (hd) = 2 meter, dari Grafik di bawah ini didapat harga q = 6,8 m3/detik untuk setiap meter lebar mercu.
M. HANIF & MEGA KARTIKA
14
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Debit Dan Muka Air Udik Untuk Jari-Jari 1 meter Q
Beff = q =
138,2 = 20,3 m 6,8
Untuk pintu bilas yang lebarnya 1,5 meter, lebar effektifnya = 0,8 x 1,5 = 1,2 meter, sehingga lebar effektif untuk mercu saja = 20,3 – 1,2 = 19,1 meter. Menghitung lebar total bendung Lebar total bendung dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Beff B 2( n.Kp Ka).H 1 b 0,2. pb
Beff
=
B – 2 (n.Kp + Ka). H1 – b – 0,2.pb
B
=
Beff + 2 (5.0,01 + 0,1).2,03 + {(3.1,3) + 1,9 + 1,5} + 0,2 . 5
=
20,5 + 0,6 + 7,3 + 1
=
29,4
Besarnya lebar total bendung, lebih kecil dari 1,2 x lebar sungai = 1,2 x 30 = 36 meter. Jadi tinggi muka air di hulu yang direncanakan setinggi 2 meter, memenuhi syarat dan jari – jari mercu diambil 1 meter.
PERENCANAAN KOLAM OLAKAN M. HANIF & MEGA KARTIKA
15
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
Perhitungan Kolam Olakan Type Vlughter Data : a)
Lebar kolam olakan
: 30 m
b) Tinggi energi (Ha)
: 0,1 m
c)
: 138,2 m3/detik
Debit banjir rencana (Qr)
d) Lebar sungai
: 30 m
e)
Elevasi mercu
: + 31,8 m
f)
Elevasi dasar sungai
: + 27,7 m
g) Elevasi muka air banjir
: + 33,8 m
h) Jari – jari mercu
: 0,9 1 m
i)
H1
: 2,1 m
j)
Elevasi muka air di hilir bendung
: + 28,4
Keterangan : Dasar – dasar perencanaan kolam olakan vlughter penjelasannya ada pada buku “Irigasi dan Bangunan Air II” disusun oleh Ir. Priyambodo (hal 65 –75). Perhitungan : Z (33,8 0,1) 28,4 5,4m q
Qr 138,2 5m 2 / det ik B' 27,8
hc 3
q2 52 3 1,4m g 9,8
Z 5,4 3,9 hc 1,4
Jika 0,5
z ≤ 2,0 hc
Maka rumus yang digunakan : t = 2,4 hc + 0,4 z
Jika 2,0
z ≤ 15,0 , maka rumus yang digunakan : hc
t = 3,0 hc + 0,1 z
M. HANIF & MEGA KARTIKA
16
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II a = 0,28hc
hc z
Nilai Z/hc = 3,9 ; maka nilai t dan a dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : t 3,0.hc 0,1.Z (3,0.x1,4) (0,1x5,4) 4,7m a 0,28.hc.
hc 1,4 0,28.1.4. 0,2m Z 5,4
Elevasi kolam olakan = 28,4 – t – a = 28,4 – 4.7 – 0,2 = 23,5 m untuk
4 z 10 3 H
maka D = L= R = 1,1.z + 0,6.Hc untuk
1 z 4 3 H 3
maka D =L = R = 1,4.z + 0,6.Hc Karena z/ H1 = 5,4 / 2,1= 2,6 , maka digunakan rumus : D = (1,1 x 5,4) + (0,6 x 1,4) = 6,8 m
Kontrol terhadap air loncat : V1
2.g .1 / 2.H 1 Z 2 x9,81x 1 / 2 x 2,1 5.,4
11,2m / det ik y1 Fr
y2
Qr 138,2 0,4m (V1 .b) (11,2 x30) V1 (9,81x 0,489)
y1 2
11,2 (9,8 x0,489)
5,1
1 8.Fr 1 02,4 1 8.5,1 1 2,7m 2
2
t + a = 4,7 + 0,2= 4,9 m , dan t + a Y2 maka air loncat agak bergeser ke hulu sehingga aman.
M. HANIF & MEGA KARTIKA
17
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
Dari gambar grafik di bawah ini, untuk Fr = 5,1 maka didapat L/ Y 2 = 6,1 sehingga L = 6,1 x 2,7 = 16,5 meter.
6,1
Gambar 9. Grafik Panjang Air Loncat
M. HANIF & MEGA KARTIKA
18
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
Perencanaan Kolam Olakan USBR Ha = 0,1 m
H1=2,1 m
Y = 1,4 m Y2=3m Y1=0,4 m
Gambar 10. Kolam Olakan USBR
Data : a. Debit banjir rencana (Qr)
:
138,2 m3/detik
b. Lebar sungai (b)
:
30 m
c. Elevasi mercu
:
+ 31,8 m
d. Elevasi dasar sungai
:
+ 27,7 m
e. Elevasi muka air banjir
:
+ 35,3 m
f. Jari – jari mercu
:
1m
g. Lebar kolam olakan
:
30 m
h. Elevasi muka air di hilir
:
+ 28,4 m.
i. Ha
:
0,1 m
j. H1
:
2,1 m
k. Hd
:
2m
Keterangan : Dasar – dasar perencanaan kolam olakan USBR penjelasannya ada pada buku “Irigasi dan Bangunan Air II” disusun oleh Ir. Priyambodo (hal 75-80).
M. HANIF & MEGA KARTIKA
19
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
Perhitungan : Z (35,3 0,1) 28,4 7 m
Kontrol terhadap air loncat : 2.g .1 / 2.H 1 Z
V1
2 x9,8.1 / 2 x 2,1 7
12,6m / det ik y1
Qr 138,2 0,4m (V1 .b) (12,6 x30)
V1
Fr
y2
(9,8 x0,489)
y1 2
12,6 (9,8 x 0,489)
5,6
1 8.Fr 1 02,4 1 8.5,6 1 3m 2
2
Untuk bilangan Froude sebesar 5,6 maka kolam olakan yang digunakan adalah USBR Type III. Untuk type ini dilengkapi dengan ambang bergerigi (dentated sill) dan blok luncur (chute block), untuk mengurangi panjang kolam olakan. Namun demikian peredaman energi masih mengandalkan air loncat. Sedangkan panjang air loncat untuk bilangan Froude 5,6 didapat L/d2 = 2 dari grafik di bawah, sehingga panjang kolam olakan = 2 x 3 = 6 m.
M. HANIF & MEGA KARTIKA
20
Tugas Terstruktur Irigasi dan Bangunan Air II
2
Gambar 11. Grafik Nilai Fr Untuk USBR Type III
Dibanding dengan panjang air loncat dari Gambar grafik panjang air loncat untuk Fr = 5,1 maka didapat L/ Y 2 =6,1; sehingga L = 6,1x 2,7 = 16,5 meter. Ternyata kolam olakan USBR dengan ambang bergerigi dan blok luncur lebih pendek dari kolam olakan Vlughter.
M. HANIF & MEGA KARTIKA
21