This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA
8 0.23 – 0.25
Sumber : Moduto, Drainase Perkotaan, 1998 3.4.6. Perlengkapan Saluran Perlengkapan saluran merupakan sarana pelengkap yang dapat menunjang kinerja penyaluran air hujan. Pada umumnya perlengkapan saluran pada sistem penyaluran air hujan terdiri dari: 1. Street inlet Street inlet merupakan lubang/buangan disisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada disepanjang jalan menuju kedalam saluran. Pada jenis penggunaan saluran terbuka tidak diperlukan street inlet karena ambang saluran yang ada merupakan bukaan bebas (kecuali untuk jalan dengan trotar jalan terbangun). Peletakan street inlet mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut : •
Diletakan pada tempat yang tidak memberikan gangguan terhadap lalulintas jalan maupun pejalan kaki.
•
Ditempatkan pada daerah yang rendah dimana limpasan air hujan menuju ke arah tersebut.
•
Air yang masuk street inlet harus secepatnya menuju ke dalam saluran.
•
Jumlah street inlet harus cukup untuk menangkap limpasan air hujan pada jalan yang bersangutan, dengan rumus:
D : (280 √S )/W
(3-102)
Dimana : D
: Jarak antar street inlet (m) : D ≤ 50 m
S
: Kemiringan (%)
W
: Lebar jalan (m)
a. Gutter Inlet Gutter inlet adalah bukaan horisontal dimana air jatuh ke dalamnya. Kapasitas gutter inlet dapat dihitung dengan menggunakan modifikasi persamaan Manning untuk aliran dalam salurn yang sangat dangkal, yaitu : Q = 0.56 (z/n) S0.5 d8/3
(3-103)
Dimana : Q
=
kapasitas gutter inlet (m3/dt)
z
=
kemiringan potongan melintang jalan (m/m
n
=
koefisien kekasaran manning = 0.016
S
=
kemiringan longitudinal gutter (m/m)
D
=
kedalam aliran didalam gutter
b. Curb Inlet Curb inlet adalah bukaan vertikal dimana air masuk kedalamnya. Kapasitas curb inlet dapat dihitung dengan rumus empiris sebagai berikut : british unit Q/L
= 0.2gd 3/2
(3-104)
=0.3 gd 3/2
(3-105)
metric unit Q/L Dimana : Q
= Kapasitas curb inlet (cfs, m3/dt)
L
= Lebar buakaan curb (ft, m)
g
= Gravitasi (m3/dt)
d
= Kedalama total air dalam gutter (ft, m)
Tinggi air pada permukaan jalan dekat gutter/curb dapat didekati dengan rumus : d = 0.0474 (DI)0.5/S0.2
(3-106)
dimana : d
= Kedalam air (mm) pada lebar ¼ lebar jalan
D
= Jarak antara street inlet
I
= Intensitas hujan (mm/jam)
S
= Kemiringan jalan
Dalam perencanaan, kapasitas gutter maupun curb inlet harus diturunkan (10-30) % untuk memperhitungkan gangguan penyumbatan, dimana penurunan ini tergantung pada kondisi jalan serta tipe inlet seperti pada tabel berikut : Tabel III.24. Faktor reduksi dalam penentuan kapasitas inlet
Kondisi jalan
Tipe inlet
Persentase dari kapasitas teoritis yang diijinkan
Sump Curb 80% Continous grade Curb 80% Continous grade Deflactor 75% Sumber : BUDSP, Drainage Desaign for Bandung, 1970
2. Bangunan Terjunan Bangunan terjunan diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam dari pada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Selain itu bangunan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya penggerusan pada badan saluran akibat kecepatan dalam saluran telah melebihi kecepatan maksimum yang diijinkan. Bangunan ini mempuyai empat bagian fungsional yang masing-masing mempunyai sifat perencanaan yang khas. Keempat bagian tersebut adalah: •
Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian dimana aliran menjadi superkritis.
•
Bagian dimana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah.
•
Bagian tepat disebelah hilir potongan U, yaitu tempat energi diredam.
•
Bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi.
a) Bagian Pengontrol Pada bagian pertama dari bangunan ini, aliran di atas ambang dikontrol. Hubungan tinggi energi yang memakai ambang sebagai acuan dengan debit pada pengontrol ini
bergantung pada ketinggian ambang, potongan memanjang mercu bangunan, kedalam bagian pengontrol yang tegak lurus terhadap aliran, dan lebar bagian pengontrol ini. Bangunan-bangunan pengontrol yang mungkin adalah alat ukur ambang lebar atau flum leher panjang. b) Terjunan Tegak Pada terjunan tegak ini air akan mengalami jatuh bebas pada pelimpah terjunan kemudian akan terbentuk suatu loncatan hidrolis pada hilir. Untuk Q < 2.5 m3 / dt, tinggi terjun maksimum adalah 1.5 m Untuk Q > 2.5 m3 / dt, tinggi terjun maksimum adalah 2.5 m untuk menentukan terjunan tegak digunakan rumus : Yc
= 2/3 h
(3-107)
Q
= bq
(3-108)
q
= Yc√Yc.g
(3-109)
D
= Yc / h
(3-110)
Y1
0.425
= 0.54 HD
(3-111)
Y2
= 1.66 HD 0.27
(3-112)
Yp
= HD0.22
(3-113)
4Ld
= 4.3 HD0.22
(3-114)
Lj
= 6.9 (Y2 – Y1)
Lt
= Ld + Lj
Dimana : Yc
= Kedalaman air kritis (m)
h
= Kedalaman air normal (m)
Q
= Debit aliran (m3/dt)
b
= Lebar saluran
q
= Debit persatuan lebar ambang
g
= Gaya gravitsi
Y1
= Kedalaman sebelum terjadi lompatan (m)
Y2
= Kedalaman setelah terjadi lompatan (m)
Yp
= Kedalaman terjunan
(3-115) (3-116)
Ld
= Panjang terjunan
Lj
= Panjang lompatan air (m)
Lt
= Panjang total
c) Terjunan Miring Terjunan miring dipakai untuk tinggi terjun > 2 m. Mulai dari awal terjunan iringnya airya mendapat tambahan kecepatan sehingga sepanjang terjunan miring tersebut berangsur-angsur terjadi penurunan muka air. Supaya perubahan kecepatan air dari kecepatan normal ke kecapatan maksimum berjalan secara teratur dan tidak secara mendadak, dibuat suatu bagian peralihan. Tipe yang sering digunakan adalah tipe vlughter. H
= h1 + (v2/2g)
(3-117)
h2
= 2/3 h1
(3-118)
S
= CH (H/z)
(3-119)
dimana : C
= 0.40 untuk 1/3 < z/H < 4/3, untuk 4/3 < z/H <
maka D
= 0.60 H +1.1 z........ (3-120)
a
= 0.2 H H/z ............. (3-121)
maka D
= H + 1.1z ............... (3-122)
a
= 0.15 H H/z ........... (3-123)
H
= Tinggi energi (m)
h1
= Kedalaman air di hilir
h2
= Kedalaman kritis (m)
s
= Ketinggian air pada bagian yang miring (m)
z
= Beda tinggi air sebelum dan sesudah terjunan (m)
d) gorong-gorong Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya, bawah jalan, atau jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil dari pada luas basah saluran hulu maupun hilir. Sebagian dari potongan melintang mungkin berada di atas muka air dalam hal ini gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka dengan aliran bebas.
Pada gorong-gorong aliran bebas, benda-benda yang hanyut dapat lewat dengan mudah, tetapi biaya pembuatannya umunyan lebih mahal dibandng gorong-gorong tenggelam. Untuk maksud pemeliharaan dimana gorong-gorong harus terbebas dari endapan lumpur, dengan batasan kecepatan dalam gorong-gorong harus lebih besar atau sama dengan kecepatan self cleansing. Kehilangan tekanan oleh pengaliran di dalam gorong-gorong dapat dihitung dengan persamaan : Δh
= (V2/2g) (1+a+b (lр/4A))
(3-124)
dimana : Δh
= Perbedaan tinggi muka air di muka dan di belakang goronggorong (m)
v
= Kecepatan air dalam gorong-gorong (m/dt)
g
= Gaya gravitasi (m/dt2)
l
= Panjang gorong-gorong
p
= Keliling basah gorong-gorong
A
= Luas penampang basah gorong-gorong
a
= Koefisien kontraksi pada perlengkapan gorong-gorong.
a = (1/μ) – 1
(3-125)
μ = 0.8 – 0.83 b = Koefisien dinding pada gorong-gorong, untuk gorong-gorong bulat. Untuk gorong-gorong bulat : b = 1.5 (0.01989 + (0.0005078/d)) Untuk gorong-gorong segi empat : b = 1.5 (0.01989 + (0.0005078/4R)) e) Perubahan saluran Apabila dalam perencanaan saluran terjadi perubahan bentuk atau luas potongan melintang, maka diperlukan bangunan transisi yang berfungsi untuk melindungi saluran dari kerusakan yang mungkin timbul akibat perubahan tersebut. Struktur pelindung
tersebut berupa head wall yang lurus atau setengah lingkaran dengan besar sudut perubahan saluran 12.5° dari sisi saluran. Akibat perubahan sudut aliran pada bangunan ini terjadi kehilangan energi yang besarnya tergantung pada perubahan kecepatan dan bentuk dinding pada bangunan tersebut. Kehilangan energi dapat dihitung dengan persamaan : ht
= (1+C2 ) h2
(3-126)
Dimana : ht
= Kehilangan tekanan melalui bangunan transisi (m)
hv
= Perubahan tinggi kecepatan (m)
Ck
= Koefisien yang besarnya tergantung pada macam perubahan, yaitu :
Dari saluran besar ke saluran kecil : − untuk dinding lurus
: Ck = 0.3
− untuk dinding seperempat
: Ck = 0.15
Dari saluran kecil ke saluran besar : −
untuk dinding lurus
: Ck = 0.5
−
untuk dinding seperampat lingkaran
: Ck = 0.25
f) Pertemuan Saluran Pertemuan saluran atau junction adalah pertemuan dua saluran atau lebih dari arah yang berbeda pada suatu titik. Pada kenyataanya pertemuan saluran ini mempunyai ketinggian dasar saluran yang tidak selalu sama, sehingga kehilangan tekanan sulit untuk diperhitungkan Dalam perencanaan ini, pertemuan saluran diusahakan mempuyai ketinggian yang sama untuk mengurangi konstruksi yang berlebihan yaitu dengan jalan optimasi kecepatan untuk menghasilkan kemiringan saluran yang diinginkan. Untuk mengurangi kehilangan tekanan yang teralu besar dan untuk keamanan konstruksi, maka dinding pertemuan dibuat tidak bersudut atau lengkung serta diperhalus.
g) Belokan Kesulitan dalam merancang belokan, seringkali ditimbulkan oleh kompleksitas aliran sekitar belokan tersebut. Kehilangan tekanan akibat belokan dihitung dengan persamaan h3
= kb (v 2/2g)
(3-127)
Dimana : hb
= Kehilangan tekanan akibat belokan
v
= Kecepatan aliran
kb
= Koefisien belokan
untuk belokan 90°
: kb = 0.4
untuk belokan 45°
: kb = 0.32
(ASCE dalam buku Design and Construction of sanitary ) h) Pintu air Pintu air klep merupakan bagian penunjang sistem drainase didaerah pedataran. Pintu air difungsikan terutama pada saat terjadi hujan dan pasang baik. Hal ini dilakukan guna mencegah aliran balik (backwater) akibat banjir makro, sehingga tidak menggangu kelancaran air keluar dari daerah perencanaan yang dapat menyebabkan banjir mikro. Pintu air biasanya diletakan pada lokasi outfall di tepi sungai dan pada tepi dimana akumulasi air dalam saluran drainasekota menuju muara tinggi. i) Bangunanan pembuangan Bangunan pembuangan atau outfall merupakan ujung saluran yang ditempatkan pada sungai atau badan air penerima lainnya. Strukutur outfall ini hampir sama dengan struktur bangunan terjunan karena biasanya titik ujung saluran terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari permukaan badan air penerima, sehingga dalam perencanaan outfall ini merupakan bangunan terjunan. Untuk menghitung dimensinya digunakan persamaan kontinuitas dan persamaan Manning. Kecepatan aliran dapat direncankan antara 6 sampai 10 m/dt. Lebar mulut peralihan dapat dihitung dengan persamaan : Q
= 0.35 b(h+(v2 /2g) ) 2g √(h+(v2/2g)
(3-128)
V adalah kecepatan aliran pada saluran, sedangkan kecepatan aliran pada awal bagian peralihan (v1) dihitung dengan persaman : Q
= A v1
(3-129)
A
= b (2/3 h)
(3-130)
Sedangkan panjang bagian peralihan dihitung dengan persamaan: L = H/S
(3-131)
v2 – v1 = m √2gH
(3-132)
Dimana : H
= Perbedaan tinggi profil awal dan akhir dari bagian peralihan.
S
= Kemiringan saluran(%)
v2
= Kecepatan aliran pada bagian normal (m/dt)
v1
= Kecepatan aliran pada bagian normal (m/dt)
BAB IV METODE PERENCANAAN
4.1 Metode Analisis GIS untuk Identifikasi Daerah Banjir dan Penentuan Lokasi Kolam Penahan Hujan Peta Kemampuan Tanah (1 : 12500)
Peta RBI (1 : 25000)
Image DigitalGlobe GoogleEarthWinPro
Mozaik + Koreksi Geometrik Solum Tanah
Data Curah Hujan
Rata-rata Curah Hujan Bulan Basah
Tekstur Tanah Daerah Aliran Sungai
GRID / TIN
Citra Terkoreksi Geometrik
Peta Penggunaan Lahan (1:12500)
Surface
Aspek
Kemiringan Lereng
Koefisisen Limpasan Permukaan
Analisi Inflow Peta Jaringan Drainase & Irigasi Eksisting 1) 2) 3) 4)
Daerah Potensi Genangan Model 3D Banjir Panjatan Peta Banjir Rekomendasi Lokasi Kolam Penahan Hujan
5)
Gambar 4.1. Diagram Alir Analisis GIS untuk Identifikasi Daerah Banjir dan Penentuan Lokasi Kolam Penahan Hujan.
4.2. Metodelogi Perencanaan Jaringan Sistem Drainase. Pengumpulan Data Survey Lapangan Pengumpulan data primer Pengumpulan data sekunder
1. 2.
Dasar-Dasar Perencanaan dan Kriteria Desain
Analisa Data Analisa Hidrologi Alternatif Sistem Drainase
Perencanaan Teknis 1. Dimensi saluran 2. Dimensi Bangunan pelengkap 3. Menentukan RAB 4. Desain dan detail Gambar
Diskusi
Laporan Akhir
Gambar 4.2. Diagram Alir Analisis Hidrologi Untuk Perencanaan Drainase
Data Curah Hujan Maksimum
Tes Konsistensi
Tes Homogenitas
Metode Gumbel
Metode Log Pearson
Metode Iwai Kadoya
Pemilihan Metode (chi kuadrat)
Metode Van Breen
Metode Hasper Weduwen
Metode Talbot
Metode Sherman
Metode Bell Tanimoto
Metode Ishiguro
Pemilihan Metode (kuadrat terkecil)
Persamaan Intensitas Hujan
Gambar 4.3. Diagram Alir Analisis Hidrologi Untuk Perencanaan Drainase
Daerah Fokus Perencanaan
Luas Tiap Penggunaan Lahan
Luas Daerah Tangkapan (A)
Koefisien Limpasan (C)
- Panjang Saluran (Lda) - Kemiringan Saluran (Sd) - Kecepatan Asumsi (Vas)
Koefisien Limpasan Gabungan (C gab)
Waktu Mengalir Dalam Saluran (td)
- Panjang Limpasan (Lo) - Kemiringan Limpasan (So) - Kekasaran Manning (n)
Waktu Limpasan Awal (to)
Jenis Saluran
Periode Ulang Hujan (PUH)
Tinggi Hujan (R)
Intensitas Hujan Terencana (Pers.I)
Waktu Konsentrasi (tc)
Debit Limpasan Banjir (Q)
Dimensi Saluran: Kedalaman Saluran (y) Lebar Dasar Saluran (b) Lebar Permukaan (T) Keliling Basah (P) Jari-jari Hidrolis (R) Kecepatan Aliran (V)
Gambar 4.4. Diagram Alir Perencanaan Teknis Desain Drainase.
4.2. Penjelasan dan Uraian Metodelogi Perencanaan
4.2.1 Tahapan Pengumpulan Data 4.2.1.1. Survey Lapangan Peninjauan langsung ke lapangan dengan tujuan mengetahui kondisi terkini dari daerah penelitian.
4.2.1.2. Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan, data tersebut antara lain adalah : d) Melakukan pendataan langsung lokasi koordinat stasiun curah hujan, untuk selanjutnya diketahui pada stasiun mana yang berpengaruh terhadap daerah perencanaan. e) Mengetahui kondisi daerah perencanaan. f) Mengetahui kondisi badan air penerima.
4.2.1.3. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi setempat dan jaringan internet yang berkenaan langsung dengan tugas akhir seperti : 6. Data curah hujan dari BMG dan Dinas Pengairan Kulonprogo. 7. Peta Kemampuan Tanah, Peta Jaringan Drainase dan Irigasi, Peta Geologi. 8. Citra satelit yang memvisualisasikan daerah penelitian. 9. Data penunjang lainnya seperti jaringan jalan dari dinas PU setempat.
4.2.2. GIS Untuk Menentukan Daerah Potensi Banjir. 4.2.2.1. Spatial Analyst – Surface creation 6. Melakukan ekstraksi informasi ketinggian dari Peta RBI Skala 1 : 25.000, yaitu garis kontur dan titik ketinggian (titik elevasi). Menggunakan teknik digitizing on screen, garis kontur dan titik tinggi diubah formatnya dari analog menjadi digital. 7. Garis kontur dan titik tinggi yang sudah memiliki nilai attribut tinggi yang mempresentasikan daerah penelitian di konfersikan dan di interpolasikan kedalam bentuk raster (raster calculation) atau di sebut GRID. Selain itu juga untuk garis
kontur dan titik ketinggian di konversikan dan di interpolasikan menjadi TIN (Triangulated Irregular Network) untuk alternatif metode pembuatan rupa bumi. 8. Pembuatan garis kontur yang lebih rapat. Menggunakan bantuan titik tinggi yang juga terdapat dalam peta RBI skala 1 : 25000 yang sudah brupa GRID / TIN nilai-nilai ketinggian di interpolasikan kembali untuk mendapatkan garis kontur yang lebih rapat. Untuk penelitian ini kontur interval digunakan sebesar 1 M. 9. Untuk mendapatkan aspek kelerengan yang berkaitan dengan arah lereng, kembali di ekstraksi dari teknik
3D analyst TIN daerah penelitian, begitu juga untuk
mendapatkan besarnya kemiringan lereng daerah penelitian.
4.2.2.2. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan. 7. Sumber data yang digunakan adalah image Digital Globe-GoogleEathWinPro 2007 dengan harapan dapat lebih up to date dalam manghasilkan informasi tata ruang. 8. Mengunakan
Screen
Capture
yang
terdapat
dalam
perangkat
lunak
GoogleEarthWinPro, diperoleh bentuk citra dari daerah penelitian. 9. Mozaiking dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Gimp portable .2.2.17. 10. Koreksi Geometri dilakukan dengan menggunakan Georefrencing pada Arc Map 9.2. 11. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan menggunakan digitizing on screen dilingkungan ArcMap 9.2
4.2.2.3. Pembuatan Peta Kemampuan Tanah Pembuatan Peta Kemampuan Tanah menggunakan digitizing on screen, raster to vektor dilingkungan ArcMap 9.2 dengan sumber peta kemampuan tanah Skala 1 : 12.500 Bappeda Kulonprogo.
4.2.2.4. Pembuatan Peta Daerah Aliran Sungai dan Analisis Inflow 6. Bersumber dari Peta Jaringan Drainase dan Irigasi Kab. Kulonprogo dan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25000 untuk mengetahui sungai dan penggunaan lahan (pengunaan lahan untuk mencari koefisien pengaliran gabungan). 7. Mengunakan Spatial Analyst untuk mendapatkan daerah sub DAS dengan mendeliniasi igir dari bukit atau daerah tertinggi.
8. Menghitung laju inflow di tiap subDAS pada bulan basah menggunakan persamaan rasional.
4.2.2.5. Pembuatan Peta Potensi Banjir Kecamatan Panjatan Kulonprogo. c) Penyusunan tingkat potensi banjir dilakukan setelah menginventaris permasalahan banjir pada daerah penelitian yang semata-mata oleh kondisi fisik daerah. Oleh karena itu parameter yang digunakan adalah parameter tanah (tekstur dan kedalam tanah), kemiringan lereng dan aspek, penggunaan lahan (koefisien limpasan) d) Peta ini diperoleh menggunakan metode skoring parameter yang disesuaikan dengan bobotnya yang didasarkan pada proporsi pengaruh tiap parameter terhadap kejadian banjir. (KKN – Tematik UGM, 2005., dalam Digi Tritama, 2007) e) Nilai rupa bumi memiliki bobot tertinggi, dengan parameternya slope dan aspek. Kelas Kemiringan Lereng 0 – 0.57
harkat 1
0.58 – 1.43
harkat 2
1.44 – 2.66
harkat 3
2.67 – 5.71
harkat 4
5.72 – 12.13
harkat 5
Aspek Kosong
harkat 1
Nila
harkat 2
Permukaan bumi diperoleh dengan mengkalikan nilai kemiringan lereng dan aspek lereng, nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 1 Tabel IV.1. Kelas Lereng Deskripsi Lereng Nilai lereng (Slope*Aspek) Agak cekung 1-2 Sangat Landai 3-4 Landai 5-6 Agak miring 7-8 Miring 9-10
Harkat 1 2 3 4 5
Sumber : KKN ,Tematik, FGE UGM., 2005 dalam Digi Tritama 2007.
d) Nilai penggunaan lahan dilihat dari nilai koefisien limpasan yang dihasilkan, semakin tinggi nilai koefisien semakin besar kemungkinan teregnang. Tabel IV.2. Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan Belukar Pemukiman Kepadatan Rendah Sawah Tanah Kosong Pusat Perdagangan
C 0.30 0.40 0.55 0.80 0.90
Harkat 1 2 3 4 5
Sumber : KKN ,Tematik, FGE UGM., 2005 dalam Digi Tritama 2007. c) Nilai kemampuan tanah dilihat dari parameter tekstur dan ketebalan tanah Tekstur Tanah Geluh
harkat 1
Geluh Lempungan
harkat 2
Geluh Pasiran
harkat 3
Lempung Pasiran
harkat 4
Pasiran
harkat 5
Solum Tanah 0 cm -30 cm
harkat 1
30 cm – 60 cm
harkat 2
60 cm – 90 cm
harkat 3
90 cm – 150 cm
harkat 4
>150 cm
harkat 5
Kemampuan tanah diperoleh dengan mengkalikan harkat tekstur dengan ketebalan tanah, dengan nilai tertinggi 25 dan nilai terendah 1. Tabel IV.3. Kemampuan Tanah Menyerap Air Kelas Infiltrasi Tanah Sangat buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik
Nilai Infiltrasi (Tekstur * Solum) 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25
Harkat 1 2 3 4 5
Sumber : KKN ,Tematik, FGE UGM., 2005 dalam Digi Tritama 2007.
Tabel IV.4 Pembobotan Karakteristik Lahan Terhadap Genangan No
Komponen Lahan
Bobot
1 Topografi 2 Penggunaan Lahan 3 Tanah
3 1 2 Jumlah
Harkat Maximum Minimum 15 3 5 1 10 2 40 8
Sumber : KKN ,Tematik, FGE UGM., 2005 dalam Digi Tritama 2007. Untuk menentukan kelas lahan terhadap genangan, digunakan teknik penjumlahan berdasarkan metode Sturges sebagai berikut : Interval Harkat = (Harkat Maksimal – Harkat Minimal) / n maka = (30 – 6)/ 5 = 4.8 Berdasarkan hasil perhitungan kelas maka ditentukan rentang harkat pada masing-masing kelas genangan sebagai berikut : Tabel IV.5 Klasifikasi Potensi Banjir No. 1 2 3 4 5
Interval Kelas 6 – 10 10.1 – 15 15.1 -20 20.1-25 25.1 – 30
Deskripsi Kelas potensi Banjir Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Sumber : KKN ,Tematik, FGE UGM., 2005 dalam Digi Tritama 2007. Tabel diatas akan ditambahkan dengan jumlah inflow dari keseluruhan DAS untuk mendapatkan luasan area genangan (Ha). 4.2.3. Analisa Hidrologi 4. Melakukan analisa frekuensi curah hujan dengan metode gumbel modifikasi, log pearson type III, dan iway kadoya. Dari ketigaa metode tersebut dipilih metode yang paling sesuai dengan metode chi kuadrat (chi square) d) Mengubah data curah hujan menjadi intensitas hujan dengan menggunakan metode van breen, bell tanimoto, dan hasper der weduwen. e) Menetapkan persamaan intensitas hujan.
4.2.4. Tahap Perencanaan atau Desain 4.2.4.1. Dasar-dasar Perencanaan 5 Teori yang mendukung perencanaan sistem drainase. 6 Kriteria desain ideal jaringan drainase yang digunakan.
4.2.4.2. Perencanaan Teknis f) Perhitungan debit limpasan (Q) g) Perhitungan dimensi saluran (dimensionering) h) Perhitungan dimensi bangunan pelengkap (gorong-gorong, street inlet, terjunan, dan outfall). i) Usaha konservasi air, dan dimensi bidang resapan. j) Spesifikasi teknis dan rencana anggaran biaya. k) Desain dan detail gambar. l) Pembuatan laporan akhir.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis GIS Untuk Identifikasi Daerah Banjir
5.1.1. Mozaiking, Koreksi Geometrik dan Penggunan Lahan Daerah Penelitian. Untuk mengetahui kondisi daerah perencanaan terkini digunakan citra satelit Image digital Globe-GoogleEathWinPro. Dengan terlebih dahulu melakukan koreksi radiometrik, mozaiking dan koreksi geometrik. Koreksi radiometrik dilakukan agar distorsi yang terjadi pada saat pengambilan objek dapat diminimalisir, dan memperjelas penampakan objek di citra. Karena menggunakan citra satelit dengan panjang gelombang pankromatik dengan skala sedang, maka tidak terlalu sulit untuk mengenali sebuah bentuk objek. Proses mozaiking dilakukan untuk mendapatkan luasan daerah yang dibutuhkan, dan bisa dibandingkan dengan peta dasar sebagai sesama bahan dasar untuk pembuatan model wilayah banjir. Proses geometrik yang dilakukan mengambil 20 titik sampling yang terdapat dicitra dengan mencocokan dan meregister skala di lapangan dari peta RBI skala 1 :12.5000. dari proses ini di peroleh peta foto daerah perencanaan, dimana setiap titik pada daerah tersebut memiliki nilai koordinat. Dari citra yang telah terkoreksi dapat digunakan menjadi acuan untuk pembuatan peta penggunaan lahan daerah perencanaan. Klasifikasi bentuk penggunaan lahan disesuaikan dengan Tabel III.10 dan III.11 yang secara spesifik terhubung dengan koefisisen limpasan permukaan, adapun dari hasil interpretasi didapat bentuk penggunaan lahan berupa sawah/pertanian padi luasan sebesar 50 %, pemukiman dengan kepadatan rendah dengan luasan sebesar 30 %, tanah kosong dengan luasan sebesar 7 %, dan semak belukar denagn luasan sebesar 13 %. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan 5.2.
5.1.2. Bentuk Rupa Bumi Daerah Perencanaan Untuk bentuk rupa bumi daerah perencanaan beberapa informasi awal yang ditemukan, banjir pada daerah Kab. Panjatan selain karena jaringan sistem drainasenya yang kurang baik juga memang di sebabkan bentuk rupa bumi panjatan yang berupa cakungan. Dari hasil pembuatan bentuk permukaan bumi dari daerah perencanaan yang mengambil penampang melintang dari titik ekstrem, nilai kemiringan lereng dan nilai aspek kelerengan ditemukan zona cekungan meliputi Desa Panjatan, Desa Tayuban, Desa Depok dan Desa Kanoman. Bentuk permukaan bumi memiliki faktor yang signifikan untuk menentukan arah aliran, bentuk aliran selain bentuk pengunan lahan. Arah lereng yang akan menentukan kemana arah aliran bisa diperoleh dari nilai aspek kelerengan dari daerah perencanaan. Nilai aspek didapat dengan menggunakan analisa 3D dengan menurunkan nilai ketinggian yang telah membentuk interpolasi permukaan bumi. . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.3 Peta lereng daerah penelitian dan Gambar 5.4 Penampang melintang daerah penelitian.
