Ii Pembahasan.docx

  • Uploaded by: Jovic Marcello Titaley
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ii Pembahasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 844
  • Pages: 4
I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Saat ini Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini benar-benar mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga menuntut pihak-pihak yang berkompeten, untuk terus melakukan berbagai kajian dan riset mengingat kajian tentang iptek yang tidak selalu bisa dilakukan secara mandiri maka diperlukan langkah-langkah untuk sharing dan kerjasama,dan tidak terkecuali untuk ilmu pengetahuan teknik terowongan,karena pengaplikasian pembuatan terowongan saat ini benar-benar memiliki cakupan pengaplikasian sangat luas. Oleh karena itu dianggap sangat penting bagi orang-orang yang sedang , dan akan mempelajari, menekuni bidang ilmu pengetahuan yang memiliki relasi terhadap terowongan untuk mengkaji, mempelajari, mengetahui, dan memaparkan lebih lanjut terkait konsep ilmu pengetahuan teknik terowongan, yang terkhususnya di dalam penyelidikan penyanggaan geoteknik dalam pembuatan terowongan yang akan dibahas dalam makalah ini. B. Maksud dan Tujuan

II PEMBAHASAN

A. Penyelidikan Geoteknik Secara Umum Geoteknik (engineering geology) merupakan bagian dari rekayasa sipil yang didasaran pada pengetahuan geologi tentang karaterisik batuan dan tanah. Penyelidikan geoteknik merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan pemindahan tanah atau penempatan beban pada tanah berlangsung. Dengan adanya perencanaan geoteknik diharapkan dapat dicapai suatu kegiatan dengan produktivitas optimal, effisien dan aman. Sebaliknya tanpa adanya perencanaan geoteknik yang baik maka akan dijumpai masalah – masalah yang akan menghambat pekerjaan terutama dalam hal kestabilan lereng. Suatu rancangan geoteknik dibuat atas dasar dua aspek utama, yaitu : a. Aspek ekonomi, dijabarkan dalam hal – hal yang berkaitan dengan jumlah material dan biaya. b. Aspek keselamatan, berupa rancangan dan pengawasan terhadap desain yang dibuat agar tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan. Kedua aspek tersebut seringkali berbenturan, misalkan pada penentuan sudut kemiringan lereng, ditinjau dari aspek ekonomi maka sudut kemiringan yang terjal akan semakin menguntungkan, namun sebaliknya dari aspek keselamatan lereng yang lebih landai adalah lereng yang lebih aman. Penyelidikan geoteknik dibutuhkan untuk menentukan sejauh mana lereng bisa tetap aman dengan nilai ekonomis setinggi mungkin. 1.

Survey Geoteknik Penyelidikan geoteknik secara umum dilakukan atas dasar pertimbangan

bahwa bukaan yang membentuk lereng terjal akan menimbulkan resiko terjadinya longsor, adapun longsor tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor geometri lereng, kekuatan massabatuan, struktur geologi, kondisi hidrogeologi dan faktor dari luar. Untuk lereng bukaan yang tinggi keseluruhan (overall) lebih dari15 meter, harus ada kajian / analisis geoteknik yang didukung hasil penelitian, yang menyatakan bahwa bukaan tersebut dalam keadaan aman.

Selain itu penelitian geoteknik juga dibutuhkan dalam kajian metode pembongkaran batuan, disain penimbunan dan kajian tentang lapisan dasar. Kajian yang dilakukan pada penyelidikan geoteknik adalah analisis kemantapan lereng, analisis kemampu-garuan dan kemampu-galian. Analisis kemantapan lereng meliputi analisis kemantapan lereng tunggal (individual/single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope), baik lereng atas (highwall) maupun bawah (lowwall) serta lereng timbunan. Sedangkan analisis kemampu-garuan dan kemampu-galian dilakukan untuk mengetahui tipikal karakteristik material dalam kaitannya dengan aktivitas penggalian dan penggaruan. Tujuan dilakukannya survey geoteknik adalah: 1. Menentukan sudut kemiringan dan tinggi lereng yang aman baik pada jenjang (benches) maupun pada lereng (slope). 2.

Memberikan rekomendasi metode penggalian batuan yang efisien dan cocok dengan karakteristik batuan.

2. Memberikan rekomendasi konstruksi jalan. Pengambilan contoh Geoteknik dengan sistem percontoan tanah / batuan yang belum terganggu (undisturbed sampling). Tujuannya untuk memperoleh contoh inti batuan yang memenuhi syarat untuk diproses selanjutnya di laboratorium geomekanika.Ini dilakukan dengan sistem konvensional yaitu menggunakan tabung (thinwall tube) berukuran panjang ± 50cm dan diameter ± 2 inchi yang dimasukkan ke dalam tanah. Tabung yang berisi perconto kedua ujungnya ditutup dengan plastik (terisolasi dari udara luar), agar kadar air asli di dalam conto tidak berubah pada saat dilakukan pengujian di laboratorium.

B. Penyelidikan Geoteknik Dalam Pembuatan Terowongan Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan desain terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang paling rasional serta persiapan yang sebaik-baiknya direncanakan aspek keamanan pelaksanaan. Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak karena kurang tersedianya data geologi. Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :

a. Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan. b. Menentukan sifat fisik batuan. c. Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah. d. Memberikan kepastian setinggi – tingginya bagi suatu proyek dan dan memberi wawasan kepada engineer mengenai kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan. e. Mengurangi unsur ketidakpastian bagi kontraktor. f. Meningkatkan keselamatan kerja. g. Memberi pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas – kualitas keputusan di lapangan.

C. Penyanggaan Geoteknik Hasil kajian geoteknik diperoleh dari pengujian sifat fisik (bobot isi jenuh/γsat dan bobot isi alami/γnat) dan pengujian sifat mekanik berupa pengujian kuat geser langsung, pengujian triaxial, dan pengujian kuat tekan (nilai kohesi/c dan sudut geser dalam/Φ, kuat tekan/σc, modulus Young’s/E, Poisson’s ratio/υ) akan dapat menentukan dimensi pilar (kekuatan pilar), jenis penyanggaan dan metoda penambangan (sistem Longwall atau Semi Longwall Mining). Selanjutnya, hasil kajian ini dipergunakan sebagai parameter masukan (input) dalam rancangan (desain) tambang. Untuk sistem penyanggaan diperlukan data, yaitu klasifikasi masa batuan Bieniawski, Rock Mass Rating (RMR), korelasikan dengan tabel sistem penyanggaan berdasarkan RMR, sehingga diperoleh nilai RMR (poor rock atau hard

rock)

yang dijadikan

acuan

untuk

menentukan

metoda

penambangan bawah tanah, jenis material untuk membantu penyangga utama (pilar) dan kondisi masa batuan untuk atap (roof), alas/lantai (floor). Selanjutnya dapat diketahui panjang lebar lubang bukaan (span) dan waktu stabil tanpa penyangga (stand-up time)-nya.

Related Documents

Ii
November 2019 113
Ii
July 2020 97
Ii
November 2019 117
Ii
October 2019 134
Ii
November 2019 80
Ii
May 2020 98

More Documents from "Muhammad Asghar Khan"