Mikromeritik
BAB I
PENDAHULUAN I.
Latar Belakang Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersikoloid dicirikan oleh partikel yangterlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Pengukuran mikromiretik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara, ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel di sini adalah ukuran diameter rata-rata. Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknologi partikel kecil. Pengetahuan tentang penentuan ukuran partikel kecil, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
HALIDA SYAHRAH
Page 1
Mikromeritik
Bila dihubungkan dalam bidang farmasi, yaitu bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengukuran untuk partikel penting sekali dalam mencapai sifat alir yang diperlukan dan pencampuran yang besar dari granul dan selain itu ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, perenteral, rectal dan topikal. II.
Tujuan Percobaan Tujuan praktikum ini adalah untuk melakukan pengukuran partikel dengan metode pengayakan.
HALIDA SYAHRAH
Page 2
Mikromeritik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Dasar Teori Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata (Martin, 1990). Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak (Martin, 1990). Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Moechtar, 1990).
HALIDA SYAHRAH
Page 3
Mikromeritik
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Voigt, 1994). Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel (Parrot, 1970).
Mikroskopi Optik Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan
ukuran
partikel
tersebut.
Pemandangan
dalam
mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan
HALIDA SYAHRAH
Page 4
Mikromeritik
lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini.
Pengayakan Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan.
HALIDA SYAHRAH
Page 5
Mikromeritik
Dengan cara sedimentasi Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks. Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:
18 η
d = √(𝜌−𝜌o)𝑔
ℎ
√
𝑡
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode hidrometer dan metode malance. Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “sangat kasar, cukup kasar, halus dan sangat halus”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis. Pengetahuan dan pengendalian ukuran dan kisaran ukuran partikel merupakan hal yang sangat utama dalam bidang farmasi. Oleh sebab itu, ukuran dan juga luas permukaan suatu partikel dapat dikaitkan secara bermakna dengan sifat fisik, kimia dan farmakologi suatu obat (Sinko, 2005).
HALIDA SYAHRAH
Page 6
Mikromeritik
Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik (Ansel, 1989). Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan dua nomor dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tertinggi (Ditjen POM, 1979). Biasanya pengayakan memiliki lubang berkotak-kotak. Dengan sebuah lubang berkotak dengan sisi l, kristal halus dapat melewatinya jika dimensinya tidak melewati ℓ√2. Ukuran rata- rata dari partikel melewati suatu ayakan dan tertahan oleh ayakan lain hanya dapat di perkirakan dari ukuran lubang, karena pembagian ukuran tergantung dari ukuran partikel dan bagaimana partikel melewati lubang. Misalnya, sebuah kristal lebih panjang dari ℓ√2 akan melewati pengayak jika disesuaikan dengan panjang garis tegak lurus dengan pengayak.
HALIDA SYAHRAH
Page 7
Mikromeritik
Saat kehadiran sebuah partikel yang berdimensi sangat kecil dapat melewati pengayak. Klasifikasi partikel oleh pengayak akan memiliki distribusi luas dari ukurannya (Parrot, 1970). Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut: (Anief,1987). 1. Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8) 2. Serbuk kasar adalah serbuk (10/40) 3. Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85) 4.
Serbuk halus adalah serbuk (85)
5.
Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)
6. Serbuk sangat halus adalah serbuk (200/300) Untuk menentukan ukuran atau dimensi-dimensi dari partikel serbuk yang sesungguhnya adalah sukar sekali. Sebab kumpulan dari partikel tersebut bersifat heterogen, baik bentuk maupun besarnya tidak sama, namun berdasarkan pada analogi tersebut di atas. Maka dimensi tersebut dapat ditentukan menurut sifatsifatnya seperti luas permukaan volume sama dengan volume partikel yang diselidiki dinamakan diameter volume (dv) sedangkan diameter terproyeksi adalah diameter partikel-partikel yang berbentuk bola yang mempunyai daerah pengamatan partikel yang diselidiki jika dilihat secara normal pada bidangnya yang paling stabil (Ansel, 1998). Kekuatan kompresif atau kekuatan pemecahan (crushing strength) dari granul telah didapatkan dengan penempatan granul individual di antara
HALIDA SYAHRAH
Page 8
Mikromeritik
lempengan-lempengan dan memecahkannya dengan menggunakan suatu beban kompresif.Pada banyak formulasi terdapat suatu rentangan optimum dari rata-rata kekuatan pemecahan granul untuk ukuran granul tertentu (Leon, 1989). Pengayak standar adalah pengayak yang disesuaikan.Jadi pengayak mungkin digunakan untuk ukuran tertentu.Meskipun ada beberapa seri pengayak, umumnya banyak digunakan dalam farmasi adalah pengayak seri U.S (Parrot, 1970). Dalam penentuan ukuran partikel dengan pengayak, sekumpulan pengayak dengan yang terkasar paling atas ditempatkan pada shaker dan sampel bubuk dimasukkan pada pengayak bagian atas, bahan-bahan diklasifikasi saat melewati satu pengayak dan tertahan pada batasan pengayak yang lebih halus.Diameter partikel dipertimbangkan sebagai ukuran dari lubang dalam pengayak yang lebih besar atau lebih halus, atau ukuran pada aritmetika atau geometrik yang berarti pada lubang pada dua pengayak. Ukuran manapun yang dipilih, seharusnya diterapkan dan digunakan selama pembelajaran. Batas yang digunakan pengayak dalam pengukuran ukuran partikel adalah 44µ (Parrot,1970). Diameter partikel yang melewati pengayak mesh 40 dan ditahan pada pengayak mesh 60 (digunakan 40/60) dapat didefinisikan dalam pengayak yang lebih besar. Misal 0,42 mm, beberapa partikel dapat dijelaskan sebagai pengertian aritmatika dan lubang dua pengayak, misalnya (0,42+0,25)/2 atau 0,335 mm. Ukuran partikel dapat juga dijelaskan sebagai rata-rata geometrik dari dua lubang mesh (0,42-0,25)/2 atau 0,324 mm (Parrot, 1970).
HALIDA SYAHRAH
Page 9
Mikromeritik
Pada praktiknya, suspensi encer yang telah diketahui volumenya dipompakan melalui lubang tersebut. Jika suspense tersebut cukup encer, partikelpartikel akan dapat melewati lubang tersebut satu persatu (Sinko,2005). Menggunakan simbol yang sebelumnya ditetapkan, diameter dapat ditetapkan dengan : d=
b 12 log( R2 / R1) 2t ( 1 2)
dimana R2 adalah jarak dari sumbu rotasi ke bagian bawah tabung mesin pemutar dan R2 adalah jarak dari sumbu rotasi ke bagian suspensi (Parrot, 1970). Zat-zat padat yang secara alamiah berada dalam bentuk partikel-partikel kecil dan zat padat yang telah digerus memiliki bentuk partikel tidak beraturan, dan ukuran partikel bervariasi dari yang paling besar sampai yang paling kecil (Leon,1989). II.
Uraian Bahan
Asam Benzoat (Ditjen POM 1979:49) Nama Resmi
:
Acidum Benzoicum
Sinonim
:
Asam Benzoat
RM/BM
:
C7H6O6/122,12
Rumus struktur
:
Pemerian
:
Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau
HALIDA SYAHRAH
Page 10
Mikromeritik
Kelarutan
:
Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol
III.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel uji
Prosedur Kerja (Anonim,2013) 1. Susun beberapa ayakan dengan nommor tertentu berurutan dari atas ke bawah makin besar nomor ayakan makin bersangkutan. 2. Masukkan 100 gram amilum ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama. 3. Di ayak serbuk bersangkutan selam 3 menit pada getaran tertentu pada alat shaker. 4. Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan. 5. Buat kurva distribusi % bobot diatas / dibawah ayakan.
HALIDA SYAHRAH
Page 11
Mikromeritik
BAB III
METODE KERJA I.
Alat dan Bahan
Alat Alat yang digunakan dalam praktikum adalah ayakan (no 35, 40, 60, 120, 170, dan 230), cawan porselin, kuas, sendok tanduk, dan timbangan.
Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah asam benzoat dan kertas timbang.
II. Langkah Percobaan 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Ditimbang asam benzoat 100 gram. 3. Disusun ayakan berdasarkan nomor ayakan. 4. Dimasukkan 100 gram asam benzoat ke dalam ayakan yang paling atas. 5. Ayakan ditutup rapat. 6. Disetel fibrator pada kecepatan 60 rpm selama durasi waktu 15 menit 7. Setelah 15 menit, fibrator dimatikan 8. Dikeluarkan serbuk yang tinggal pada tiap ayakan dan kemudian ditimbang.
HALIDA SYAHRAH
Page 12
Mikromeritik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN I.