Gambar 5.4 Profile Lereng Panjatan (potongan A - A')
5.1.3. Kemampuan Infiltrasi Daerah Perencanaan Dari Peta Kelas Infiltrasi yang dibuat berdasarkan dengan keadaan ketebalan tanah (solum), lereng dan tekstur tanah, pada daerah utara memiliki kemampuan infiltrasi yang lebih kecil dengan wilayah tengah. Selain karena ketebalan tanh yang relatif sedang, (60 – 90 cm) daerah tersebut juga memiliki kemiringan lereng yang lebih tinggi dari daerah lainnya. Sebaliknya pada daerah selatan kemampuan infiltrasi relatif baik, karena tekstur tanah yang berupa pasiran, juga memiliki kemiringan lereng yang landai. Dari perpaduan tersebut antara lereng, solum tanah, dan infiltrasi tanah, pada daerah perencanaan terbagi menjadi 4 kelas, sebagaimana bisa dilihat pada gambar 5.5. Peta kelas infiltrasi tanah.
5.1.4. Identifikasi Potensi Genangan. Dari empat parameter diatas yaitu tanah (ketebalan tanah, dan solum tanah), rupabumi (aspek, dan kemiringan lereng) dan penggunaan lahan daerah penelitian maka dapat diidentifiksi daerah lokal yang berpotensi untuk tergenang. Metode yang digunakan sebagaimana diuraikan pada BAB IV mengunakan skoring dan pembobotan maka diperoleh Peta Daerah Potensial Genangan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 5.6 berikut ini :
5.1.5. Analisi Inflow Analisis Inflow dilakukan untuk mencari hubungan antara area potensi genangan dan debit yang masuk pada saat bulan basah (Nopember, Desember, Januari, Februari, dan Maret). Banjir tahunan terjadi di daerah kecamatan panjatan memang hanya terjadi pada saat musim penghujan saja dimana curah hujan begitu tinggi dan melewati kemampuan infiltrasi dari area tangkapan. Secara general dilakukan perhitungan pada dua Daerah Aliran Sungai, yaitu Sungai Progo dan Sungai Serang. Untuk perhitungan curah hujannya mengunakan Curah Hujan Rata-Rata selama 5 bulan yang diambil dari stasiun pengamatan hujan Galur, Sentolo, Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, Lendah, Panjatan, Temon, Pengasih dan Nanggulan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Untuk melihat lokasi penelitian, posisi Sta. Pengamat hujan, dan poligon thiessen lebih jelasnya bisa dilihat di gambar 5.7
Tabel V.1 Rata-rata Curah Hujan Bulan Nopember
Stasiun 2001 Galur 271 Sentolo 140 Kokap 443 Girimulyo 244 Samigaluh 155 Kalibawang 146 Lendah 271 Panjatan 268 Temon 499 Pengasih 141 Nanggulang 102
NOPEMBER Tahun Jumlah Rata-rata 2002 2003 2004 2005 mm/bulan 175 345 210 237 1238 248 124 240 156 220 880 176 184 219 229 399 1474 295 194 257 198 334 1226 245 380 205 181 575 1496 299 254 261 366 1027 257 175 345 853 237 1881 376 130 215 85 698 174 327 379 128 300 1633 327 124 240 74 275 854 171 130 118 137 535 1022 204
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel V.2 Rata-rata Curah Hujan Bulan Desember Stasiun Galur Sentolo Kokap Girimulyo Samigaluh Kalibawang Lendah Panjatan Temon Pengasih Nanggulang
DESEMBER Tahun Jumlah 2001 2002 2003 2004 2005 494 639 595 271 211 2210 407 284 476 183 160 1510 532 506 517 389 360 2303.5 454 490 419 262 206 1831.6 497 631 403 470 75 2075.5 317 494 272 397 166 1646 494 634 595 208 113 2043.6 401 270 150 109 929 667 625 546 232 288 2357.7 407 284 476 114 141 1422 320 411 166 276 131 1304
Sumber : Hasil Perhitungan
Rata-rata mm/bulan 442 302 460.7 366.324 415.1 329.2 408.72 232.25 471.54 284.4 260.8
Tabel V.3 Rata-rata Curah Hujan Bulan Januari JANUARI Stasiun Galur Sentolo Kokap Girimulyo Samigaluh Kalibawang Lendah Panjatan Temon Pengasih Nanggulang
2005 453 287 296 359 356 272 449 197 678 287 318
Tahun Rata-rata Jumlah 2004 2003 2002 2001 mm/bulan 278 305 457 695 2188 365 279 216 335 347 1906 318 273 405 689 567 2532 422 648 301 383 466 2618 436 348 303 384 269 2026 338 353 526 338 219 2123 354 301 299 414 581 2373 396 102.7 226 127 215 1275 213 416.5 382 454 419 2582 430 279 216 261 417 1932 322 3337 132 181 791 4759 793
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel V.4 Rata-rata Curah Hujan Bulan Februari Stasiun Galur Sentolo Kokap Girimulyo Samigaluh Kalibawang Lendah Panjatan Temon Pengasih Nanggulang
FEBRUARI Rata-rata Tahun Jumlah 2005 2004 2003 2002 2001 mm/bulan 275 289 38 334 396 1332 266 183 187 501 323 274 1468 294 241 282.5 275 210 522 1531 306 266 343 352 347 328 1635 327 487.5 422 406 555 248 2119 424 197 243 537 470 298 1745 349 275 359 382 278 396 1690 338 255 179.5 268 117 130 950 190 336 389.5 376 201 262 1565 313 183 191 501 205 213 1293 259 230 296 231 442 570 1769 354
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel V.5 Rata-rata Curah Hujan Bulan Maret Stasiun Galur Sentolo Kokap Girimulyo Samigaluh Kalibawang Lendah Panjatan Temon Pengasih Nanggulang
Rata – Rata Curah Hujan Nopember Desember Januari Februari Maret mm/bulan mm/bulan mm/bulan mm/bulan mm/bulan 248 442 365 266 341 176 302 318 294 208 295 460.7 422 306 275 245 366.324 436 327 283 299 415.1 338 424 373 257 329.2 354 349 340 376 408.72 396 338 352 174 232.25 213 190 136 327 471.54 430 313 247 171 284.4 322 259 208 204 260.8 793 354 405
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel V.6 Rata-rata Curah Hujan Bulan Basah MARET Stasiun 2005 Galur 311 Sentolo 109 Kokap 156 Girimulyo 192 Samigaluh 225.5 Kalibawang 154 Lendah 362 Panjatan 103 Temon 249 Pengasih 109 Nanggulan 141
2004 531 267 278 360 575.5 306 560 202 429 246 320
Tahun 2003 261 174 219 253 543 508 261 159 174 232
2002 212 245 314 191 79 230 220 75 104 249 241
2001 388 247 406 419 441 501 357 141 206 260 1092
Jumlah 1703 1042 1373 1415 1864 1699 1760 680 988 1038 2026
Rata-rata mm/bulan 341 208 275 283 373 340 352 136 247 208 405
Sumber : Hasil Perhitungan Untuk mencari koefisien alimpasan permukaan rata-rata menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25000. Untuk lebih jelas lokasi stasiun, DAS, dan Sub Das terhadap lokasi penelitian bisa dilihat pada gambar berikut. Untuk menghitung debit inflow selama bulan basah yang masuk kedalam lokasi penelitiandan menyebabkan banjir menggunakan persamaan (3-56) dan (3-57).
Tabel V.7 Analisis Inflow Pada Bulan Basah Luas Luas CURAH HUJAN RATA-RATA Koefisien Ha Ha Nopember Desember Januari Februari Maret Progo Serang Aliran mm/bln mm/bln mm/bln mm/bln mm/bln 1 SAMIGALUH 1 6810.8 0.58 299 415.1 338 424 373 2 SAMIGALUH 5 3.02 0.58 299 415.1 338 424 373 3 SAMIGALUH 7 2305.7 0.58 299 415.1 338 424 373 4 SENTOLO 6 2745.1 0.61 176 302 318 294 208 5 SENTOLO 7 563.17 0.61 176 302 318 294 208 6 SENTOLO 9 3075.1 0.61 176 302 318 294 208 7 SENTOLO 10 2487.2 0.61 176 302 318 294 208 8 SENTOLO 11 1671.9 0.61 176 302 318 294 208 9 SENTOLO 12 8.16 0.61 176 302 318 294 208 10 SENTOLO 13 1791.2 0.61 176 302 318 294 208 11 SENTOLO 15 371.76 0.61 176 302 318 294 208 12 TEMON 14 505.74 0.55 327 471.54 430 313 247 13 KOKAP 12 2223.3 0.57 295 460.7 422 306 275 14 KOKAP 14 220.65 0.57 295 460.7 422 306 275 15 LENDAH 9 674.3 0.54 376 408.72 396 338 352 16 LENDAH 11 4519.9 0.54 376 408.72 396 338 352 17 LENDAH 15 1855.7 0.54 376 408.72 396 338 352 18 PANJATAN 13 40.27 0.55 174 232.25 213 190 136 19 PANJATAN 14 4840.1 0.55 174 232.25 213 190 136 20 PANJATAN 15 3001.5 0.55 174 232.25 213 190 136 21 PENGASIH 12 1631.9 0.49 171 284.4 322 259 208 22 PENGASIH 13 2300.5 0.49 171 284.4 322 259 208 23 PENGASIH 14 1045.3 0.49 171 284.4 322 259 208 24 GALUR 15 6699.7 0.55 248 442 365 266 341 25 GIRIMULYO 5 67.51 0.59 245 366.324 436 327 283 26 GIRIMULYO 7 1658.9 0.59 245 366.324 436 327 283 27 GIRIMULYO 12 4629 0.59 245 366.324 436 327 283 0.52 257 329.2 354 349 340 28 KALIBAWANG 1 2877.2 0.52 257 329.2 354 349 340 29 KALIBAWANG 2 4772.5 2290 0.52 257 329.2 354 349 340 30 KALIBAWANG 3 0.52 257 329.2 354 349 340 31 KALIBAWANG 4 2520.1 0.52 257 329.2 354 349 340 32 KALIBAWANG 5 1393.2 0.52 257 329.2 354 349 340 33 KALIBAWANG 6 1607.5 0.52 257 329.2 354 349 340 34 KALIBAWANG 8 2618.8 35 NANGGULAN 5 2364.8 0.6 204 260.8 793 354 405 36 NANGGULAN 6 4627.9 0.6 204 260.8 793 354 405 37 NANGGULAN 7 1431.9 0.6 204 260.8 793 354 405 38 NANGGULAN 8 1240.3 0.6 204 260.8 793 354 405 39 NANGGULAN 9 675.64 0.6 204 260.8 793 354 405 40 NANGGULAN 12 155.86 0.6 204 260.8 793 354 405 Luas Total 66559 19764
No
Stasiun
ID
Sumber : Hasil Perhitungan
Nopember m 3/bulan 118113.41 52.37284 39984.929 29471.286 6046.1931 33014.703 26702.472 17949.089 87.60576 19230.323 3991.2154 9095.7339 37384.285 3710.2298 13698.27 91820.052 37697.159 386.21447 46419.392 28786.069 13673.355 19275.89 8758.2335 91383.635 975.85705 23978.821 66912.629 38451.435 63779.289 30603.961 33678.616 18618.324 21483.031 34998.178 28945.642 56645.986 17526.211 15181.027 8269.8336 1907.7264
I NF L OW Desember Januari 3 m /bulan m 3/bulan 163976.18 133409.2 72.708916 59.15515 55510.85 45163 50570.048 53193.44 10374.718 10912.92 56650.229 59589.04 45819.014 48195.94 30799.005 32396.75 150.32352 158.1218 32997.486 34709.28 6848.5627 7203.841 13116.215 11968.86 58382.848 53478.54 5794.2469 5307.515 14882.394 14401.63 99757.288 96534.72 40955.828 39632.79 514.39891 470.8107 61825.972 56587.07 38340.155 35091.35 22740.948 25741.36 32058.848 36288.65 14566.325 16488.19 162869.22 134373.2 1459.1015 1737.943 35853.134 42704.84 100047.76 119167.4 49253.745 52929.32 81697.05 87793.72 39201.65 42127.09 43140.08 46359.42 23848.841 25628.57 27518.342 29571.91 44830.351 48175.83 37005.016 112542.7 72418.005 220243.7 22406.058 68143.17 19407.901 59024.93 10572.415 32153.71 2438.8973 7417.377
Februari Maret m 3/bulan m 3/bulan 167373.42 147266 74.215292 65.2996 56660.918 49854.1 49163.464 34896.7 10086.149 7159.24 55074.527 39092.4 44544.578 31618.2 29942.344 21253.4 146.14234 103.733 32079.676 22770.5 6658.0729 4725.96 8703.5325 6870.48 38790.948 34799.1 3849.835 3453.66 12308.052 12820 82501.366 85933 33871.328 35280.2 420.8658 301.175 50584.16 36198.5 31368.768 22447.8 20677.951 16599.9 29150.556 23401.6 13244.908 10632.8 98163.711 125505 1302.7927 1127.11 32012.305 27695.3 89329.973 77283.5 52216.152 50839.7 86610.786 84327.6 41559.464 40463.9 45734.775 44529.2 25283.249 24616.8 29173.454 28404.4 47526.708 46273.9 50200.824 57494 98241.91 112514 30395.949 34811.9 26328.664 30153.7 14342.486 16426.2 3308.5961 3789.27 Total Inflow
Total Keterangan Progo SERANG M3 M3 730138.7 323.7518 247173.8 217294.9 44579.22 243420.9 196880.2 132340.5 645.9266 141787.2 29427.65 49754.82 222835.7 22115.48 68110.36 456546.4 187437.3 2093.465 251615.1 156034.1 99433.54 140175.5 63690.45 612294.9 6602.8 162244.4 452741.2 243690.3 404208.5 193956.1 213442.1 117995.7 136151.1 221804.9 286188.2 560064 173283.3 150096.2 81764.6 18861.87 6244067 1495178
Contoh Perhitungan ID 1 Stasiun Samigaluh : Luas
= 6810.83 Ha
Koefisien aliran gabungan
= 0.58
Curah Hujan Rata-rata bulan Nopember
= 299 mm/bulan
Q Nopember = 0,1 * 6810.83 Ha * 0.58 * 299 mm/bulan = 118113,41 M3/bulan Total Volume = 118113.41+ 163976.18 + 133409.17 + 167373.42+ .... = 730.138.68 M3 Berdasarkan tabel V.7 diperoleh laju inflow untuk DAS Progo dengan luas wilayah 66.529, 27 Ha sebesar 6.244.067,42 M3 .dan DAS Serang dengan luas 19. 763 Ha sebesar 1.495.177.94 M3, sebagaimana bisa dilihat pada gambar 5.8.
Untuk menghitung laju Inflow yang masuk kedalam daerah panjatan perlu melihat dulu kenampakan 3D antar Sub DAS dan area penelitian, juga bentuk aliran sungainya, sebagaimana gambar berikut.
Gambar 5.9. 3-D Daerah Aliran Sungai Lokasi Penelitian
Keterangan : Sungai DAS Progo DAS Serang Maka Inflow Total adalah Inflow DAS Progo ditambah Inflow DAS Serang = 6.244.067.42 M3 + 1.495.177.94 M3 = 7.739.245 M3 5.1.6 Identifikasi Banjir Kecamatan Panjatan Dengan diperolehnya debit limpasan, menggunakan metode perhitungan volume surfaces dimana surfacesnya berupa TIN yang telah digenerate dari Peta RBI sebagai perwakilan rupa bumi, dapat dihitung volume area.
Gambar 5.10 TIN Daerah Panjatan
TIN yang mewakili surfaces, Peta Potensi Genangan, dan debit limpasan sebesar 7.739.245 M3
maka diperoleh nilai luasan (Ha) daerah banjir di Kecamatan
Panjatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 5.11 dan 5.12, lokasi banjir dan model 3 D banjir Kecamatan Panjatan sebagai berikut :
Gambar 5.12. 3-D Visualisasi Banjir Daerah Panjatan
Dari Peta Banjir Tahunan yang dibuat maka di identifkasi luas area banjir tahunan di Kecamatan Panjatan adalah sebesar 570,8631 Ha, yang meliputi Desa Gotakan, Desa Kanoman, Desa Panjatan, Desa Cerme, Desa Kanoman, Desa Depok dan Desa Bugel. Dari tujuh desa tersebut yang terparah adalah Desa Gotakan, Desa Cerme, Desa Panjatan, Dan Desa Kanoman. Dilihat dari seluruh metode yang digunakan banjir di Kecamatan Panjatan sangat basar di pengaruhi oleh topografi daerah tersebut yang terdapat cekungan. Sedangakan bila musim kemarau sangat dimungkinkan pada daerah tersebut terjadi kesulitan air bersih. Atas dasar itu salah satu cara alternatif yang mungkin dilakukan adalah membangun lokasi kolam penahan air hujan sehingga banjir bisa dihindari pada saat musim hujan dan pada saat musim kemarau daerah tersebut tidak dilanda kekeringan. 5.1.7. Rekomendasi Lokasi Kolam Penahan Hujan. Untuk mengurangi besarnya inflow yang masuk kedalam lokasi penelitian maka diperlukan kolam penahan air hujan. Berdasarkan kemiringan lereng, penggunaaan lahan dan kerapatan aliran maka direkomendasikan untuk membangun tiga kolam penahan air hujan. Adapun lokasi nya dapat dilihat pada gambar 5.13.
5.2 Analisis Hidrologi
5.2.1. Penyiapan Data Curah Hujan Penentuan stasiun utama menggunakan metode polygon thiessen, dengan terlebih dahulu mensurvey titik stasiun curah hujan menggunakan GPS (global positioning system) untuk diplotkan pada koordinat peta. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel V.8 Koordinat Stasiun Hujan No.
Nama Stasiun
Koordinat
1
Panjatan
110.1617 , -7.8964
2
Temon
110.0819 , -7.8865
3
Pengasih
110.1693 , -7.8391
4
Sentolo
110.2205 , -7.8319
5
Galur
110.2330 , -7.9402
Sumber : Pengukuran Lapangan Dari data diatas setelah diplot kedalam peta dasar, daerah perencanaan tepat berada pada stasiun panjatan, dan sepenuhnya dipengaruhi oleh stasiun tersebut, sehingga dengan ini maka ni maka stasiun Panjatan terpilih sebagai stasiun utama (Gambar 5.7 Daerah Aliran Sungai dan Lokasi Penelitian) 5.2.2. Melengkapi Data Curah Hujan Dari data curah hujan yang ada perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan (3-1) sebagai berikut : Dikarenakan tidak terdapatnya data pada stasiun Panjatan, stasiun Pengasih dan stasiun Temon dari tahun 1985 -1996 di karenakan stasiun-stasiun tersebut baru berdiri tahun 1996, maka pencarian data curah hujan di pisah dengan menggunakan 2 stasiun yang lengkap data curah hujannya yaitu stasiun Galur dan stasiun Sentolo. R
= (163.91+193.27+135. 2+208.4+242) / 5 = 188.56
S
= (((163.91-188.56)2+(193.27-188.56)2+(135.2-188.56)2+(208.4-188.56)2 + (242188.56)2/4)0.5 = 41.01
Perbedaan curah hujan harian normal, Δ = (41.01/188.56)*100 % = 21 % Karena lebih dari 10 % maka mencari data curah hujan yang hujan menggunakan persamaan (3-2) Contoh perhitungan : Tahun 1985, Stasiun B:
Tahun 1985 1 160 393 = 132 3− 1 193 164 Tahun 1985 = 1,613 132 Tahun 1985 = 212 , 916 = 213 Tabel V.9 Melengkapi Data Curah Hujan Yang Hilang No
Tahun
Satsiun A Galur
Stasiun B Panjatan
Stasiun C Pengasih
Stasiun D Sentolo
Stasiun E TeMon
1
1985
160
213
336
393
384
2
1986
181
166
261
258
299
3
1987
153
128
201
187
230
4
1988
183
148
233
212
267
5
1989
190
132
208
167
238
6
1990
151
117
184
162
211
7
1991
106
97
154
152
176
8
1992
170
130
205
178
234
9
1993
145
110
173
150
198
10
1994
192
112
176
114
201
11
1995
234
161
254
202
291
12
1996
183
114
180
129
206
13
1997
94
22
78
71
85
14
1998
282
115
258
177
419
15
1999
252
295
73
118
309
16
2000
310
158
234
173
333
17
2001
253
79
866
175
228
18
2002
193
87
92
115
114
19
2003
173
163
165
165
132
20
2004
229
138
113
99
225
21
2005
258
184
107
109
380
22
2006
160
111
98
100
195
Jumlah
4252
2980
4649
3606
5355
R Rata
193.27
135.45
211.32
163.91
243.41
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2.3 Tes Konsistensi Untuk setiap stasiun pembanding akan dicari harga rata-rata dari stasiun dasar. Kemudian di cari akumulasi rata-rata dari bawah baik untuk stasiun utama maupun stasiun dasar. Contoh perhitungan: Untuk tahun 2004, maka : Rerata stasiun dasar dari bawah = (229+113+99+225) / 4 = 166.5 Akumulasi rerata untuk stasiun dasar dari bawah : 10. Stasiun dasar = 138.25+213.5 +166.5 = 518.25 11. Stasiun utama = 111+184+138 = 433 Data akumulasi tersebut diplot sebagai grafik dengan akumulasi rerata stasiun dasar pada sumbu X, dan akumulasi stasiun utama sebagai sumbu Y, sehingga di peroleh pola/tren garis lurus. Tabel V.10. Perhitungan Tes Konsistensi Untuk Stasiun Panjatan CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM Akumulasi Rerata Rerata (mm/hari) Dari Bawah No. Tahun Stasiun Dasar Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Utama Galur Pengasih Sentolo Temon Dasar Dasar Utama 1 1985 213 160 336 393 384 318.25 4465.5 2980 2 1986 166 181 261 258 299 249.75 4147.25 2767 3 1987 128 153 201 187 230 192.75 3897.5 2601 4 1988 148 183 233 212 267 223.75 3704.75 2473 5 1989 132 190 208 167 238 200.75 3481 2325 6 1990 117 151 184 162 211 177 3280.25 2193 7 1991 97 106 154 152 176 147 3103.25 2076 8 1992 130 170 205 178 234 196.75 2956.25 1979 9 1993 110 145 173 150 198 166.5 2759.5 1849 10 1994 112 192 176 114 201 170.75 2593 1739 11 1995 161 234 254 202 291 245.25 2422.25 1627 12 1996 114 183 180 129 206 174.5 2177 1466 13 1997 22 94 78 71 85 82 2002.5 1352 14 1998 115 282 258 177 419 284 1920.5 1330 15 1999 295 252 73 118 309 188 1636.5 1215 16 2000 158 310 234 173 333 262.5 1448.5 920 17 2001 79 253 866 175 228 380.5 1186 762 18 2002 87 193 92 115 114 128.5 805.5 683 19 2003 163 173 165 165 132 158.75 677 596 20 2004 138 229 113 99 225 166.5 518.25 433 21 2005 184 258 107 109 380 213.5 351.75 295 22 2006 111 160 98 100 195 138.25 138.25 111 Σ=2980 Σ=4465.5
Kurva Massa Ganda Stasiun Panjatan 4500
Kumulatif Rerata Stasiun Dasar (mm/hari)
4250 4000 3750 3500 3250 3000 2750 2500 2250 2000 1750 1500 1250 1000 750 500 250 0 0
500
1000
1500
2000
2500
Kumulatif Rerata Stasiun Utama (mm/hari)
Gambar 5.13 Kurva Massa Ganda Stasiun Panjatan
3000
Dari grafik kurva massa ganda (gambar 4.1), perubahan pola terjadi pada tahun 2002 (2001-2002), 2001(2000-2001), 2000 (1999-2000), 1999 (1997-1999), dan tahun 1997 (1985-1997). tan α0 = 0.45 Pada perubahan pola/tren pertama tan α1 = 1.8 Pada perubahan pola/tren kedua tan α2 = 0.625 Pada perubahan pola/tren ketiga tan α3 = 0.571 Pada perubahan pola/tren keempat tan α4 = 1.125 Pada perubahan pola/tren kelima tan α5 = 0.53 Dengan persaman (2-6), diperoleh faktor koreksi fk1 = 0.45/1.8 = 0.25 fk2 = 0.45/0.625 = 0.72 fk3 = 0.45/0.571 = 0.78 fk4 = 0.45/1.125 = 0.4 fk5 = 0.45/0.53 = 0.85 Selanjutnya pada tahun 2002 (2001-2002), 2001(2000-2001), 2000 (1999-2000), 1999 (1997-1999), dan tahun 1997 (1985-1997) harus dikoreksi dengan fk. Tabel V.11 Data Curah Hujan Yang Telah Dikoreksi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Xi 213 166 128 148 132 117 97 130 110 112 161 114 22 115 295 158 79 87 163
Faktor Koreksi 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.4 0.4 0.78 0.72 0.25 1
Xi*FK 181.05 141.10 108.80 125.80 112.20 99.45 82.45 110.50 93.50 95.20 136.85 96.90 18.70 46.00 118.00 123.24 56.88 21.75 163
R (mm/hari) 181 141 109 126 112 99 82 111 94 95 137 97 19 46 118 123 57 22 163
20 21 22
2004 2005 2006
138 184 111
1 1 1
138 184 111
138 184 111
Sumber : Hasil Perhitungan Data curah hujan yang telah terkoreksi akan dipakai untuk analisis selanjutnya 5.2.4. Tes Homogenitas Dalam pengukuran data curah hujan bisa terjadi gangguan-gangguan yang disebabkan keadaan atmosfer, maupun adanya keadaan penting yang menyebabkan terjadinya hujan buatan, untuk itu dilakukan tes homogenitas untuk suatu kumpulan data. Uji coba pertama dilakukan pada data curah hujan 20 tahun terakhir. Tabel V.12 Data Curah Hujan Maksimum 20 Tahun Terakhir No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Rata-rata SD
R (mm/hari) 109 126 112 99 82 111 94 95 137 97 19 46 118 123 57 22 163 138 184 111 2043 102.15 42.2
Sumber : Hasil Perhitungan Dengan persamaan (3-18) maka persamaan Gumbel modifikasinya adalah : Rt
= R + (0.78 Yt -0.45) σR =102.15 + (0.78 Yt -0.45) 42.2 = 83.16 + 32.91Yt
Untuk T = 10 tahun dan dari persamaan (3-13), maka Y10
= -ln(ln(Tr/(Tr-1))) = -ln(ln(10/(10-1))) = 2.2504
R10
= 83.16+32.91 (2.2504) = 157.22
Untuk Rt = 102.15 Yt = (102.15 – 83.16) / 32.91 = 0.5770 0.5770= -ln(ln(Tr/(Tr-1))) ; Tr = 2.33 Dengan persamaan (3-12), maka TR
= (R10 / R) Tr = (157.22/102.51)2.33 = 3.57
Titik (20, 3.57) homogen 5.2.5 Analisis Frekuensi Curah Hujan 5.2.5.1. Metode Gumbel Modifikasi 7 Jumlah data
= (N) = 20
8 Rata-rata
=R
9 Standar deviasi
= SD = 42.2
10 Keyakinan
=a
11 Fungsi a
= t(a) = 1.640
= 102.15 = 90 %
Contoh perhitungan (untuk PUH 2 Tahun) Dengan mengunakan persamaan (3-12), maka : Yt = -ln (ln(2/(2-1))) = 0.37 Dengan persamaan (3-21), (3-22), dan (3-23) maka diperoleh harga K, b, dan Se, sebagai berikut : K
= (0.78*0.37)-0.45 = -0.16
b
= ((1+(1.3*(-0.16))+(1.1*(-0.162)))0.5 =0.90
Se
= 0.90 *42.2/( 200.5 ) = 8.53
Dengan persamaan Gumbel modifikasi (3-18), diperoleh : R
= 102.15 + ((0.78*0.37)-0.45)*42.2 = 95.22
Keyakinan 90 % = 1.64 *8.53 = 13.98 Sehingga diperoleh rentang Hujan Harian Makimum = 95.22 ± 13.98 Tabel V.13 Perhitungan Hujan Harian Maksimum Metode Log Pearson III PUH 2 5 10 25 50 100
YT 0.37 1.50 2.25 3.20 3.90 4.60
K -0.16 0.72 1.31 2.04 2.59 3.14
b 0.90 1.58 2.14 2.87 3.43 3.99
SD 42.2 42.2 42.2 42.2 42.2 42.2
Se t(a)Seujan Harian Maksimum 8.53 13.98 95.22 14.94 24.5 132.53 20.17 33.09 157.23 27.12 44.47 188.44 32.37 53.09 211.6 37.64 61.73 234.58
Sumber : Hasil Perhitungan Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan Metode Gumbel Modifikasi diatas maka diperoleh hari hujan maksimum pada tabel 4.7 Tabel V.14
Curah Hujan Harian Maksimum Metode Gumbel Modifikasi
PUH Rentang Hujan Harian Maksimum Keyak 2 95.22 ± 13.98 5 132.53 ± 24.5 10 157.23 ± 33.09 25 188.44 ± 44.47 50 211.6 ± 53.09 100 234.58 ± 61.73
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2.5.1. Metode Log Pearson Tipe III Perhitungan rata-rata nilai standar deviasi dan koefisien skew log dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel V.15 No.
