HYGIENE DAN SANITASI DI RUANGAN LABORATORIUM
OLEH :
PUTU DIANA SARI
P07134014007
NI MADE SIANDARI
P07134014015
DESAK GEDE DIAN PURNAMA DEWI
P07134014027
MADE WULAN KESUMASARI
P07134014028
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Dalam pelayanan segala kebutuhan yang diperlukan telah siap sedia, seperti pelayanan akomodasi, restoran, bar, fitness center, transportasi, dsb. Semua fasilitas ini tidak hanya menampilkan mutu, citarasa masakan, kenyamanan saja, akan tetapi factor yang sangat penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian atau jaminan kebersihan untuk kesehatan sesuai tujuan orang menikmati fasilitas tersebut demi kelangsungan hidupnya yaitu “Hygiene dan Sanitasi” (kesehatan dan kebersihan). Untuk itu dalam mengelola seluruh fasilitas yang ditawarkan secara professional haruslah sesuai dengan aturan kesehatan yang berlaku, sehingga pengguna jasa mendapatkan kenikmatannya sendiri dengan jaminan kesehatan.
A. Definisi Hygiene a) Secara Umum Kata “higiene” berasal dari bahasa yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah yunani, higiene berasal dari nama seorang dewi yaitu Hygea (dewi pencegah penyakit). Pengertian higiene ada beberapa,yang intinya sama yaitu : 1.
Menurut Brownell, higiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan.
2.
Menurut Gosh, higiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat
3.
Higiene adalah ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan pengertian higiene adalah
suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitikberatkan usahanya pada kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan keselamatan jasmani maupun rohani manusia dan juga lingkungan hidup sekitarnya. b) Di Laboratorium Higiene laboratorium adalah suatu usaha kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di dalam laboratorium, agar suatu laboratorium layak digunakan untuk kegiatan pemeriksaan, penelitian atau kegiatan lainnya sehingga tidak mempengaruhi aktifitas tenaga kerja maupun hasil penelitian yang dilakukan di dalamnya. c) Secara Personal
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap
kesehatan,
serta
tingkat
perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan
terus
dapat
mempengaruhi
kesehatan
secara
umum.
Personal Higiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan higiene berarti sehat jadi higiene personal adalah suatu usaha perawatan diri untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan diri seseorang baik untuk kesehatan fisik maupun psikis.
B. Tindakan Higiene di Laboratorium Contoh tindakan higiene di laboratorium dapat dilakukan pada diri sendiri dan pada ruangan laboratorium, yaitu : 1) Pada diri sendiri : a)
Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) saat melakukan penelitian, contohnya : sarung tangan, masker, jas laboratorium, alas kaki tertutup, dll
b) Tidak makan atau minum di dalam laboratorium c) Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di sembarang tempat d) Tidak memegang alat yang menggunakan arus listrik saat tangan basa e)
Mencuci tangan dan menggunakan antiseptik sesering mungkin,setelah bekerja dan sebelum makan.
f)
Mensterilkan ose atau alat-alat yang digunakan setelah selesai bekerja
g)
Tidak memakai perhiasan atau melepas perhiasan karena akan menimbulkan kontaminasi mikrobiologis secara tidak langsung atau kontaminasi fisik.
2) Pada ruangan laboratorium : a)
Dilarang merokok ( Karena rokok dapat bereaksi dengan bahan kimia yang mudah terbakar, rokok dapat terkontaminasi mikroba yang terdapat dalam sampel pemeriksaan, dan dapat mengganggu kenyamanan pasien maupun petugas laboratorium lainnya).
b)
Setelah melakukan pemeriksaan, meja praktikum dibersihkan menggunakan desinfektan (kreolin),peralatan disterilkan.
c)
Menggunakan inkas ketika melakukan pemeriksaan bakteriologi, agar mencegah percikan dorplet.
d)
Meletakan sampel pada tempatnya, sehingga tidak membahayakan petugas laboratorim yang lainnya.
e)
Menyimpan reagen-reagen yang berpotensi bahaya bagi kesehatan maupun keamanan laboratorium pada tempatnya.
