IKLIM ORGANISASI PENDIDIKAN ISLAM A. Pendahuluan Pendidikan islam (sekolah islam pra kemerdekaan) merupakan salah cikal bakal pendidikan modern. Pendidikan islam mempunyai peranan penting dalam merebut kemerdekaan
melalui
perananya
dalam
mempersiapkan
pejuang-pejuang
kemerdekaan yang militan. Setelah kemerdekaan pun pendidikan islam memberikan sumbangan yang besar dalam mengisi kemerdekaan dan melahirkan tokoh-tokoh muslim yang diakui kompetensinya dunia, kadang-kadang mereka juga keblablasan. Pendidikan islam dalam UU SISDIKNAS include dalam system pendidikan nasional. Dunia pendidikan saat ini berbunga-bunga, karena pendidikan memperoleh perhatian serius dari pemerintah melalui peningkatan anggaran termasuk pendidikan islam. Dengan semakin tingginya anggaran pendidikan tidak serta merta dapat meningkatkan
kualitas
pendidikan
itu
sendiri.
Mulyono
dalam
bukunya
mengklasifikasikan sekolah berdasarkan penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kepada warganya dalam tiga kelompok (1) sekolah bermutu rendah, pendidikan ini hanya dapat menyelenggarakan pelayanan dibawah standar nasional (2) sekolah bermutu sedang, sekolah ini memberikan pelayanan kepada sekolah sudah sesuai standar walaupun belum maksimal (3) sekolah bermutu, pendidikan yang sudah menyelenggarakan pelayanan kegiatan pendidikan pada warganya sesuai dengan standar nasional atau bahkan lebih1. Pendidikan islam nampaknya masih kesulitan untuk mencapai pendidikan yang bermutu, pendidikan islam masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat (tidak demikian dengan sekolah islam terpadu) dan mereka memiliki kualitas lulusan yang rendah. Pendidikan islam nampaknya masih dihadapkan pada permasalan manajemen dan kepemimpinan, karena dua hal ini mempunyai pengaruh dalam penciptaan iklim pendidikan yang kondusif. Berapa pun besar dana yang dimiliki ketika lemah dalam kedua hal tersebut sekolah tidak dapat bersaing dalam dunia global yang semakin kompetitif. Makalah ini akan mencoba mengurai masalah tersebut serta impilikasinya terhadap iklim organisasi pendidikan islam. 1 Mulyono, Administrasi Pendidikan, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2008
1
B. Iklim Organisasi 1. Pengertian Iklim Iklim menurut kamus bahasa Indonesia bermakna keadaan hawa (suhu, kelembaban, perawanan, hujan dan sinar matahari) dalam jangka waktu yang lama, bisa juga berarti suasana atau keadaan. iklim dalam Bahasa Ingris climate. Iklim di suatu daerah mempunyai arti penting karena akan mempengaruhi cara hidup, perasaan,
bagaimana
kita
akan
menyelesaikan
pekerjaan,
bagaimana
kita
menyesuaikan dalam suatu tempat. Beberapa ahli mengatakan bahwa iklim merupakan gagasan paling kaya dalam organisasi. Iklim muncul dari dan didukung oleh praktek-praktek organisasi. 2. Pengertian organisasi Kata organisasi telah lama kita mengenalnya bahkan oraginisasi mungkin telah ada semenjak manusia ada. Manusia sebagai makhluk social mau tidak mau mereka akan selalu membutuhkan orang lain, mulai sejak lahir bahkan sampai meninggal dunia. Untuk itu manusia perlu menjalin hubungan kerjasama, maka untuk menjalin kerjasama yang baik memerlukan wadah yang namanya organisasi. Organisasi menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang menyatakan koordinasi secara rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui pengaturan dan pembagian kerja serta melalui heirarki kekuasaan dan tanggungjawab2. Adapun menurut Akdon organisasi adalah sebagai suatu perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dan melaksankan kegiatan sesuai dengan peranan bersama-sama secara terpadu untuk mecapai tujuan yang telah ditentukan. Lebih lanjut mengatakan organisasi sebagai perserikatan orang-orang yang beraktivitas, aktivitas orang-orang tersebut terarah untuk mencapai tujuan3. Abdul Aziz Wahab menyatakan organisasi sebagai arena atau kesatuan social dimana manusia secara sadar dan bersama-sama melaksanakan tugas-tugas yang kompleks untuk mencapai tujuan bersama4. Dari pengertian di atas berarti oraganisasi mempunyai komponen manusia, tujuan yang direncanakan secara sadar. Dengan 2 Tim pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, Semarang , IKIP Semarang press, 1991 3 Akdon, Strategic Management For Educational Management, Bandung, Alfabeta, 4 Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi Dan Kepemimpinan Pendidikan, Telaah Terhadap Oraganisasi Dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2006