Perhitungan Rata-rata nilai SD, dan g
Tahun R (mm/hari 1 1987 109 2 1988 126 3 1989 112 4 1990 99 5 1991 82 6 1992 111 7 1993 94 8 1994 95 9 1995 137 10 1996 97 11 1997 19 12 1998 46 13 1999 118 14 2000 123 15 2001 57 16 2002 22 17 2003 163 18 2004 138 19 2005 184 20 2006 111 Jumlah 2043 Rata-rata 102.15 SD 42.2 G
ri 2.0374 2.1004 2.0492 1.9956 1.9138 2.0453 1.9731 1.9777 2.1367 1.9868 1.2788 1.6628 2.0719 2.0899 1.7559 1.3424 2.2122 2.1399 2.2648 2.0453 39.0799 1.9540
Ri2 0.0070 0.0214 0.0091 0.0017 0.0016 0.0083 0.0004 0.0006 0.0334 0.0011 0.4560 0.0848 0.0139 0.0185 0.0393 0.3740 0.0667 0.0346 0.0966 0.0083 1.2771
Ri3 0.0006 0.0031 0.0009 0.0001 -0.0001 0.0008 0.0000 0.0000 0.0061 0.0000 -0.3079 -0.0247 0.0016 0.0025 -0.0078 -0.2287 0.0172 0.0064 0.0300 0.0008 -0.4990
0.2593
Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan : ri
= Log R
Ri 2
= (ri – Rata-rata ri)2
Ri 3
= (ri – Rata-rata ri)3
Contoh Perhitungan untuk PUH 2 Tahun untuk g = -1.675 ≈ -1.6, dari tabel 4.8 diperoleh harga K = 0.254 Dengan persamaan (3-27), didapat ; Log RT = 1.9540+((0.254)*(0.2593)) = 2.0199 RT = anti Log 2.0199 = 104.69
-1.675
Tabel V.16 Perhitungan Hujan Harian Maksimal Metode Log Pearson Type III PUH 2 5 10 25 50 100
K 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197
K.SD 0.0659 0.2118 0.2577 0.2894 0.3023 0.3104
Log RT 2.0199 2.1658 2.2117 2.2434 2.2563 2.2644
RT 104.69 146.49 162.82 175.15 180.43 183.82
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2.5.2. Menggunakan Metode Iway Kadoya Untuk mencari nilai b, data HHM diurutkan mulai paling besar sampai paling kecil sebagaimana tabel berikut ini: Tabel V.17 Data Hujan Harian Maksimum Yang Diurutkan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun R (mm/hari) Tahun R (mm/hari) 1987 109 2005 184 1988 126 2003 163 1989 112 2004 138 1990 99 1995 137 1991 82 1988 126 1992 111 2000 123 1993 94 1987 118 1994 95 1999 112 1995 137 1989 111 1996 97 1992 111 1997 19 2006 109 1998 46 1990 99 1999 118 1996 97 2000 123 1994 95 2001 57 1993 94 2002 22 1991 82 2003 163 2001 57 2004 138 1998 46 2005 184 2002 22 2006 111 1997 19
Sumber : Hasil Perhitungan Dengan menggunakan persamaan (3-28), (3-29) dan (3-30), maka harga b dapat ditentukan. Langkah perhitungan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel V.18. No 1 2
Xs 184 163
Penentuan Harga b Xt 19 22
Xs*Xt 3496 3586
Xs+Xt 203 185
(Xs*Xt)-(Xo2) -4594.85 -4504.85
2Xo – (Xs+Xt) bi -23.1 198.911255 -5.1 883.303922 Jumlah 1082.21518 b 541.11
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel V.19. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penentuan Harga Xo, xo, dan c
Tahun R (mm/hari) 2005 184 2003 163 2004 138 1995 137 1988 126 2000 123 1987 118 1999 112 1989 111 1992 111 2006 109 1990 99 1996 97 1994 95 1993 94 1991 82 2001 57 1998 46 2002 22 1997 19 Jumlah Log Xo Xo xo 'xo2 'x 2 1/c
Log( R) 2.265 2.212 2.140 2.137 2.100 2.090 2.072 2.049 2.045 2.045 2.037 1.996 1.987 1.978 1.973 1.914 1.756 1.663 1.342 1.279 39.080 1.954 89.949 2.808 7.882 7.883 0.030
(R+b) 725.11 704.11 679.11 678.11 667.11 664.11 659.11 653.11 652.11 652.11 650.11 640.11 638.11 636.11 635.11 623.11 598.11 587.11 563.11 560.11
Sumber : Hasil Perhitungan Harga Xo dapat dicari menggunakan persamaan (3-28) Log Xo
= 39.079934/20 = 1.953997
Xo
= antilog 1.953997
Harga xo dapat dicari menggunakan persamaan (3-32) xo
= 56.15/20
= 2.8075
xo2
= 2.80752
= 7.8820
Log (R+b) 2.860 2.848 2.832 2.831 2.824 2.822 2.819 2.815 2.814 2.814 2.813 2.806 2.805 2.804 2.803 2.795 2.777 2.769 2.751 2.748 56.150
Log (R+b)2 8.182 8.109 8.020 8.016 7.976 7.965 7.947 7.924 7.920 7.920 7.913 7.875 7.867 7.860 7.856 7.810 7.711 7.666 7.566 7.553 157.656
Harga 1/c dapat dicari menggunakan persamaan (3-33) dan (3-34) x2
= 157.66/20
1/c
= (((2.20)/(20-1))*(x2 – xo2)))0.5 = 0.04
= 7.8828
Tabel V.20. Perhitungan Hujan Harian Maksimum Dengan Menggunakan Iwai Kadoya ξ 1
(1/c)ξ (1/c)*1 2
0.5951 0.9062 1.2379 1.4522 1.6450
0.023804 0.036248 0.049516 0.058088 0.065800
PUH 2 5 10 25 50 100
Log (X+b) X+b HHM (mm/hari) Xo+(2) Antilog (3) (4)-b 3 4 5 2.8075 641.95 100.84 2.8313 678.11 137.00 2.8437 697.7502 156.64 2.8570 719.45 178.34 2.8656 733.84 192.73 2.8733 746.96 205.85
Sumber : Hasil Perhitungan 5.2.6. Uji Chi Kuadrat Tabel V.21. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Perhitungan Untuk Uji Chi Kuadrat Tahun R (mm/hari) Log( R) Log (R+b) 2005 184 2.264818 2.86 2003 163 2.212188 2.85 2004 138 2.139879 2.83 1995 137 2.136721 2.83 1988 126 2.100371 2.82 2000 123 2.089905 2.82 1987 118 2.071882 2.82 1999 112 2.049218 2.81 1989 111 2.045323 2.81 1992 111 2.045323 2.81 2006 109 2.037426 2.81 1990 99 1.995635 2.81 1996 97 1.986772 2.8 1994 95 1.977724 2.8 1993 94 1.973128 2.8 1991 82 1.913814 2.79 2001 57 1.755875 2.78 1998 46 1.662758 2.77 2002 22 1.342423 2.75 1997 19 1.278754 2.75 Jumlah 2043 39.08 56.15 Rata-rata 102.15 1.95 2.81 Sd 42.02 0.26 0.0288 X 102.15+42.02k1.95+0.26k2.81+0.0288k Peluang 0.2 0.2 0.2 K1 = -0.84 67 1.73 2.79 K2 = -0.25 92 1.89 2.8 K3 = 0.25 113 2.02 2.82 K4 =0.84 137 2.17 2.83
Sumber : Hasil Perhitungan Data pengamatan yang dipakai : 12. Metode Gumbel
: Xi
13. Metode Log Pearson Type III
: Log Xi
14. Metode Iwai Kadoya
: Log (Xi + b)
Ketiga metode dicari persamaan umumnya seperti pada persamaan (3-37) dengan mengambil interval peluang = 0.2, dari Tabel IV.7 maka dapat dicari harga k untuk menentukan range masing-masing sub group. Tabel V.22. Uji Chi Kuadrat Untuk Metode Gumbel No Batas Sub GroupJumlah Data (Oi) 1 < 67 4 2 67-92 1 3 92-113 8 4 113-137 4 5 >137 3 Jumlah 20
Tabel V.23.
Ei 4 4 4 4 4
Oi – Ei 0 -3 4 0 -1
(Oi – Ei)2 (Oi – Ei)2/(Oi – Ei) 0 0 9 2.25 16 4 0 0 1 0.25 6.5
Uji Chi Kuadrat Untuk Metode Log Pearson Type III
No Batas Sub GroupJumlah Data (Oi) 1 <1.73 3 2 1.73-1.89 1 3 1.89-2.02 6 4 2.02-2.17 8 5 >2.17 2 Jumlah
Ei 4 4 4 4 4
Oi – Ei -1 -3 2 4 -2
(Oi – Ei)2 (Oi – Ei)2/(Oi – Ei) 1 0.25 9 2.25 4 1 16 4 4 1 8.5
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel V.24.
Uji Chi Kuadrat Untuk Metode Iwai Kadoya
NoBatas Sub GroupJumlah Data (Oi 1 <2.79 4 2 2.79-2.8 1 3 2.8-2.82 8 4 2.82-2.83 5 5 >2.83 2 Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan
Ei 4 4 4 4 4
Oi – Ei 0 -3 4 1 -2
(Oi – Ei)2 (Oi – Ei)2/(Oi – Ei) 0 0 9 2.25 16 4 1 0.25 4 1 7.5
Dari Tabel V.18, V.19, dan V.20, χ2 hitung = 6.5, 8.5, dan 7.5, pada derjat kebebasan (dk) 5–2–1=2 Berdasarkan Tabel V.21, maka besarnya peluang untuk mencapai χ2 lebih dari 6.5, 8.5 dan 7.5 adalah lebih besar dari pada 5 %, berati semua metode yang dipakai dapat diterima, oleh karena itu di gunakan cara lain untuk menentukan distribusi frekuensi curah hujan maksimum (CHHM), yaitu dengan cara membandingkan ketiga metode dan di lihat metode mana yang menghasilkan CHHM paling besar. Tabel V.25 PUH 2 5 10 25 50 100
Perbandingan Tiga Metode Curah Hujan Maksimum Curah Hujan Harian Maksimum Gumbel Log Pearson Iwai Kadoya 95.22 ± 13.98 104.69 100.84 132.53 ± 24.5 146.49 137.00 157.23 ± 33.09 162.82 156.64 188.44 ± 44.47 175.15 178.34 211.6 ± 53.09 180.43 192.73 234.58 ± 61.73 183.82 205.85
Sumber : Hasil Perhitungan Dari Tabel IV.22 terlihat bahwa CHMM paling besar dihasilkan oleh Metode Gumbel, maka atas dasar ini CHMM dari metode gumbel akan digunakan pada prencanaan selanjutnya. Tabel V.26. PUH 2 5 10 25 50 100
CHHM Yang Digunakan Dalam Perencanaan Drainase Panjatan Curah Hujan Harian Maksimum (mm/hari) 95.22 132.53 157.23 188.44 211.6 234.58
Sumber : Hasil Perhitungan 5.2.7. Analisis Intensitas Hujan 5.2.7.1. Metode Van Breen Dari persamaan (3-38), maka dapat di hitung intensitas hujan menurut metode Van Breen
Tabel V.27.
Perhitungan Intensitas Hujan Menggunakan Metode Van Breen
Durasi Intensitas Hujan Menurut Metode Van Breen (Menit) 2 5 10 25 50 100 95.22 132.53 157.23 188.44 211.6 234.58 5 148.97 155.31 158.01 160.49 161.89 163.02 10 130.13 140.11 144.56 148.76 151.18 174.23 20 103.85 117.17 123.53 129.79 133.52 136.65 40 73.97 88.27 95.69 103.41 108.23 112.4 60 57.44 70.81 78.09 85.95 90.99 95.46 80 46.95 59.11 65.96 73.53 78.5 82.96 120 34.39 44.43 50.32 57.04 61.58 65.74 240 19.08 25.46 29.41 34.11 37.4 40.52
Sumber : Hasil Perhitungan Berikut contoh perhitungan untuk PUH 2 tahun dengan durasi 60 menit IT
= ((54 RT + (0.007 RT )2)) / ((tc+(0.31* RT )) = ((54*95.22+ ((0.007*95.22)2) / ((60+(0.31*95.22)) = 57.44
5.2.7.2. MetodeBell Tanimoto Karena akan di perbandingkan dengan metode Van Breen, yang menyatakan besar dan lamanya durasi hujan harian di Indonesia (khususnya Pulau Jawa) terpusat selama 4 jam dengan hujan efektif 90 % dari hujan selama 24 jam, maka pada metode Bell dan Tanimoto ini juga hanya dihitung selama 4 jam pertama saja.
Tabel V.28 Perhitungan Intensitas Hujan Menggunakan Metode Bell Tanimoto PUH Tahun
2
5
10
25
50
100
Durasi (t) Menit 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240
X (mm/hari)
R (60,10)
95.22
32.21
132.53
44.83
157.23
53.18
188.44
63.74
211.6
71.57
234.58
79.34
R (t,T) 6.59 9.86 13.75 18.38 21.48 23.88 27.57 34.82 11.83 17.7 24.69 33 38.57 42.88 49.51 62.51 16.35 24.48 34.14 45.63 53.33 59.29 68.46 86.44 23.32 34.91 48.69 65.08 76.07 84.57 97.64 123.29 29.49 44.14 61.57 82.29 96.18 106.93 123.45 155.88 36.11 54.05 75.38 100.75 117.76 130.92 151.15 190.86
I (t,T) (mm/jam) 79.04 59.15 41.25 27.57 21.48 17.91 13.79 8.7 141.91 106.21 74.07 49.5 38.57 32.16 24.75 15.63 196.23 146.86 102.42 68.44 53.33 44.47 34.23 21.61 279.88 209.47 146.08 97.62 76.07 63.43 48.82 30.82 353.87 264.85 184.7 123.43 96.18 80.2 61.73 38.97 433.28 324.28 226.14 151.13 117.76 98.19 75.58 47.72
Sumber: Hasil Hitungan Contoh Perhitungan Dari persamaan (3.40), (3.41) dan (3.42), maka dapat dicari intensitas hujan menurut meode Bell-Tanimoto untuk PUH 50 R6010 = (211.6/170)*((87+28)/2) = 71.57
Untuk durasi hujan 40 menit R4050 = ((0.21(ln50))+0.52)*(0.54(400.25 )-0.50)*(71.57) = 82.29 I4050 = (60/40)*82.29 = 123.43 5.2.7.3. Metode Hasper dan Der Weduwen Dengan menggunakan persamaan (3-43) sampai (3-45), maka dapat dihitung intensitas hujan menurut Hasper dan Der Weduwen.
Tabel V.29
Perhitungan
Intensitas
Hujan
Menggunakan
Metode
Weduwen PUH Durasi (t) Durasi (t) X Ri R I Tahun Menit Jam (mm/hari) mm/jam 5 0.08 76.61 45.50 545.98 10 0.17 83.99 49.25 295.50 20 0.33 89.85 51.40 154.20 2 40 0.67 95.22 93.73 51.20 76.81 60 1 95.22 49.87 49.87 80 1.33 96.01 55.39 41.54 120 2 96.82 63.26 31.63 240 4 97.67 75.87 18.97 5 0.08 90.59 53.81 645.67 10 0.17 105.63 61.94 371.63 20 0.33 118.99 68.06 204.19 5 40 0.67 132.53 128.64 70.27 105.41 60 1.00 132.53 69.41 69.41 80 1.33 134.63 77.09 57.82 120 2.00 136.85 88.05 44.03 240 4.00 139.19 105.60 26.40 5 0.08 97.75 58.06 696.66 10 0.17 117.8 69.07 414.43 20 0.33 136.77 78.24 234.71 10 40 0.67 157.23 151.22 82.61 123.91 60 1.00 157.23 82.34 82.34 80 1.33 160.52 91.45 68.59 120 2.00 164.03 104.46 52.23 240 4.00 167.78 125.28 31.32 5 0.08 105.13 62.44 749.25 10 0.17 131.23 76.95 461.69 20 0.33 157.71 90.22 270.65 25 40 0.67 188.44 179.17 97.88 146.81 60 1.00 188.44 98.69 98.69 80 1.33 193.61 109.61 82.21 120 2.00 199.19 125.20 62.60 240 4.00 205.24 150.14 37.54 5 0.08 109.69 65.15 781.79 10 0.17 140.04 82.11 492.67 20 0.33 172.26 98.54 295.61 50 40 0.67 211.6 199.5 108.98 163.47 60 1.00 211.6 110.82 110.82 80 1.33 218.44 123.08 92.31 120 2.00 225.9 140.58 70.29 240 4.00 234.07 168.60 42.15 5 0.08 113.62 67.49 809.83 10 0.17 147.95 86.75 520.51 20 0.33 185.92 106.35 319.06 100 40 0.67 234.58 219.33 119.82 179.73 60 1.00 234.58 122.85 122.85 80 1.33 243.31 136.44 102.33 120 2.00 252.92 155.85 77.93 240 4.00 263.57 186.90 46.73
Sumber : Hasil Perhitungan
Hasper-
Contoh Perhitungan Untuk PUH 100 tahun dengan durasi selama 40 menit (0.67 jam), maka digunakan persamaan (3-46) untuk mendapatkan curah hujan menurut Hasper-Weduwen. Rt
= 234.58*(((1218*0.67)+54)/(((234.58+(1-0.67))+(1272*0.67))))=219.33
R
= ((11300/(0.67+3.12))^0.5)*(219.33/100) = 119.82
I
= 119.82/0.67 = 179.73
5.2.8. Penentuan Rumus Intensitas Hujan Untuk menentukan rumus intensitas hujan yang dipakai, maka ketiga metode penentuan intensitas hujan (Metode Van Breen, Bell, dan Hasper-Weduwen) disubsitusikan pada persamaan-pesamaan Talbot, Sherman dan Ishiguro. Kemudian dicari selisih kuadrat terkecil antara intensitas hujan masing-masing metode, dengan intensitas hujan hasil subsitusi pada persamaan-persamaan talbot, sherman, dan ishiguro. Semuanya diperbandingkan, dan dipilih yang mempunyai delta terkecil Tabel V.30.
Perbandingan Delta Tekecil
No. PUH
Hasper – Weduwen Van Breen Talbot Sherman Ishiguro Talbot Sherman Ishiguro 1 2 8.55 7.23 34.74 0 10.23 9.97 2 5 11.72 6.16 38.89 0.01 11.10 10.40 3 10 13.61 6.34 40.61 0 11.57 10.31 4 25 15.82 8.39 41.5 6.51 10.13 7.16 5 50 17.32 9.81 41.77 9.89 8.32 5.48 6 100 18.71 11.39 41.8 12.89 10.28 8.52 Jumlah 85.72 49.33 239.3 29.3 61.63 51.84
Bell Tanimoto Talbot Sherman Ishiguro 42.98 42.92 43.03 26.78 26.67 27.40 15.35 23.09 24.17 31.31 38.96 39.30 41.79 47.00 46.11 61.44 59.29 56.24 219.65 237.93 236.24
Sumber : Hasil Perhitungan Dari Tabel di atas, delta terkecil diperoleh dari data intensitas hujan menurut metode Van Breen dengan menggunakan persamaan Talbot. 5.2.8.1 Penggambaran Kurva Lengkung Intensitas Kurva frekuensi intensitas - lamanya menggambarkan persamaan-persamaan intensitas hujan wilayah perencanaan yang dapat digunakan untuk perhitungan limpasan (run off) dengan rumus rasional dan besarnya kemungkinan terjadinya intensitas curah hujan yang berlaku untuk lamanya curah hujan sembarang. Kurava lengkung intensitas kecamatan panjatan pada PUH 10 tahunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 10 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Gambar 5.14a Kurva Lengkung Intensitas PUH 10 Tahunan
5.3. Perencanan Teknis 5.3.1 Pertimbangan Usulan Perencanaan Lokasi Perencanaan difokuskan pada empat desa yaitu Desa Gotakan, Desa Panjatan, Desa Cereme, dan Desa Kanoman. Mengingat pada daerah tersebut merupakan daerah yang sangat potensial untuk banjir. Untuk pembagian blok perencanaan di bagi menjadi tiga blok, untuk jelasanya dapat dilihat pada gambar 5.14 dan 5.15. Sedangkan untuk peta jaringannya dapat dilihat pada gambar 5.16, 5.17 dan 5.18.
5.3.1.1 Kondisi Fisik Daerah Perencanaan Curah Hujan Secara iklim curah hujan di kecamatan panjatan bervariasi antara ±2000 mm/tahun hingga ±3000 mm/tahun. Oleh sebab itu potensial runoff yang ditimbulkan akan besar apabila di daerah tersebut banyak pengunaan lahan yang menyebabkan permukaan tanah kedap air.
Geologi dan geohidrologi Kondisi geohidro sangat dipengaruhi oleh geologi kawasannya, dimana kawasan panjatan tipologi akuifer nya adalah sistem endapan alluvial pantai yang bergeologi batuan endapan dan sedimen berupa lempung, pasir dan krikil. Dengan demikian material cendrung mempunyai akuifer dengan produktivitas rendah, disebabkan pelapisan batuan pada batuan endapan berlapis-lapis dengan permeabilitas lambat. Sedangkan pada batuan sedimen air melalui patahan dan bidang lapis sehingga air cenderung hilang meresap. Kedalaman variasi 7 – 25 M. Kemiringan lereng ke arah selatan menyebabkan air secara umum mengalir kearah selatan, termasuk air tanah. Kecamatan Panjatan memiliki formasi geologis dimana daerah tersebut menempati kawasan yang sangat subur yaitu kawasan kipas alluvial dan dataran alluvial, yaitu fisiografi yang terbentuk dari proses pengendapan oleh aktifitas sungai (fluvial) dan laut (fluvio marine) dengan kemiringan 0 – 2 %.
Penggunaan lahan Dalam perencanaan ini kawasan panjatan dibagi menjadi 2 kawasan berdasarkan penggunaan lahannya, yaitu kawasan pemukiman dan kawasan pertanian. 5.3.1.2 Keadaan Eksisting dan Rencana di Daerah Perencanaan Saluran Alami Eksisting Daerah daerah perencanaan dilalui oleh saluran-saluran alami yang dapat dimanfaatkan sebagai badan air penerima dan penyalur debit limpasan. Saluran alami yang dijadikan sebagai penerima debit limpasan adalah anak sungai progo. Saluran irigasi non teknis yang terdapat di daerah perencanaan. Dengan memanfaatkan saluran alami ini sebagai penyalur debit limpasan, maka akan memberi keuntungan baik dari segi teknis maupun ekonomi. 9. Dari segi teknis akan menghemat pekerjaan
penggalian atau pengerukan untuk
pembuatan saluran. 10. Dari segi ekonomis, akan menghemat biaya pembebasan lahan.
Kemiringan Wilayah Menuju ke Badan Air Penerima Peta kontur secara garis besar menunjukan bahwa kemiringan lahan pemukiman dan pertanian mengarah ke selatan. Dari kemiringan lahan ini, maka anak sungai progo akan menerima debit limpasan dari lahan pemukiman dan pertanian sebelah utara. Arah pengaliran mengikuti garis ketinggian/kemiringan lahan yang ada, sehingga pengaliran dapat terjadi secara gravitasi. Pengaliran secara gravitasi ini adalah paling baik karena dapat mengurangi perlengkapan-perlengkapan ataupun bangunan-bangunan tambahan, sehingga baik dari segi ekonomis. 5.3.2. Usulan Perencanaan Sistem Drainase 5.3.2.1 Prinsip Pengaliran Saluran Pengaliran pada saluran drainase pada dasarnya secara alamiah mengikuti kondisi topografi yang ada, yaitu mengikuti kontur alami dari tanah. Pengaliran secara gravitasi tersebut dinilai sangat menguntungkan karena tidak adanya upaya penambahan lahan urugan atau pemotongan pada jalur tanah (cut and fill). Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam prinsip pengaliran saluran drainase adalah sebagai berikut: 1. Arah pengaliran sebisa mungkin mengikuti garis ketinggian permukaan tanah sehingga pengaliran yang terjadi adalah secara alami menuju pada badan air penerima terdekat. 2. Dasar permukaan saluran yang mempunyai kemiringan (slope) sangat kecil diperlukan penanganan dengan mempertimbangkan kecepatan minimum yang diijinkan. Diusahakan kemiringan dasar saluran tetap mengikuti kemiringan permukaan tanah sejauh kemiringan tanah tidak memberikan aliran balik (back water) menuju awal dimulai saluran. 3. Agar tidak terjadi penggerusan terhadap dinding saluran drainase maka perlu memperhatikan kecepatan saluran agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sehingga tidak terjadi pendangkalan pada dasar saluran sehingga penampang efektif saluran untuk mengalirkan air hujan semakin keci dan kemungkinan besar akan meluap. Dengan perkecualian pendangkalan bisa diantisipasi dengan salah satu alternatifnya menangani permukaan tanah dengan menanam tumbuhan, sehingga koefisien limpasan kecil dan waktu konsentrasi semakin lama dan kecepatan penggerusan air di permukaan tanah semakin kecil. Sehingga tanah tidak ikut mengalir masuk ke dalam saluran drainase.
5.3.2.2 Upaya Mengurangi Beban Badan Air Upaya mengurangi beban badan air penerima merupakan bagian dari alternatif cara prncegahan banjir. Upaya tersebut ditujukan agar badan air penerima tidak kelebihan muatan sehingga luapan banjir yang ada dapat dihindari. Dari Perta Daerah Aliran Sungai yang dibuat dan terbagi menjadi beberapa sub DAS dan masing-masing inflow. Melihat bentuk fisik model dari DAS dan laju inflow, maka di peroleh Peta Lokasi untuk kolam penampungan. Penampungan sementara yang dapat dilakukan adalah pembangunan kolam penampungan hujan. Pembangunan kolam juga bertujuan untuk konservasi air, karena air mendapat kesempatan untuk meresap kedalam tanah. Fasilitas kolam retensi akan mengurangi debit limpasan ke badan air penerima sehingga memperkecil base flow. 5.3.2.3 Cara Penyaluran Sistem penyaluran yang digunakan adalah sistem terpisah dengan saluran air buangan, dengan pertimbangan sebagai berikut: g) Untuk menjaga kualitas air, yang dikaitkan dengan usaha konservasi air tanah, dimana air yang diresapkan adalah air yang belum mengalami pencemaran. h) Ketersediaan lahan memungkinkan untuk diterapkan sitem ini. Sedangkan sasaran pemilihan sistem ini adalah: 10. Segi keamanan bagi kesehatan masyarakat karena air buangan ditangani secara lebih khusus. 11. Kemudahan dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan. 12. Segi ekonomis dari dimensi saluran dan bangunan pengolahan air buangannya. 5.3.2.4 Bentuk dan Keadaan Saluran Saluran drainase direncanakan berbentuk trapesium dengan talud 1:2 Pemilihan bentuk trapesium ini dengan pertimbangan: m) Untuk mengatasi jika aliran kecil atau ketinggian air kecil, saluran berbentuk trapesium ini relatif lebih baik dibandingkan dengan saluran berbentuk segi empat. Hal ini karena dalam suatu ketinggian muka air yang sama, kecepatan aliran dalam saluran trapesium lebih besar daripada kecepatan aliran dalam salura. segi empat. Dengan keadaan tersebut dan dengan ditunjang oleh kemiringan saluran yang memadai, self cleansing velocity dapat lebih mudah dipertahankan.
n) Terdapat 3 jenis saluran, yaitu a. Berupa saluran tersier, saluran ini terdapat pada Daerah Pengaliran Sungai ≤ 5 Ha ataupun jalan-jalan kecil, dimana saluran tersebut menyalurkan air hujan menuju saluran yang lebih besar. Serta b. Saluran Sekunder, saluran ini terdapat pada Daerah Pengaliran Sungai 5 – 25 Ha. Atau saluran ini merupakan saluran lanjutan dari saluran tersier, dimana kuantitas air merupakan kumulatif dari saluran yang kecil, lalu disalurkan menuju saluran primer. c. Saluran Primer, saluran ini terdapat pada Daerah Pengaliran Sungai 25 - 50 Ha atau saluran ini yang menampung asir hujan dari beberapa daerah pengaliran lewat saluran sekunder. Saluran dirancang sesuai dengan pola penampang saluran hidrolis optimum dengan menggunakan pasangan batu kali pecah disetiap dinding dan dasar saluran dengan tujuan agar tidak terjadi longsor. Dimensi saluran yang direncanakan dapat dilihat pada tabel (V.31) s/d (V.33).
