Ilmu Budaya Dasar.docx

  • Uploaded by: Anonymous 67OB1dSLRP
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmu Budaya Dasar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 414
  • Pages: 3
PULAU BURU Pulau Buru khususnya Kabupaten Buru memilki beberapa tradisi, kebudayaan dan adat istiadat yang sampai sekarang masih diwariskan dan dilestarikan , antara lain :

1. Tradisi Toho Wae.

Secara harafiah toho wae berarti masuk ke air atau berendam di air. Toho berarti turun, masuk atau berendam dan wae berarti air. Ritual ini adalah sebuah inisiasi adat Buru, yang dilakukan kepada anak-anak berusia dua belas tahun ke atas, atau anak-anak berusia remaja menjelang dewasa. 2. Tradisi Tafo Futan Adat tafo futan, adalah tradisi melarang hidup perselingkuhan di antara orang yang sudah menikah dengan isteri/suami atau sebaliknya, Ada penetapan denda dengan jumlah uang tertentu (Rp 7.000.000). selain itu, ada slau yaitu lenso adat yang diikatkan pada kelamin pria yang berselingkuh sebagai tanda ia tidak mengulanginya lagi. 3. Sihit atau Sasi Adat Sihit dilaksakan sama seperti yang ada di berbagai daerah di Maluku. Sebagai tanda larangan adat, sihit merupakan tanda perlindungan atas hak hidup seseorang atau sebuah desa dengan petuanannya. Ada sihit yang ditangani oleh perangkat desa dengan ritual adat. Dalam prakteknya ritual adat memakai bahasa adat, bahasa tua Buru dengan mengangkat atau memakai simbol benda tertentu. Benda tanda biasanya berbeda terkait lahan benda atau obyek yang akan di-sihit. Jika obyeknya adalah dusun kelapa dan meti, dipakai tanda dari daun kelapa muda (janur). Jika obyek lain, dipakai tanda silang dengan bahan bambu, kayu atau daun kayu.

4. Pengangkatan dan Penobatan Raja Salah satu contoh hukum adat petuanan kaiely, yaitu pengangakatan dengan mengadakan acara ritual berupa bertanya kepada leluhur opolastala untuk menentukan pengangkatan raja diadakan perburuan di hutan siapa yang mendapat binatang buruan yang paling banyak dia yang diangkat menjadi raja. Noro Pitu yang berhak mengangkat raja yaitu kepala soa yang ada di Kaiely yang telah ditetapkan dan memproses pelantikan , dengan tempat berkumpul di rumah 7 soa di Waeflan. 5. Tarian Sawat Pesisir Tarian Sawat pesisir menggambarkan keramahtamahan masyarakat Buru dalam menyambut kedatangan tamu-tamu kehormatan daerah. Jumlah penari pada tarian ini 8 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Alat music yang digunakan dalam menggiringi tarian ini yaitu Tifa (gendang), Tifa Sawat (Beduk Kecil) dan Suling Bambu. 6. Tarian Toloprari Damang Tafu Tarian ini sering ditampilkan pada acara pesta panen sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat Buru. Penari berjumlah 12 orang yang terdiri dari 6 orang pria dan 6 orang wanita. Alat penggiring tari berupa Tifa kecil dan besar.

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

OLEH : NAMA : NIKLAS SALASIWA NIM : 2018-21-411

PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVESRSITAS PATTIMURA AMBON 2019

Related Documents


More Documents from "Nadinnn"