2
semakin kompleksnya fungsi organisasi maka definisi organisasi mengalami perkembangan sesuai dengan kompleksnya fungsi organisasi. Dengan dikatakannya tujuan menunjukkan adanya keterlibatan individu dalam organisasi merupakan aspek yang penting karena organisasi didirikan oleh individu-individu yang mempunyai tujuan yang sama yang hanya dapat dicapai melalui wadah organisasi. Dalam organisasi terjadi interaksi antara satu individu dengan individu yang lainnya. Proses interaksi inilah yang akan menimbulkan pembentukan struktur yang menjelaskan tentang hubungan-hubungan sehingga dapat diketahui peran masing-masing anggota, kegiatan, serta tingkatan tujuan yang akan dicapai. Struktur dan proses hubungan setiap organisasi akan berbeda-beda. Interaksi dan hubungan yang berbeda akan berimplikasi munculnya organisasi formal dan informal. Organisasilah yang memungkinkan kita dapat mengajar disekolah, melaksanakan pemerintahan, memprogram sebuah acara televise. Dari penjelasan di atas organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama. 3. Iklim Organisasi Jadi iklim organisasi adalah suasana suatu organisasi yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya. iklim organisasi penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Mereka menerangkan bahwa “bila suatu organisasi melaksanakan suatu rencana intensif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan mungkin akan muncul suatu
perubahan
iklim
organisasi.
Perubahan
ini
pada
gilirannya
akan
mempenggaruhi kinerja dan produktivitas pegawai. a. Motivasi organisasi Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai adalah motivasi. Hal yang sering dihadapi oleh seorang manajer adalah bagaimana menggerakkan pegawainya supaya mau dan bersedia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi. Salah satu usaha kearah itu ialah menimbulkan motivasi pada mereka. Motivasi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologis. Kita sering beranggapan bahwa orang yang kelihatannya sibuk adalah orang yang tinggi motivasinya. Padahal mungkin saja pegawai itu melarikan 3
diri dari permasalahan yang sedang dihadapinya atau malah untuk menutupi kekurangannya. Mungkin sebaliknya, orang yang ngombrol kita anggap orang yang tidak punya motivasi. Kita sering mengasumsikan motivasi dengan tindakan nyata. Motivasi merupakan proses psikologis yang mana terjadi interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar, dan pemecahan persoalan5. Motivasi diawali dengan keinginan mempengaruhi seseorang. Keinginan diterima oleh orang tersebut melalui proses persepsi. Proses persepsi ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan. Selanjutnya apa yang diterima diberi arti menurut keinginan dan minat si penerima. Minat mendorong seseorang untuk mencari informasi yang dia butuhkan untuk mengerjakan suatu tugas, dan mengevaluasi tindakan yang telah dia lakukan. Dalam hal ini minat dan keinginan mempunyai peranan yang sangat penting. Kadang ada pegawai yang bekerja hanya ingin memperoleh kekuasaan, kadang juga uang, adapula yang ingin memperoleh rasa aman dalam artian yang luas. Factor intrinsic menyebabkan orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Maka dari itu seorang pimpinan harus bijak dalam memperhatikan factor-factor tersebut untuk memotivasi kerja karyawannya. Selain factor-factor di atas ada