5.3.2.5 Bangunan Pelengkap yang Digunakan o) Gorong-gorong c Penampang gorong-gorong dibuat segi empat dari pasangan batu dengan pelat
beton bertulang sebagai penutup. c Alasan pemilihan adalah karena ideal untuk mengalirkan debit yang besar,
pembuatannya mudah, dan sangat kuat. c Penempatan gorong-gorong pada perlintasan saluran dengan jalan, sehingga
panjang gorong-gorong kurang lebih sama dengan lebar jalan. c Kecepatan yang dipakai dalam perencanaan gorong-gorong adalah 1.5m/dt.
Perhitungan dimensi gorong-gorong dapat dilihat pada tabel (V.34) s/d (V.36):.
5.3.3 Evaluasi Saluran Eksisting
Saluran yang sudah ada di kecamatan panjatan ini merupakan saluran sekunder dimana kuantitas air merupakan kumulatif dari saluran yang kecil, lalu disalurkan menuju saluran utama atau saluran primer. Diketahui :
b = 50 cm h = 70 cm A=bxh = 50 cm x 70 cm = 3500 cm2 = 0.35 m2
misal : v = 1 m/s hingga didapat Q = V / A = 1 m/s / 0.35 m2 = 2.85 m3/s bila dibandingkan dengan saluran yang akan direncanakan. Saluran eksisting ini masih layak untuk menyalurkan air hujan karena pada saluran ini dapat menampung debit air hingga 2.85 m3/s. Sementara pada saluran E-G4, debit air yang melalui saluran ini sebesar 0.421 m3/s. Apabila debit yang melalui saluran ini melebihi debit tampungannya (2.85 m3/s), sebaiknya ada perbesaran saluran agar dapat menyalurkan air hujan secara baik.
5.3.4 Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran biaya dibuat untuk mengetahui besarnya biaya investasi (capital avestment) pembangunan sistem penyaluran air hujan kecamatan panjatan. Biaya inventasi tersebut dapat digunakan sebagai konsep dasar penyusunan anggaran pembangunan bagi pihak pengembang/developer. Perhitungan rencana anggaran biaya jalur terpilih didasarkan pada besarnya satuan jenis pekerjaan dan bahan yang digunakan. Dalam perhitungan biaya ini, pertama-tama dicari volume pekerjaan masing-masing jenis pekerjaan untuk saluran dan bangunan pelangkap, serta kolam retensi. Perhitungan volume pekerjaan dapat dilihat pada tabel (V.37) s/d (V.42).
Tabel Perhitungan Saluran BOQ Blok A Lda y Jalur No Jalur ID (m) (m) 1 53 B-G61 470 0.636 2 2 B-B' 530 0.378 3 4 B'A' 840 0.617 4 A' 5 5 C-G5 820 0.359 6 G5 7 6 G5-G3 360 0.760 8 7 D-G3 280 0.702 9 G3 10 8 G3-G4 510 0.609 11 12 E-G4 360 0.481 12 G4 13 10 G4-C' 410 0.944 14 17 H-G60 300 0.608 15 G60 16 9 G60-G2 350 0.763 17 1 A-G1 270 0.359 18 G1 19 26 G1-G2 350 0.359 20 G2 21 C' 22 11 G2-Out 800 0.858 23 Out 24 13 F-G6 250 0.837 25 G6 26 14 G6-D' 340 0.392 27 15 G-G7 80 0.267 28 G7 29 D' 30 16 D'-Out 530 0.494 31 Out 32 18 J-G9 300 0.317 33 19 K-G9 250 0.373 34 G9 35 20 G9-G8 810 0.570 36 G8 37 21 L-E' 370 0.330 38 E' 39 22 E'-G10 380 0.422 40 G10 41 27 G10-G11 410 0.371 42 24 M-G11 240 0.602 43 G11 44 25 G11-Out 220 0.573 45 Out 46 28 N-Out 870 0.595 47 Out Jumlah
b (m) 0.735 0.437 0.713
Fb 0.383 0.295 0.377
Batu Kali 69.641 46.750 120.273
Volume (m3) Galian Semen 597.242 4.353 280.604 2.922 1012.189 7.517
Pasir 13.058 8.766 22.551
0.415
0.287
68.459
398.341
4.279
12.836
0.878 0.811
0.418 0.402
63.830 46.037
622.049 422.276
3.989 2.877
11.968 8.632
0.703 0.555
0.374 0.332
72.291 40.459
601.109 284.179
4.518 2.529
13.555 7.586
1.091 0.703
0.466 0.374
90.151 42.711
1035.732 353.239
5.634 2.669
16.903 8.008
0.881 0.415
0.419 0.287
62.282 22.815
608.316 131.370
3.893 1.426
11.678 4.278
0.415
0.287
29.473
170.390
1.842
5.526
0.991
0.444
159.272
1708.004
9.955
29.864
0.966
0.439
48.987
511.005
3.062
9.185
0.452 0.309
0.300 0.248
31.205 5.306
190.833 24.387
1.950 0.332
5.851 0.995
0.571
0.337
61.014
438.341
3.813
11.440
0.366 0.431
0.270 0.293
22.335 21.995
118.813 129.785
1.396 1.375
4.188 4.124
0.658
0.362
107.167
852.279
6.698
20.094
0.381
0.275
28.588
156.485
1.787
5.360
0.488
0.312
37.509
241.368
2.344
7.033
0.429 0.695
0.292 0.372
35.588 33.910
210.510 277.486
2.224 2.119
6.673 6.358
0.662
0.363
29.666
234.180
1.854
5.562
0.687
0.370
120.070
984.511
7.504
22.513
1517.783
12595.024
94.861
284.584
Tabel Perhitungan BOQ Saluran Blok B Lda y No Jalur ID Jalur (m) (m) 1 30 B-G16 637.5 0.528 2 G16 3 31 G16-G15 162.5 0.289 4 29 A-G15 812.5 0.494 5 G15 6 32 G15-G63 312.5 0.588 7 34 C-G63 262.5 0.317 8 G63 9 35 G63-B' 625 0.388 10 36 D-G20 975 0.811 11 G20 12 B' 13 G20-G18 35 0.062 14 37 S'-G18 237.5 0.282 15 G18 16 48 G18-G68 925 0.507 17 33 G17-A' 312.5 0.690 18 38 A'-G19 337.5 0.528 19 39 F-G21 375 0.361 20 G21 21 40 E-E' 250 0.483 22 E' 23 41 E'-G19 150 0.186 24 G19 25 42 G19-C' 725 0.521 26 43 G-G22 400 0.323 27 G22 28 110 Y-D' 237.5 0.295 29 D' 30 45 D'-G23 775 0.463 31 G23 32 C' 33 46 C'-G25 275 0.288 34 G25 35 47 J-F' 837.5 0.397 36 F' 37 49 F'-G68 125 0.147 38 G68 39 50 G68-H' 162.5 0.310 40 51 K-G27 262.5 0.249 41 G27 42 52 G27-G31 312.5 0.434 43 G31 44 H' 45 54 H'-G26 62.5 0.194 46 G26 47 66 G26-J' 137.5 0.309
b (m) 0.610
Fb
Volume (m3) Galian Semen 589.010 4.890
0.348
Batu Kali 78.247
Pasir 14.671
0.334 0.570
0.258 0.337
11.237 93.165
55.786 670.406
0.702 5.823
2.107 17.468
0.680 0.366
0.368 0.270
43.023 19.595
347.632 104.029
2.689 1.225
8.067 3.674
0.448 0.937
0.299 0.432
56.429 183.331
344.655 1885.791
3.527 11.458
10.581 34.375
0.071 0.325
0.119 0.254
0.733 15.820
1.413 77.897
0.046 0.989
0.137 2.966
0.586 0.797 0.609 0.416
0.342 0.398 0.348 0.288
108.863 50.394 41.646 31.653
798.405 456.704 311.828 183.525
6.804 3.150 2.603 1.978
20.412 9.449 7.809 5.935
0.558
0.333
28.397
199.302
1.775
5.324
0.214
0.207
6.749
25.666
0.422
1.265
0.602 0.373
0.346 0.273
87.731 30.230
654.696 163.398
5.483 1.889
16.450 5.668
0.340
0.260
16.539
83.748
1.034
3.101
0.535
0.326
83.376
574.056
5.211
15.633
0.333
0.258
18.704
93.732
1.169
3.507
0.459
0.302
77.271
480.150
4.829
14.488
0.169
0.184
4.530
15.029
0.283
0.849
0.358 0.288
0.267 0.239
12.015 15.454
62.264 70.735
0.751 0.966
2.253 2.898
0.501
0.316
31.761
207.641
1.985
5.955
0.225
0.211
3.130
11.675
0.196
0.587
0.357
0.267
10.218
52.678
0.639
1.916
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 96
67
68 77 69 70 71 72 75 74
76
57 58 59 60 3 27
64 100 65
73 56 55 61 62 63
R-G29 G29 J' J'-G30 G30 G30-G28 S-G28 G28 G28-G32 G32 G32-G33 T-G33 G33 G33-K' V-G34 G34 K' K'-G35 G35 Out L-G24 G24 M-L' L' L'-G13 N-G13 G13 G13-M' Z-G62 G62 M' M'-G14 X-G14 G14 G14-G12 G12 Out U-G37 Out K-G69 G69 G69-G36 P-G36 G36 Q-N' N' N'-G38 Out
625
0.634
0.732
0.382
92.096
789.225
5.756
17.268
162.5
0.408
0.472
0.306
15.774
97.925
0.986
2.958
225 325
0.754 0.688
0.871 0.794
0.416 0.398
39.802 52.221
383.473 472.363
2.488 3.264
7.463 9.792
150
0.606
0.701
0.373
21.567
175.982
1.348
4.044
187.5 225
0.582 0.770
0.672 0.889
1.139 0.421
26.053 40.659
351.312 398.016
1.628 2.541
4.885 7.624
287.5 737.5
0.939 0.879
1.084 1.015
0.465 0.450
63.059 150.412
718.951 1641.677
3.941 9.401
11.824 28.202
500
0.942
1.088
0.465
109.537
1257.969
6.846
20.538
275
0.325
0.376
0.273
21.059
113.799
1.316
3.949
187.5
0.287
0.331
0.257
12.798
63.423
0.800
2.400
700 412.5
0.390 0.453
0.450 0.523
0.299 0.323
63.480 43.605
389.329 294.372
3.968 2.725
11.903 8.176
100 625
0.411 1.160
0.475 1.340
0.308 0.517
9.945 168.311
61.125 2273.646
0.622 10.519
1.865 31.558
50 325
0.230 0.680
0.266 0.785
0.230 0.395
3.000 51.630
12.157 463.125
0.187 3.227
0.562 9.681
325
0.536
0.620
0.351
40.791
308.872
2.549
7.648
487.5
1.137
1.314
0.511
128.898
1712.247
8.056
24.168
312.5
0.472
0.545
0.329
34.524
238.968
2.158
6.473
225 850
0.528 0.482
0.609 0.557
1.085 0.333
28.231 95.092
359.811 673.012
1.764 5.943
5.293 17.830
437.5
0.326
0.377
0.274
33.382
181.837
2.086
6.259
1200
0.775
0.895
0.422
215.471
2143.902
13.467
40.401
2721.639
24098.372
170.102
510.307
Jumlah
Tabel Perhitungan BOQ Saluran Blok C Lda y Jalur No Jalur ID (m) (m) 1 81 C-G39 483.75 2.093 2 G39 3 80 A-A' 562.5 1.565 4 A' 5 82 A'-B 562.5 1.418 6 B(out) 7 83 E-G40 90 1.382 8 G40 9 84 G40-G41 360 1.849 10 85 F-G41 416.25 1.348 11 G41 12 78 G41-G42 360 2.056 13 G42 14 86 G42-G43 146.25 0.837 15 G43 16 87 G43-G44 438.75 3.462 17 90 G-G44 562.5 2.198 18 G44 19 88 G44-G45 78.75 0.704 20 G45 21 89 H-H' 573.75 3.468 22 H' 23 91 H'-G46 450 1.942 24 G46 25 92 G46-G64 337.5 1.288 26 G64 (Out) 27 111 N-G66 945 1.659 28 113 0-G66 393.75 2.340 29 G66 30 112 G66-G47 213.75 1.139 31 114 P – G47 405 0.837 32 G47 (Out) 33 115 Q-G48 202.5 1.139 34 G48 35 116 G48-G67 123.75 1.000 36 79 D-G57 37 G67 (Out) 38 95 J-G50 168.75 1.330 39 G50 40 94 G50-G49 222.75 1.278 41 G49 42 98 G49-G65 78.75 0.662 43 99 K-G65 337.5 2.023 44 G65 45 100 G65-G51 348.75 2.048 46 G51 47 44 G51-G52 168.75 1.307
b (m) 2.417
Fb
Volume (m3) Galian Semen 5121.499 14.696
0.694
Batu Kali 235.142
Pasir 44.089
1.808
0.600
204.405
3506.134
12.775
38.326
1.638
0.571
185.179
2932.294
11.574
34.721
1.596
0.564
29.672
448.890
1.854
5.563
2.136 1.558
0.652 0.557
154.948 130.585
3039.348 1983.013
9.684 8.162
29.053 24.485
2.374
0.688
172.197
3688.019
10.762
32.287
0.967
0.439
28.957
299.598
1.810
5.429
3.999 2.539
0.892 0.711
352.815 286.979
11810.485 6518.488
22.051 17.936
66.153 53.809
0.813
0.402
13.415
119.737
0.838
2.515
4.005
0.893
461.510
15489.226
28.844
86.533
2.243
0.668
203.114
4155.508
12.695
38.084
1.488
0.544
101.344
1481.773
6.334
19.002
1.916 2.702
0.618 0.734
363.146 214.188
6542.803 5117.457
22.697 13.387
68.090 40.160
1.316 0.967
0.512 0.439
57.071 78.970
753.444 827.901
3.567 4.936
10.701 14.807
1.315
0.512
54.094
713.448
3.381
10.143
1.155
0.480
29.343
346.563
1.834
5.502
1.536
0.553
52.757
784.717
3.297
9.892
1.476
0.542
66.625
963.490
4.164
12.492
0.765 2.337
0.390 0.682
12.632 158.959
107.760 3357.857
0.790 9.935
2.369 29.805
2.366
0.686
166.267
3549.725
10.392
31.175
1.509
0.548
51.846
760.449
3.240
9.721
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
102 104 110 96 97 106 105 93
107 108 109 101
L-G52 G52 G52-G53 G53 G53-D' L-G57 G57 G57-G56 M-G56 G56 G56-G58 G58 G58-G59 G59 D' G59-G55 G55 G55-G54 S-G54 R-G54
798.75
3.244
3.746
0.864
600.278
19030.788
37.517
112.552
315
1.541
1.780
0.595
113.164
1909.830
7.073
21.218
551.25 168.75
1.539 1.371
1.777 1.583
0.595 0.561
196.957 54.367
3331.636 828.519
12.310 3.398
36.929 10.194
270 427.5
2.286 1.226
2.640 1.417
0.725 0.531
143.919 121.982
3361.908 1718.116
8.995 7.624
26.985 22.872
483.75
2.699
3.118
0.788
303.185
8189.672
18.949
56.847
315
1.542
1.781
0.596
113.228
1911.764
7.077
21.230
258.75
1.548
1.788
0.597
93.554
1581.735
5.847
17.541
281.25 393.75 562.5 Jumlah
2.356 2.053 2.742
2.721 2.371 3.167
0.736 0.687 0.794
154.446 187.956 357.808 6307.005
3702.436 4023.168 9801.469 143810.667
9.653 11.747 22.363 394.188
28.959 35.242 67.089 1182.564
Tabel Perhitungan BOQ Gorong-gorong Blok A Lda Lebar No Jalur ID ID (m) Jalan (m) 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
B-G61 C-G5 G5 G5-G3 D-G3 G3 G3-G4 E-G4 H-G60 G60 G60-G2 A-G1 G1 G1-G2 F-G6 G-G7 J-G9 K-G9 G9 G9-G8 L-E' E'-G10 G10 G10-G11 M-G11
h
b
Volume (m3)
G61 G5
470 820
8 8
0.579 0.553
1.157 1.106
12.982 12.113
Batu Kali 14.287 13.959
G3
280
8
1.282
2.564
47.509
23.288
10.124
3.240
8.032
12.825
G4
360
8
1.416
2.832
56.430
25.005
10.982
3.497
8.662
13.826
G60
300
8
0.577
1.154
12.917
14.262
5.611
1.886
4.723
7.560
G62
350
8
0.927
1.853
27.501
18.742
7.851
2.558
6.365
10.173
G61
270
8
0.349
0.697
6.155
11.343
4.152
1.448
3.652
5.857
G62
350
8
0.459
0.917
9.143
12.750
4.855
1.659
4.168
6.677
G6 G7
250 80
8 8
0.653 0.210
1.306 0.420
15.655 3.097
15.236 9.565
6.098 3.263
2.032 1.181
5.080 3.001
8.128 4.820
G9
250
8
0.519
1.039
11.012
13.528
5.244
1.776
4.454
7.131
G8
810
8
1.113
2.227
37.360
21.131
9.045
2.916
7.241
11.566
G10
380
8
0.907
1.813
26.520
18.483
7.722
2.519
6.271
10.022
G11
240
8
1.126
2.253
38.099
21.297
9.128
2.941
7.302
11.663
316.495
232.875
95.158
31.385
78.294
125.204
Jumlah
(m)
(m)
Galian
Beton
Semen
Kerikil
Pasir
5.623 5.459
1.890 1.841
4.732 4.612
7.574 7.383
Tabel Perhitungan BOQ Gorong-gorong Blok B No Jalur ID ID Lda Lebar (m) Jalan (m) 1 B-G16 G16 637.5 8 2 G16 G15 812.5 8 G16-G15 A-G15 3 G15 G63 262.5 8 G15-G63 C-G63 4 D-G20 G20 975 8 5 G20 G18 237.5 8 G20-G18 S'-G18 6 G18-G68 G68 925 8 7 G17-A' G19 150 8 A'-G19 E-E' E'-G19 8 F-G21 G21 375 8 9 G-G22 G22 400 8 10 Y-D' G23 775 8 D'-G23 11 G19 G25 275 8 G19-C' C'-G25 12 J-F' G68 125 8 F'-G68 13 K-G27 G27 262.5 8 14 G27 G31 312.5 8 G27-G31 15 G68 G26 62.5 8 H'-G26
h (m) 0.743 1.030
b (m) 1.487 2.060
Volume (m3) Galian Batu Kali 19.227 16.396 32.774 20.063
Beton 6.678 8.511
Semen 2.206 2.756
Kerikil 5.505 6.850
Pasir 8.804 10.943
1.339
2.679
51.251
24.026
10.493
3.350
8.303
13.255
0.667 0.779
1.333 1.559
16.171 20.739
15.411 16.856
6.186 6.908
2.058 2.275
5.144 5.674
8.230 9.072
0.884 0.810
1.769 1.620
25.470 22.064
18.201 17.246
7.581 7.103
2.477 2.334
6.167 5.817
9.857 9.300
0.318 0.472 0.752
0.636 0.943 1.504
5.405 9.534 19.582
10.948 12.918 16.505
3.954 4.939 6.733
1.389 1.684 2.222
3.507 4.230 5.545
5.626 6.775 8.868
1.190
2.379
41.814
22.108
9.534
3.063
7.600
12.137
0.690
1.380
17.078
15.712
6.336
2.103
5.254
8.405
0.300 0.588
0.600 1.176
4.990 13.309
10.719 14.407
3.839 5.684
1.355 1.908
3.424 4.776
5.493 7.644
0.714
1.428
18.029
16.019
6.490
2.150
5.367
8.584
16 17
18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28 29 30 31 Jumlah
R-G29 G26 G26-J' J'-G30 G30 G30-G28 S-G28 G28-G32 G32 G32-G33 T-G33 V-G34 G33 G33-K' K'-G35 L-G24 M-L' L'-G13 N-G13 Z-G62 G13 G13-M' M'-G14 X-G14 G14 G14-G12 U-G37 K-G69 G69-G36 P-G36 Q-N' N'-G38
G29 G30
625 162.5
8 8
0.994 0.943
1.988 1.886
30.890 28.313
19.604 18.953
8.282 7.956
2.687 2.590
6.681 6.443
10.675 10.296
G28
325
8
1.333
2.667
50.842
23.946
10.453
3.339
8.274
13.209
G32 G33
150 225
8 8
0.483 0.907
0.966 1.814
9.877 26.535
13.063 18.487
5.011 7.724
1.706 2.520
4.283 6.272
6.860 10.024
G34 G35
737.5 500
8 8
0.775 1.527
1.549 3.054
20.540 64.397
16.796 26.428
6.878 11.694
2.266 3.711
5.652 9.184
9.038 14.657
G24 G13
275 412.5
8 8
0.481 0.998
0.962 1.995
9.811 31.075
13.035 19.649
4.998 8.305
1.702 2.694
4.273 6.698
6.844 10.702
G62 G14
625 325
8 8
1.200 1.288
2.401 2.575
42.451 47.874
22.244 23.361
9.602 10.160
3.083 3.251
7.650 8.059
12.216 12.867
G12
325
8
1.421
2.842
56.778
25.069
11.014
3.507
8.685
13.863
G37 G69 G36
487.5 312.5 850
8 8 8
1.138 0.566 0.944
2.276 1.132 1.889
38.766 12.542 28.366
21.445 14.122 18.966
9.203 5.541 7.963
2.963 1.865 2.592
7.357 4.671 6.448
11.750 7.478 10.304
G38
1200
8
1.217
2.435
43.484
22.462
9.711
3.116
7.729
12.343
859.980
565.165
235.462
76.921
191.520
306.120
Tabel Perhitungan BOQ Gorong-gorong Blok C Lda Lebar No Jalur ID ID (m) Jalan (m) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
C-G39 E-G40 G40 G40-G41 F-G41 G41 G41-G42 G42-G43 G43 G43-G44 G-G44 G44 G44-G45 H-H' H'-G46 G46 G46-G64 N-G66 0-G66 G66 G66-G47 P – G47 Q-G48 G48 G48-G67 J-G50
h
b
Volume (m3)
(m)
(m)
Galian
G39 G40
483.75 90
8 8
1.581 1.384
3.161 2.768
68.396 54.232
Batu Kali 27.111 24.595
G41
416.25
8
2.458
4.915
151.200
38.339
17.649
5.497
13.551
21.604
G42
360
8
2.967
5.933
213.904
44.852
20.906
6.474
15.939
25.404
G43
146.25
8
0.528
1.057
11.302
13.643
5.301
1.793
4.496
7.198
G44
562.5
8
3.334
6.668
265.877
49.555
23.258
7.180
17.664
28.147
G45
78.75
8
3.384
6.769
273.458
50.201
23.581
7.277
17.901
28.524
G46
450
8
3.039
6.079
223.749
45.783
21.372
6.614
16.281
25.947
G64
337.5
8
3.458
6.916
284.695
51.143
24.052
7.418
18.246
29.074
G66
393.75
8
2.466
4.932
152.155
38.447
17.704
5.514
13.591
21.667
G47
405
8
2.845
5.691
198.005
43.302
20.131
6.242
15.371
24.500
G48
202.5
8
1.038
2.076
33.215
20.168
8.564
2.772
6.888
11.005
G67
123.75
8
1.507
3.015
62.934
26.174
11.567
3.673
9.090
14.508
G50
168.75
8
1.124
2.247
37.945
21.262
9.111
2.936
7.289
11.643
Beton
Semen
Kerikil
Pasir
12.035 10.777
3.813 3.436
9.434 8.511
15.055 13.587
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25
G50 G50-G49 G49 G49-G65 K-G65 G65 G65-G51 G51 G51-G52 L-G52 G52 G52-G53 L-G57 G57 G57-G56 M-G56 G56 G56-G58 G58 G58-G59 G59 G59-G55 G55 G55-G54 S-G54 R-G54
G49
222.75
8
1.500
3.000
62.391
26.078
11.519
3.658
9.055
14.452
G65
337.5
8
2.829
5.657
195.849
43.087
20.024
6.210
15.292
24.374
G51
348.75
8
3.283
6.566
258.359
48.905
22.933
7.082
17.425
27.768
G52
168.75
8
4.271
8.541
423.766
61.544
29.252
8.978
22.059
35.141
G53
315
8
4.540
9.080
475.893
64.989
30.975
9.495
23.323
37.150
G57
168.75
8
1.391
2.782
54.722
24.687
10.823
3.450
8.545
13.641
G56
427.5
8
2.843
5.686
197.674
43.269
20.115
6.237
15.359
24.480
G58
483.75
8
3.401
6.801
275.888
50.407
23.683
7.308
17.976
28.644
G59
315
8
3.540
7.080
297.508
52.195
24.577
7.576
18.631
29.687
G55
258.75
8
3.750
7.500
331.489
54.879
25.920
7.979
19.616
31.253
G54
562.5
8
5.955
11.910
799.522
83.103
40.031
12.212
29.964
47.717
5404.127
1047.719
485.860
150.825
371.497
592.169
Jumlah
Sedangkan untuk perhitungan akumulasi volume saluran dan akumulasi volume goronggorong dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel V.43 Akumulasi Volume Saluran No Blok Batu Kali (m3) 1 A 1517.783 2 B 2721.639 3 C 6307.005 Jumlah 10546.427
Galian (m3) 12595.024 24098.372 143810.667 180504.064
Tabel V.44 Akumulasi Volume Gorong-gorong Galian Batu Kali No Blok (m3) (m3) 1 A 316.495 232.875 2 B 859.980 565.165 3 C 5404.127 1047.719 Jumlah 6580.602 1845.759
Semen (m3) 94.861 170.102 394.188 659.152
Beton (m3) 95.158 235.462 485.860 816.480
Semen (m3) 31.385 76.921 150.825 259.131
Pasir (m3) 284.584 510.307 1182.564 1977.455
Kerikil (m3) 78.294 191.520 371.497 641.312
Volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuannya, yang diperoleh dari Daftar SNI Harga Satuan Pekerjaan, Tahun Anggaran 2007 Rekapitulasi biaya pekerjaannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Pasir (m3) 125.204 306.120 592.169 1023.493
Tabel V.45 Rekapitulasi RAB Kecamatan Panjatan No
Jenis Pekerjaan
Analisa
Volume
Satuan
Harga Satuan RP.
Jumlah Rp.
