I.docx

  • Uploaded by: misranasrof9
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,014
  • Pages: 7
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Resin ion exchange atau resin penukar ion dapat didefinisi sebagai senyawa

hidrokarbon

terpolimerisasi,

yang

mengandung

ikatan

silang

(crosslinking) serta gugus-gugus fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung (swelling), kapasitas penukaran dan selektivitas penukaran. Pada saat dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas. Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, (1) Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi, (2) Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Resin akan bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena itu resin harus tahan terhadap air. (3) Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi dan radiasi. (4) Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis. Senyawa nikel terjadi dalam lingkungan pada tingkat yang rendah. Nikel ini biasanya ditemukan serbagai bahan pangan secara alami mengandung sejumlah kecil nikel. Dalam makanan sehari-hari juga banyak ditemukan misalnya

cokelat dan lemak yang diketahui mengandung jumlah tinggi nikel. Asupan nikel akan meningkat pada orang yang makan sayuran dari tanah yang tercemar limbah nikel. Tanaman dikenal mengakumulasi nikel sehingga saat dikonsumsi akan turut dipindahkan ke dalam tubuh manusia. Nikel larut perlahan dalam asam encer namun, seperti besi, menjadi pasif ketika dipaparkan dengan asam nitrat.Nikel dan seng merupakan senyawa kimia yang banyak ditemukan dalam bentuk senyawa dan tidak berdiri sendiri sehingga perlu dilakukan uji kualitatif atau kuantitatif dalam campurannya. Terdapat suatu metode pemisahan campuran dalam suatu senyawa. Metode tersebut adalah metode penukar ion atau resin penukar ion. Resin penukar ion adalah suatu jaringan polimer yang mempunyai gugus fungsi ionik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukanlah percobaan uji kualitatif seng dan nikel dalam campuran menggunakan penukar ion. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana menentukan seng dan nikel yang ada dalam campuran secara kualitatif dengan pereaksi spesifik setelah dipisahkan dengan penukar ion ? C. Tujuan Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan seng dan nikel yang ada dalam campuran secara kualitatif dengan pereaksi spesifik setelah dipisahkan dengan penukar ion.

D. Manfaat Manfaat dari percobaan ini adalah agar dapat menentukan jumlah seng dan nikel yang ada dalam campuran secara kualitatif dengan pereaksi spesifik setelah dipisahkan dengan penukar ion.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Resin pertukaran ion yaitu suatu polimer organik yang mengandung gugus-gugus bermuatan yang terikat secara kovalen yang dapat berinteraksi secara elektrostatik dengan ion-ion gerak yang tandanya berlawanan. Dalam pertukaran ion ,suatu ukuran penarikan ion oleh resin dengan mengorbankan ion lawan pembanding dimana resin itu pada mulanya diisikan. Suatu resin dengan gugus fungsional terdiosiasi lemah seringkali berupa COOH yang bersifat anionik jika larutan bersentuhan dengan larutan yang memiliki pH cukup tinggi (Underwood, 2007). Resin penukar anion dan kation memiliki pH yang cukup tinggi yang membuatnya dapat bermuatan positif, negative atau tidak bermuatan. Pemilihan larutan pencuci dengan pH yang tepat perlu diperhatikan untuk membuat resin bekerja secara maksimal dengan mengikat ion target. pH larutan yang diturunkan atau dinaikkan secara bertahap sehingga akhirnya interaksi antara gugus fungsi pada resin dan permukan ion melemah (Thenawidjaja dkk., 2009). Kemampuan pertukaran ion dari permukaan mika muskovit telah banyak diteliti menggunakan berbagai ion logam dalam larutan berair yang diamati bahwa tingkat hunian ion logam tergantung pada konsentrasi garam yang digunakan. Valensi dan radii ion logam yang digunakan dalam pertukaran dapat mempengaruhi hasil, bukan hanya karena pengawetan netralitas muatan, tetapi juga sebagai akibat dari interaksi coulomb yang berbeda dengan permukaan mika muskovit (Poeldkk., 2017)

Komposisi pelarut yang menghasilkan pemisahan KLT terbaik kemudian dapat digunakan sebagai fase gerak dalam kromatografi kolom. Fase diam silika gel 60 (70 - 230 mesh) dan silica impregsilika gel 60 (35 - 70 mesh). Pada pemisahan dengan kromatografi kolom, silika gel yang disuspensikan terlebih dahulu dengan eluen yang telah ditentukan dan dimasukkan kedalam kolom yang dasarnya telah disumbat kapas. Kemudian didiamkan selama 24 jam. Ekstrak dilarutkan dengan sedikit pelarut etil asetat dan ditambahkan dengan silika gel sama banyak dengan jumlah ekstrak. Kemudian dimasukkan kedalam kolom, dan dielusi dengan menggunakan metode gradien. (Wati dkk., 2017) Kemurnian isolat dapat diuji dengan KLT dimana digunakan tiga macam eluen dengan pelarut serta perbandingan yang berbeda untuk memastikan kemurnian dari isolat dengan munculnya satu noda pada tiap KLT. Setelah itu kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 dan UV 366 tidak menunjukkan adanya noda yang berpendar, ini menunjukkan bahwa struktur kimia dari suatu zat atau senyawa tersebut tidak memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Noda hasil elusi yang tidak tampak di bawah lampu UV disemprot dengan reagen penampak noda CeSO4 2% dan dipanaskan di atas hotplate sehingga diperoleh noda yang berwarna biru dan dapat disimpulkan bahwa isolat fraksi E7 relatif murni secara KLT (Qalbi dkk., 2017).

III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum “Uji Kualitatif Seng dan Nikel Dalam Campuran Menggunakan Penukar Ion” dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2019 dan bertempat di Laboratorium Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kolom, neraca analitik, tabung reaksi, rak tabung, corong, labu erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 mL, gegep, hot plate, statif dan klem, pipet tetes, filler, dan batang pengaduk. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan cuplikan Ni (Nikel) , larutan cuplikan Zn (Seng), H2O (akuades), HCl (Asam Klorida) 0,01 M dan 2 M, NH3 (Amonia) 6 M, resin penukar anion, dimetil glioksin 2 %, larutan K4Fe(CN)6 (Kalium Ciano Besi II) 1 M, alluminium foil, tissue, kapas, NaOH (natrium hidroksida) 0,01 M, dan kertas saring.

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA PERCOBAAN VIII UJI KUALITATIF SENG DAN NIKEL DALAM CAMPURAN MENGGUNAKAN PENUKAR ION OLEH NAMA

: MISRAN ASROFIL

STAMBUK

: F1C1 17 051

KELOMPOK : VIII (DELAPAN) ASISTEN

: ANNA SULASTRI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019

More Documents from "misranasrof9"

I.docx
May 2020 5
Doc1.docx
April 2020 9
Ini Kodong.docx
May 2020 22
Pendahuluan.docx
November 2019 3
Soal Kimfis.docx
June 2020 3