pula factor lain yang mempengaruhi motivasi seseorang. Factor lainnya adalah factor psikologis, organisasi dibuat dengan dasar bahwa perilaku organisasi yang sesuai dan berorientasi untuk mempercepat pencapaian tujauan organisasi. Namun kita sering melihat bahwa seseorang atau sekelompok orang berperilaku yang menyimpang dari tujuan organisasi. Hal ini disebabkan oleh tekanan psikologis, jadi lingkungan pekerjaan mempengaruhi keadaan psikologis seorang pekerja. Tekanan ini terwujud dalam bentuk kelelahan, ketegangan, dan lain sebagainya. Sebagai seorang pemimpin tidaklah perlu mengkhawatirkan hal tersebut, kadang kala hal itu dapat menjadi pendorong bagi pekerja untuk dengan segera menyelesaikan pekerjaannya. Kepuasan kerja, secara umum menyangkut tentang sikap seorang mengenai pekerjaannya. Kepuasan kerja tidak nampak secara nyata tetapi tercermin dalam suatu hasil pekerjaan. 5 Pace, R Wayne dan Faules F Don, Komunikasi Organisasi, editor Dedy Mulyana, Bandung, Rosda Karya, 2005.
4
kembangkan kepekaan dalam sejarah
komunikasi2 tentang dari oleh "pahlawan" dan pihak lain
b.
Cara
pengembangan iklim organisasi
el tentang kepemimpinan peran norma dan nilai organisasi Caraperasaan pengembangan iklim organisasi Ciptakan persatuan dan kebersamaan
Metod e
kondisi2 yang mengintervensi hasil
en karir dan kepastian jabatan, penempatan, recruitment, sosialisasi Kembangkan perasaan diri sebebagai anggota
a anggota, pengambilan keputusan, koordinasi anggota Tingkatkanantar hub para anggota organisasi
Keterangan Sebuah iklim organisasi yang kuat, analog seperti sebuah keluarga yang berfungsi baik, maka istilah HOME sebagai singkatan yang tepat, H Mengandung arti history O Mengandung ari oneness M Mengandung arti membership E Mengandung arti exchange6.
c. Macam-macam Iklim Organisasi Abdul Aziz Wahab membagi iklim organisasi menjadi beberapa macam, (1) iklim organisasi terbuka iklim organisasi semacam ini ditandai dengan seorang manajar dan anggota organisasi yang bersikap jujur dan terbuka. Seluruh anggota organisasi 6
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi Dan Kepemimpinan Pendidikan, “Telaah Terhadap Oraganisasi Dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan”, Bandung, Alfabeta, 2006
5
saling menghargai satu dengan lainnya. (2) iklim organisasi mengikat, iklim semacam ini memiliki beberapa unsur yang pertama anggota organisasi berlaku professional tetapi kebalikannya top manajernya berlauku kurang professional (3) iklim organisasi tidak mengikat, iklim ini yang lebih menonjol dalam aktivitas oraganisasinya didukung oleh manajer, perhatian, fleksibel, tetapi kebalikannya anggota berlaku kurang professional (4) iklim organisasi tertutup hal ini ditandai kepala sekolah yang tidak mendukung terhadap aktivitas anggota organisasi, alih-alih malah menghambat kemajuan organisasi, serta anggota organisasi aktivitasnya tidak jauh berbeda dengan pemimpinnya. C. Pendidikan Islam Pendidikan seperti yang tertulis dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan islam baik yang berada dibawah naungan Departemen Agama ataupun pendidikan swasta yang bernafaskan islam dibawah naungan Departemen Pendidikan. Kalau kita menengok pendidikan islam (MI sampai MA) yang berada dibawah Departemen Agama masih banyak yang berstatus swasta daripada negeri kebalikannya lembaga pendidikan yang berada dibawah Departemen Pendidikan lebih banyak yang negeri dari pada swasta. Pendidikan yang bernafaskan islam juga lebih banyak pilihannya mulai dari Sekolah Dasar sampai SMA maupun SMK. Pendidikan islam secara umum nampaknya belum bisa beranjak dari pendidikan kurang profesional dalam pemberian dan pelayanan kepada warga sekolah, dan bahkan pendidiknya dengan penghasilan yang masih dibawah UMR nasional dan daerah sangat mengenaskan, maka bukan menjadi rahiasia umum lagi banyak pendidik yang tidak focus dalam transfer knowledge and value lebih parahnya banyak dari mereka out of date terhadap pengetahuan yang terus berkembang, dan gaptek, karena mereka harus mencari tambahan penghasilan, banyaknya tenaga pendidikan yang tidak matcing dengan pengetahuan yang dimiliknya sungguh ironis pendidikan swasta. Sekitar tahun dua ribu pendidikan di Indonesia diramaikan dengan munculnya
