Ikm Klmpk 11 Pencegahan Penyakit.docx

  • Uploaded by: kojin tekina
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ikm Klmpk 11 Pencegahan Penyakit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,791
  • Pages: 9
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pencegahan adalah cara seseorang agar terhindar dari sesuatu yang dapat menyebabkan masalah. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis dari epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara terus menerus dan pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit noninfeksi Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, praevenire, yang artinya datang sebelum atau antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sbegai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. (Notosoedirdjo dan Latipun, 2005 : 145). Upaya pencegahan penyakit telah dilakukan sejak zaman prasejarah. Misalnya, di Negara Cina pada sekitar 2000 tahun SM telah dilakukan pencegahan terhadap penyakit variola hingga pada saat itu timbul ungkapan “seorang dokter yang baik bukan menyembuhkan orang sakit, tetapi menyembuhkan orang sehat“. Upaya pencegahan penyakit mencapai puncaknya pada abad ke-18 karena pada saat itu mulai ditemukan berbagai vaksin.

1.2 Tujuan 1. Dapat menjelaskan pengertian pencegahan penyakit 2. Dapat Menjelaskan tujuan pencegahan penyakit 3. Dapat menjelaskan tingkatan pencegahan penyakit (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)

1.3 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari pencegahan penyakit? 2. Apa tujuan pencegahan penyakit 3. Apa saja tingkatan dari pencegahan penyakit

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencegahan Penyakit Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial.Dengan kata lain, pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Pencegahan penyakit merupakan upaya menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan agar tidak mencapai tahap lanjut yang lebih buruk. Perkembangan penyakit diketahui melalui riwayat alamiah penyakit, artinya dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi disetiap masa/fase tersebut, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai. Upaya pencegahan yang dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit tersebut dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu dibagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.

2.2 Tujuan Pencegahan Penyakit Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan kesehatan yang sama. Dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan perlu mengetahui tentang riwayat alamiah penyakit. Artinya, dengan mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi di setiap masa/fase, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan dapat dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga tidak menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan.

2.3 Tingkatan pencegahan penyakit (promotif ,preventif ,kuratif, rehabilitatif ) Pada dasarnya ada 4 tingkat pencegahan penyakit secara umum, yakni pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan terakhir adalah rehabilitasi.

2

Dalam epidemiologi dikenal ada empat tingkat utama pencegahan penyakit, yaitu :

1.

Pencegahan tingkat dasar (Primordial Prevention) Pencegahan Tingkat Dasar (Primordial Prevention) diperkenalkan oleh WHO

(Beaglehole, WHO 1993) sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan yang didapatkan berdasarkan pengalaman epidemiologi dalam menangani masalah penyakit kardiovaskuler. Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha mencegah terjadinya risiko dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum. Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Kegiatan pokoknya adalah pemantapan status kesehatan ( Underlying Condition) dengan tujuan untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kebiasaan

yang

mendorong peningkatan

resiko penyakit

yang ditujukan

untuk

mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor resiko.Contohnya seperti memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak menular. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor risiko dapat berkembang atau memberikan efek patologis.

2.

Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)

Tujuan pencegahan primer adalah untuk mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor risikonya. Pencegahan ini meliputi dua kegiatan, yaitu : a.

Promosi kesehatan(pencegahan umum) Usaha peningkatan derajat kesehatan (health promotion) atau pencegahan umum

yakni meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko serta meningkatkan lingkungan yang sehat secara optimal. Contohnya : o Penyuluhan kesehatan yang intensif, o Perbaikan gizi dan penyusunan pola menu gizi o Pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan balita khususnya, anak-anak, dan remaja pada umumnya, 3

b.

Pencegahan Khusus (specific protection) Pencegahan Khusus (specific protection) merupakan usaha yang ter-utama ditujukan

kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu. Contoh : -

Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit

dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN ) -

Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu

burung ditempatkan di ruang isolasi.

Pencegahan primer merupakan upaya terbaik karena dilakukan sebelum kita jatuh sakit dan ini adalah sesuai dengan “konsep sehat” yang kini dianut dalam kesehatan masyarakat modern. Pencegahan primer dilakukan dengan dua cara yaitu : a.

Menjauhkan agen untuk dapat kontak atau memampar pejamu

b.

Menurunkan kepekaan pejamu (host susceptibility) Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis). Jika

suatu penyakit lolos dari pencegahan primordial, maka giliran pencegahan tingkat pertama ini dilakukan. Apabila penyebab penyakit dapat lolos dari upaya pencegahan, maka penyakit akan timbul yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis atau yang lebih berbahaya, apabila timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa). 3.

Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention) Tujuan utama pencegahan tingkat kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya

penyakit menular dan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut, mencegah komplikasi hingga pembatasan cacat dan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga diharapkan menghambat progresivitas penyakit, mencegah komplikasi dan membatasi kemungkinan kecacatan. Contohnya yaitu dengan melakukan Screening pada kanker cervik, pengukuran tekanan darah secara rutin. Usaha pencegahan penyakit tingkat kedua secara garis besarnya dapat dibagi dalam diagnosa dini dan (early diagnosis and promt treatment) serta pembatasan cacat. a.

Diagnosa dini dan pengobatan segera

Tujuan utama dari diagnosa dini ialah mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular. 4

Tujuan utama dari pengobatan segera adalah untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit. Contohnya : -

Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet Fe dan

dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi -

Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan. Misalnya

pemeriksaan darah, rontgent paru. -

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular

(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. -

Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

b.

Pembatasan cacat

Cacat yang terjadi diatasi terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya kecacatan yang lebih.Contohnya : -

Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi

komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat -

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan

gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.

Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan penderita secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi : (1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/ pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa,serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu. (2) penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak gejala pada penduduk secara umum atau pada kelompok risiko tinggi (3) surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi. Selain itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai menderita atau pemberian kemoprofilaksis bagi mereka yang sedang dalam proses patogenesis termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi penyakit menular tertentu.

5

4.

Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program rehabilitasi. Tujuan utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus. Pencegahan tersier merupakan pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cidera, atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. a.

Rehabilitasi Merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal

mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis (seperti pemasangan protese), rehabilitasi mental (psychorehabilitation) dan rehabilitasi sosial, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.Contohnya : -

Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang

telah cacat mampu mempertahankan diri. -

Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang

setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Pencegahan tingkat dasar dan pertama berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap prepatogenesis, sedangkan pencegahan tingkat kedua dan ketiga sudah berada dalam keadaan pathogenesis atau penyakit sudah tampak.

Tingkat pencegahan dan kelompok targetnya menurut fase penyakit Tingkat pencegahan

Fase penyakit

Kelompok target

primordial

Kondisi normal kesehatan

Populasi

total

dan

kelompok terpilih Primary

Keterpaparan

factor Populasi

penyebab khusus

kelompok

total

dan

terpilih

dan

individu sehat secondary

Fase patogenesitas awal

Pasien

Tertiary

Fase lanjut (pengobatan dan Pasien rehabilitasi) Sumber : Beoglehole, WHO 1993

6

1) Fase sebelum sakit Fase pre-pathogenesis dengan tingkat pencegahan yang disebut pencegahan primer (primary prevention). Fase ini ditandai dengan adanya keseimbangan antara agent (kuman penyakit/ penyebab), host (pejamu) dan environtment (lingkungan). 2) Fase selama proses sakit Fase pathogenesis, terbagi dalam 2 tingkatan pencegahan yang disebut pencegahan sekunder (secondary prevention) dan pencegahan tersier (tertiary prevention). Fase ini dimulai dari pertama kali seorang terkena sakit yang pada akhirnya memiliki kemungkinan sembuh atau mati.

Hubungan kedudukan riwayat perjalanan penyakit, tingkat pencegahan dan upaya pencegahan Riwayat penyakit

Tingkat pencegahan

Upaya pencegahan

Pre-patogenesis

Primordial prevention

Underlying condition

Primary prevention

Health promotion Specific protection

patogenesis

Secondary prevention

Early

diagnosis

and

prompt treatment Disability limitation Tertiary prevention

Rehabilitation

Sumber : Beoglehole, WHO 1993

7

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pencegahan adalah kegiatan untuk menghindari dari sesuatu hal yang tidak diinginkan. Jadi,pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan. Pencegahan penyakit merupakan upaya menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan agar tidak mencapai tahap lanjut yang lebih buruk. Pencegahan penyakit ini pada dasarnya memiliki 4 tingkat pencegahan penyakit secara umum, yakni pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap terjadinya cacat dan terakhir adalah rehabilitasi.

8

DAFTAR PUSTAKA Syafrudin,S.KM,M.Kes.

2014.

“KONSEP

DASAR

PENCEGAHAN

PENYAKIT”.

http://materi-paksyaf.blogspot.co.id/2014/04/konsep-dasar-pencegahan-penyakit.html. Catatan Anak UI. 2013. “Konsep Pencegahan penyakit Dalam Pelayanan Kesehatan”. http://chayank90.blogspot.co.id/2013/10/konsep-pencegahan-penyakit-dalam.html. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2017

9

Related Documents

Etbis Klmpk 11.pptx
April 2020 14
Pencegahan
May 2020 46
Ikm Form.docx
July 2020 11

More Documents from "Ciel N"

Jamban.docx
July 2020 16
Today
November 2019 34
Greenhouse
November 2019 23