MAKALAH “ANATOMI FISIOLOGI TELINGA ”
DISUSUN OLEH : KELOMPOK III
MUH JUMADIL PIPI ASPITA
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................................................................... 1 BAB I PEMBAHASAN ........................................................................................2 A. Pegertian Telinga ...................................................................................2 B. Fisiologi telinga......................................................................................3 C. Fisiologi pendengaran.........................................................................12 D. Mekanisme pendengaran....................................................................13
BAB II PENUTUP ...............................................................................................15 A. Kesimpulan...........................................................................................15 B. Saran .....................................................................................................15
DAPTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
BAB I PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TELINGA
Telinga merupakan organ pendengaran dan juga memainkan perang penting dalam mempertahankan keseimbangan. Bagian-bagian yaang berperan dalam pendengaran: bagian luar,bagian tengah,dan koklea.bagian-bagian yang berperan dalam keseimbangan: kanal semisirkular,utrikel,sakulus.
B. FISIOLOGI TELINGA
a. Telinga Luar (Auris Eksterna) Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh membran timpani. Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. 1. Daun Telinga / Pinna/ Aurikula Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga. Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.
2. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga ) Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5 cm yang terdiri tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secret – secret berbentuk serum. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.
b. Telinga Tengah(Auris Media) Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke lingkungan luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan, mengunyah, dan menguap ia akan membuka, untuk menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga berfungsi sebagai drainase untuk sekresi terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus (canalis facialis) tulang temporal Terdiri dari : 1. Membrane Timpani Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara telinga luar dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os malleus. Terdiri dari jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar. Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars flaksida (MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia). Pars flaksida hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani
terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut. Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawahdepan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani. Membrane timpani
berfungsi
menerima
getaran
suara
dan
meneruskannya
pada
tulangpendengaran. 2. Dinding Telinga Dinding telinga bagia tengah dan hubungan rongga telinga tengah dengan struktur yang lain. Dinding telinga tengah tersusun atas tulang dan lapisan membran. 1) Membran yang membentuk gendang telingah menjadi dinding sisi luarnya 2) Dinding atas dan bawah terdiri atas tulang 3) Dinding sisi dalam tersusun atas tulang dan membran 4) Dinding depan memiliki lubang yang merupakan bagian dari tuba Eustachius 5) Dinding belakang berhubungan dengan rongga mastoid di tulang temporalis.
3.Tuba Eustachius Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa, serta melalui tuba Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba Eusthakius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini, memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.
c. Telinga dalam (Auris Interna) Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin tulang adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin membran. Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah labirin membran. Struktur membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan yang dipenuhi dengan perilymph. Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.dan terbagi atas beberapa bagian: 1.
Tulang Labyrinth Yang terletak di dalam bagian petrosa tulang temporal, terdiri dari dua bagian: a) Vestibula Berdampingan dengan tulang tengah melewati dua lubang: fenestra vestibuli, yang ditempati oleh dasar stapes dan fenestra koklea, yang terisi oleh jaringan fibrosa. Di bagian belakang, ada mura menuju ke kenal semisirkular dan di bagian depan, ada sebuah muara yang mengarah ke koklea. b) Koklea Koklea adalah saluran berbentuk spiral yang membentuk dua pertiga putaran mengitari pusat tulang yang disebut modiolus. Menurut panjangnya, saluran ini dibagi menjadi tiga terowongan oleh dua membran, yaitu membran basilar dan membran vestibular, yang meregang dari modiolus ke dinding luar. Pada saluran bagian luar, terdapat skala vestibuli dibagian atas dan skala timpani di bagian bawah. Saluran ini berisi perilimfe dan bergabung dengan puncak modiolus. Bagian ujung skala timpani yang lebih rendah ditutupi