6
istilah sekolah islam terpadu (boarding school), pendidikan semacam ini sebetetulnya kemunculnya sudah lama dipelopori oleh pondok pesantren dimana kegiatan belajarnya 24 jam, sekolah model ini ternyata menjadi obat yang mujarab bagi orang tua yang super sibuk yang tidak sempat “mengurus” pendidikan anaknya, yang selama ini mereka kebingungan untuk mencari sekolah yang memadukan agama dan umum secara seimbang. Dengan didukung timbulnya kepercayaan terhadap agama yang semakin meningkat (salah satu indikatornya buku-buku agama yang selalu menjadi (best seller) maka pendidikan model semacam ini perkembangannya sangat pesat dan mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat, bahkan peserta didiknya mampu menunjukkan taringnya sampai ke internasional. Perguruan tinggi yang berada dibawah lingkungan Departemen Agama nampaknya masih kalah bersaing dengan pendidikan tinggi semisal UI,UGM, UNDIP ,ITB dll yang notabene di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Dengan perubahan nama dari yang dulunya IAIN yang dianggap banyak kalangan terlalu dikotomis terhadap pengetahuan, menjadi UIN dengan gedung yang serba megah walaupun public space kurang memadai, diharapkan mampu mengimbangi perguruan tinggi semisal di atas. Kita pantas bersyukur dengan munculnya sekolah islam terpadu dan digantikannya nama IAIN menjadi UIN lambat laun dapat menghilangkan anggapan banyak pihak tentang adanya dikotomi keilmuan dalam islam. D. Iklim Organisasi Pendidikan Islam Dan Permasalahannya Iklim organisasi merupakan unsur frase kiasan untuk menggambarkan suatu keadaan iklim fisik. Iklim organisasi pendidikan islam merupakan gabungan dari tujuan, kumpulan orang untuk mencapai tujuan yan telah ditetapkan dalam dunia pendidikan islam. Iklim organisasi pendidikan islam adalah serangkain suasana yang membedakan antara satu organisasi pendidikan islam yang satu dengan yang lain. Dalam ayatnya Allah swt menyuruh umatnya untuk menciptakan iklim yang baik ketika berdakwah semisal surat,
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang 7
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (an-Nahl: 125). a. Kepemimpinan Iklim organisasi pendidikan banyak dipengaruhi kepemimpinan kepala sekolah ataupun rector serta manajeman. Pemimpin memiliki fungsi untuk memudahkan pencapaian tujuan secara kompetitif dalam persaingan yang semakin menglobal dalam dunia pendidikan. Kepemimpinan tercermin dalam sikap dalam memimpin, perilaku memimpin, sifat kegiatan memimpin yang dikembangkan dalam dunia kerja akan mempengaruhi semangat dan kualitas kerja anggota, hubungan antar sesamanya, serta kualitas hasil kerja yang akan dicapai lembaga pendidikan. Berdasarkan sikap, sifat dan cara pemimpin dalam mengembangkan organisasi yang dipimpinnya maka gaya kepemimpinan dapat dibagi sebagai berikut (1) pemimpin bergaya otoriter merupakan pemimpin yang membuat keputusannya sendiri, karena kekuasaan terpusat hanya pada satu orang, dia memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap kekuasaannya. Pemikiran ini bersumber bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan apabila diputuskan oleh pemimpin seorang diri. (2) gaya kepemimpinan demokratis dimana seorang pemimpin membicarakan suatu masalah yang dihadapinya dengan mengkonsultasikan pada bahawannya untuk memberikan solusi atau sumbangan pemikiran terhadap masalah yang dihadapi. Gaya ini bertolak pada pemikiran bahwa aktivitas dalam organisasi akan berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila masalah yang dihadapi diputuskan bersama