Identifikasi Ikan Lele Laprak 2.docx

  • Uploaded by: Ronadojon
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Identifikasi Ikan Lele Laprak 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,931
  • Pages: 32
IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias gariepinus)

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Disusun oleh : Ronaldo Jhon

230110180153

Rahmatika Aulia

230110180166

Andiva Nursalsabila

230110180181

Kelompok 14 / Perikanan C

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2019

JUDUL PENULIS

: IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias gariepinus) : Ronaldo Jhon

230110180153

Rahmatika Aulia

230110180166

Andiva Nursalsabila

230110180181

Jatinangor, April 2019

Menyetujui:

Asisten Laboratorium Koordinator,

Rajib A. Rahman Sidik NPM. 230110160059

Penanggung Jawab Kelas,

Mohammad Syarifudin NPM. 230110160129

Dosen Penanggung Jawab,

Dra. Rosidah, M.Si NIP. 19581029 199501 2001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ikhtiologi. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Laporan praktikum Identifikasi Ikan lele (Clarias gariepinus) dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Ikhtiologi pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi. 2. Rajib A. Rahman Sidik, selaku koordinator asisten mata kuliah Ikhtiologi. 3. Muhammad Syarifudin, selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi. 4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan masukkan. Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, April 2019

Penyusun

iii

DAFTAR ISI BAB

Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vii

I

II

III

IV

V

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Tujuan ......................................................................................... 2 1.3 Manfaat ....................................................................................... 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Ikan Lele…………………………………………….. 2.2 Klasifikasi Ikan Lele……….………………………………….. 2.3 Morfologi Ikan Lele……...……………………………………. 2.4 Anatomi Ikan Lele……….…………………………………….

3 3 4 5

BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................... 3.2 Alat dan Bahan............................................................................ 3.2.1 Alat-alat Praktikum ..................................................................... 3.2.2 Bahan-Bahan Praktikum ............................................................. 3.3 Prosedur Kerja ............................................................................ 3.4 Analisis Data ...............................................................................

7 7 7 7 8 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ciri Meristik ................................................................................ 4.2 Ciri Morfometrik......................................................................... 4.3 Ciri Morfologi Khusus ................................................................ 4.4 Sistem Integumen ....................................................................... 4.5 Sistem Otot ................................................................................. 4.6 Sistem Pencernaan ...................................................................... 4.7 Sistem Pernapasan ......................................................................

10 10 12 13 14 15 16

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 17 5.2 Saran ........................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL No.

Judul

Halaman

1. Alat yang digunakan ......................................................................................... 7 2. Bahan yang digunakan ....................................................................................... 8 3. Hasil Pengamatan Ciri Meristik Ikan Lele ....................................................... 10 4. Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik Ikan Lele................................................ 11 5. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khusus Ikan Lele ....................................... 12 6. Hasil Pengamatan Sistem Integumen Khusus Ikan Lele.................................. 13

v

DAFTAR GAMBAR No

Judul

Halaman

1.

Ikan Lele.................. ........................................................................ 3

2.

Morfologi Ikan Lele.............................................................................4

3.

Anatomi ikan lele.................................................................................5

4.

Sistem otot ikan.................................................................................14

5. 6.

Organ dalam Ikan Lele......................................................................15 Arborecent.................. .....................................................................16

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

Halaman

1.

Alat Praktikum ........................................................................................ 20

2.

Bahan Praktikum ..................................................................................... 22

3.

Prosedur Praktikum ................................................................................. 23

4.

Dokumentasi Kegiatan………………………………………………..…24

vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Kata ikhtiologi berasal dari pengertian ichtio yang berarti ikan dan logos berarti ilmu. Karakter morfologi meliputi studi morfometrik dan meristik dari ikan. Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjang total dan panjang baku. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter, ukuran yang dihasilkan disebut ukuran mutlak. Adapun meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung (Affandi dkk. 1992). Data yang dihasilkan dari ciri morfometrik bersifat

continuous data untuk selanjutnya diolah dan dianalisa

melalui pendekatan statistik, sedangkan data yang dihasilkan dari ciri meristik bersifat discrete data (Turan 1998). Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha yang semakin berkembang. Potensi inilah yang terus bertambah dan berkembang di masyarakat pedesaan. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2008) : a. Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas b. Teknologi budidaya mudah dikuasai oleh masyarakat c. Pemasaranya relatif mudah d. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah

1

2

1.2

Tujuan Tujuan praktikum ikhtiologi ikan lele (Clarias gariepinus) adalah:

1.