I 1 2 3
PEKERJAAN PERSIAPAN Uitzet dan Pasang Bouwplank Pembersihan Lokasi Administrasi dan Dokumentasi
Taksir Taksir Taksir
1.00 1.00 1.00
LS LS LS SUB JUMLAH
II 1 2 3 4 5
PEKERJAAN SALURAN Galian Tanah biasa Urugan Pasir Pasangan Batu Kali 1:3:10 Plesteran 1:3 Lis Sponengan
A.004 A.012 C.009 D.015 D.014
180504.064 1977.455 10546.427 92435.50 92435.50
m3 m3 m3 m2 m' SUB JUMLAH
19,821.00 11,925.00 269,290.00 17,327.00 2,859.50
3,577,771,049.48 23,581,151.77 2,840,047,345.45 1,601,629,908.50 264,319,312.25 8,307,348,767.46
III 1 2 3 4
PEKERJAAN GORONG-GORONG Galian Tanah Biasa Urugan Pasir Cor Beton Bertulang Pasangan Batu Kali 1:3:10
A.005 A.013 B.002 C.009
6580.602 1023.493 816.480 1845.759
m3 m3 m3 m3 SUB JUMLAH
19,821.00 11,925.00 445,070.00 521,615.00
130,434,112 12,205,154 363,390,622 269,290 506,299,177.54
500,000.00 495,000.00 490,000.00
REKAPITULASI I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN SALURAN III. PEKERJAAN GORONG-GORONG JUMLAH PPN 10 % JUMLAH TOTAL DIBULATKAN Terbilang :Sembilan Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Seratus Dua Ribu Rupiah
500,000.00 495,000.00 490,000.00 1,485,000.00
1,485,000.00 8,307,348,767.46 506,299,177.54 8,815,132,945.00 881,513,294.50 9,696,646,239.50 9,696,646,000.00
5.3.5 Spesifikasi teknis Umum Spesifikasi Teknik merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh pemborong untuk mengerjakan bangunan saluran air hujan kecamatan panjatan sektor perencanaan. Pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan lapangan akan selalu dikondisikan dengan keadaan setempat sehingga ada kemungkinan adanya perubahan spesifikasi yang telah ditentukan. Tetapi spesifikasi harus dilaksanakan untuk menunjang fungsi bangunandan umur bangunan. Apabila menyimpng dari spesifikasi yang ditentukan kemungkinan besar bangunan tidak akan bertahan lama karena pengaruh kesalahan pembangunan. Adapun spesifikasi pelaksanaan pekerjaan meliputi uraian pekerjaan, material/bahan yang digunakan, dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Uraian Pekerjaan Uraian pekerjaan yang dilaksanakan di kecamatan Panjatan meliputi pembangunan saluran drainase untuk air hujan dan gorong-gorong.
Material/bahan yang digunakan Bahan untuk Pekerjaan Beton Bahan-bahan yang harus dipersiapkan dan dipergunakanpada pekerjaan beton adalah sebagai berikut: 1. Semen Semen yang dipakai adalah jenis pozzoland yang diproduksi sesuai dengan SNI 150302-1994 untuk tipe A 2. Agregat a. Agregat Halus (pasir) •
Butir-butir pasir yang digunakan tidak mengandung tanah, kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
•
Butir-butir harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm.
b. Agregat Kasar ( kerikil dan Batu Pecah) •
Harus terdiri dari butir-butir yang jeras, tidak berpori, bersifat kekal sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
•
Yang mengandung butir-butir pipih tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya, dapat digunakan.
•
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering), harus dicuci jia mengandung lumpur lebih dari 1.
•
Tidak boleh mengandung sesuatu yang dapat merusak batu dan baja.
•
Susunan butirnya harus memenuhu syarat-syarat yang ditetapkan.
•
Besar butir maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau ¾ dari jarak bersih minimum antara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.
•
Penyimpangan dari batuan tersebut dapat dilakukan dengan seijin tenaga ahli.
3. Batu kali •
Batu yang dipakai untuk pasangan tidak boleh berbentuk blondos melainkan harus pecah.
•
Batu harus cukup keras tidak mudah retak bahkan pecah.
4. Kapur Kapur yang digunakan adalah kapur yang tidak berbentuk bongkahan tetapi berbentuk serbuk dengan mutu tinggi. 5. Air Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, dan bahan organis lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud dalam sub bab ini meliputi semua pekerjaan yang dilakukan pada seluruh pembangunan sistem penyaluran air hujan.
Pekerjaan Tanah 1. Galian Tanah •
Patok-patok profil harus dipasang sebelum penggalian dimulai
•
Dalam dan lebar galian tidak boleh melebihi/kurang dari ukuran yang telah ditentukan.
•
Galian yang melebihi profil yang telah ditentukan maka perbaikannya dilakukan mengikuti ketentuan-ketentuan cara pemadatan.
•
Dalam pekerjaan menggali termasuk juga membersihkan segala kotorankotoran sperti sampah dan sisa bangunan lainnya.
•
Penggalian dilakukan sedemikin rupa sehingga tidak merusak bangunan dan konstruksi lainya.
•
Galian tanah untuk tempat dudukan pondasi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah longsor dan diusahakan agar lubang galian tersebut dalam keadaan kering.
2. Timbunan Tanah. •
Pada tanah yang baik, dasar tanah yang akan ditimbun harus terlebih dahulu digali/dicacah sedalam 10 cm sampai dengan 15 cm sesuai dengan luas penampang timbunan yang akan dibuat, agar tercapai homogenitas yang baik antar tanah dasar dengan timbunan yang baru.
•
Berhubung timbunan mengalami penyusutan, maka timbunan harsu dibuat lebih tinggi 1/10 T (dimana T = tinggi timbunan) dan lebih lebar 1/10 B (dimana B = lebar timbunan) dari ukura-ukuran yang sebenarnya sehingga bila terjadi penyusutan akan diperoleh ukuran yang sebenarnya.
•
Sebelum mulai pemasangan batu kali untuk dasar saluran terlebih dahulu ditimbun pasir dengan ketebalan 5 cm – 10 cm.
3. Pemadatan Tanah •
Untuk mendapatkan hasil yang baik timbunan dan pemdatanny dailakukan lapisan demi lapisan dimana tiap lapisan mempunyai tebal 10 cm – 15 cm.
•
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat timbris yang terbuat dari besi/kayu yang beratnya 20 kg – 25 kg dengan tinggi jatuh antara 30 cm – 40 cm.
Pekerjaan Pasangan Batu •
Pekerjaan batu disusun rapi, seluruhnya terselimuti dengan mortel dan tidak adanya rongga-rongga.
•
Rule of thumb ketebalan pasangan batu kali bagian atas adalah 0.2 – 0.25 Hair dan bagian dasar adalah 0.4-0.5 Hair
•
Semua pasangan batu tampak dari luar terutama pada dinding saluran harus rata dan menggunakan batu muka. Ukuran batu ditetapkan lebar sisinya 12 – 15 cm dan tabalnya minimal 10 cm.
•
Campurkan spesi pasangan batu muka ditetapkan 1 pc: 4ps. Sedangkan untuk pekerjaan outfall adalah 1 pc: 3ps.
•
Bidang atas dari pasangan dengan lebar sesuai dalam gambar ditambah masuk kesamping yang akan terurug tanah sedalam minimum 5 cm.
•
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar.
•
Dasar saluran dengan kemiringan menurun bertemu pada pertengahan saluran dengan tebal maksimum 2 cm.
Pekerjaan Plesteran •
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
•
Plesteran dibuat setebal 1.5 cm dan campuran spesinya adalah 1 pc:3 ps.
Pekerjaan Beton Sebagai pedoman pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah ‘Peraturan Beton Indonesia tahun 1971 (SNI PBI 1971) Mutu: •
Semua pekerjaan beton tidak bertulang ditetapkan dengan kualitas beton BOW dengan campuran 1pc : 2 ps : 3 kricak.
•
Semua pekerjaan beton bertulang harus ditetapkan dengan mutu K.125 ndengan campuran 1pc : 2 ps : 3 kricak.
•
Tulangan beton dipasang dengan baik dan benar sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah bentuknya.
•
Sesudah pengecoran beton selesai maka selama 2 minggu beton harus selalu dibasahi terus menerus.
Pekerjaan Bekisting/Cetakan Bekisting harus cukup kokoh dan cukup rapat sehingga dapat menghasilkan bentuk cetakan beton sesuai dengan gambar rencana.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 6.1 Kesimpulan
1. Luas wilayah potensi banjir di Kecamatan Panjatan Sebesar 570, 8631 Ha meliputi Desa Gotakan, Desa Kanoman, Desa Panjatan, Desa Cerme, Desa Kanoman, Desa Depok dan Desa Buge. 2. Dari tujuh desa tersebut yang terparah dilihat dari visualisasi model adalah Desa Gotakan, Desa Cerme, Desa Panjatan, Dan Desa Kanoman. 3. Dari Peta Rekomendasi Lokasi Kolam Penahan Air Hujan diperoleh tiga lokasi penahan air hujan, yang bertujuan untuk mengurangi debit limpasan sehingga memperkecil Volume sebesar
1571993,57 M3; 2362223.53 M3; dan
794518.23 M3. 4. Stasiun utama daerah perencanaan adalah stasiun Panjatan 5. Pada uji Chi Kuadrat dalam analisis frekuensi curah hujan, semua metoda dapat diterima. Dengan mempertimbangkan faktor keamanan, akhirnya dipilih curah hujan tertinggi, yaitu curah hujan dari metode Gumbel. 6. dari hasil analisis terhadap badan air penerima dari ruang lingkup mikro, perencanaan sistem drainase Kecamatan Panjatan ini dapat menangani seluruh limpasan permukaaan dengan baik. 7. Dana yang diperlukan untuk pembangunan sistem ini standar, tapi inilah perencanaan yang optimal untuk menghindari biaya dan bahaya yang lebih besar. 6.1 Saran
1. Diperlukan kajian yang optimum mendalam terkait masalah perencanaan, dan GIS merupakan metode optimum yang bisa digunakan sebagai alternatif kajian. 2. Perlunya data pendukung awal yang lebih baik sebagai input untuk hal-hal terkait masalah keruangan, terkait masalah ketelitian, kevalidan, dan akurasi dari output.
3. Adanya penelitian lanjutan yang terfokus terkait struktur dari kolam penahan air hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrysiak, Peter B and Maidment, David, 2000, Visual Floodplain Modeling with Geographic Information Systems (GIS), Center for Research in Water Resources, Bureau of Engineering Research, The University of Texas at Austin, USA. www.crwr.utexas.edu/reports/pdf/2000/rpt00-4.pdf diambil 23 Januari 2007, pukul 21.00. Brontowiyono, W.,14 Desember 2006, Mengelola Air Jalanan, Kedaulatan Rakyat Newspaper, Yogyakarta. Chow, Ven Te, Nensi Rosalina, 1992, Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Hastad and Dustan, 2003, Stormwater Conveyance Modeling And Desaign, 37 Brookside Rd, Waterbury, USA. Kompas, 26 Maret 2007, Puluhan Hektar Sawah Terendam – Banjir Kulonprogo Belum Ditangani Pemerintah, Kompas,The Indonesiannewspaper Gramedia, Indonesia. Husein, R., 2006, Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System), Komunitas eLearning Ilmu Komputer.com http://ilmukomputer.com/2006/12/22/konsep-dasar-sig diambil 24 Juni 2007 pukul 19.40. Marfai, Muh. Aris, 2003, GIS Modelling of River and Tidal Flood Hazards in a Waterfront City, M.Sc Thesis, ITC Enschede, The Netherland. www.itc.nl/library/papers_2003/msc/ereg/marfai.pdf diambil 14 Januari 2007, pukul : 09.30 Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta. Usage (US Army Corps of Engineer), 2006, HEC-HMS, Hydrologic Modeling System, User Manual's Version 3.1.0, Hydrologic Engineering Center, Davis, CA, USA. http://www.hec.usace.army.mil/software/hec-hms/documentation/HECHMS_Users_Manual_3.1.0.pdf, diambil 14 Januari 2006, pukul 10.00 Usage (US Army Corps of Engineer), 2006, HEC-RAS, River Analysis System, User Manual's Version 4.0 Beta, Hydrologic Engineering Center, Davis, CA, USA. ftp://ftp.usace.army.mil/pub/iwr-hec-web/software/ras/documentation/ HEC-RAS_v4.0_Users_Manual.pdf, diambil 14 Januari 2006, pukul 10.00 Yuliana, Ade., 2002, Perencanaan Sisitem Drainase Dengan Sumur Resapan dan Kolam Retensi Dalam Rangka Konservasi Air Di Perumahan Katumiri Cihanjun, Laporan Tugas Akhir, Fakuktas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN
1. Penentuan Stasiun Utama
Penentuan stasiun utama menggunakan poligon thiessen dengan terlebih dahulu mencari titik lokasi stasiun. Dari hasil pencarian data menggunakan GPS di peroleh 5 stasiun untuk menghitung besarnya curah hujan daerah penelitian yaitu : 12. Stasiun Panjatan
(110.1617 , -7.8964)
13. Stasiun Temon
(110.0819 , -7.8865)
14. Stsiun Pengasih
(110.1693 , -7.8391)
15. Stasiun Sentolo
(110.2205 , -7.8319 )
16. Stasiun Galur
(110.2330 , -7.9402 )
Dari data diatas lokasi daerah penelitian berada tepat di dalam poligon yang di pengaruhi stasiun Panjatan, sehingga dengan ini maka stasiun Panjatan terpilih sebagai stasiun utama. 2. Melengkapi Data Curah Hujan
Dari data curah hujan yang ada perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan (3-3), (3-4), (3-5) sebagai berikut : Dikarenakan tidak terdapatnya data pada stasiun Panjatan, stasiun Pengasih dan stasiun Temon dari tahun 1985 -1996 di karenakan stasiun-stasiun tersebut baru berdiri tahun 1996, maka pencarian data curah hujan di pisah dengan menggunakan 2 stasiun yang lengkap data curah hujannya yaitu stasiun Galur dan stasiun Sentolo. R
= (163.91+193.27+135. 2+208.4+242) / 5 = 188.56
S
=(((163.91-188.56)2+(193.27-188.56)2+(135.2-188.56)2+(208.4-188.56)2
(242-
188.56)2/4)0.5 = 41.01 Perbedaan curah hujan harian normal, Δ = (41.01/188.56)*100 % = 21 % Karena lebih dari 10 % maka mencari data curah hujan yang hilang menggunakan persamaan (3-2)
Contoh perhitungan :
Tahun 1985 12 Stasiun B Tahun 1985 1 ⎛ 160 393 ⎞ = + ⎜ ⎟ 132 3 − 1 ⎝ 193 164 ⎠ Tahun 1985 = 1,613 132 Tahun 1985 = 212,916 = 213
Melengkapi Data Curah Hujan Yang Hilang Satsiun A Stasiun B Stasiun C No Tahun Galur Panjatan Pengasih 1 1985 160 213 336 2 1986 181 166 261 3 1987 153 128 201 4 1988 183 148 233 5 1989 190 132 208 6 1990 151 117 184 7 1991 106 97 154 8 1992 170 130 205 9 1993 145 110 173 10 1994 192 112 176 11 1995 234 161 254 12 1996 183 114 180 13 1997 94 22 78 14 1998 282 115 258 15 1999 252 295 73 16 2000 310 158 234 17 2001 253 79 866 18 2002 193 87 92 19 2003 173 163 165 20 2004 229 138 113 21 2005 258 184 107 22 2006 160 111 98 Jumlah 4252 2980 4649 R Rata 193.27 135.45 211.32
Stasiun D Sentolo 393 258 187 212 167 162 152 178 150 114 202 129 71 177 118 173 175 115 165 99 109 100 3606 163.91
Stasiun E TeMon 384 299 230 267 238 211 176 234 198 201 291 206 85 419 309 333 228 114 132 225 380 195 5355 243.41
3. Tes Konsistensi
Untuk setiap stasiun pembanding akan dicari harga rata-rata dari stasiun dasar. Kemudian di cari akumulasi rata-rata dari bawah baik untuk stasiun utam maupun stasiun dasar. Contoh perhitungan :
Untuk tahun 2004, maka : Rerata stasiun dasar dari bawah = (229+113+99+225)/4 = 166.5 Akumulasi rerata untuk stasiun dasar dari bawah : 15. Stasiun dasar
= 138.25+213.5 +166.5 = 518.25
16. Stasiun utama
= 111+184+138 = 433
Data akumulasi tersebut diplot sebagai grafik dengan akumulasi rerata stasiun dasar pada sumbu Y, dan akumulasi stasiun utama sebagai sumbu X, sehingga di peroleh pola/tren garis lurus.
Tabel Perhitungan Tes Konsistensi No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Stasiun Utama 213 166 128 148 132 117 97 130 110 112 161 114 22 115 295 158 79 87 163 138 184 111 Σ=2980
CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM (mm/hari) Stasiun Dasar Galur Pengasih Sentolo 160 336 393 181 261 258 153 201 187 183 233 212 190 208 167 151 184 162 106 154 152 170 205 178 145 173 150 192 176 114 234 254 202 183 180 129 94 78 71 282 258 177 252 73 118 310 234 173 253 866 175 193 92 115 173 165 165 229 113 99 258 107 109 160 98 100
Temon 384 299 230 267 238 211 176 234 198 201 291 206 85 419 309 333 228 114 132 225 380 195
Rerata Stasiun Dasar 318.25 249.75 192.75 223.75 200.75 177 147 196.75 166.5 170.75 245.25 174.5 82 284 188 262.5 380.5 128.5 158.75 166.5 213.5 138.25 Σ=4465.5
Akumulasi Rerata Dari Bawah Stasiun Stasiun Dasar Utama 4465.5 2980 4147.25 2767 3897.5 2601 3704.75 2473 3481 2325 3280.25 2193 3103.25 2076 2956.25 1979 2759.5 1849 2593 1739 2422.25 1627 2177 1466 2002.5 1352 1920.5 1330 1636.5 1215 1448.5 920 1186 762 805.5 683 677 596 518.25 433 351.75 295 138.25 111
Dari grafik kurva massa ganda (gambar 5.13), perubahan pola terjadi pada tahun 2002 (2001-2002), 2001(2000-2001), 2000 (1999-2000), 1999 (1997-1999), dan tahun 1997 (1985-1997). tan α0 = 0.45 Pada perubahan pola/tren pertama tan α = 1.8 Pada perubahan pola/tren kedua tan α2 = 0.625 Pada perubahan pola/tren ketiga tan α3 = 0.571 Pada perubahan pola/tren keempat tan α4 = 1.125 Pada perubahan pola/tren kelima tan α5 = 0.53 Dengan persaman (3-7), fk =
tan α tan α ο
Dimana : Fk
= faktor koreksi
tan α
= slope sebelum perubahan
tan α0 = slope setelah perubahan diperoleh faktor koreksi fk1 = 0.45/1.8 = 0.25 fk2 = 0.45/0.625 = 0.72 fk3 = 0.45/0.571 = 0.78 fk4 = 0.45/1.125 = 0.4 fk5 = 0.45/0.53 = 0.85
Kurva Massa Ganda Stasiun Panjatan 4500
Kumulatif Rerata Stasiun Dasar (mm/hari)
4250 4000 3750 3500 3250 3000 2750 2500 2250 2000 1750 1500 1250 1000 750 500 250 0 0
500
1000
1500
2000
Kumulatif Rerata Stasiun Utama (mm/hari)
2500
3000
Selanjutnya pada tahun 2002 (2001-2002), 2001(2000-2001), 2000 (1999-2000), 1999 (1997-1999), dan tahun 1997 (1985-1997) harus dikoreksi dengan fk. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Xi 213 166 128 148 132 117 97 130 110 112 161 114 22 115 295 158 79 87 163 138 184 111
Faktor Koreksi 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.4 0.4 0.78 0.72 0.25 1 1 1 1
Xi*FK 181.05 141.10 108.80 125.80 112.20 99.45 82.45 110.50 93.50 95.20 136.85 96.90 18.70 46.00 118.00 123.24 56.88 21.75 163 138 184 111
R (mm/hari) 181 141 109 126 112 99 82 111 94 95 137 97 19 46 118 123 57 22 163 138 184 111
4. Tes Homogenitas Trial 1 Tabel Data Curah HHM 20 Tahun Terakhir No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Rata-rata SD
Dengan persamaan (3-18) Rt = R + (0.78Yt − 0.45)σ R Dimana :
Yt = Reduce variate σR = Standar deviasi data hujan Rt = Curah hujan tahunan
maka persamaan Gumbel modifikasinya adalah : Rt
= R + (0.78 Yt -0.45) σR =102.15 + (0.78 Yt -0.45) 42.2 = 83.16 + 32.91Yt
R (mm/hari) 109 126 112 99 82 111 94 95 137 97 19 46 118 123 57 22 163 138 184 111 2043 102.15 42.2
Tr ⎞ ⎛ Untuk T = 10 tahun dan dari persamaan (3.13) Yt = − ln⎜ ln ⎟ ⎝ Tr − 1 ⎠ Dimana:
Tr = Periode ulang hujan Yt = Reduce variate
maka : Y10
= -ln(ln(Tr/(Tr-1))) = -ln(ln(10/(10-1))) = 2.2504
R10
= 83.16+32.91 (2.2504) = 157.22
Untuk Rt = 102.15 Yt = (102.15 – 83.16) / 32.91 = 0.5770 0.5770= -ln(ln(Tr/(Tr-1))) ; Tr = 2.33
Dengan persamaan (3-8), Tr = Dimana:
Rt Tr R
Tr = Periode ulang hujan Rt = Curah hujan tahunan
maka : TR
= (R10 / R) Tr = (157.22/102.51)2.33 = 3.57
Titik (20, 3.57) homogen
5. Analisis Frekuensi Curah Hujan A. Dengan Menggunakan Metode Gumbel Modifikasi
13. Jumlah data
= (N) = 20
14. Rata-rata
=R
15. Standar deviasi
= SD = 42.2
16. Keyakinan
=a
17. Fungsi a
= t(a) = 1.640
= 102.15 = 90 %
Contoh perhitungan (untuk PUH 2 Tahun)
Tr ⎞ ⎛ Dengan mengunakan persamaan (3-13), Yt = − ln⎜ ln ⎟, ⎝ Tr − 1 ⎠ Dimana:
Tr = Periode ulang hujan Yt = Reduce variate
maka : Tr = -ln (ln(2/(2-1))) = 0.37 Dengan persamaan : (3-23) K = (0.78Yt − 0.45) , (3-22) b =
(3-21) Se = Dimana :
K
(1 + 1.3K + 1.1K ) ,dan 2
b.σ R N
= Skew curve factor, dihitung dengan menggunakan tabel (III.1)
berdasarkan koefisien skew (g) dan periode ulang hujan (T) Yt
= Reduce variate
Se
= Probability error (deviasi)
maka diperoleh harga K, b, dan Se, sebagai berikut : K
= (0.78*0.37)-0.45 = -0.16
b
= ((1+(1.3*(-0.16))+(1.1*(-0.162)))0.5 =0.90
Se
= 0.90 *42.2/( 200.5 ) = 8.53
Dengan persamaan Gumbel modifikasi (3-18), Rt = R + (0.78Yt − 0.45)σ R , diperoleh : R
= 102.15 + ((0.78*0.37)-0.45)*42.2 = 95.22
Keyakinan 90 % = 1.64 *8.53 = 13.98 Sehingga diperoleh rentang Hujan Harian Makimum = 95.22 ± 13.98 Tabel Perhitungan HHM Metode Gumbel Modifikasi PUH 2 5 10 25 50 100
YT 0.37 1.50 2.25 3.20 3.90 4.60
K -0.16 0.72 1.31 2.04 2.59 3.14
b 0.90 1.58 2.14 2.87 3.43 3.99
SD 42.2 42.2 42.2 42.2 42.2 42.2
Se 8.53 14.94 20.17 27.12 32.37 37.64
t(a)Se 13.98 24.50 33.09 44.47 53.09 61.73
Hujan Harian Maksimum 95.22 132.53 157.23 188.44 211.60 234.58
Tabel CHHM Menurut Metoda Gumbel Modifikasi PUH 2 5 10 25 50 100
Rentang Keyakinan 90 % 95.22± 13.98 132.53 ± 24.5 157.23 ± 33.09 188.44 ± 44.47 211.6 ± 53.09 234.58 ± 61.73
B. Dengan Menggunakan Log Pearson Type III Tabel Perhitungan Jumlah Rata-rata, SD, g No. 1 2 3 4 5 6 7 8 ‘9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah Rata-rata SD G
R (mm/hari) 109 126 112 99 82 111 94 95 137 97 19 46 118 123 57 22 163 138 184 111 2043 102.15 42.2
Keterangan : ri
= Log R 2
= (ri – Rata-rata ri)2
Ri 3
= (ri – Rata-rata ri)3
Ri
Ri 2.0374 2.1004 2.0492 1.9956 1.9138 2.0453 1.9731 1.9777 2.1367 1.9868 1.2788 1.6628 2.0719 2.0899 1.7559 1.3424 2.2122 2.1399 2.2648 2.0453 39.0799 1.9540
Ri2 0.0070 0.0214 0.0091 0.0017 0.0016 0.0083 0.0004 0.0006 0.0334 0.0011 0.4560 0.0848 0.0139 0.0185 0.0393 0.3740 0.0667 0.0346 0.0966 0.0083 1.2771
Ri3 0.0006 0.0031 0.0009 0.0001 -0.0001 0.0008 0.0000 0.0000 0.0061 0.0000 -0.3079 -0.0247 0.0016 0.0025 -0.0078 -0.2287 0.0172 0.0064 0.0300 0.0008 -0.4990
0.2593 -1.675
Contoh Perhitungan untuk PUH 2 Tahun
untuk g = -1.675 ≈ -1.6, dari tabel (III.1) diperoleh harga K = 0.254 Dengan persamaan (3-27) log Rt = r + K .σ R Dimana:
Rt
= Curah hujan tahunan
r
= rata – rata
σR
= Standar deviasi log
K
= Skew curve factor, dihitung dengan menggunakan tabel (III.1) berdasarkan koefisien skew (g) dan periode ulang hujan (T)
didapat ; Log RT = 1.9540+((0.254)*(0.2593)) = 2.0199 RT = anti Log 2.0199 = 104.69
Tabel Perhitungan HHM Metoda Log Pearson Type III PUH 2 5 10 25 50 100
K 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197
K.SD 0.0659 0.2118 0.2577 0.2894 0.3023 0.3104
Log RT 2.0199 2.1658 2.2117 2.2434 2.2563 2.2644
RT 104.69 146.49 162.82 175.15 180.43 183.82
C. Dengan Metode Iwai Kadoya
Untuk mencari nilai b, data HHM diurutkan mulai paling besar sampai paling kecil Tabel Data HHM yang diurutkan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Dengan menggunakan persamaan;
Dimana :
R (mm/hari) 109 126 112 99 82 111 94 95 137 97 19 46 118 123 57 22 163 138 184 111
Tahun 2005 2003 2004 1995 1988 2000 1987 1999 1989 1992 2006 1990 1996 1994 1993 1991 2001 1998 2002 1997
R (mm/hari) 184 163 138 137 126 123 118 112 111 111 109 99 97 95 94 82 57 46 22 19
(3-29) b =
1 ∑ bi m
(3-30) m =
n dan 10
(3-31) bi =
( Xs. Xt ) − Xo 2 2 Xo − ( Xs + Xt )
Xs
= harga dengan no. pengamatan m dari yang terbesar
Xt
= harga dengan no. pengamatan m dari yang teerkecil
n
= banyaknya data
maka harga b dapat ditentukan. Langkah perhitungan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut Tabel Penentuan Harga b No 1 2
Xs 184 163
Xt 19 22
Xs*Xt 3496 3586
Xs+Xt 203 185 Jumlah B
(Xs*Xt)-(Xo2) -4594.85 -4504.85
2Xo – (Xs+Xt) -23.1 -5.1
bi 198.911255 883.303922 1082.21518 541.11
Tabel Penentuan harga Xo, xo dan c No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun R (mm/hari) 2005 184 2003 163 2004 138 1995 137 1988 126 2000 123 1987 118 1999 112 1989 111 1992 111 2006 109 1990 99 1996 97 1994 95 1993 94 1991 82 2001 57 1998 46 2002 22 1997 19 Jumlah Log Xo Xo xo 'xo2 'x2 1/c
Log( R) 2.26 2.21 2.14 2.14 2.10 2.09 2.07 2.05 2.05 2.05 2.04 2.00 1.99 1.98 1.97 1.91 1.76 1.66 1.34 1.28 39.0799 1.9540 89.9491 2.8075 7.8820 7.8828 0.0300
(R+b) 725.11 704.11 679.11 678.11 667.11 664.11 659.11 653.11 652.11 652.11 650.11 640.11 638.11 636.11 635.11 623.11 598.11 587.11 563.11 560.11
Log (R+b) 2.86 2.85 2.83 2.83 2.82 2.82 2.82 2.81 2.81 2.81 2.81 2.81 2.80 2.80 2.80 2.79 2.78 2.77 2.75 2.75 56.1498
Harga Xo dapat dicari menggunakan persamaan (3-28) log Xo =
Log (R+b)2 8.18 8.11 8.02 8.02 7.98 7.97 7.95 7.92 7.92 7.92 7.91 7.88 7.87 7.86 7.86 7.81 7.71 7.67 7.57 7.55 157.6556
1 ∑ log Xi n
Log X = 39.079934/20 = 1.953997 Xo
= antilog 1.953997 = 89.9491
Harga xo dapat dicari menggunakan persamaan (3-32) xo = xo
= 56.15/20
= 2.8075
xo2
= 2.80752
= 7.8820
1 ∑ log( Xi + b) n
1
2 1 ⎡⎛ 2n ⎞ 2 2 ⎤ Harga 1/c dapat dicari menggunakan persamaan (3-33) = ⎢⎜ ⎟ x − xo ⎥ c ⎣⎝ n − 1 ⎠ ⎦
(
x2
= 157.66/20
1/c
= (((2.20)/(20-1))*(x2 – xo2)))0.5 = 0.04
)
= 7.8828
Perhitungan Hujan Harian Maksimum Dengan Menggunakan Iwai Kadoya Tabel Perhitungan HHM Dengan Metode Iway Kadoya PUH 2 5 10 25 50 100
1
(1/c)ξ 1/c*(1) 2
0.5951 0.9062 1.2379 1.4522 1.6450
0.023804 0.036248 0.049516 0.058088 0.065800
ξ
Log (X+b) Xo+(2) 3 2.8075 2.8313 2.8437 2.8570 2.8656 2.8733
X+b Antilog (3) 4 641.95 678.11 697.75 719.45 733.84 746.96
HHM (mm/hari) (4)-b 5 100.84 137.00 156.64 178.34 192.73 205.85
6. Uji Chi Kuadrat Tabel Perhitungan Untuk Uji Chi Kuadrat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tahun 2005 2003 2004 1995 1988 2000 1987 1999 1989 1992 2006 1990 1996 1994 1993 1991 2001 1998 2002 1997 Jumlah Rata-rata Sd X Peluang K1 = -0.84 K2 = -0.25 K3 = 0.25 K4 =0.84
R (mm/hari) 184 163 138 137 126 123 118 112 111 111 109 99 97 95 94 82 57 46 22 19 2043.00 102.15 42.02 102.15+42.02k 0.2 67 92 113 137
Log( R) 2.2648 2.2122 2.1399 2.1367 2.1004 2.0899 2.0719 2.0492 2.0453 2.0453 2.0374 1.9956 1.9868 1.9777 1.9731 1.9138 1.7559 1.6628 1.3424 1.2788 39.08 1.95 0.26 1.95+0.26k 0.2 1.73 1.89 2.02 2.17
Log (R+b) 2.8604 2.8476 2.8319 2.8313 2.8242 2.8222 2.8190 2.8150 2.8143 2.8143 2.8130 2.8063 2.8049 2.8035 2.8028 2.7946 2.7768 2.7687 2.7506 2.7483 56.15 2.81 0.03 2.81+0.0288k 0.2 2.79 2.8 2.82 2.83
Data pengamatan yang dipakai : 11. Metode Gumbel
: Xi
12. Metode Log Pearson Type III
: Log Xi
13. Metode Iwai Kadoya
: Log (Xi + b)
Ketiga metode dicari persamaan umumnya seperti pada persamaan (3-36) T = Dimana :
T
N +1 m
= Periode ulang dari kejadian sesuai dengan sifat kumpulan nilai
yang diharapkan N
= Jumlah pengamatan dari variat X
m
= Nomor urut kejadian
dengan mengambil interval peluang = 0.2, dari Tabel, maka dapat dicari harga k untuk menentukan range masing-masing sub group.