antara pemimpin dan orang dipimpin. (3) gaya kepemimpinan laissez faire (bebas) gaya kepemimipinan seperti ini memberikan kebebasan pada bawahannya untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki dan ketika menghadapi masalah dipecahkan sendiri, pemimpin memberikan pengarahan pada bawahannya dalam artian ini sangat sedikit kalau boleh dikatakan tidak ada. Pemikiran ini berpangkal bahwa organisasi akan dapat berjalan optimal dalam mencapai hasil yang diinginkan dengan memberikan kebebasan kerja kepada bawahan untuk memutuskan segala hal yang ingin dia capai dan melaksanakan seperti apa yang telah diprogramkannya sendiri. Gaya seperti ini tidak mempunyai kemanfaatan yang bagus, tetapi ketika
8
dilaksanakan dalam lingkungan kerja yang bermotivasi tinggi akan membawa efek yang kondusif bagi pengembangan organisasipendidikan. Pada prinsipnya tidak ada satupun dari gaya kepimimpinan tersebut yang dapat diterapkan secara konsisten pada berbagai macam situasi organisasi pendidikan. Sehingga setiap gaya kepemimpinan memiliki keunggulan dan keleman yang berbeda-beda. Disamping gaya kepemimpinan tersebut seorang atasan juga harus dapat memperlakukan seluruh bawahannya secara manusiawi yang akan berimplikasi pada ketepatan waktu dan kualitas hasil yang akan dicapai dalam organisasi pendidikan. Kepemimpinan (pemimpin) harus memiliki dan memberikan kesan yang baik kepada bawahannya sehingga akan berimplikasi kepada iklim organisasi pendidikan yang yang kondusif. Dengan iklim yang kondusif maka seluruh anggota organisasi akan dapat menjalankan perannya masing-masing dengan baik akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan memperlama eksistensi sekolah tersebut. Adapun kepemimpinan menurut pandangan islam seperti firman allah dalam salah satu ayatnya,
وجعلناهم أئمة يهدون بأمرنا وأوحينا إليهم فعل الخيرات وإقام الصلة وإيتاء الزكاة وكانوا لنا عابدين Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami lah mereka selalu menyembah (al-Anbiyaa’:73). Sedangkan Jalaluddin Rakhmat dalam buku Yamani yang berjudul, filsafat Politik Islam, menyebutkan bahwa secara terperinci seorang faqih (pemimpin) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Faqahah, mencapai derajat mujtahid mutlak yang sanggup melakukan istinbath hukum dari sumber-sumbernya. (2) ’adalah: memperlihatkan ketinggian kepribadian, dan bersih dari watak buruk. Hal ini ditunjukkan dengan sifat istiqamah, al shalah, dan tadayyun.(3) Kafa’ah: memiliki kemampuan untuk memimpin ummat, mengetahui ilmu yang berkaitan dengan pengaturan masyarakat, cerdas, matang secara kejiwaan dan ruhani. b. Manajemen 9
Factor kedua yang mempengaruhi iklim organisasi pendidikan adalah manajemen. Manajemen bila ditekankan pada masalah tanggungjawab, pembagian kerja, dan efisiensi maka hal itu tidak jauh seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an dalam beberapa ayat, tetapi disini hanya akan diambil salah satu dari ayat al-Qur’an,
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره )(ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya (8) Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. Manajemen islam mememiliki kaidah teknik manajemen menurut islam adalah sebagai berikut, (1) menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, seorang manajer berkewajiban untuk menegakkan hal tersebut atau memberikan contoh bagi anak buahnya, untuk tidak melakukan kkn, dan penyimpangan tugas. (2) berkewajiban menegakkan kebenaran, manajemen sebagai bentuk pengelolaan yang baik dan benar dalam satu sisi, dan disisi lain untuk menghindarkan dari kekeliruan. Manajemen merupakan usaha untuk menegakkan kebenaran, (3) menegakkan keadilan, suatu aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan lembaga, harus dilakukan besifat adil dalam berbagai hal (4) menyampaikan amanat. Tujuan pendidikan akan tercapai tepat pada waktunya bila manejemen organisasi pendidikan