Ilmu Dalam Peradaban

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmu Dalam Peradaban as PDF for free.

More details

  • Words: 797
  • Pages: 3
Nama : Ni Wayan Purnawati Kelas : XI IA 4 ILMU DALAM PERADABAN-PERADABAN LAIN A. ISLAM Kebudayaan islam dianggap paling relevan bagi perkembangan ilmu-ilmu Eropa. Hal ini bukan saja karena dekatnya hubungan Islam dengan Judaisme dan Kristinisme, melain juga karena kontak kebudayaan yang intens antara Islam dengan Negara-negara Eropa. Penaklukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Arab ke Eropa sejak abad-7 hingga abad ke-10 telah membawa perubahan besar dalam ilmu-ilmu Eropa, mulai dari Persia ke Spanyol. Bangsa Muslim juga dianggap tolerans dengan keyakinan-keyakinan monotheis lainnya sehingga orang-orang yahudi mendapatkan tempat yang tinggi di Negeri Islam pada saat mereka hampir tidak diizinkan tinggal di Eropa. Tertarik pada perkembangan Ilmu-Ilmu Yunani maka pada sekitar abad ke-9 di Baghdad, para pengusa Arab memerintahkan penterjemahan besar-besaran terhadap sumber-sumber Ilmu Yunani dan segera sesudah itu peran sarjana arab sendiri bergerak maju, khususnya di bidang Matematika, Astronomi, Optik, Kimia, dan Kedokteran. Akan tetapi basis sosialnya rapuh. Hal ini terjadi pada masyarakat Theokratis bahwa ilmu kedokteran mendapatkan kedudukan penting sehingga tidak ada satupun pusat kebudayaan ilmiah yang mampu berkembang lebih dari satu abad dan meskipun bahanbahan pengetahuan ada di tengah-tengah mereka, namun tidak ada kesinambungan sehingga perkembangan ilmu-ilmu itu terhenti. Di samping itu pula gaya kesarjanaan di negeri Arab cenderng untuk mendapatkan pengetahuan.sekuler demi pnerangan indivisu sehingga terjadi kesenjangan antara para ilmuwan dengan masyarakat. Terjadinya kontak antara Kristen dan Islam sekitar abad XII menunjukkan adanya sebuah penerjemah karya-karya ilmiah Arab ke dalam bahasa latin, terutama di bidang Astrologi dan Magis, kemudian juga dibidang kedokteran, filsafat dan Ilmu. Meskipun demikian selama masa penerjemah bangsa Arab mendapat tekanan dari bangsa Barbar yang ada di sekelilingnya sehingga peradaban islam segera runtuh. Namun peninggalanpeninggalan peradaban islam cukup membantu dunia keilmuan saat ini teruatama ditemukannya banyak istilah-istilah yang berkaitan dengan makanan dan aljabar.

B. INDIA Peradaban India telah mencapai tingkat yang tinggi dalam bidang ilmu dan tehnologi sejak awalnya. Dua peradaban besar Mohejondaro dan Harappa dapat disinyalir merupakan keunggulan tersendiri bangsa India dalam Ilmu dan Tekhnologi dimana Negara kota telah tertata dengan rapi dan terpola. Penelitian historis selama ini memang tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah antara kontak kebudayaan Eropa dan India. Namun, kesusasteraan Veda telah membuktikan kemajuan India dalam bidang ilmu alam, matematika, astrologi, kedokteran dan cabang-cabang ilmu lainnya. Misalnya, terlihat jelas bahwa matematika India dengan sistem bilangan dan perhitungannya yang telah berkembang cukup tinggi mempengaruhi aljabar Arab, juga melengkapi angka-angka utama Arab (9 digit dengan satu angka 0) Di bidang filsafat India adalah pusatnya dengan mengutamakan pada kesadaran yang lebih tinggi (higher consciciousness) yang mana tidak ditemukan oleh filsuf-filsuf Eropa. Sistem Filsafat India juga dikenal dengan Darsana telah mencapai kemajuan luar biasa, baik dalam pemikiran filsafat. Oleh karena itu antara pemikiran-pemikiran India dan Eropa tidak dapat dibandingkan secara ketat melainkan harus dianggap saling melengkapi satu sama lain. C. CHINA DAN JEPANG Dalam Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi, China merupakan peradaban yang patut di perhitungkan oleh bangsa-bangsa Eropa sejak awal perkembangannya. Meskipun basis keilmuannya adalah tentang keduniaan ini, yang didasarkan pada harmoni antara pribadi ketimbang keteraturan-keteraturan abstrak. Meskipun kontak awal China dan Eropa hanya ditandai dengan perdagangan barang-barang antik, namun pada abad ke-13 terdapat sinkronisme filsafat di China dan Eropa. Hingga zaman renaisans tekhnologi China lebih maju dari Eropa. Joseph

Needham,

seorang

sejarawan

Inggris

menunjukkan

pola-pola

penyampaian serangkaian penemuan-penemuan penting dari China bagian Barat Francis Bacon menyatakan bahwa transformasi masyarakat Eropa semuanya berasal dari china

misalnya kompas magnetik, serbuk mesiu, dan mesin cetak. Namun, Eropa tidka pernah menyadari hutang budinya kepada China, sementara itu yang lebih penting bangsa China tidak pernah mencapai perkembangan hingga menjadi Ilmu Modern dalam jenis hubungannya dengan Eropa. Abad ke-16 para misionaris Kristen membawa hasil-hasil kamjuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi barat ke China sehingga banyak prestasi-prestasi penduduk asli yang terlupakan. Kegagalan China membuat Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi baru dibandingkan dengan Eropa karena beberapa faktor, yaitu (1) masyarakat China selalu stabil ; (2) diperintah oleh penguasa sipil yang tidak turun-temurun; (3) filsafat yang berlaku di China lebih mengedepankan bimbingan praktis ketimbang prinsip-prinsip abstrak. Filsafat China yang lebih mengedepankan hubungan-hubungan harmonis sehingga filsafat ini mengesampingkan gambran materi mati yang bergerak sesuai dengan hukum-hukum matematis, sebagaimana pondasi ilmu Galilean. Inilah fakta tehnikbahwa hany bahasa yunani yang menghasilkan bahasa yang bersifat abstrak, matematis logis yang dapat berfungsi sebagai Bahasa Ilmu. Meskipun China memiliki kecanggihan luar biasa dalam perhitungan terperinci yang telah dirancang. Demikianlah China gagal menjadi Eropa. Akhirnya, Jepang dapat menjadi contoh yang mempesona. Selama beberapa abad Jepang adalah jajahan China. Di penghujung abad ke-19 Jepang membuka diri untuk berasimilasi dengan dunia luar dan melaksankannya dengan sungguh-sungguh Agama asli (Shinto) ckup samar sehingga mampu mengakomodasi semua kemajuan IPTEK yang telah berkembang di Eropa. Akhirnya, masyarakat Jepang hidup dalam dua sisi, seagian dalam dunia yang hiper-modern dan sebagian lagi masih dalam satu tradisi sosial kuno yang ketat. Referensi

: Jurnal Widya Ghosa STHD Klaten, Jawa Tengah Vol.5 (Dhanu Pitoyo, M.Si)

Related Documents