C. Tujuan Tindakan Higiene di Laboratorium Tindakan hygiene di Laboratorium memliki tujuan tersendiri yang tentu sangat bermanfaat yaitu: a) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang b) Memelihara kebersihan diri seseorang c) Memperbaiki higiene personal yang kurang d) Mencegah penyakit
D. Definisi Sanitasi a) Secara umum Definisi sanitasi menurut beberapa ahli, yaitu: 1)
Menurut Dr.Azrul Azwar. MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai factor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
2)
Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
3)
Menurut
Ehler
dan
Steel
(1958)
sanitasi
adalah
usaha
pencegahan
Penyakit, dengan cara menghilangkan atau mengawasi faktor-faktor lingkungan yang merupakan perantara pemindahan penyakit. 4)
Sedangkan batasan WHO, yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan adalah usaha pengawasan terhadap lingkungan fisik manusia yang dapat atau mungkin dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani, dan kelangsungan hidupya.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah usaha pecegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya pada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup.
b) Di Laboratorium Usaha pencegahan atau pengawasan terhadap lingkungan laboratorium yang mungkin dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani dan kelangsungan hidupnya. Di Laboratorium, ruang lingkup dari sanitasi adalah sanitasi air, yaitu upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air dari pembuangan limbah manusia untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. c) Di Lingkungan Sanitasi lingkungan adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatan kesehatan manusia.
E. Tindakan Sanitasi Berbagai macam tindakan yang dapat dilakukan sebagai salah
tindakan sanitasi di
laboratorium dan rumah sakit, sebagai berikut : Sanitasi di laboratorium a) Melakukan pengelolaan terhadap limbah medis terutama yang berbentuk cair agar tidak mencemari air atau lingkungan sekitar dengan cara mengelompokkannya berdasarkan potensi yang terkandung dalam limbah tersebut. Contohnya: Limbah infeksius Limbah dari pasien yang memiliki penyakit menular ,seperti limbah sampel typus, hepatitis, AIDS, TBC, dan penyakit menular lainnya.Maka limbah tersebut harus diseterilkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran pembuangan. Limbah kimia Limbah dari bahan-bahan kimia yang berbahaya,limbah tersebut harus diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke saluran pembuangan agar tidak membahayakan lingkungan sekitar. Limbah organik dan anorganik tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, pH,mikrobiologik dan parameter yang lainnya b)
Menjaga
pengelolaan
dan
penyediaan
air
bersih
agar
tidak
terkontaminasi oleh bakteri nosocomial. c)
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana prasarana yang tersedia.
d) Melakukan sterilisasi ruangan
F. Manfaat Sanitasi Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga dan memperhatikan sanitasi di lingkungan laboratorium kesehatan , misalnya: 1)
Mencegah penyakit menular.
2)
Mencegah kecelakaan kerja.
3)
Menghindari pencemaran.
4)
Mengurangi
jumlah presentase sakit di tempat kerja. 5)
Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.
PENGERTIAN DAN FUNGSI LABORATORIUM A. Pengertian Laboratorium Kata laboratorium merupakan bentuk serapan dari bahasa Belanda dengan bentuk asalnya laboratorium (Jumariam, dkk, 1996). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2002) laboratorium diartikan sebagai tempat mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Menurut Soejitno (1983) laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi, yaitu: a. laboratorium dapat merupakan wadah, yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hard ware) b. laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (soft ware). c. laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan penerapannya d. laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah, eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru, cara-cara kerja, dan sebagainya e. dilihat dari segi “clientele” maka laboratorium merupakan tempat dimana dosen, mahasiswa, guru, siswa, dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar mengajar. f. dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Dalam hal demikian ini dalam bidang teknik laboratorium, di sini dapat diartikan sebagai bengkel kerja (work shop) g. dilihat dari segi hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki dapat merupakan dan berfungsi sebagai Pusat Sumber Belajar (PSB). Dalam pembelajaran biologi laboratorium tidak hanya diartikan sebagai sebuah ruangan tempat percobaan dan penyelidikan dilakukan, tetapi alam terbuka/lingkungan seperti kebun, halaman, taman, kolam, hutan, dan lain sebagainya dapat disebut sebagai