juga berjalan dengan baik. Manajemen yang baik adalah manjemen yang tidak menyimpang dari konsep, dan objek yang ditangani oleh organisasi. Seorang manajer harus dapat menyesuiakan diri dengan perubahan yang ada. Manajemen yang fleksibel akan dapat dengan mudah dalam menyesuaikan terhadap perubahan yang ada, disamping itu manajer ketika menghadapi perubahan tetap harus memperhatikan nilai-nilai yang ada semisal, kebahagiaan, ketaatan pada hukum serta konsisten dan kesetiaan. Manajemen yang sesuai dengan konsep, fleksibel serta didukung nilai-nilai yang baik ditentukan oleh dedikasi, keahlian dan otoritas serta akuntabilitas seorang manajer. Dedikasi menunjukkan pengapdian mereka pada organisasi, keahlian yang
10
diperoleh melalui pendidikan merupakan bekal dalam bekerja disamping otoritas7. Ketika seorang menajer hanya menggunakan otoritasnya akan bertindak sewenangwenang. Dan ketika hanya memiliki akuntabilitas merka tidak akan dapat berbuat apa-apa, maka seorang manajer harus seimbang, antara otoritas dan akuntabilitas Akuntabilitas berhubungan erat dengan dedikasi dan keahlian, untuk menghasilkan pekerjaan yang memuaskan semua pihak, diperlukan keahlian yang disertai dedikasi. Sikap
tersebut
disebut
profesi.
Supaya
pekerjaan
seseorang
professional
membutuhkan otoritas. Seorang manajer yang akuntabel pada pekerjaannya, bila dia seorang yang profesioanal dan memiliki otoritas. Ketika seorang manajer yang memiliki otoritas dan professional dalam melaksanakan tugasnya, akan memberikan rasa puas pada pelangganya. Berarti dia seorang manajer yang efektif dan efisien. Kearah inilah dunia pendidikan harus menuju. Reddin (Made Pidarta) memberikan gambaran perilaku manajer yang efektif (1) mengembangkan potensi bawahannya (2) tahu apa yang diinginkan dan giat mengerjakannya, dengan motivasi yang tinggi
(3) memberlakukan bawahannya
sesuai proporsinya (4) bertindak secara tim manajer8. Manajer tidak hanya orang yang pandai memanfaatkan keahlian bawahannya tetapi juga harus mendorongnya untuk selalu meningkatkan keahliannya, dimana hal ini akan memberikan keuntungan pada organisasi pada masa yang akan datang. Manajeman pendidikan kebanyakan hanya tau apa tugas yang dia lakukan, tetapi tidak mengetahui perubahan apa yang akan meraka hadapi dan bagaimana menghadapi perubahan tersebut. Maka hal ini akan membawa dampak yang buruk terhadap iklim organisasi pendidikan. Kita patut mempertanyakan apakah manajer pendidikan itu berminat, dan mempunyai kecakapan, atau hanya didasari motif tertentu dalam pengangkatannya. Kita menjumpai seorang kepala sekolah tidak dapat menuangkan ide atau gagasannya secara leluasa bahkan ketika dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut kepentingan sekolah pihak pemerintahan atau yayasan selalu campur tangan, adapun yang lebih ekstrim dalam pemilihan kepala sekolah pemerintah maupun yayasan selalu campur tangan dalam memutuskan berdasarkan 7 Pidarta Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Renika Cipta, 2004 8 Ibid … hal 19
11
like and dislike. Seharusnya dalam pemilihan kepala sekolah (kepala yang sudah memenuhi persyaratan) alangkah baiknya diadakan pemungutan suara dari murid dan guru di sekolah tersebut, baru dimintakan persetujauan dari pemerintah maupun yayasan. Sehingga akan menghasilkan iklim organisasi pendidikan yang baik yang akan berimbas kepada kinerja dan kualitas pendidikan islam yang meningkat dan mampu bersaing dengan sekolah yang notabene bukan islam. Bukan malah terjadi hal yang sebaliknya, terjadi iklim organisasi pendidikan islam yang tidak kondusif, sehingga akan menghasilkan pendidikan islam yang tidak mendapatkan tempat dihati masyarakat luas. c. Partisipasi masyarakat Pembentukan `komite sekolah` (KS) dan `dewan pendidikan` (DP) yang dianggap sebagai perwakilan masyarakat dan orang tua, adalah murni meniru konsep `school governance` yang diterapkan di Barat.