Untuk mengetahui morfometrik dan meristik ikan lele.

2.

Untuk mengetahui sistem intergumen ikan lele.

3.

Untuk mengetahui sistem pernafasan ikan lele.

4.

Untuk mengetahui sistem pencernaan ikan lele.

1.3

Manfaat Manfaat praktikum mengenai ikan lele(Clarias gariepinus) yaitu

1.

Praktikan menjadi tahu morfometrik dan meristik ikan lele.

2.

Praktikan menjadi tahu sistem integumen, pernapasan, dan pencernaan ikan lele.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1

Deskripsi Ikan Lele Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antaralain: ikan

kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (JawaTengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. 2.2

Klasifikasi Ikan Lele Klasifikasi ikan lele (Clarias gariepinus) menurut Kordi (2010) adalah

sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Chordata : Pisces : Ostariophysi : Claridae : Clarias : Clarias gariepinus

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias gariepinus)

(Sumber : Dokumen pribadi)

3

4

2.3 Morfologi Ikan Mas

Gambar 2c (Clarias gariepinus)

(Sumber : Dokumen pribadi) Sebagaimana halnya ikan lele, lele sangkuriang (Clarias gariepinus) memiliki ciri-ciri identik dengan lele dumbo sehingga sulit untuk dibedakan. Secara umum, ikan lele sangkuriang dikenal sebagai ikan berkumis atau catfish. Tubuh ikan lele sangkuriang ini berlendir dan tidak bersisik serta memiliki mulut yang relatif lebar yakni ¼ dari panjang total tubuhnya. Ciri khas dari lele sangkuriang adalah adanya empat pasang sungut yang terletak di sekitar mulutnya. Keempat pasang sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut maxiral/ rahang atas dan dua pasang sungut mandibula/rahang bawah (Lukito 2002). Fungsi sungut bawah adalah sebagai alat peraba ketika berenang dan sebagai sensor ketika mencari makan. Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima bagian yaitu sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. Sirip dada lele sangkuriang dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang berfungsi untuk alat pertahanan diri (Lukito 2002). Ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan mas, gurami dan tawes. Alat pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang berukuran kecil sehingga lele sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Ikan lele sangkuriang mengalami kesulitan dan memenuhi kebutuhan oksigen, akibatnya lele sangkuriang sering mengambil oksigen dengan muncul ke permukaan. Alat pernafasan tambahan terletak di rongga insang bagian atas, alat

5

berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”. Untuk memudahkan berenang, lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal adalah sirip punggung dan sirip ekor . Sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil (Khairuman dan Amri, 2009). 2.4 Anatomi Ikan

Gambar 3. Anatomi ikan lele (Sumber : Dokumen pribadi)

Anatomi dari ikan lele terdiri dari sistem integumen, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem otot, dan sistem rangka adalah sebagai berikut 2.4.1 Sistem Integumen Sistem integumen pada ikan lele terdiri dari kulit, yang berfungsi sebagai protektif misalnya melindungi jaringan dibawahnya dari gangguan mekanik. Pada kulit juga terdapat kelenjar sebagai protektif misalnya melindungi jaringan dibawahnya dari gangguan mekanik, yang seperti ikan lainnya yaitu mengeluarkan mucus atau lendir. 2.4.2 Sistem Pencernaan Pencernaan merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Bermula setelah pengambilan makanan dan berakhir dengan pembuangan sisa makanan.

6

Sistem pencernan pada Ikan Lele (Clarias gariepinus) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, oesophagus. lambung. pylorus, usus, rectum dan anus. Strulctur anatomi mulut Ikan Lele erat kaitannya dengan caranva mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat padarkan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring makanan yang masuk, karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang. Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan berupa aborescen yang merupakan kulit tipis menyerupai spon, yang dengan alat pernapasan tambahan ini, ikan lele dumbo dapat hidup pada air dengan kondisi oksigen yang rendah. 2.4.3 Pernafasan Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas operculum menutup lelekat pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. 2.4.4 Sistem Otot Sistem otot yang terdapat di kedua sisi tubuh lele dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan horizontal akletogeneous septum. Secara fungsional tipe otot ikan, yaitu ada yang di bawah rangsangan otak (voluntary) dan otot yang tidak dibawah rangsangan otak (involuntary).