Hasil Percobaan dan Perhitungan
Tabel pengamatan Ukuran No Ayakan
pori ratarata
Berat tertinggal
% tertinggal
% tertinggal x ukuran pori
35/40
0,46 mm
16,835 gr
19,72 gr
9,07 %
40/60
0,335 mm
14,15 gr
16,582 gr
5,55 %
60/120
0,1875 mm
15,25 gr
21,703 gr
4,06 %
120/170
0,0665 mm
17,62 gr
20,649 gr
1,37 %
170/230
0,075 mm
6,82 gr
7,992 gr
0,59 %
Kurva distribusi
%tertinggal 25000 20000 15000 10000 5000 0
HALIDA SYAHRAH
%tertinggal
Page 13
Mikromeritik
Perhitungan 1. Ukuran pori rata-rata
35/40
=
=
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 35+ 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 40 2
0,50+0,42 2
= 0,46 mm
40/60
=
=
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 40 + 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 60 2
0,42 mm + 0,250 mm 2
= 0,335 mm
60/120
=
=
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 60 + 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 120 2
0,250 mm + 0,125 mm 2
= 0,1875 mm
120/170
=
=
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 120 + 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 170 2
0,125 mm + 0,088 mm 2
= 0,1065 mm
HALIDA SYAHRAH
Page 14
Mikromeritik
170/230
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 170 + 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 230
=
2
0,088 mm + 0,062 mm
=
2
= 0,075 mm 2. Cara cari berat tertinggal 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 35 + 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 40
35/40 =
2 20,7 𝑔𝑟 + 13,60 𝑔𝑟
=
2
= 16,835 gr 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 40+ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 60
40/60 =
2
13,6 𝑔𝑟 + 14,70 gr
=
2
= 14,15 gr
60/120=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 60+ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 120
=
2
14,70 𝑔𝑟 + 22,34 2
= 18,52 gr
120/170 =
=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 120+ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 170 2
22,34 gr + 12,90 𝑔𝑟 2
= 17,62 gr
HALIDA SYAHRAH
Page 15
Mikromeritik
170/230 =
=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 170+ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 230 2
12,90 𝑔𝑟 + 0,74 gr 2
= 6,82 gr 3. Cara cari % berat tertinggal 35/40
= =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 35/40 Ʃ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 16,835 𝑔𝑟
x 100%
x 100%
85,33 𝑔𝑟
= 19,729 % 40/60
= =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 40/60 Ʃ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 14,15 𝑔𝑟 85,33 gr
x 100 %
x 100%
= 16,582 % 60/120
= =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 60/120 Ʃ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 18,52 𝑔𝑟 85,33 gr
x 100 %
x 100%
= 21,703 % 120/170
= =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 120/170 Ʃ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 17,62 𝑔𝑟 85,33 gr
x 100 %
x 100%
= 20,649 % 170/230
=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 170/230 Ʃ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙
x 100 %
6,82 𝑔𝑟
= 85,33 gr x 100% = 7,992 % HALIDA SYAHRAH
Page 16
Mikromeritik
4. Cara cari % teringgal x ukuran pori rata-rata 35/40
= % tertinggal x ukuran pori
= 19,729 % x 0,46 = 9,07 % 40/60
= % tertinggal x ukuran pori = 16,582% x 0,335 = 5,55 %
60/120
= % tertinggal x ukuran pori = 21,703% x 0,1875 = 4,06 %
120/170
= % tertinggal x ukuran pori = 20,649% x 0,0665 = 1,37 %
170/230
= % tertinggal x ukuran pori = 7,992 % x 0,075 = 0,59 %
5. DAV (diameter rata-rata) dav = = =
∑ % 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙×𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑖 100 20,64 𝑔𝑟 100
0,2064 𝑚𝑚
Jadi, diameter rata-rata dari asam benzoat yaitu 0,2064 mm
HALIDA SYAHRAH
Page 17
Mikromeritik
II.
Pembahasan Mikromimetik merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus tentang ukuran suatu partikel, dimama ukuran partikel ini sangat kecil. Ukuran partikel bahan obat padat memiliki peran penting dalam farmasi, sebap ukuran partikel mempunyai pengaruh yang penting dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek terapinya. Ukuran partikel, yang berarti juga luas permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologik suatu obat. Secara klinik, ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat dari sediaaanya yang diberikan baik secara oral, parental, rektal dan topikal. Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran terhadap diameter suatu zat
padat
yaitu
asam
benzoat
dengan
menggunakan
metode
ayakan
dengan menggunakan alat vibrator agar sampel yang dilakukan pengujian dapat melewati tahap demi tahap ayakan yang telah disusun dari nomor mesh terkecil hingga nomor mesh terbesar, yakni dari nomor mesh 35, 40, 60, 120, 170 dan 230. Alat vibrator di set selama selang waktu 15 menit. Untuk selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap zat yang tertahan dalam masing-masing nomor mesh. Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling bawah) hal ini bertujuan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.