Untuk menjalankan fungsi advisory,
supporting, monitoring, mediatoring, tentunya diperlukan orang-orang yang berkemampuan sebagai anggota dan pengurus komite sekolah pun dewan pendidikan. Juga diperlukan orang-orang yang berdedikasi penuh, mau meluangkan waktunya mengurusi perkara yang barangkali bukan pekerjaan utamanya. Sayangnya karena konsep supporting lebih kuat ketika KS dicetuskan pertama kali maka anggota-anggota KS adalah orang tua yang berkantung tebal, pengusaha, pejabat, yang notabene hampir tak punya waktu untuk datang dan mengontrol sekolah. Proses advisory akhirnya berjalan satu arah, yaitu ketika pihak sekolah meminta.
Proses supporting yang kelihatannya lebih diutamakan menjadi
pembicaraan utama dalam rapat-rapat komite sekolah, yang hampir terkesan bahwa kepala sekolah dan stafnya juga ketua OSIS melaporkan agenda kegiatan dan komite sekolah hanya menandatangani jika kelihatannya anggarannya masuk akal. Proses monitoring dan controling pun hanya berlangsung melalui sodoran berkas laporan kegiatan dari kepala sekolah ke komite sekolah. Adapun proses mediatoring yang dimaksudkan menghubungkan lembaga sekolah dengan lembaga non sekolah dan masyarakat pada umumnya, tampaknya belum berhasil diterjemahkan dengan baik oleh beberapa komite sekolah.
12
Untuk membangun iklim organisasi pendidikan yang baik harus tejalin kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat yang diwakili oleh lembaga-lembaga diatas, disamping sekolah turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada, misal dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, tempat olah raga dan lain sebagainya. E. Kesimpulan Pendidikan islam sampai saat ini masih dihadapkan persoalan pelik dalam bidang manejemen dan kepemimpinan. Manajemen dan kepemimpin yang baik serta dukungan masyarakat dapat menimbulkan iklim organisasi pendidikan islam yang kondusif untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Sehingga berimplikasi kepada peningkatan kulaitas pendidikan islam yang mampu bersaing dalam dunia global. Wallahu‘alam bil ashawab.
DAFTAR PUSTAKA al-Quran dan terjemahannya Akdon, Strategic Management For Educational Management, Bandung, Alfabeta, Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta, ar-Ruzz Media, 2008. Pace, R Wayne dan Faules F Don, Komunikasi Organisasi, editor Dedy Mulyana, 13
Bandung, Rosda Karya, 2005. Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Renika Cipta, 2004. Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, Alfabeta, 2006. Tim pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, Semarang, IKIP Semarang Press, 1991. Wahab, Azis, Abdul, Anatomi Organisasi Dan Kepemimpinan Pendidikan “Telaah Terhadap Organisasi Dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan”, Bandung, Alfabeta, 2006. .
14
15
16
17