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum Ikhtiologi ini dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor pada tanggal 26 Maret 2019 pukul 07.30 WIB – selesai. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan pada praktikum ikhtiologi mengenai identifikasi ikan lele merupakan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikan dalam melaksanakan praktikum dan juga untuk ketelitian data yang didapat dalam praktikum. 3.2.1 Alat-alat Praktikum Berikut merupakan alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi ikan lele (Clarias gariepinus). Tabel 1. Alat yang digunakan No

Nama Alat

Fungsi

5

Mistar

6

Penjepit

Sebagai alat untuk menyimpan ikan lele dan alat – alat praktikum lainnya. Sebagai alat untuk menyimpan jeroan ikan lele. Sebagai alat untuk memotong kulit ikan lele. Sebagai alat untuk mengukur panjang tubuh , jeroan dan tubuh ikan Sebagai alat untuk mengukur panjang tubuh , sirip dan jeroan ikan. Sebagai alat untuk membantu membuka kulit ikan .

7

Pisau Bedah

Sebagai alat untuk memotong kulit ikan.

1

Baki

2 3

Cawan Petri Gunting Milimeter Blok

4

7

8

3.2.2 Bahan-bahan Praktikum Berikut merupakan alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi ikan lele. Tabel 2. Bahan yang digunakan No

Bahan

1

Ikan lele

3.3

Fungsi

Sebagai objek bahan penelitian identifikasi ikan lele.

Prosedur Kerja Dalam praktikum ini, Asisten Laboratorium memberikan langkah langkah

atau prosedur kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian. 3.3.1 Pengukuran Morfometrik 1. Alat dan bahan di siapkan di meja praktikum. 2. Sampel ikan lele terlebih dahulu ditimbang dan dicatat hasilnya. 3. Sampel ikan lele disimpan di baki. 4. Sirip sampel ikan lele diregangkan. 5. Dilakukan pengukuran meristik lalu hasilnya dicatat dalam logbook. 3.3.2 Pengukuran Meristik 1. Alat dan bahan di siapkan di meja praktikum. 2. Sampel ikan lele terlebih dahulu ditimbang dan dicatat hasilnya. 3. Sampel ikan lele disimpan di baki. 4. Sirip sampel ikan lele diregangkan. 5. Dilakukan pengukuran morfometrik lalu hasilnya dicatat dalam logbook. 3.3.3 Pembedahan 1. Alat dan bahan di siapkan di meja praktikum. 2. Sampel ikan lele disimpan di baki. 3. Kulit pada perbatasan antara sirip caudal dan pangkal ekor ikan dibersihkan. 4. Ikan dikuliti untuk dilihat sistem otot nya lalu di dokumentasikan. 5. Setelah itu ikan dibedah dengan menggunting bagian perut dengan cara melingkar untuk dilihat organ dalamnya.

9

6. Bagian dalam ikan yang telah dibedah seperti jantung, empedu, ginjal, gonad, limpa dan usus di dokumentasikan. 7. Organ dalam seperti usus , lambung di ukur dan digambarkan di logbook. 8. Organ dalam di identifikasi 9. Setelah di identifikasi alat dan bahan dicuci dan dirapihkan ke tempat semula. 3.4 Anilisis Data 

TL

(Dari ujung bibir ikan sampai dengan bagian ujung ekor)



SL

(Dari ujung bibir sampai dengan buntut ikan yang bisa ditekuk)



HL

(Dari ujung bibir ikan sampai dengan operkulum )



OD

(Diameter Mata)



CPL

(Belakang anal sampai lengkung tulang ekor)



CPD

(Tinggi batang ekor)



BD

(Ujung sirip punggung tarik kebawah )



DFL

(Jari – jari sirip punggung paling panjang)



DFB

(Panjang sirip punggung )



PFL

(Jari – jari sirip dada paling panjang )



VFL

(Jari – jari sirip perut paling panjang)



AFL

(Jari – jari sirip anal paling panjang)



AFB

(Panjang sirip anal)



Misai

(Panjang misai)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Ciri Meristik Dalam praktikum kalo ini kelompok kami menemukan ciri Meristik dari ikan

Lele yang kami amati, adalah sebagai berikut:

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Ciri Meristik Ikan Lele Ciri Meristik Hasil Dorsal (D) 0.0.68 Pectoral (P) I.0.8 Ventral (V) I.0.7 Anal (A) 0.0.47 Caudal (C) 0.0.28 Linea lateralis (Ll) Linea transversalis (Ltr1) Linea transversalis (Ltr2) Dorigin Vorigin Aorigin -