Tabel Uji Chi Kuadrat Untuk Metode Gumbel No 1 2 3 4 5
Batas Sub Group < 67 67-92 92-113 113-137 >137 Jumlah
Jumlah Data (Oi) 4 1 8 4 3 20
Ei 4 4 4 4 4
Oi – Ei 0 -3 4 0 -1
(Oi – Ei)2 0 9 16 0 1
(Oi – Ei)2/(Oi – Ei) 0 2.25 4 0 0.25 6.5
Tabel Uji Chi Kuadrat Untuk Metode Log Pearson Type III No 1 2 3 4 5
Batas Sub Group <1.73 1.73-1.89 1.89-2.02 2.02-2.17 >2.17 Jumlah
Jumlah Data (Oi) 3 1 6 8 2 20
Ei 4 4 4 4 4
Oi – Ei -1 -3 2 4 -2
(Oi – Ei)2 1 9 4 16 4
(Oi – Ei)2/(Oi – Ei) 0.25 2.25 1 4 1 8.5
Tabel Uji Chi Kuadrast Untuk Metode Iway Kadoya No 1 2 3 4 5
Batas Sub Group <2.79 2.79-2.8 2.8-2.82 2.82-2.83 >2.83 Jumlah
Jumlah Data (Oi) 4 1 8 5 2 20
Ei 4 4 4 4 4
Oi – Ei 0 -3 4 1 -2
(Oi – Ei)2 0 9 16 1 4
(Oi – Ei)2/(Oi – Ei) 0 2.25 4 0.25 1 7.5
Dari Tabel tersebut , χ2 hitung = 6.5, 8.5, dan 7.5, pada derjat kebebasan (dk) 5 – 2 – 1 = 2 Berdasarkan Tabel , maka besarnya peluang untuk mencapai χ2 lebih dari 6.5, 8.5 dan 7.5 adalah lebh besar dari pada 5 %, berati semua metode yang dipakai dapat diterima, oleh karena itu d gunakan cara lain untuk menentukan distribusi frekuensi curah hujan maksimum (CHHM), yaitu dengan cara membandingkan ketiga metode dan di lihat metode mana yang menghasilkan CHHM paling besar Tabel Curah HHM 3 Metode PUH 2 5 10 25 50 100
Curah Hujan Harian Maksimum Gumbel Log Pearson Iwai Kadoya 95.22 ± 13.98 104.69 100.84 132.53 ± 24.5 146.49 137.00 157.23 ± 33.09 162.82 156.64 188.44 ± 44.47 175.15 178.34 211.6 ± 53.09 180.43 192.73 234.58 ± 61.73 183.82 205.85
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa CHMM paling besar dihasilkan oleh Metode Gumbel, maka atas dasar ini CHMM dari metode gumbel akan digunakan pada perencanaan selanjutnya.
PUH 2 5 10 25 50 100
Curah Hujan Harian Maksimum (mm/hari) 95.22 132.53 157.23 188.44 211.6 234.58
7. Analisis Intensitas Hujan A. Metode Van Breen
Dari persamaan T =
N +1 , maka dapat di hitung intensitas hujan menurut metode Van m
Breen Tabel Perhitungan Intensitas Hujan Menurut Metode Van Breen Durasi 2 95.22 148.97 130.13 103.85 73.97 57.44 46.95 34.39 19.08
(Menit) 5 10 20 40 60 80 120 240
Intensitas Hujan Menurut Metode Van Breen 5 10 25 50 132.53 157.23 188.44 211.6 155.31 158.01 160.49 161.89 140.11 144.56 148.76 151.18 117.17 123.53 129.79 133.52 88.27 95.69 103.41 108.23 70.81 78.09 85.95 90.99 59.11 65.96 73.53 78.50 44.43 50.32 57.04 61.58 25.46 29.41 34.11 37.40
100 234.58 163.02 174.23 136.65 112.40 95.46 82.96 65.74 40.52
Berikut contoh perhitungan untuk PUH 5 tahun dengan durasi 60 menit 54 RT + 0.007 RT Dengan persamaan I T = tc + 0.31RT Dimana:
2
IT
= Intensitas hujan (mm/jam) pada PUH T pada waktu konsentrasi tc
tc
= Waktu konsentrasi (menit)
RT
= Curah hujan harian maksimum PUH T (mm/24jam)
maka : I5
= ((54 RT + (0.007 RT )2)) / ((tc+(0.31* RT )) = ((54*95.22+ ((0.007*95.22)2) / ((60+(0.31*95.22)) = 57.44
A. MetodeBell Tanimoto
Karena akan di perbandingkan dengan metode Van Breen, yang menyatakan besar dan lamanya durasi hujan harian di Indonesia (khususnya Pulau Jawa) terpusat selama 4 jam dengan hujan efektif 90 % dari hujan selama 24 jam, maka pada metode Bell dan Tanimoto ini juga hanya dihitung selama 4 jam pertama saja.
Tabel Pehitungan Intensitas Hujan Menurut Metode Bell Tanomoto PUH Tahun
2
5
10
25
50
100
Durasi (t) Menit 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240
X (mm/hari)
R (60,10)
95.22
32.21
132.53
44.83
157.23
53.18
188.44
63.74
211.6
71.57
234.58
79.34
R (t,T) 6.59 9.86 13.75 18.38 21.48 23.88 27.57 34.82 11.83 17.70 24.69 33.00 38.57 42.88 49.51 62.51 16.35 24.48 34.14 45.63 53.33 59.29 68.46 86.44 23.32 34.91 48.69 65.08 76.07 84.57 97.64 123.29 29.49 44.14 61.57 82.29 96.18 106.93 123.45 155.88 36.11 54.05 75.38 100.75 117.76 130.92 151.15 190.86
I (t,T) (mm/jam) 79.04 59.15 41.25 27.57 21.48 17.91 13.79 8.70 141.91 106.21 74.07 49.50 38.57 32.16 24.75 15.63 196.23 146.86 102.42 68.44 53.33 44.47 34.23 21.61 279.88 209.47 146.08 97.62 76.07 63.43 48.82 30.82 353.87 264.85 184.70 123.43 96.18 80.20 61.73 38.97 433.28 324.28 226.14 151.13 117.76 98.19 75.58 47.72
Contoh Perhitungan
Dari persamaan (3-37) X = Xr + k .SD , (3-38) I =
90%.R 24 dan 4
(3-39) I T =
54 RT + 0.007 RT , tc + 0.31RT
2
maka dapat dicari intensitas hujan menurut meode Bell-Tanimoto untuk PUH 50 Dengan persamaan (3-41) RTt = Dimana : R
X T ⎛ R1 + R 2 ⎞ ⎜ ⎟ Xt ⎝ 2 ⎠
= Curah hujan (mm)
T
= Periode ulang (tahun)
t
= durasi hujan (menit)
R1 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 1 menurut tanimoto R2 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 2 menurut tanimoto R6010 = (211.6/170)*((87+28)/2) = 71.57 Untuk durasi hujan 40 menit menggunakan persamaan
(
)
RTt = (0.21ln T + 0.52 ) 0.54t 0.25 − 0.50 RTt I Tt =
dan
60 t RT t
maka : R4050 = ((0.21(ln50))+0.52)*(0.54(400.25 )-0.50)*(71.57) = 82.29 I4050 = (60/40)*82.29 = 123.43
C. Metode Hasper dan Der Weduwen
Dengan menggunakan persamaan (5-41) sampai (5-44), maka dapat dihitung intensitas hujan menurut Hasper dan Der Weduwen
Tabel Perhitungan Intensitas Hujan Metode Hasper dan Der Weduwen PUH Tahun
2
5
10
25
50
100
Durasi (t) Menit 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240 5 10 20 40 60 80 120 240
Durasi (t) Jam 0.08 0.17 0.33 0.67 1 1.33 2 4 0.08 0.17 0.33 0.67 1 1.33 2 4 0.08 0.17 0.33 0.67 1 1.33 2 4 0.08 0.17 0.33 0.67 1 1.33 2 4 0.08 0.17 0.33 0.67 1 1.33 2 4 0.08 0.17 0.33 0.67 1 1.33 2 4
X (mm/hari)
95.22
132.53
157.23
188.44
211.6
234.58
Ri
R
76.61 83.99 89.85 93.73 95.22 96.01 96.82 97.67 90.59 105.63 118.99 128.64 132.53 134.63 136.85 139.19 97.75 117.80 136.77 151.22 157.23 160.52 164.03 167.78 105.13 131.23 157.71 179.17 188.44 193.61 199.19 205.24 109.69 140.04 172.26 199.50 211.60 218.44 225.90 234.07 113.62 147.95 185.92 219.33 234.58 243.31 252.92 263.57
45.50 49.25 51.40 51.20 49.87 55.39 63.26 75.87 53.81 61.94 68.06 70.27 69.41 77.09 88.05 105.60 58.06 69.07 78.24 82.61 82.34 91.45 104.46 125.28 62.44 76.95 90.22 97.88 98.69 109.61 125.20 150.14 65.15 82.11 98.54 108.98 110.82 123.08 140.58 168.60 67.49 86.75 106.35 119.82 122.85 136.44 155.85 186.90
I mm/jam 545.98 295.50 154.20 76.81 49.87 41.54 31.63 18.97 645.67 371.63 204.19 105.41 69.41 57.82 44.03 26.40 696.66 414.43 234.71 123.91 82.34 68.59 52.23 31.32 749.25 461.69 270.65 146.81 98.69 82.21 62.60 37.54 781.79 492.67 295.61 163.47 110.82 92.31 70.29 42.15 809.83 520.51 319.06 179.73 122.85 102.33 77.93 46.73
Contoh Perhitungan
Untuk PUH 100 tahun dengan durasi selama 40 menit (0.67 jam), maka digunakan persamaan (3-45) Rt = Xi (3-43) R =
11300.t ⎡ X 1 ⎤ t + 3.12 ⎢⎣100 ⎥⎦
(3-44) R =
11300 ⎡ R1 ⎤ t + 3.12 ⎢⎣100 ⎥⎦
(3-46) I = Dimana :
1218.t + 54 Xt (1 − t ) + 1272.t
t
→ 1< t ≤ 24
→ 0< t ≤ 1
R t = durasi hujan (menit)
R, R1 = Curah hujan menurut Hasper-Weduwen X1
= CHHM yang terpilih (mm/24jam)
I
= Intensitas hujan (mm/jam)
R
= Curah hujan
untuk mendapatkan curah hujan menurut Hasper-Weduwen. Rt
=234.58*(((1218*0.67)+54)/(((234.58+(1-0.67))+(1272*0.67))))=219.33
R
=((11300/(0.67+3.12))^0.5)*(219.33/100) = 119.82
I
= 119.82/0.67 = 179.73
8. Penentuan Rumus Intensitas Hujan
Untuk menentukan rumus intensitas hujan yang dipakai, maka ketiga metode penentuan intensitas hujan (Metode Van Breen, Bell, dan Hasper-Weduwen) disubsitusikan pada persamaan-pesamaan Talbot, Sherman dan Ishiguro. Kemudian dicari selisih kuadrat terkecil antara intensitas hujan masing-masing metode, dengan intensitas hujan hasil subsitusi pada persamaan-persamaan talbot, sherman, dan ishiguro. Semuanya diperbandingkan, dan dipilih yang mempunyai delta
Uji kecocokan intensitas hujan metode Hasper – Weduwen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 2 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Hasper dengan PUH 2 Tahun t
l
Lt
I
2
I2 t
Log t
1
5
545.98
2729.92
298098.40
1490491.98
0.70
2
10
295.50
2955.01
87320.83
873208.27
1.00
3
20
154.20
3083.90
23776.11
475522.27
1.30
4
40
76.81
3072.23
5899.12
235964.86
5
60
49.87
2992.06
2486.78
149206.87
No
Log t * Log l
(log t)2
2.74
1.91
2.47
2.47
2.19
2.85
1.60
1.89
1.78
1.70
Log l
(t)0.5
(l)*(t0.5)
(I2)*(t0.5)
0.48856
2.24
1220.86
666568.28
1
3.16
934.46
276132.70
1.69268
4.47
689.58
106330.01
3.02
2.5666
6.32
485.76
37309.32
3.02
3.16182
7.75
386.27
19262.52
6
80
41.54
3323.12
1725.48
138038.69
1.90
1.62
3.08
3.62175
8.94
371.54
15433.20
7
120
31.63
3795.76
1000.54
120064.91
2.08
1.50
3.12
4.32299
10.95
346.50
10960.38
8
240
Jumlah
18.97
4552.07
359.75
86338.81
2.38
1.28
3.04
5.66541
15.49
293.83
5573.15
1214.49
26504.06
420667.01
3568836.67
12.74
15.38
22.51
22.5198
59.33
4728.80
1137569.55
Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 2 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 3605.189106 1.924636878
Sherman 2187.76
Ishiguro 321.4667429 -1.776110874
0.89 I = 3605.19/(t+1.92)
I =2187.76/(t0.89)
I = 321.47/(t0.5-1.78)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper – Weduwen PUH 2 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper PUH 2 Tahun Dengan Tetapan Talbot, Sherman dan Ishiguro No 1 2 3 4 5
t 5 10 20 40 60
l 545.98 295.50 154.20 76.81 49.87
Talbot 520.98 302.45 164.47 86.00 58.22
Selisih 1 25.00 6.95 10.28 9.20 8.36
Sherman 522.30 281.84 152.08 82.07 57.21
Selisih 2 23.69 13.66 2.11 5.26 7.34
Ishiguro 704.87 232.57 119.41 70.74 53.88
Selisih 3 158.89 62.94 34.78 6.07 4.02
6 80 7 120 8 240 Jumlah Rata-rata
41.54 31.63 18.97 1214.49 151.81
44.01 29.57 14.90 1220.61 152.58
2.47 2.06 4.06 68.37 8.55
44.28 30.87 16.66 1187.30 148.41
2.75 0.76 2.31 57.88 7.23
44.87 35.04 23.44 1284.83 160.60
3.33 3.41 4.48 277.91 34.74
Contoh Perhitungan menggunakan Metode Hasper-Weduwen, PUH 2 Tahun
Tetapan dengan mengunakan PUH 2 Tahun Tetapan jenis I (Talbot) dengan persamaan I = a/(t+b)
(∑ I .t ).(∑ I ) − (∑ I t ).(∑ I ) n(∑ I ) − (∑ I ) 2
a
=
2
2
2
= (26504.06 × 420667.01) − (3568836.267 × 1214.49)
(
8(420667.01) − 1214.49
)
= 3605.189106
(∑ I )(∑ I .t ) − n(I .t ) n(∑ I ) − (∑ I ) 2
b
=
2
2
.67 ) = (1214.49 × 26504.06) − n(3568836 2
(
8(420667.01) − 1214.49
)
= 1.924636878 Sehingga persamaannya adalah; I = 3605.19/(t+1.92) Tetapan jenis Sherman, dengan persamaannya I = a/tn Log a =
=
(log .I ).[(Log.t )2 ] − (log .t. log I )(log .t ) 2 2 n[(log .t ) ] − (log t )
(15.38 × 22.52) − (22.51 × 12.74) 2 8[22.52] − (12.74)
= 3.3406815 a
= anti log 3.3406815 = 2187.76
n
=
(log .I ).[(Log.t )2 ] − 8(log .t. log I ) 2 2 n[(log .t ) ] − (log t )
=
(15.38 × 22.52) − 8(22.51) 2 8[22.52] − (12.74)
= 0.89 Sehingga persamaannya adalah; I = 2187.76/(t0.89)
Tetapan jenis Ishiguro, dengan persamaannya I = a/(t0.5+b)
(I .t )(I ) − (I .t )(I ) = n(I ) − (I ) 0.5
a
2
2
=
2
0.5
2
(4728.80 × 420667.01) − (1137569.55 × 1214.49) 2 8(420667.01) − (1214.49)
= 321.4667429 b
=
=
(I )(I .t 0.5 ) − n(I 2 .t 0.5 ) 2 n(I 2 ) − (I ) (1214.49 × 4728.80) − b(1137569.55) 2 8(420667.01) − (1214.49)
= -1.776110874 Sehingga persamaannya adalah; I = 321.47/(t0.5-1.78)
Uji kecocokan intensitas hujan metode Hasper – Weduwen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 5 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Hasper dengan PUH 5 Tahun No t 1 5 2 10 3 20 4 40 5 60 6 80 7 120 8 240 Jumlah
l 645.67 371.63 204.19 105.41 69.41 57.82 44.03 26.40 1524.55
Lt 3228.34 3716.28 4083.89 4216.41 4164.43 4625.21 5283.05 6335.70 35653.32
I2 416887.88 138107.61 41695.33 11111.34 4817.37 3342.59 1938.24 696.89 618597.24
Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 5 tahun. Variabel a b n Persamaan
I2t 2084439.42 1381076.11 833906.53 444453.50 289041.95 267407.07 232588.44 167254.61 5700167.63
Log t 0.70 1.00 1.30 1.60 1.78 1.90 2.08 2.38 12.74
Log l 2.81 2.57 2.31 2.02 1.84 1.76 1.64 1.42 16.38
Talbot 5092.287326 3.335399977 I = 5092.29/(t+3.34)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
Log t * Log l 1.96 2.57 3.01 3.24 3.27 3.35 3.42 3.38 24.21
Sherman 2499.769702
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 1443.76 1175.19 913.18 666.67 537.63 517.11 482.27 408.97 6144.79
Ishiguro 446.3457194 -1.688385996
0.8477 I = 2499.77/(t0.8477)
I = 446.35/(t0.5-1.69)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper – Weduwen PUH 5 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper PUH 5 Tahun Dengan Tetapan Talbot, Sherman dan Ishiguro No t 1 5 2 10 3 20 4 40 5 60 6 80 7 120 8 240 Jumlah
l 645.67 371.63 204.19 105.41 69.41 57.82 44.03 26.40 1524.55
Talbot 610.59 381.73 218.18 117.50 80.40 61.10 41.29 20.93 1531.70
Selisih 1 35.08 10.10 13.98 12.09 10.99 3.29 2.74 5.47 93.74
Sherman 638.83 354.98 197.25 109.61 77.73 60.90 43.19 24.00 1506.48
Selisih 2 6.84 16.65 6.94 4.20 8.32 3.09 0.84 2.40 49.28
Ishiguro 817.39 303.17 160.43 96.31 73.70 61.53 48.18 32.34 1593.05
Selisih 3 171.72 68.46 43.76 9.10 4.30 3.71 4.15 5.94 311.15
Rata-rata
190.57
191.46
11.72
188.31
6.16
199.13
38.89
(I2)*(t0.5) 932189.65 436734.61 186467.17 70274.27 37315.15 29897.02 21232.32 10796.24 1724906.43
Uji kecocokan intensitas hujan metode Hasper – Weduwen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 10 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Hasper dengan PUH 10 Tahun No 1 2 3 4 5 6 7 8
t 5 10 20 40 60 80 120
l 696.66 414.43 234.71 123.91 82.34 68.59 52.23
lt 3483.32 4144.34 4694.15 4956.50 4940.57 5487.22 6267.67
I2 485341.62 171755.56 55087.52 15354.29 6780.35 4704.63 2728.03
I2t 2426708.09 1717555.63 1101750.35 614171.80 406820.95 376370.28 327363.73
Log t 0.70 1.00 1.30 1.60 1.78 1.90 2.08
Log l 2.84 2.62 2.37 2.09 1.92 1.84 1.72
Log t * Log l 1.99 2.62 3.08 3.35 3.41 3.49 3.57
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95
(l)*(t0.5) 1557.79 1310.56 1049.64 783.69 637.83 613.49 572.16
(I2)*(t0.5) 1085256.85 543138.78 246358.87 97109.09 52520.36 42079.48 29884.08
240 Jumlah
31.32 1704.20
7516.50 41490.27
980.87 742732.87
235407.63 7206148.45
2.38 12.74
1.50 16.89
3.56 25.08
5.66541 22.5198
15.49 59.33
485.19 7010.34
15195.50 2111543.00
Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 10 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 6102.085942 4.299031451 I = 6102.09/(t+4.3)
Sherman 2635.11759 0.8222 I = 2635.12/(t^0.8222)
Ishiguro 529.4759964 -1.628054419 I = 529.48/(t0.5-1.63)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper – Weduwen PUH 10 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper PUH 10 Tahun Dengan Tetapan Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 696.66 656.14 40.53 701.63 4.96 873.63 176.97 2 10 414.43 426.72 12.29 396.83 17.61 345.55 68.88 3 20 234.71 251.11 16.41 224.44 10.27 186.30 48.41 4 40 123.91 137.74 13.83 126.94 3.02 112.79 11.13 5 60 82.34 94.90 12.56 90.95 8.61 86.57 4.23 6 80 68.59 72.39 3.80 71.79 3.20 72.39 3.80 7 120 52.23 49.09 3.14 51.44 0.79 56.78 4.55 8 240 Jumlah Rata-rata
31.32 1704.20 213.03
24.98 1713.07 214.13
6.34 108.88 13.61
29.09 1693.10 211.64
2.23 50.69 6.34
38.20 1772.21 221.53
6.88 324.85 40.61
Uji kecocokan intensitas hujan metode Hasper – Weduwen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 25 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Hasper dengan PUH 25 Tahun No t L lt I2 I2t Log t 1 5 749.25 3746.27 561380.83 2806904.14 0.70 2 10 461.69 4616.93 213160.40 2131604.02 1.00 3 20 270.65 5412.95 73250.18 1465003.67 1.30 4 40 146.81 5872.51 21553.96 862158.46 1.60 5 60 98.69 5921.27 9739.29 584357.56 1.78 6 80 82.21 6576.43 6757.73 540618.22 1.90 7 120 62.60 7511.79 3918.54 470225.23 2.08 8 240 37.54 9008.52 1408.91 338139.49 2.38 Jumlah 1909.43 48666.68 891169.85 9199010.78 12.74 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 25 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 7408.054417 5.550209662 I = 7408.05/(t+5.55)
Log l 2.87 2.66 2.43 2.17 1.99 1.91 1.80 1.57 17.42
Log t * Log l 2.01 2.66 3.16 3.47 3.55 3.64 3.74 3.75 25.98
Sherman 2752.960626 0.7926 I =2752.96/(t0.7926)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 1675.38 1460.00 1210.37 928.52 764.43 735.27 685.73 581.50 8041.21
Ishiguro 635.3544731 -1.549345711 I = 635.35/(t0.5-1.55)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper – Weduwen PUH 25 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper PUH 25 Tahun Dengan Tetapan Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 749.25 702.18 47.07 768.77 19.52 926.07 176.82 2 10 461.69 476.40 14.71 443.81 17.88 394.07 67.62 3 20 270.65 289.94 19.30 256.21 14.43 217.43 53.22 4 40 146.81 162.64 15.82 147.91 1.10 133.07 13.74 5 60 98.69 113.01 14.33 107.26 8.57 102.54 3.85 6 80 82.21 86.59 4.39 85.39 3.19 85.92 3.72 7 120 62.60 59.00 3.59 61.92 0.68 67.56 4.96 8 240 37.54 30.17 7.37 35.75 1.79 45.57 8.04 1909.43 1919.95 126.57 1907.03 67.15 1972.24 331.98 Jumlah 238.68 239.99 15.82 238.38 8.39 246.53 41.50 Rata-rata
(I2)*(t0.5) 1255285.69 674072.38 327584.78 136319.22 75440.24 60442.95 42925.49 21826.81 2593897.56
Uji kecocokan intensitas hujan metode Hasper – Weduwen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 50 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Hasper dengan PUH 50 Tahun No t L lt I2 I2t Log t 1 5 781.79 3908.97 611202.22 3056011.09 0.70 2 10 492.67 4926.71 242724.44 2427244.45 1.00 3 20 295.61 5912.14 87383.63 1747672.53 1.30 4 40 163.47 6538.84 26722.75 1068910.01 1.60 5 60 110.82 6649.02 12280.40 736824.07 1.78 6 80 92.31 7384.70 8520.91 681672.57 1.90 7 120 70.29 8435.02 4940.94 592913.12 2.08 8 240 42.15 10115.70 1776.52 426364.49 2.38 Jumlah 2049.11 53871.10 995551.81 10737612.33 12.74 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 50 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 8399.518732 6.502846857 I = 8399.52/(t+6.5)
Log l 2.89 2.69 2.47 2.21 2.04 1.97 1.85 1.62 17.75
Log t * Log l 2.02 2.69 3.21 3.55 3.64 3.74 3.84 3.87 26.56
Sherman 2812.418849 0.7723 I =2812.42/(t0.7723)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 1748.15 1557.96 1322.00 1033.88 858.38 825.63 770.01 652.97 8768.98
Ishiguro 714.6790147 -1.489205421 I = 714.68/(t0.5-1.49)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper – Weduwen PUH 50 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper PUH 50 Tahun Dengan Tetapan Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 781.79 730.39 51.40 811.46 29.66 957.93 176.13 2 10 492.67 509.06 16.39 475.09 17.58 427.37 65.30 3 20 295.61 316.96 21.36 278.16 17.45 239.65 55.95 4 40 163.47 180.63 17.16 162.86 0.61 147.83 15.64 5 60 110.82 126.31 15.49 119.07 8.26 114.24 3.42 6 80 92.31 97.10 4.80 95.35 3.04 95.88 3.57 7 120 70.29 66.40 3.89 69.72 0.58 75.51 5.22 8 240 42.15 34.08 8.07 40.82 1.33 51.04 8.89 2049.11 2060.94 138.57 2052.53 78.51 2109.45 334.14 Jumlah 256.14 257.62 17.32 256.57 9.81 263.68 41.77 Rata-rata
(I2)*(t0.5) 1366689.71 767562.09 390791.46 169009.51 95123.58 76213.31 54125.31 27521.71 2947036.68
Uji kecocokan intensitas hujan metode Hasper – Weduwen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 100 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Hasper dengan PUH 100 Tahun No t L lt I2 I 2t Log t 1 5 809.83 4049.14 655821.74 3279108.68 0.70 2 10 520.51 5205.07 270927.94 2709279.40 1.00 3 20 319.06 6381.20 101799.40 2035988.04 1.30 4 40 179.73 7189.01 32301.18 1292047.03 1.60 5 60 122.85 7371.11 15092.57 905554.18 1.78 6 80 102.33 8186.69 10472.16 837773.18 1.90 7 120 77.93 9351.07 6072.40 728688.13 2.08 8 240 46.73 11214.28 2183.34 524000.46 2.38 Jumlah 2178.96 58947.58 1094670.72 12312439.10 12.74 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 100 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 9402.628319 7.468451853 I = 9402.63/(t+7.47)
Log l 2.91 2.72 2.50 2.25 2.09 2.01 1.89 1.67 18.04
Log t * Log l 2.03 2.72 3.26 3.61 3.72 3.83 3.93 3.97 27.07
Sherman 2884.031503 0.7534 I =2884.03/(t0.7534)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 1810.83 1645.99 1426.88 1136.68 951.61 915.30 853.63 723.88 9464.80
Ishiguro 794.1250725 -1.428113134 I = 794.13/(t0.5-1.43)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper – Weduwen PUH 100 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Hasper PUH 50 Tahun Dengan Tetapan Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 809.83 754.02 55.81 857.82 47.99 985.19 175.36 2 10 520.51 538.22 17.71 508.86 11.65 458.43 62.08 3 20 319.06 342.29 23.23 301.86 17.20 261.04 58.02 4 40 179.73 198.08 18.35 179.06 0.66 162.25 17.48 5 60 122.85 139.36 16.51 131.93 9.08 125.73 2.88 6 80 102.33 107.50 5.16 106.22 3.89 105.68 3.35 7 120 77.93 73.76 4.16 78.26 0.34 83.38 5.45 8 240 46.73 38.00 8.73 46.42 0.30 56.47 9.75 2178.96 2191.21 149.66 2210.44 91.10 2238.18 334.36 Jumlah 272.37 273.90 18.71 276.30 11.39 279.77 41.80 Rata-rata
(I2)*(t0.5) 1466461.98 856749.37 455260.77 204290.57 116906.54 93665.89 66519.82 33824.08 3293679.03
Uji kecocokan intensitas hujan metode Van Breen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 2 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Metode Van Breen dengan Rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 2 Tahun No t L lt I2 I 2t Log t Log l Log t * Log l (log t)2 1 5 148.97 744.87 22193.34 110966.69 0.70 2.17 1.52 0.49 2 10 130.13 1301.25 16932.64 169326.37 1.00 2.11 2.11 1.00 3 20 103.85 2076.94 10784.23 215684.64 1.30 2.02 2.62 1.69 4 40 73.97 2958.84 5471.70 218867.80 1.60 1.87 2.99 2.57 5 60 57.44 3446.67 3299.87 197991.93 1.78 1.76 3.13 3.16 6 80 46.95 3756.32 2204.68 176374.71 1.90 1.67 3.18 3.62 7 120 34.39 4127.12 1182.85 141942.37 2.08 1.54 3.19 4.32 8 240 19.08 4579.13 364.03 87368.32 2.38 1.28 3.05 5.67 Jumlah 614.79 22991.14 62433.34 1318522.83 12.74 14.42 21.80 22.52 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 2 tahun. Variabel A B N Persamaan
Talbot 5142.324276 29.5182 I =5142.32/(t+29.52)
Sherman 426.58 0.52498 I =426.58/(t0.52)
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 333.12 411.49 464.42 467.83 444.96 419.97 376.75 295.58 3214.13
Ishiguro 387.1832704 -0.189758663 I = 387.18/(t0.5+0.19)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 2 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 2 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 148.97 148.97 0.01 183.25 34.28 159.59 10.62 2 10 130.13 130.12 0.01 127.36 2.77 115.50 14.63 3 20 103.85 103.84 0.00 88.51 15.34 83.05 20.80 4 40 73.97 73.97 0.00 61.51 12.46 59.43 14.54 5 60 57.44 57.44 0.00 49.72 7.73 48.79 8.66 6 80 46.95 46.95 0.00 42.75 4.21 42.39 4.57 7 120 34.39 34.39 0.00 34.55 0.16 34.74 0.35 8 240 19.08 19.08 0.00 24.01 4.93 24.69 5.61 Jumlah 614.79 614.77 0.02 611.66 81.87 568.18 79.76 Rata-rata 76.85 76.85 0.00 76.46 10.23 71.02 9.97