fibrosa fenestra koklea. Bagian tengah saluran disebut duktud koklear dan berisi endolimfe. Bentuknya sama dengan tulang labrytinth dan disebut membran labyrinth. Di dalam duktus koklear terdapat ujungujung saraf pendengaran, yang di sebut sel-sel rambut. c) Kanal Semisirkular Berjumlah tiga dan terletak diatas dan di belakang vestibula dalam tiga ruang yang berbeda, satu vertikel, satu horisontal, dan yang lain transversal. Semua ruang ini berisi perilinfe. Bila posisi kepalah berubah, gerakan endolimfe merangsang sel-sel khusus yang memiliki tonjolan seperti rambut-rambut, yang terdapat di ujung setiap kanal. 2. labyrinth Membranosa Terdapat didalam tulang labyrinth walaupun ukurannya lebih kecil. Membran ini terdiri: a) Utrikel dan Sakulus ialah dua kantung kecil dalam vestibula yang satu sama lain dihubungkan satu sama lain oleh saluran penyambung (connecting tabe). Kantung-kantung tersebut berisi potongan kecil saraf sel rambut yang distimulasi oleh gaya gravitasi pada kristal-kristal kecil (otolith) yang menempel pada sel-sel tersebut. b) Duktus Semisirkular Sama dengan kanal semisirkular dan terletak di dalam duktus tersebut, tetapi diameternya hanya 1/4-nya duktus ini berisi endolimfe.
c) Duktus Koklear Salura spiral di dalam kanal koklea yang menonjol dan membentang di sepanjang dinding luar. Langit-langitnya dibentuk oleh membran vestibular dan bagia dasarnya oleh membran basiler dan kedua dinding luar oleh tonjolan dinding koklea.
C. FISIOLOGI PENDENGARAN
Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo gelombang suara dan nada suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah gelombang per unit waktu). Semakin besar amplitudo, makin keras suara, dan semakin besar frekuensi, semakin tinggi nada suaranya. Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor-faktor kurang dipahami lain selain frekuensi, dan frekuensi mempengaruhi kenyaringan, karena ambang pendengaran lebih rendah di beberapa frekuensi dari yang lain. o Energi bunyi ditangkap daun telinga dalam bentuk gelombang 1. Getarkan membran timpani 2. Melewati tulang pendengaran MIS (maleus, inkus, stapes) 3. Energi diamplifikasi 4. Diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap jorong sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak 5. Getaran diteruskan ke membrana reissner yang mendorong endolimfe 6. Timbulkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria 7. Terjadi defleksi stereosilia sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel 8. terjadi depolarisasi rambut 9. Lepaskan neurotransmiter ke dalam sinaps yang akan timbulkan potensial aksi pada saraf auditorius 10. Lanjut ke nukleus auditorius 11. Korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.
D. MEKANISME PENDENGARAN
Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu dengan air condaction dan bone condaction. 1.
Air conduction. Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang
telinga , menuju gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang menghantamnya “kemudian” getaran ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang secara mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga rambut sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus ) yang nantinya akan menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat dikenal di otak 2.
Bone conduction Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan
tulang kepala, kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan akhirnya getaran itu dikirim dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf pendengaran.
Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan dengan percobaan weber Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik.
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN Telinga adalah organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ yang berperan sebagai pendengaran kita akan suara atau bunyi.dan berfungsi untuk mengenali
geteran suara. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu:telinga
luar,telinga tengah,dan telinga dalam. Pendengaran adalah suara yang ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara,yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. B. SARAN Anatomi fisiologi telinga dapat menambah pengatahuan kita mengenai alat indra
manusia,khususnya
pengetahuan.
telinga
dan
dapat
dijadikan
sebagai
sumber
DAFTAR PUSTAKA Brooker C (1993) Human Structure and Function, Mosby, London. Moore KL, Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarata: Hipokrrates. Rutishauser S (1994) Physiology and Anatomy: a Basis for Nursing and Health Care, Churchill Livingstone, Edinburgh. Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2. Jakarta: EGC