Pada table diatas, dapat kita ketahui bahwa pada Ikan Lele yang penulis amati, terdapat 68 sirip lunak pada sirip dorsalnya, terdapat satu buah sirip keras dan delapan sirip lunak ada sirip pectoral, satu buah sirip keras dan tujuh sirip lunak pada sirip ventral, 47 buah tulang lunak pada sirip anal, 28 buah sirip lunak pada sirip caudal. Menurut Rohmana (2009) bahwa Ikan lele dumbo dicirikan oleh jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada P.I.9-10, sirip perut V.5-6, sirip anal A.50-60 dan jumlah sungut empat pasang, satu diantaranya lebih besar dan panjang. 4.2

Ciri Morfometrik Morfometrik adalah ukuran bagian bagian tertentu dari struktur tubuh ikan

(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Lagler et al. 1977). Adapun ciri Morfometrik dari ikan Lele yang kami amati adalah sebagai berikut:

10

11

Tabel 4. Hasil pengukuran ciri morfometrik ikan lele No

Ciri Morfometrik

Hasil

1

Total Length (TL)

23,5 cm

2

Fork Length (FL)

20,4 cm

3

Standard Length (SL)

20,5 cm

4

Head Length (HL)

5,5 cm

5

Snouth Length (SnL)

1,5 cm

6

Orbital Depth (OD)

0,3 cm

7

Caudal Peduncle Length (CPL)

2,5 cm

8

Caudal Peduncle Depth (CPD)

1,7 cm

9

Body Depth (BD)

3,5 cm

10

Dorsal Fin length 1 (DFL1)

1,5 cm

11

Dorsal Fin Base 1 (DFB1)

2 cm

12

Pectoral Fin Length (PFL)

2 cm

13

Ventral Fin Length (VFL)

1,5 cm

14

Anal Fin Length (AFL)

1 cm

15

Anal Fin Base (AFB)

8 cm

Dari table diatas, kita dapat mengetahui bahwa panjang SL pada Ikan lele yang kami amati adalah 20,5 cm dan HL 5,5 cm, panjang SntL 1,5 cm. Menurut Rohmana (2009) menjelaskan bahwa perbandingan antara panjang standar terhadap panjang kepala 1 : 3-4. Dengan panjang maximal 170cm baik jantan maupun betina dan dengan berat maximal 60kilogram . (Teugels 1986) . 4.3

Pembahasan Umum Ikan Lele (Clarias sp) termasuk ikan pelagis di zona damrsal. Ikan lele

memiliki bentuk tubuh depress. Warna tubuh hitam dan abu-abu keputih-putihanan tidak terdapat sisik pada sekujur tubuh ikan lele, tetapi memiliki lender yang berfungsi mengurangi gesekan pada air saat berenang. Sirip dorsal berwarna abuabu dengan ujung hitam. Sirip caudal dan pectoral berwarna hitam. Ikan lele merupakan ikan pemakan omnivora.

12

4.4

Pemabahasan Khusus

Praktikum ini, kami juga menemukan ciri khusus dari ikan Lele, diantaranya: Tabel 5. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khsusus Ikan Lele Ciri Morfologi No. Hasil Khusus

Bentuk Tubuh Ikan

Compressed

2. Bentuk Mulut

Mulut biasa

1.

3. Letak Mulut

Sub Terminal

Bentuk Sirip Caudal

Homocercal

4.

13

No.

Ciri Morfologi Khusus

Hasil

5. Barbel

6. Scute

-

7. Keel

-

8. Adiposa Fin

-

9. Finlet

-

Maxillary barbels biasanya lebih pendek dari kepala, biasanya agak lebih panjang dan mencapai titik tengah sirip perut. Luar barbel mandibula lebih panjang dari bagian barbel dalam. (Teugels 1986) . Tubuh compressed ke arah posterior , jarak antara dorsal dan oksipital 4-5,5 kali dalam jarak dari ujung moncong hingga akhir proses oksipital. ( Rahman 1986 ) . 4.5

Sistem Integumen Adapun ciri Morfometrik dari ikan Lele yang kami amati adalah sebagai

berikut: Tabel 6. Hasil Pengamatan Sistem Integumen lele No.

Sistem Integumen

Hasil

1.