(I2)*(t0.5) 49625.81 53545.70 48228.55 34606.04 25560.65 19719.29 12957.51 5639.60 249883.15
Uji kecocokan ntensitas hujan metode Van Breen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 5 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Metode Van Breen dengan Rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 5 Tahun No t L lt I2 I2t Log t Log l Log t * Log l (log t)2 1 5 155.3128 776.56 24122.06 120610.29 0.70 2.19 1.53 0.48856 2 10 140.1112 1401.11 19631.14 196311.38 1.00 2.15 2.15 1 3 20 117.1738 2343.48 13729.70 274594.07 1.30 2.07 2.69 1.69268 4 40 88.27209 3530.88 7791.96 311678.48 1.60 1.95 3.12 2.5666 5 60 70.80705 4248.42 5013.64 300818.26 1.78 1.85 3.29 3.16182 6 80 59.11155 4728.92 3494.18 279534.03 1.90 1.77 3.37 3.62175 7 120 44.43314 5331.98 1974.30 236916.43 2.08 1.65 3.43 4.32299 8 240 25.46382 6111.32 648.41 155617.50 2.38 1.41 3.35 5.66541 Jumlah 700.69 28472.68 76405.39 1876080.44 12.74 15.03 22.92 22.5198 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 5 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 7157.480646 41.0843
Sherman 404.2034
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 347.29 443.07 524.02 558.28 548.47 528.71 486.74 394.48 3831.06
Ishiguro 520.1605105 0.471283607
0.4571 I =7157.48/(t+41.08)
I =404.2034/(t0.4571)
I =520.16/(t0.5-0.47)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 5 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 5 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 155.31 155.33 0.01 193.70 38.39 192.22 36.91 2 10 140.11 140.12 0.01 141.10 0.99 143.20 3.09 3 20 117.17 117.18 0.01 102.78 14.39 105.25 11.92 4 5 6 7 8
40 60 80 120 240 Jumlah Rata-rata
88.27 70.81 59.11 44.43 25.46 700.69 87.59
88.28 70.81 59.11 44.43 25.46 700.73 87.59
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.05 0.01
74.87 62.21 54.54 45.31 33.01 707.53 88.44
13.40 8.60 4.57 0.88 7.55 88.76 11.10
76.56 63.31 55.25 45.53 32.59 713.91 89.24
11.72 7.50 3.86 1.10 7.12 83.22 10.40
(I2)*(t0.5) 53938.56 62079.11 61401.10 49280.69 38835.47 31252.85 21627.41 10045.07 328460.27
Uji kecocokan intensitas hujan metode Van Breen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 10 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Metode Van Breen dengan Rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 10 Tahun No t L lt I2 I2t Log t Log l Log t * Log l (log t)2 1 5 158.0094 790.05 24966.98 124834.88 0.70 2.20 1.54 0.48856 2 10 144.5598 1445.60 20897.54 208975.40 1.00 2.16 2.16 1 3 20 123.5303 2470.61 15259.73 305194.55 1.30 2.09 2.72 1.69268 4 40 95.68973 3827.59 9156.53 366261.00 1.60 1.98 3.17 2.5666 5 60 78.09021 4685.41 6098.08 365884.89 1.78 1.89 3.37 3.16182 6 80 65.95888 5276.71 4350.57 348045.86 1.90 1.82 3.46 3.62175 7 120 50.32337 6038.80 2532.44 303893.02 2.08 1.70 3.54 4.32299 8 240 29.40913 7058.19 864.90 207575.31 2.38 1.47 3.50 5.66541 Jumlah 745.57 31592.96 84126.76 2230664.90 12.74 15.31 23.45 22.5198 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 10 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot
Sherman
Ishiguro
8491.631342 48.7413
386.3670
605.5966385 0.905304074
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 353.32 457.14 552.44 605.20 604.88 589.95 551.26 455.60 4169.80
0.4224 I =8491.63/(t+48.74)
I = 386.3670/(t^0.4224)
I =605.6/(t0.5+0.91)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 10 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 10 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 158.009414 158.01 0.00 195.77 37.76 192.49 34.48 2 10 144.559813 144.56 0.00 146.08 1.52 148.71 4.15 3 20 123.53027 123.53 0.00 109.00 14.53 112.52 11.01 4 40 95.6897334 95.69 0.00 81.34 14.35 83.71 11.98 5 60 78.0902136 78.09 0.00 68.53 9.56 69.96 8.13 6 80 65.9588752 65.96 0.00 60.69 5.27 61.46 4.50 7 120 50.3233728 50.32 0.00 51.14 0.82 51.04 0.72 8 240 29.4091332 29.41 0.00 38.16 8.75 36.92 7.51 Jumlah 745.57 745.58 0.01 750.72 92.55 756.82 82.49 Rata-rata 93.20 93.20 0.00 93.84 11.57 94.60 10.31
(I2)*(t0.5) 55827.85 66083.82 68243.58 57910.95 47235.54 38912.71 27741.51 13398.93 375354.89
Uji kecocokan intensitas hujan metode Van Breen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 25 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Metode Van Breen dengan Rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 25 Tahun No t L lt I2 I2t Log t Log l Log t * Log l (log t)2 1 5 188.44 942.20 35509.63 177548.17 0.70 2.28 1.59 0.48856 2 10 160.4869 1604.87 25756.04 257560.38 1.00 2.21 2.21 1 3 20 148.7582 2975.16 22129.00 442579.99 1.30 2.17 2.83 1.69268 4 40 129.7879 5191.52 16844.90 673795.97 1.60 2.11 3.39 2.5666 5 60 103.4126 6204.76 10694.17 641650.48 1.78 2.01 3.58 3.16182 6 80 85.94671 6875.74 7386.84 590946.95 1.90 1.93 3.68 3.62175 7 120 73.52814 8823.38 5406.39 648766.43 2.08 1.87 3.88 4.32299 8 240 57.04352 13690.45 3253.96 780951.24 2.38 1.76 4.18 5.66541 Jumlah 947.404 46308.07 126980.93 4213799.60 12.74 16.34 25.33 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 421.36 507.50 665.27 820.85 801.03 768.73 805.46 883.71 5673.92
Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 25 tahun. Variabel
Talbot
Sherman
Ishiguro
a
15963.64689
345.0640
1086.095197
b
85.92016799
n Persamaan
I =15963.65/(t-85.92)
3.182210371 0.3112 I =345.060/(t0.3112)
I =1086.1/(t0.5+3.18)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 25 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 25 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 188.44 175.58 12.86 209.11 20.67 200.53 12.09 2 10 160.49 166.43 5.94 168.54 8.05 171.25 10.76 3 20 148.76 150.71 1.96 135.84 12.92 141.93 6.82 4 40 129.79 126.78 3.01 109.48 20.31 114.27 15.52 5 60 103.41 109.40 5.99 96.50 6.91 99.41 4.01 6 80 85.95 96.21 10.27 88.24 2.29 89.58 3.63 7 120 73.53 77.52 4.00 77.78 4.25 76.84 3.31 8 240 57.04 48.98 8.06 62.69 5.64 58.17 1.12 Jumlah 947.40 951.61 52.08 948.18 81.05 951.98 57.27 Rata-rata 118.43 118.95 6.51 118.52 10.13 119.00 7.16
(I2)*(t0.5) 79401.95 81447.74 98963.90 106536.50 82836.72 66069.88 59224.00 50410.19 624890.87
Uji kecocokan intensitas hujan metode Van Breen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 50 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Metode Van Breen dengan Rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 50 Tahun No t L lt I2 I2t Log t Log l Log t * Log l (log t)2 1 5 211.6 1058.00 44774.56 223872.80 0.70 2.33 1.63 0.48856 2 10 161.8873 1618.87 26207.49 262074.89 1.00 2.21 2.21 1 3 20 151.1799 3023.60 22855.36 457107.10 1.30 2.18 2.84 1.69268 4 40 133.5179 5340.71 17827.02 713080.66 1.60 2.13 3.41 2.5666 5 60 108.2294 6493.77 11713.61 702816.46 1.78 2.03 3.62 3.16182 6 80 90.99489 7279.59 8280.07 662405.57 1.90 1.96 3.73 3.62175 7 120 78.49525 9419.43 6161.50 739380.45 2.08 1.89 3.94 4.32299 8 240 61.5778 14778.67 3791.83 910038.20 2.38 1.79 4.26 5.66541 Jumlah 997.4824 49012.64 141611.43 4670776.14 12.74 16.52 25.62 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 473.15 511.93 676.10 844.44 838.34 813.88 859.87 953.96 5971.68
Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 50 tahun. Variabel
Talbot
Sherman
Ishiguro
a
16543.84813
361.99
1148.539657
b n
83.54848706
Persamaan
3.224757465 0.3102
I =16543.85/(t+83.55)
I =361.99/(t0.3102)
I =1148.54/(t0.5+3.22)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 50 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 50 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 211.60 186.83 24.77 219.72 8.12 210.51 1.09 2 10 161.89 176.85 14.96 177.21 15.33 179.96 18.07 3 20 151.18 159.77 8.59 142.93 8.25 149.31 1.87 4 40 133.52 133.90 0.39 115.28 18.24 120.33 13.18 5 60 108.23 115.25 7.02 101.65 6.58 104.74 3.49 6 80 90.99 101.15 10.16 92.97 1.98 94.42 3.42 7 120 78.50 81.28 2.78 81.99 3.49 81.03 2.53 8 240 61.58 51.13 10.45 66.12 4.55 61.38 0.20 Jumlah 997.48 1006.16 79.11 997.87 66.54 1001.68 43.86 Rata-rata 124.69 125.77 9.89 124.73 8.32 125.21 5.48
(I2)*(t0.5) 100118.96 82875.36 102212.26 112747.95 90733.21 74059.19 67495.89 58742.71 688985.54
Uji kecocokan intensitas hujan metode Van Breen dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 100 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Metode Van Breen dengan Rumus Talbot, Sherman, dan Ishiguro dengan PUH 100 Tahun No t l lt I2 I2t Log t Log l Log t * Log l (log t)2 1 5 234.58 1172.90 55027.78 275138.88 0.70 2.37 1.66 0.48856 2 10 163.0217 1630.22 26576.08 265760.85 1.00 2.21 2.21 1 3 20 174.2306 3484.61 30356.31 607126.23 1.30 2.24 2.92 1.69268 4 40 136.6484 5465.94 18672.80 746911.89 1.60 2.14 3.42 2.5666 5 60 112.4028 6744.17 12634.38 758062.80 1.78 2.05 3.65 3.16182 6 80 95.4644 7637.15 9113.45 729076.17 1.90 1.98 3.77 3.62175 7 120 82.9625 9955.50 6882.78 825933.16 2.08 1.92 3.99 4.32299 8 240 65.7432 15778.37 4322.17 1037320.40 2.38 1.82 4.33 5.66541 Jumlah 1065.054 51868.85 163585.75 5245330.37 12.74 16.73 25.94 22.5198 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 100 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 16624.61776 76.17277118 I =16624.62/(t-76.17)
Sherman 398.1 0.3175 I =398.1/(t0.3175)
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 524.54 515.52 779.18 864.24 870.67 853.86 908.81 1018.49 6335.31
Ishiguro 1163.049839 2.787740006 I =1163.05/(t0.5+2.79)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 100 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Van Breen PUH 100 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 234.58 204.81 29.77 238.82 4.24 231.40 3.18 2 10 163.021731 192.93 29.91 191.64 28.62 195.40 32.37 3 20 174.230627 172.87 1.36 153.79 20.45 160.15 14.08 4 40 136.648444 143.11 6.46 123.41 13.24 127.60 9.04 5 60 112.402758 122.09 9.68 108.50 3.90 110.39 2.01 6 80 95.4644022 106.45 10.99 99.03 3.56 99.12 3.65 7 120 82.9624997 84.75 1.78 87.07 4.10 84.62 1.66 8 240 65.7432 52.58 13.16 69.87 4.12 63.62 2.13 Jumlah 1065.05 1079.58 103.11 1072.12 82.24 1072.30 68.12 Rata-rata 133.131708 134.94751 12.8890974 134.014567 10.2803664 134.037099 8.51521167
(I2)*(t0.5) 123045.85 84040.96 135757.55 118097.14 97865.49 81513.19 75397.04 66958.74 782675.96
Uji kecocokan intensitas hujan metode Bell Tanimoto dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 2 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Bell Tanimoto dengan PUH 2 Tahun No t l lt I2 I2t Log t Log l 1 5 79.03551 395.18 6246.61 31233.06 0.70 1.90 2 10 59.15305 591.53 3499.08 34990.83 1.00 1.77 3 20 41.25174 825.03 1701.71 34034.12 1.30 1.62 4 40 27.56799 1102.72 759.99 30399.77 1.60 1.44 5 60 21.48188 1288.91 461.47 27688.26 1.78 1.33 6 80 17.91181 1432.94 320.83 25666.63 1.90 1.25 7 120 13.78639 1654.37 190.06 22807.74 2.08 1.14 8 240 8.704029 2088.97 75.76 18182.43 2.38 0.94 Jumlah 268.89 9379.65 13255.52 225002.84 12.74 11.39 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 2 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 1891.779464 21.40106063 I =1891.78/(t+21.4)
Sherman 217.58 0.57373 I =217.58/(t0.57373)
Log t * Log l 1.33 1.77 2.10 2.31 2.37 2.38 2.37 2.24 16.87
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 176.73 187.06 184.48 174.36 166.40 160.21 151.02 134.84 1335.10
Ishiguro 148.7566766 -0.539408861 I =148.76/(t0.5-0.54)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 2 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 2 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 148.97 71.66 77.32 86.42 62.55 87.71 61.27 2 10 130.13 60.25 69.88 58.07 72.06 56.73 73.40 3 20 103.85 45.70 58.15 39.01 64.83 37.83 66.02 4 40 73.97 30.81 43.16 26.21 47.76 25.72 48.25 5 60 57.44 23.24 34.20 20.77 36.67 20.64 36.80 6 80 46.95 18.66 28.30 17.61 29.34 17.70 29.25 7 120 34.39 13.38 21.01 13.96 20.44 14.28 20.11 8 240 19.08 7.24 11.84 9.38 9.70 9.95 9.13 Jumlah 614.78866 270.925203 343.863456 271.433194 343.355466 270.564408 344.224251 Rata-rata 76.8485825 33.8656504 42.9829321 33.9291492 42.9194332 33.820551 43.0280314
(I2)*(t0.5) 13967.85 11065.07 7610.26 4806.63 3574.54 2869.62 2082.05 1173.67 47149.69
Uji kecocokan ntensitas hujan metode Bell Tanimoto dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 5 tahun Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Bell Tanimoto dengan PUH 5 Tahun No t l lt I2 I2t Log t Log l 1 5 141.9108 709.55 20138.66 100693.31 0.70 2.15 2 10 106.2112 1062.11 11280.81 112808.11 1.00 2.03 3 20 74.0688 1481.38 5486.19 109723.73 1.30 1.87 4 40 49.4992 1979.97 2450.17 98006.83 1.60 1.69 5 60 38.57139 2314.28 1487.75 89265.12 1.78 1.59 6 80 32.16122 2572.90 1034.34 82747.50 1.90 1.51 7 120 24.75389 2970.47 612.76 73530.64 2.08 1.39 8 240 15.62836 3750.81 244.25 58618.94 2.38 1.19 Jumlah 482.80 16841.46 42734.93 725394.18 12.74 13.42 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 5 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 3396.749681 21.40106063 I = 3396.75/(t+21.4)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
Log t * Log l 1.50 2.03 2.43 2.71 2.82 2.87 2.90 2.84 20.11
Sherman 390.6609 0.5737 I =390.6609/(t0.5737)
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 317.32 335.87 331.25 313.06 298.77 287.66 271.17 242.11 2397.21
Ishiguro 267.0973035 -0.539408861 I =267.1/(t0.5-0.54)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 5 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 5 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 155.31 128.66 26.65 155.17 0.15 157.48 2.17 2 10 140.11 108.18 31.93 104.26 35.86 101.86 38.25 3 20 117.17 82.05 35.13 70.05 47.13 67.93 49.25 4 40 88.27 55.32 32.95 47.07 41.21 46.17 42.10 5 6 7 8
60 80 120 240 Jumlah Rata-rata
70.81 59.11 44.43 25.46 700.69 87.59
41.73 33.50 24.02 12.99 486.45 60.81
29.08 25.61 20.41 12.47 214.23 26.78
37.30 31.62 25.06 16.84 487.35 60.92
33.51 27.49 19.37 8.63 213.33 26.67
37.07 31.78 25.65 17.86 485.80 60.73
33.74 27.33 18.79 7.60 219.22 27.40
(I2)*(t0.5) 45031.42 35673.06 24534.97 15496.24 11524.08 9251.45 6712.40 3783.84 152007.45
Uji kecocokan intensitas hujan metode Bell Tanimoto dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 10 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Bell Tanimoto dengan PUH 10 Tahun No t l lt I2 I 2t Log t Log l 1 5 196.2268 981.13 38504.94 192524.71 0.70 2.29 2 10 146.8632 1468.63 21568.81 215688.09 1.00 2.17 3 20 102.4185 2048.37 10489.54 209790.79 1.30 2.01 4 40 68.4449 2737.80 4684.70 187388.18 1.60 1.84 5 60 53.3345 3200.07 2844.57 170674.11 1.78 1.73 6 80 44.47085 3557.67 1977.66 158212.48 1.90 1.65 7 120 34.22839 4107.41 1171.58 140589.92 2.08 1.53 8 240 21.61008 5186.42 467.00 112078.90 2.38 1.33 Jumlah 667.60 23287.49 81708.80 1386947.18 12.74 14.55 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 10 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 4696.84761 21.40106063 I =4696.85/(t+21.4)
Log t * Log l 1.60 2.17 2.62 2.94 3.07 3.14 3.19 3.18 21.90
Sherman 540.2565 0.5737 I =540.2565/(t^0.5737)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 438.78 464.42 458.03 432.88 413.13 397.76 374.95 334.78 3314.73
Ishiguro 369.3281664 -0.539408861 I =369.33/(t0.5-0.54)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 10 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 10 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 158.009414 177.91 19.90 214.59 56.58 217.76 59.75 2 10 144.559813 149.58 5.02 144.18 0.38 140.84 3.72 3 20 123.53027 113.45 10.08 96.87 26.66 93.93 29.60 4 40 95.6897334 76.50 19.19 65.09 30.60 63.85 31.84 5 60 78.0902136 57.70 20.39 51.58 26.51 51.25 26.84 6 80 65.9588752 46.32 19.64 43.73 22.23 43.95 22.01 7 120 50.3233728 33.22 17.11 34.66 15.67 35.46 14.86 8 240 29.4091332 17.97 11.44 23.28 6.12 24.70 4.71 Jumlah 745.57 672.64 122.77 673.98 184.75 671.74 193.33 Rata-rata 93.1963532 84.080538 15.3465571 84.2469133 23.0935276 83.9670887 24.1660615
(I2)*(t0.5) 86099.67 68206.56 46910.65 29628.67 22033.93 17688.69 12834.04 7234.66 290636.88
Uji kecocokan ntensitas hujan metode Bell Tanimoto dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 25 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Bell Tanimoto dengan PUH 25 Tahun No t l lt I2 I2t Log t Log l 1 5 279.8781 1399.39 78331.75 391658.76 0.70 2.45 2 10 209.4709 2094.71 43878.07 438780.73 1.00 2.32 3 20 146.0794 2921.59 21339.18 426783.66 1.30 2.16 4 40 97.62292 3904.92 9530.23 381209.38 1.60 1.99 5 60 76.07096 4564.26 5786.79 347207.43 1.78 1.88 6 80 63.42874 5074.30 4023.20 321856.38 1.90 1.80 7 120 48.81993 5858.39 2383.39 286006.27 2.08 1.69 8 240 30.82244 7397.39 950.02 228005.45 2.38 1.49 Jumlah 952.1934 33214.94 166222.65 2821508.06 12.74 15.78 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 25 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 6699.110743 21.40106063 I =6699.11/(t-21.4)
Sherman 770.5485 0.5737 I =770.5485/(t0.5737)
Log t * Log l 1.71 2.32 2.82 3.19 3.35 3.43 3.51 3.54 23.86
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 625.83 662.41 653.29 617.42 589.24 567.32 534.80 477.50 4727.80
Ishiguro 526.7725276 -0.539408861 I =526.77/(t0.5-0.54)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 25 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 25 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro Selisih 3 1 5 188.44 253.75 65.31 306.06 117.62 310.58 122.14 2 10 160.486877 213.35 52.86 205.64 45.15 200.88 40.40 3 4 5 6 7 8
20 40 60 80 120 240 Jumlah Rata-rata
148.758192 129.787901 103.412642 85.9467098 73.5281366 57.0435227 947.40 118.43
161.81 109.11 82.30 66.07 47.38 25.63 959.39 119.92
13.06 20.68 21.11 19.88 26.15 31.42 250.47 31.31
138.17 92.83 73.57 62.37 49.43 33.21 961.27 120.16
10.59 36.96 29.85 23.57 24.10 23.83 311.67 38.96
133.97 91.06 73.10 62.68 50.58 35.23 958.09 119.76
14.79 38.72 30.31 23.27 22.95 21.81 314.39 39.30
(I2)*(t0.5) 175155.12 138754.65 95431.73 60274.50 44824.29 35984.64 26108.68 14717.69 591251.29
Uji kecocokan ntensitas hujan metode Bell Tanimoto dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 50 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Bell Tanimoto dengan PUH 50 Tahun No t l lt I2 I2t Log t Log l 1 5 353.8716 1769.36 125225.11 626125.57 0.70 2.55 2 10 264.8504 2648.50 70145.71 701457.13 1.00 2.42 3 20 184.6995 3693.99 34113.90 682278.02 1.30 2.27 4 40 123.4322 4937.29 15235.52 609420.65 1.60 2.09 5 60 96.18241 5770.94 9251.06 555063.42 1.78 1.98 6 80 80.19788 6415.83 6431.70 514535.94 1.90 1.90 7 120 61.72683 7407.22 3810.20 457224.13 2.08 1.79 8 240 38.9712 9353.09 1518.75 364501.08 2.38 1.59 Jumlah 1203.932 41996.22 265731.95 4510605.92 12.74 16.60 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 50 tahun. Variabel a b n Persamaan
Talbot 8470.2056 21.40106063 I =8470.21/(t+21.4)
Log t * Log l 1.78 2.42 2.95 3.35 3.53 3.62 3.72 3.79 25.16
Sherman 974.18 0.5737 I =974.18/(t0.5737)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 791.28 837.53 826.00 780.65 745.03 717.31 676.18 603.74 5977.73
Ishiguro 666.039387 -0.539408861 I =666.04/(t0.5-0.54)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandngan Metode Bell Tanimoto PUH 50 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 50 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No 1 2 3 4
t 5 10 20 40
l 211.6 161.887273 151.179877 133.517851
Talbot 320.84 269.75 204.59 137.95
Selisih 1 109.24 107.86 53.41 4.43
Sherman 386.94 259.98 174.68 117.36
Selisih 2 175.34 98.09 23.50 16.15
Ishiguro 392.70 253.99 169.38 115.14
Selisih 3 181.10 92.11 18.20 18.38
5 60 6 80 7 120 8 240 Jumlah Rata-rata
108.229421 90.994888 78.4952468 61.5778032 997.48 124.69
104.06 83.53 59.90 32.40 1213.03 151.63
4.17 7.46 18.59 29.17 334.36 41.79
93.01 78.86 62.49 41.99 1215.30 151.91
15.22 12.14 16.00 19.59 376.04 47.00
92.43 79.25 63.95 44.55 1211.39 151.42
15.80 11.74 14.54 17.03 368.90 46.11
(I2)*(t0.5) 280011.87 221820.22 152562.00 96357.87 71658.38 57526.87 41738.66 23528.44 945204.30
Uji kecocokan ntensitas hujan metode Bell Tanimoto dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dengan PUH 100 tahun. Tabel Perhitungan Harga Tetapan Untuk Metode Bell Tanimoto dengan PUH 100 Tahun I2t Log t Log l No t l lt I2 1 5 433.2752 2166.38 187727.38 938636.91 0.70 2.64 2 10 324.2789 3242.79 105156.79 1051567.91 1.00 2.51 3 20 226.1433 4522.87 51140.81 1022816.13 1.30 2.35 4 40 151.1286 6045.14 22839.86 913594.25 1.60 2.18 5 60 117.7643 7065.86 13868.44 832106.27 1.78 2.07 6 80 98.1931 7855.45 9641.88 771350.75 1.90 1.99 7 120 75.57742 9069.29 5711.95 685433.51 2.08 1.88 8 240 47.71576 11451.78 2276.79 546430.59 2.38 1.68 Jumlah 1474.077 51419.56 398363.90 6761936.34 12.74 17.30 Persamaan Intensitas Hujan untuk PUH 100 tahun. Variabel a b n Persamaan
Log t * Log l 1.84 2.51 3.06 3.49 3.68 3.79 3.91 4.00 26.28
Talbot 10370.79497 21.40106063
Sherman 1202.264435
I =10370.79/(t+21.4)
I =398.1/(t0.5737)
(log t)2 0.48856 1 1.69268 2.5666 3.16182 3.62175 4.32299 5.66541 22.5198
(t)0.5 2.24 3.16 4.47 6.32 7.75 8.94 10.95 15.49 59.33
(l)*(t0.5) 968.83 1025.46 1011.34 955.82 912.20 878.27 827.91 739.21 7319.04
Ishiguro 815.4888143 -0.54
0.5737 I =1163.05/(t0.5+2.79)
Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 100 Tahun dengan Tetapan Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Tabel Perhitungan Selisih Terkecil Perbandingan Metode Bell Tanimoto PUH 100 Tahun dengan Pola Talbot, Sherman dan Ishiguro No t l Talbot Selisih 1 Sherman Selisih 2 Ishiguro 1 5 234.58 392.83 158.25 477.53 242.95 480.81 2 10 163.021731 330.28 167.26 320.85 157.83 310.99 3 20 174.230627 250.50 76.27 215.57 41.34 207.39 4 40 136.648444 168.91 32.26 144.84 8.19 140.98 5 60 112.402758 127.41 15.00 114.78 2.38 113.17 6 80 95.4644022 102.28 6.81 97.32 1.85 97.03 7 120 82.9624997 73.34 9.62 77.12 5.84 78.30 8 240 65.7432 39.67 26.07 51.82 13.93 54.54 Jumlah 1065.05 1485.22 491.54 1499.83 474.31 1483.21 Rata-rata
133.131708
(I2)*(t0.5) 419771.19 332534.97 228708.64 144451.93 107424.46 86239.64 62571.23 35271.94 1416974.00
185.652427
61.4427295
187.478899
59.2891719
185.40146
Selisih 3 246.23 147.96 33.16 4.33 0.77 1.57 4.66 11.20 449.88 4
Mencari Delta Terkecil No.