HALIDA SYAHRAH
Page 18
Mikromeritik
Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari mesin penggerak bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi gerakan mesin, misalnya tekanan udara di atasnya atau yang faktor yang lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi yang bekerja kecuali gaya gravitasi yang mengarah jatuhnya partikel ke arah bawah. Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana dimana hanya memerlukan timbangan, ayakan dan alat vibrator, serta waktu yang dibutuhkan cukup singkat. Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat dengan metode secara mikroskopik. Dari data yang diperoleh bahwa umumnya diperoleh zat sisa yang tertahan dengan semakin tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini karena ukuran dalam tiap inci semakin kecil lubangnya. Pada praktikum ini dilakukan pengayakan 100 gram asam benzoat dengan menggunakan ayakan. Setelah dilakukan pengayakan selama 15 menit ditimbang asam benzoat yang tertinggal ditiap-tiap ayakan dan didapat hasil yaitu untuk ayakan 35/40 sebanyak 16,835 gram, ayakan 40/60 sebanyak 14,15 gram, ayakan 60/120 sebanyak 15,25 gram, ayakan 120/170 sebanyak 17,62 gram, dan ayakan 170/230 sebanyak 6,82 gram. Setelah dijumlah semuanya didapatkan hasil sebanyak 85,33 gram dari jumlah semula yaitu 100 gram. Metode ini merupakan metode untuk mengetahui tingkat kehalusan dari suatu zat. Dengan melihat semakin banyak zat yang tertinggal dalam ayakan maka semakin kasar zat tersebut.
HALIDA SYAHRAH
Page 19
Mikromeritik
Dari hasil percobaan, diperoleh diameter rata-rata dari granul asam benzoat adalah sebesar 0,2064 mm. Berdasarkan dari literatur “pharmaceutical excipients” yang menyatakan bahwa diameter dari asam benzoat yaitu 0,2 mm. hal ini berarti hasil percobaan sesuai dengan literatur. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengukur partikel bahan obat yang mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologinya.
HALIDA SYAHRAH
Page 20
Mikromeritik
BAB V
PENUTUP
I.
Kesimpulan Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa diameter rata-rata dari asam benzoat yang telah diayak diperoleh 0,2064 mm.
II.
Saran Sebaiknya laboratorium lebih melengkapkan dan memperbanyak alat, agar praktikan
dapat
melakukan percobaan dengan
cepat
dan
dapat
lebih
mengevesienkan waktu dalam melakukan praktikum.
HALIDA SYAHRAH
Page 21
Mikromeritik
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., (2000), “Ilmu Meracik Obat”, UGM Press, Yogyakarta Ansel. H. C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, terjemahan Faridah Ibrahim.Universitas Indonesia:Jakarta. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. edisi III, Jakarta. Effendi, Idris. 2004. “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”, Jurusan Farmasi, UNHAS, Makassar Leon., (1989)., “Teori dan Praktek Farmasi Industri”., UI Press., Jakarta Martin, A. 1990. Farmasi Fisika. Buku II, UI Press, Jakarta. Mirawati. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Makassar; Jurusan Farmasi Universitas Muslim Indonesia Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. UGM Press, Yogyakarta. Parrot, L,E.1970. Pharmaceutical Technologi. Burgess Publishing Company, Mineapolish, Sinko, P. 2005. Martin’s Phisical Pharmacy and Pharmaceutical Sience 5th Edition. Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore Voigt, R.1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi. edisi V, Cetakan I, UGM Press, Yogyakarta.
HALIDA SYAHRAH
Page 22
Mikromeritik
SKEMA KERJA
Bersihkan ayakan
Masukkan 50 gram asam benzoat ke dalam ayakan paling atas
Susun ayakan dari mesh tertinggi (dari bawah ke atas).
Ayak secara manual selama 15 menit
Timbang bahan yang tertinggal disetiap ayakan
Hitung ukuran asam benzoat.
HALIDA SYAHRAH
Page 23