Bentuk Fisik

Depressed

2.

Kelenjar Beracun

Pada Ventral

-

Ikan Lele (Clarias sp.) memiliki bentuk tubuh yang pipih ke samping atau compressed. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Secara umum, hampir seluruh tubuh Ikan Lele ditutupi oleh sisik berukuran besar dengan tipe sisik sikloid. Sirip caudal berbentuk hemocercal. Ikan Lele memiliki kelenjar beracun.

14

4.6

Sistem Otot Sistem perototan atau muskularis pada ikan adalah sama seperti pada

system perototan vertebrata lainnya yang terdiri dari otot rangka, otot polos dan otot jantung. Sistem musularis yang paling sederhana ditemukan pada kelompok Cyclostomata karena posisi evolusinya dan tidak adanya spesialisasi pada otot. Berdasarkan bentuknya, otot pada ikan terbagi atas Cyclostomine yang dimiliki oleh kelompok Agnatha dan Piscine yang termasuk golongan Osteichtyes dan Condrihthyes. Pada kelompok Cyclostomine, bentuk myomere terdiri dari satu lekukan ke dalam dan dua lekukan keluar dimana ujungnya tumpul. Sedangkan pada myomere penyusun otot piscine memiliki lekukan yang ujungnya tajam. Penyebutan otot rangka pada ikan tergatung dari system gerak yang dilakukan, lokasi otot, struktur otot dan pergerakannya.

Gambar 4. Sistem otot ikan. (sumber: dokumen pribadi ) Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya melanjutkan diri ke dinding tubuh, terjadi pelekatan ikatan otot hypaksial dari beberapa myomer yang berurutan ke gelang anggota dan menyebar pada sirip, membentuk dua macam kelompok otot yaitu Abductor (untuk menegakkan) dan Adductor (untuk mengembangkan), dengan beberapa tambahan seperti lembaran otot tipis yang di antara jari-jari sirip (untuk melipat) dan otot yangmenegang dan menggerakkan girdle. Otot sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut. Otot-otot permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur disusun sebagai pasangan otot protractor (penegang) dan retractor (pengendur). Sirip ekor

15

mempunyai gumpalan otot lateral yang dihubungkan oleh otot pada bagian dasarnya. Otot ekor berfungsi menggerakkan (dorsal flexor dan ventral flexor) dan mengembangciutkan seperti kipas (flexor, interfilamental diantara jari-jari sirip). Sistem otot ikan lele dapat dilihat dengan cara menyayat kulit ikan lele.Bagian otot merupakan bagian yang biasa disebut oleh masyarakat awam sebagai daging ikan. Pada bagian otot jika dilihat dari posisinya, terbagi atas dua bagian, yaitu bagian atas atau biasa disebut epaxial, dan juga bagian bawa atau biasa disebut dengan hipaxial. Adapun disetiap bagiannya, terdapat ruas ruas putih diantara otot yang membentuk seperti V melintang horizontal yang biasa disebut dengan mioseptum. Diantara ruas putih tersebut terdapat otot otot atau biasa disebut dengan miomere. 4.7

Sistem Pencernaan

Gambar 5. Organ dalam Ikan lele (sumber: dokumen pribadi ) Sistem pencernaan ikan secara anatomis, alat pencernaan ikan sangat berkaitan dengan bentuk tubuh, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan ikan terdiri dari dia bagian yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenkar pencernaan (Glandula digestoria). Pada umumnya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dari segmen mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, usus, rectum dan anus, sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati dan pankreas. Makanan pertama kali masuk ke dalam rongga mulut. Gigi ikan dijumpai pada rahang atas sedangkan pada rahang bawah terdapat lidah. Ikan juga mempunyai kelenjar ludah. Setelah melewati mulut makanan bergerak melewati

16

pangkal tenggorokan dan kerongkongan menuju lambung. Lambung ikan berukuran agak besar untuk menampung makanan. Selanjutnya makanan bergerak menuju usus dan terjadi proses penyarapan sari sari makanan. Sisa sari makanan kemudian dikeluarkan melalui anus. Sistem pencernaan ikan lele dapat dilihat dengan membukan bagian otot pada perut ikan mas. Isi perut pada ikan lele membentuk satu kesatuan yang saling terhubung, dan diantara terhubungnya organ-organ terdapat lemak-lemak. Sistem pencernaan ikan lele meliputi, mulut, pharynx, lambung semu, usus, lalu anus. Pada ikan yang kami amati terdapat lemak yang cukup besar,ukurannya hampir sasma dengan ukuran lipatan usus dan lambung, kemungkinan lele yang kita teliti ini sebelumnya memiliki kebiasaan makan yang intens dan rakus, jika dilihat dari lemaknya. 4,8

Sistem Pernapasan Insang Ikan Lele tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup

insang (operkulum). Insang ikan Lele terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung. Ikan lele memiliki alat bantu pernafasan berupa Arborecent yang membantunya dalam menyaring okesigen pada daerah damersal yang menjadi habitat ikan tersebut.