PUH
1 2 3 4 5 6
2 5 10 25 50 100 Jumlah
Talbot 8.55 11.72 13.61 15.82 17.32 18.71 85.72
Hasper – Weduwen Sherman Ishiguro 7.23 34.74 6.16 38.89 6.34 40.61 8.39 41.50 9.81 41.77 11.39 41.80 49.33 239.30
Talbot 0.00 0.01 0.00 6.51 9.89 12.89 29.30
Van Breen Sherman 10.23 11.10 11.57 10.13 8.32 10.28 61.63
Ishiguro 9.97 10.40 10.31 7.16 5.48 8.52 51.84
Talbot 42.98 26.78 15.35 31.31 41.79 61.44 219.65
Bell Tanimoto Sherman Ishiguro 42.92 43.03 26.67 27.40 23.09 24.17 38.96 39.30 47.00 46.11 59.29 56.24 237.93 236.24
Dari Tabel di atas, delta terkecil diperoleh dari data intensitas hujan menurut metode Van Breen dengan menggunakan persamaan talbot.
Contoh Perhitungan menggunakan Metode Van Breen dengan PUH 2 Tahun
Tetapan dengan mengunakan PUH 2 Tahun Tetapan jenis I (Talbot) dengan persamaan I = a/(t+b)
(∑ I .t ).(∑ I ) − (∑ I t ).(∑ I ) n(∑ I ) − (∑ I ) 2
a
=
2
2
2
= (22991.14 × 62433.34) − (13185222.83 × 614.79)
(
8(62433.34) − 614.79
)
= 5142.324276
(∑ I )(∑ I .t ) − n(I .t ) n(∑ I ) − (∑ I ) 2
b
=
2
2
.83) = (614.79 × 22991.14) − 8(1318522 2
(
8(62433.34 ) − 614.79
)
= 29.5182 Sehingga persamaannya adalah; I = 5142.32/(t+29.52) Tetapan jenis Sherman, dengan persamaannya I = a/tn Log a =
=
(log .I ).[(Log.t )2 ] − (log .t. log I )(log .t ) 2 2 n[(log .t ) ] − (log t )
(14.42 × 22.52) − (21.80 × 12.74) 2 8[22.52] − (12.74)
= 2.6388120 a
= anti log 2.6388120 = 426.58
n
=
(log .I ).[(Log.t )2 ] − n(log .t. log I ) 2 2 n[(log .t ) ] − (log t )
=
(14.42 × 22.52) − 821.80 2 8[22.52] − (12.74)
= 0.52498 Sehingga persamaannya adalah; I = 426.58/(t0.52)
Tetapan jenis Ishiguro, dengan persamaannya I = a/(t0.5+b) =
(I .t )(I ) − (I .t )(I ) n(I ) − (I )
=
(3214.13 × 62433.34) − (249883.15 × 614.79) 2 8(62433.34) − (614.79)
0.5
a
2
2
2
0.5
2
= 387.1832704 b
=
=
(I )(I .t 0.5 ) − n(I 2 .t 0.5 ) 2 n(I 2 ) − (I ) (614.79 × 62433.34) − 8(249883.15) 2 8(62433.34) − (614.79)
= -1.776110874 Sehingga persamaannya adalah; I = 387.18/(t0.5-1.78)
Contoh Perhitungan menggunakan Metode Bell Tanimoto dengan PUH 2 Tahun
Tetapan dengan mengunakan PUH 2 Tahun Tetapan jenis I (Talbot) dengan persamaan I = a/(t+b)
(∑ I .t ).(∑ I ) − (∑ I t ).(∑ I ) n(∑ I ) − (∑ I ) 2
a
=
2
2
2
× 268.89 ) = (9379.65 ×13255.52) − (225002.84 2
(
8(13255.52 ) − 268.89
)
= 1891.779464
(∑ I )(∑ I .t ) − n(I .t ) n(∑ I ) − (∑ I ) 2
b
=
2
2
.84 ) = (268.89 ×13255.52) − 8(225002 2
(
8(13255.52 ) − 268.89
)
= 21.40106063 Sehingga persamaannya adalah; I = 1891.78/(t+21.40) Tetapan jenis Sherman, dengan persamaannya I = a/tn Log a =
=
(log .I ).[(Log.t )2 ] − (log .t. log I )(log .t ) 2 2 n[(log .t ) ] − (log t )
(11.39 × 22.52) − (16.87 × 12.74) 2 8[22.52] − (12.74)
= 2.3376193 a
= anti log 2.3376193 = 217.58
n
=
(log .I ).[(Log.t )2 ] − n(log .t. log I ) 2 2 n[(log .t ) ] − (log t )
=
(11.39 × 22.52) − 8(16.87 ) 2 8[22.52] − (12.74)
= 0.57373 Sehingga persamaannya adalah; I = 217.58/(t0.57)
Tetapan jenis Ishiguro, dengan persamaannya I = a/(t0.5+b) =
(I .t )(I ) − (I .t )(I ) n(I ) − (I )
=
(1335.10 × 13255.52) − (47149.69 × 268.89) 2 8(13255.52) − (268.89)
0.5
a
2
2
2
0.5
2
= 148.7566766 b
=
=
(I )(I .t 0.5 ) − n(I 2 .t 0.5 ) 2 n(I 2 ) − (I ) (268.89 × 13255.52) − 8(47149.69) 2 8(13255.52 ) − (268.89)
= -0.539408861 Sehingga persamaannya adalah; I = 148.76/(t0.5-0.54)
Contoh Perhitungan Blok A - ID 53, Jalur B-G61
•
Tipe Daerah Aliran : Pemukiman dengan Luas = 8.4712 Ha Sehingga Luas Total = 8.4712 Ha
•
Menghitung C Gabungan dengan menggunakan persamaan (.....),
C=
C1 . A1 + C 2 . A2 + .... + Cn. An A1 + A2 + .... + An
Dimana :
C = Koefisien Pengaliran
→ C = 0.40 Daerah Pemukiman → C = 0.55 Daerah Persawahan
A = Luas DPS (Ha) Maka didapat ;
(0.40 × 8.4712) + (0.55 × 0) 8.4712 + 0 = 0.40
C=
•
Jenis Saluran dan PUH Didapat dari tabel (....) periode ulang hujan desain, dengan mencocokkan luas DPS. Didapat ; jalur B-G61 dengan luas DPS 8.4712 Ha, sehingga mempunyai jenis saluran sekunder, dengan PUH 10 tahun, dan R = 157.23
•
R = Tinggi hujan (mm/hari) Yang digunakan adalah R Metode Gumbel, dimana CHHM terbesar dihasilkan dari perhitungan dengan metode tersebut. Digunakan ; R = 157.23
•
Lda, Sd, Lo & So didapat dari pengukuran di Peta Dimana : Lda = Panjang saluran yang ditinjau (m)
•
→ Lda = 470 m
Sd = Slope saluran (m/m)
→ Sd = 0.0021 m/m
Lo = Panjang limpasan (m)
→ Lo = 300 m
So = Slope limpasan (m/m)
→ So = 0.0233
n = kekasaran permukaan, didapat dari tabel (....) n = 0.015 (permukaan diperkeras)
•
to = Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir pada permukaan tanah menuju saluran (menit) to =
6.33(n.Lo) 0.6 (C.Ie) 0.4 .So 0.3
→
untuk panjang aliran ± 300 m
→
untuk panjang aliran ± 1000 m
1
to =
108.n.Lo 3 So
1 5
1
didapat ;
•
to =
108 × 0.015 × 300 3 1 5
0.0233 = 22.995 menit
V asumsi Mengasumsikan kecepatan sebesar 1 m/s
•
td = Waktu pengaliran dalam saluran menuju titik tinjauan (menit) Lda 60.V 470 = 60 × 1 = 7.833 menit
td =
•
tc = Waktu konsentrasi (dari titik terjauh dalam DPS menuju suatu titik tinjauan) (menit)
tc = to + td = 22.995 + 7.833 = 30.828menit •
I = Intensitas Hujan I yang digunakan adalah Hasil perhitungan dengan metode Van Breen persamaan talbot PUH 10. a t +b 8491.631342 = = 106.720 mm / jam 30.828 + 48.7413
I=
•
Q = Debit puncak limpasan banjir (m3/det) Q=
100 × C .I . A 36
→
untuk daerah dengan luas ≤ 80 Ha
Q=
100 × Cs.C.I . A 36
→
untuk daerah dengan luas ≥ 80 Ha
Luas daerah 8.4712 Ha ≤ 80 Ha
•
→
Bentuk Saluran Trapesium Mencari nilai b, dimana: R = R=
y 1 ,Z = 2 3
A P
(b + zy ) y y = 2 b + (2 y 1 + z 2 ) 1 (b + y) y y 3 = 2 2 ⎛ 1 ⎞⎟ ⎜ b + 2 y 1+ ⎜ 3 ⎟⎠ ⎝ y by + 0.577 y 2 = 2 b + 2.309 y by + 2.309 y 2 = 2by + (2 × 0.577 y 2 ) by + 2.309 y 2 = 2by + 1.154 y 2 by − 2by = 1.154 y 2 − 2.309 y 2 − by = − 1.155 y 2 b = 1.155 y
Mencari nilai luas penampang: A = (b + zy ) y = (1.155 y +
1
y) y 3 = 1.155 y 2 + 0.577 y 2 = 1.732 y 2
⎛ 100 ⎞ × 0.4 × 106.720 × 8.4712 ⎟ ⎜ 36 ⎠ Q=⎝ 1000 = 1.004 m3 / det
Mencari nilai y atau h (kedalaman saluran): 2
1 ⎛ by + 0.577 y 2 ⎞ 3 2 ⎟⎟ .S .1.732 y 2 Q = ⎜⎜ n ⎝ b + 2.309 y ⎠ 1
1 ⎛ 1.155 y + 0.577 y = ⎜⎜ n ⎝ 1.155 y + 2.309 y 2
2
2 3
⎞ 12 ⎟⎟ .S .1.732 y 2 ⎠
2
1 ⎛ 1.732 y 2 ⎞ 3 12 ⎟ .S .1.732 y 2 = ⎜⎜ n ⎝ 3.464 y 2 ⎟⎠ 2
= = = =
1
1 0.5 y 3 .S 2 .1.732 y 2 n 2 2 1 1 0.5 3 y 3 .S 2 .1.732 y 2 n 8 1 1 3 0.630. y .S 2 .1.732 n 2 1 3 12 y S .1.091 n
3
⎛ ⎞8 ⎜ ⎟ Q ⎜ ⎟ y= 1 ⎜1 ⎟ ⎜ × S 2 × 1.091 ⎟ ⎝n ⎠
3
⎞8 ⎛ ⎟ ⎜ 1.141 ⎟ ⎜ = 1 ⎟ ⎜1 ⎜ × 0.0021 2 × 1.091 ⎟ ⎠ ⎝n = 0.636 m
Mencari nilai b, T (lebar permukaan), P (keliling penampang basah), R (jari-jari hidrolis):
b = 1.155 y = 1.155 × 0.636 = 0.735m T = 2y 1+ z2 ⎛ 1 ⎞ = 2 × 0.636 1 + ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ 3⎠ = 1.469m
2
P = b + 2y 1+ z2 = b +T = 0.735 + 1.469 = 2.204 m A = (b + zy ) y 1
= (0.735 +
× 0.636)0.636
3
= 0.701m 2 y 0.701 R= = = 0.318 2 2 Kecepatan Saluran: 2
1
1 3 2 .R .S n 2 1 1 3 = × 0.318 × 0.0021 2 0.015 = 1.433m 2 / det V = Q/ A Vkontrol =
= 1.004 / 0.701 = 1.433m 2 / det
•
•
Koefisien Ambang Bebas C = 0.14
→
(Q ≤ 0.6 m3/det)
C = 0.23
→
(0.6 < Q ≤ 8 m3/det)
Fb = Ambang bebas
fb = c. y = 0.23 × 0.636 = 0.383
•
Hf
Hf = Lda × Sd = 470 × 0.0021 = 1.9
•
Elevasi Dasar Saluran awal = E.muka tnh awal − h − fb = 53 − 0.636 − 0.383 = 51.981 Elevasi Dasar Saluran akhir = E.muka tnh akhir − h − fb = 52 − 0.636 − 0.383 = 50.981
•
Kedalaman awal = E.tnh awal − E.dasar sal awal = 53 − 51.981 = 1.019 Kedalaman akhir = E.tnh akhir − E.dasar sal akhir = 52 − 50.981 = 1.019
•
Elevasi Muka Air awal = E.dasar sal awal − h = 51.981 − 0.636 = 51.345 Elevasi Muka Air awal = E.dasar sal akhir − h = 50.981 − 0.636 = 50.345
Contoh Perhitungan : Untuk Gorong –gorong ID G61, Jalur ID B-G61
•
V sal
= 1.433 m/s
Slope Sal
= 0.0021 m
Q Sal
= 1.004 m3/s
V gor
= 1.5 m/s
Panjang Gor
=8 m
Menghitung Dimensi Gorong – gorong A = =
Q Vgorong 2 1.004m3 / s 1.5m / s
= 0.670 m 2 A = 2 h2 h2 = =
A 2 A = 2
0.670m 2 2
= 0.579 m
b = 2 h = 2 * 0.579 m = 1.157m •
Menghitung Kehilangan Energi Kehilangan Energi terdiri dari : Hf in
= 0.25 *
(Vsal − Vgrg ) 2 2* g
(1.433m / s − 1.5m / s) 2 = 0.25 * 2 * 9.81 = 0.0001 m
Hf out
= 0.5 *
(Vsal − Vgrg ) 2 2* g
(1.433m / s − 1.5m / s) 2 = 0.5 * 2 * 9.81 = 0.0203 m
Hf gesek
= Slope * Pjg gorong2 = 0.0021 * 8 = 0.0170 m
Hf Total
= Hf in
+ Hf out + Hf gesek
= 0.0001 m + 0.0203 m + 0.0170 m = 0.0374 m
Contoh Perhitungan BOQ Saluran Blok A Jalur ID 53, Jalur B-G61
•
Dasar-dasar perencanan Bill of quantity (BOQ) pada perencanaan ini meliputi pekerjaan penggalian dan
pembangunan saluran (konstruksi), perhitungan volume penggalian, volume bahan pembangunan baik saluran maupun bangunan pelengkap. SALURAN (Trapesium)
Diketahui:
•
Lda
= 470 m
Y
= 0.636 m
b
= 0.735 m
fb
= 0.383 m
Volume Galian Rumusan yang digunakan : -
Volume saluran trapesium : = (0.5(b + B)).( y + fb).Lda = (0.5(b + b + 2 zy )).( y + fb).Lda = (0.5(2b + 2 Zy )).( y + fb).Lda = (0.5(2.1,155 y + 2.0.577 y )).( y + fb).Lda = (1.732 y ).( y + fb).Lda
-
Volume Galian Saluran = V .batu kali + ((1.732 y ).( y + fb).Lda ) = 69.641m3 + ((1,732 × 0,636).(0,636 + 0,383).470) = 597,242 m3
•
Volume Batu Kali = 0,16 + (0,4.( y + fb)) + ((0,2.b).Lda ) = 0,16 + (0,4.(0,636 + 0,383)) + ((0,2.0,735).470) = 69.641 m3
•
Volume Semen = (0,25.(0,25.V .batu kali) = (0,25.(0,25 × 69,641) = 4,353 m3
•
Volume Pasir ⎛3 ⎞ = ⎜ .25%.V .batu kali ⎟ ⎝4 ⎠ ⎛3 ⎞ = ⎜ .25% × 69,641⎟ ⎝4 ⎠ = 13,058 m3
Contoh Perhitungan BOQ Gorong-gorong Blok A Jalur B-G61, ID G61 GORONG – GORONG (Persegi)
Pada perencanaan ini digunakan gorong-gorong yang terdiri dari campuran semen dan beton dikarenakan beban lalu lintas yang padat sehingga akan memberikan daya tekan yang besar kepada saluran drainase yang terletak dibawah jalan raya konstruksi. Diketahui :
•
Lebar jalan
=8m
h gorong
= 0.579 m
b gorong
= 1.157 m
Volume Galian Gorong-gorong -
Volume Galian Gorong-gorong = ((0.3 + 0.5 + b).(0.4 + h + 0.2 + 0.4 + 0.3).lebar jalan = (1 + b).(1,3.h).lebar jalan = (1 + 1,157).(1,3 × 0,579).8 = 12,982 m3
•
Volume Pasangan Batu Kali = (2.( A1 + A3 ). A3 ).lebar jalan ⎧ ⎛ ⎛ 0.3 + 0.5 ⎞ ⎫ ⎞ = ⎨2.⎜⎜ ⎜ ⎟.(h + 0,2) ⎟⎟ + (0,5 + 0,7) + (0,4 + h)⎬.lebar jalan 2 ⎠ ⎠ ⎩ ⎝⎝ ⎭ = ((0,8.h) + 0,86 + (0,4.b)).lebar jalan = ((0,8 × 0,579) + 0,86 + (0,4 × 1,157)).8 = 14,287 m3
•
Volume Beton
= (0,3 + 0,3 + b).0,4.lebar jalan = (0,6 + b).0,4.lebar jalan = (0,6 + 1,157).0,4 × 8 = 5,623 m3
•
Perbandingan Volume Bahan Yang Digunakan -
Rumusan untuk menghitung perbandingan spasi Semen : kerikil : pasir 1
-
:
2
: 3
Rumusan untuk menghitung Pasangan Batu Batu : Spesi Pasangan 6 : 4
-
Rumusan untuk menghitung perbandingan spasi pasangan Semen : kerikil : pasir 1
•
:
2
: 3
Volume Semen 1⎞ ⎛1 ⎛ ⎞ = ⎜ 0,6.V . pasangan batu kali. ⎟ + ⎜ .V .beton ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ 1⎞ ⎛1 ⎛ ⎞ = ⎜ 0,6 × 14,287 × ⎟ + ⎜ . × 5,623 ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ = 1,890 m3
•
Volume Kerikil 3⎞ ⎛ 2 ⎛ ⎞ = ⎜ ker ikil pasangan batu. ⎟ + ⎜ .V .beton ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ 3⎞ ⎛ 2 ⎛ ⎞ = ⎜ 0,6.V . pasangan batu . ⎟ + ⎜ .V .beton ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ 3⎞ ⎛ 2 ⎛ ⎞ = ⎜ 0,6 × 14,287 × ⎟ + ⎜ × 5,623 ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ = 4.732 m3
•
Volume Pasir = pasir pasangan batu-pasir beton 5⎞ ⎛ 3 ⎛ ⎞ = ⎜ 0,6.V . pasangan batu ⎟ + ⎜ .V .beton ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ 5⎞ ⎛ 3 ⎛ ⎞ = ⎜ 0,6. × 14,287 × ⎟ + ⎜ × 5,623 ⎟ 9⎠ ⎝6 ⎝ ⎠ = 7,574 m3
Contoh Rekapitulasi RAB I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Uitzet dan Pasang Bouwplank Diketahui : Analisa = Taksir Volume =1 LS Harga Satuan = Rp. 500.000 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 1 x 500.000 2. Pembersihan Lokasi Diketahui : Analisa = Taksir Volume =1 LS Harga Satuan = Rp. 495.000 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 1 x 495.000 3. Administrasi dan Dokumentasi Diketahui : Analisa = Taksir Volume =1 LS Harga Satuan = Rp. 490.000 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 1 x 490.000 SUB JUMLAH
= Rp.
500.000,00
= Rp.
495.000,00
= Rp. = Rp.
490.000,00 + 1.485.000,00
II. PEKERJAAN SALURAN 1. Galian Tanah biasa Diketahui : Analisa = A.004 Volume =180504.064 m3 Harga Satuan = Rp. 19.821,00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 180504.064 x 19.821,00
= Rp.
3.577.771.049,48
2. Urugan Pasir Diketahui : Analisa = A.012 Volume =1977.455 m3 Harga Satuan = Rp. 11.925,00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 1977.455 x 11,925.00
= Rp.
23.581.151,77
3. Pasangan Batu Kali 1:3:10 Diketahui : Analisa = C.009 Volume =10546.427 m3 Harga Satuan = Rp. 269,290.00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 10546.427 x 269,290.00
= Rp.
2.840.047.345,45
4. Plesteran 1:3 Diketahui : Analisa = D.015 Volume = 92435.50m3 Harga Satuan = Rp. 17,327.00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 92435.50 x 17,327.00
= Rp.
5. Lis Sponengan Diketahui : Analisa = D.014 Volume = 92435.50m3 Harga Satuan = Rp. 2,859.50 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 92435.50 x 2,859.50 SUB JUMLAH
= Rp. 264.319.312,25 + = Rp. 8.307.348.767,46
1.601.629.908,50
III. PEKERJAAN GORONG-GORONG 1. Galian Tanah Biasa Diketahui : Analisa = A.005 Volume = 6580.602 m3 Harga Satuan = Rp. 19,821.00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 6580.602 x 19,821.00
= Rp.
130.434.112,00
2. Urugan Pasir Diketahui : Analisa = D.015 Volume = 1023.493m3 Harga Satuan = Rp. 11,925.00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 1023.493 x 11,925.00
= Rp.
12.205.154,00
3. Cor Beton Bertulang Diketahui : Analisa = B.002 Volume = 816.480 m3 Harga Satuan = Rp. 445,070.00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 816.480 x 445,070.00
= Rp.
363.390.622,00
4. Pasangan Batu Kali 1:3:10 Diketahui : Analisa = C.009 Volume = 1845.759m3 Harga Satuan = Rp. 521,615.00 Jumlah = Volume x Harga Satuan = 1845.759 x 521,615.00 SUB JUMLAH
= Rp. = Rp.
269.290,00 + 506.299.177,54
REKAPITULASI I. Pekerjaan Persiapan = II. Pekerjaan Saluran = III. Pekerjaaan Gorong-Gorong = Jumlah = PPN 10% = Jumlah Total = Dibulatkan =
1,485,000.00 8,307,348,767.46 506,299,177.54 + 8,815,132,945.00 881,513,294.50 9,696,646,239.50 9,696,646,000.00
Terbilang : Sembilan Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Seratus Dua Ribu Rupiah
Lengkung Intensitas Metode Hasper Weduwen
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Hasper Weduwen PUH 2 Tahunan 750.00 600.00 450.00 300.00 150.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Hasper Weduwen PUH 5 Tahunan 900.00 750.00 600.00 450.00 300.00 150.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
4.000
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Hasper Weduwen PUH 10 Tahunan 900.00 750.00 600.00 450.00 300.00 150.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Hasper Weduwen PUH 25 Tahunan 900.00 750.00 600.00 450.00 300.00 150.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
4.000
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Hasper Weduwen PUH 50 Tahunan 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 0.083 0.167 0.333
0.667 1.000
1.333 2.000 4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Hasper Weduwen PUH 100 Tahunan 1200.00 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 0.083 0.167 0.333
0.667 1.000
1.333 2.000 4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Lengkung Intensitas Metode Van Breen
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 2 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 5 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
4.000
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 10 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
4.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 25 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
4.000
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 50 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
4.000
Distribusi Hujan (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Lengkung Intensitas (mm/jam)
Lengkung Intensitas Van Breen PUH 100 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 0.083
0.167
0.333
0.667
1.000
1.333
2.000
Distribusi Hujan (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
4.000
Lengkung Intensitas Metode Bell Tanimoto
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Bell Tanimoto PUH 2 Tahunan 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Bell Tanimoto PUH 5 Tahunan 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
8
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Bell Tanimoto PUH 10 Tahunan 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Bell Tanimoto PUH 25 Tahunan 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
8
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Bell Tanimoto PUH 50 Tahunan 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
Intensitas Hujan (mm/jam)
Lengkung Intensitas Bell Tanimoto PUH 100 Tahunan 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
Waktu Distribusi (jam) Talbot
Sherman
Ishiguro
8
Saluran Eksisting