Gambar 6. Arborecent (sumber: dokumen pribadi )

8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Hasil ikan lele yang kami identifikasi dapat disimpulkan bahwa:

1.

Ikan lele memiliki tubuh yang compressed dengan bentuk mulut yang biasa dan letak mulut yang terminal dengan bentuk sirip caudal yang homocercal

2.

Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Secara umum, hampir seluruh tubuh Ikan Lele ditutupi oleh sisik berukuran besar dengan tipe sisik sikloid. Sirip caudal berbentuk hemocercal. Ikan Lele memiliki kelenjar beracun.

3.

Sistem otot ikan lele dapat dilihat dengan cara menyayat kulit ikan lele.Bagian otot merupakan bagian yang biasa disebut oleh masyarakat awam sebagai daging ikan. Pada bagian otot jika dilihat dari posisinya, terbagi atas dua bagian, yaitu bagian atas atau biasa disebut epaxial, dan juga bagian bawa atau biasa disebut dengan hipaxial.

4.

Ikan lele memiliki alat bantu pernafasan berupa Arborecent yang membantunya dalam menyaring okesigen pada daerah damersal yang menjadi habitat ikan tersebut.

5.2

Saran Praktikum ikhtiologi identifikasi ikan lele dilakukan pembedahan oleh

sebab itu dibutuhkan ikan yang dirasa cukup segar agar saat pembedahan organorgan dalam ikan tidak hancur.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Khairuman, K. Amri. 2005. Budidaya Lele Sangkuriang Secara Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Kordi, K. M. G. H. 2010. Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal. Andi Offset, Yogyakarta Lukito, A. M. 2002. Lele Ikan Berkumis Paling Populer. Agromedia. Jakarta. Rahman, A., K. 1989. Freshwater Fishes of Bangladesh. Zoological Society of Bangladesh. Departmen of Zoology. University of Dhaka. Bangladesh. Teugels, G.G., 1986. A systematic revision of the African species of the genus Clarias (Pisces; Clariidae). Ann. Mus. R. Afr. Centr., Sci. Zool., 247:199 p. Turan, C. 1998. A Note on The Examination of Morphometric Differentiation Among Fish Populations: The Truss System. Journal of The University of Mustafa Kemal, Faculty of Fisheries. Hatay Turkey

18

LAMPIRAN

20

Lampiran 1. Alat Praktikum

1. Pinset

2. Pisau bedah

3. Gunting

4. Milimeter blok

5. Penggaris

21

6.

Petri dish

8.

Baki

7. Timbangan

22

Lampiran 2. Bahan Praktikum

1. Ikan Lele

23

Lampiran 3. Prosedur Praktikum  Praktikum Rabu, 26 Maret 2019

Alat dan bahan dipersiapkan.

Sampel ikan lele diletakan di baki.

Berat sampel ikan lele diukur menggunakan timbangan.

Sampel ditaruh di atas milimeter blok untuk dihitung ciri meristik dan morfometrik

Tubuh sampel dibedah menggunakan pisau bedah untuk mengetahui anatominya

Organ-organ pada sampel ikan lele diidentifikasi beserta bagianbagiannya dengan cermat dan teliti.

Ikan lele dipisahkan kulitnya agar dapat diamati sistem ototnya..

Perut ikan lele dibedah, satu persatu organ dalam seperti usus, gonad, hati, dan organ dalam lainnya diambil untuk identifikasi dan didokumentasi oleh praktikan dengan hati-hati dan berurutan.

Praktikan mengembalikan dan membersihkan alat dan bahan praktikum.

Praktikan membuat gambar dan bagian-bagiannya di logbook dari hasil dokumentasi sampel ikan lele, serta melampirkan gambar dari dokumentasi yang telah diberi bagian-bagiannya.

24

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

25

Related Documents


More Documents from "anggel"