laboratorium. Hal ini karena biologi mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup, dan di alam/ lingkungan sekitar banyak sekali kejadian/ proses kehidupan yang dapat diamati dan dikaji. Menurut Rustaman & Rustaman (1997) laboratorium merupakan salah satu sarana penunjang yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar biologi, sedang sarana pada pembelajaran biologi dapat diartikan sebagai beberapa hal, seperti berikut : a. sebagai unsur pencapaian tujuan, artinya sarana bukan semata-mata sebagai alat bantu atau alat pelengkap, melainkan bersama-sama dengan materi dan metode berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan b. sebagai pengembang kemampuan, terutama alat-alat yang dapat dimanipulasi atau dirakit atau dimodifikasi atau media yang sengaja direncanakan untuk meningkatkan kemampuan tertentu, seperti kemampuan mengamati, menafsirkan, menyimpulkan, merakit alat, mengukur, memilih alat yang tepat c. sebagai katalisator dalam pemahaman materi, misalnya melalui alat yang diperagakan, perbuatan, pengalaman langsung d. sebagai pembawa informasi, terutama dalam bentuk media misalnya gambar, radio, televisi, film, slide film. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran biologi dapat dilakukan di dalam ruangan laboratorium, atau di luar ruangan yaitu memanfaatkan laboratorium alam. Hal ini disesuaikan dengan materi yang dipraktikumkan. Untuk ruang laboratorium diperlukan desain khusus karena di laboratorium, selain terdapat ruangan tempat siswa melakukan kegiatan belajar/ praktikum, terdapat pula ruangan-ruangan lain yaitu ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang timbang, dan ruang gelap. Luas ruangan praktikum biasanya disesuaikan dengan jumlah siswa yang menggunakannya, yang diperkirakan 2,5 m2 untuk tiap siswa. Tata letak (lay out) disesuaikan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga keamanan, sedang tata ruang tergantung pada kondisinya, namun perlu diatur sehingga mempermudah kegiatan praktikum/ pemanfaatannya. Untuk mendukung kelancaran pemanfaatan la boratorium alam dapat disediakan kebun botani, “green house”, dan lainlain. Peralatan yang harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium antara lain adalah meja yang terdiri dari meja kerja siswa, meja kerja guru, meja demonstrasi, dan meja dinding; kursi; lemari; bak cuci; listrik; papan tulis; rak; alat dan bahan praktikum; alat peraga
pendidikan seperti model, bagan, contoh hewan & tumbuhan; perkakas; kotak P3K dan isinya; alat pemadam api; dan alat kebersihan. Pengelolaan laboratorium juga penting untuk diperhatikan yang secara garis besar menurut Rustaman, dkk (2003) pengelolaan laboratorium dibedakan menjadi kegiatan pemeliharaan, penyediaan, dan peningkatan daya guna laboratorium. Berikut adalah contoh desain laboratorium.
Gambar 1. Contoh desain laboratorium (Rustaman, dkk, 2003) B. Fungsi Laboratorium dalam Pembelajaran Adanya kelengkapan sarana pembelajaran seperti tersedianya laboratorium diharapkan dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar biologi. Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut : a. memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya saling kaji-mengkaji dan saling mencari dasar b. memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/ siswa c. memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial d. menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran e. memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/ siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan f. memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja laboratorium.
Di dalam pembelajaran sains/ IPA, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan di kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran, sebagai museum kecil, perpustakaan IPA dan tempat sumber belajar IPA (Wirjosoemanto, dkk, 2004). Secara umum kegiatan pemanfaatan laboratorium di sekolah-sekolah adalah melalui kegiatan praktikum, yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA termasuk biologi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan seperti yang dijelaskan oleh Woolnough (dalam Rustaman, dkk, 2003) yang mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum IPA. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan kemampuan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Engkoswara (1982) mengatakan bahwa melalui kegiatan praktikum yang biasanya dilakukan di laboratorium, siswa diharapkan dapat: a. mengembangkan berbagai keterampilan secara terintegrasi b. mengenal berbagai peralatan laboratorium c. mengenal berbagai desain dan peralatan untuk eksperimen d. mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan menginterprestasikan data e. mengembangkan sikap untuk melakukan sesuatu secara tepat dan akurat f. mengembangkan keterampilan dalam mengobservasi g. mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil eksperimen h. mengembangkan kecakapan dalam menulis laporan i. mengembangkan kemampuan untuk belajar dan melakukan percobaan sendiri j. menambah keberanian berfikir sendiri dan menanggung resiko k. merangsang berfikir siswa melalui eksperimen l. mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dengan berbagai variabel yang banyak dan berbagai kemungkinan pemecahannya m. mengembangkan keberanian untuk mengadakan kerja sama, mengembangkan inisiatif, dan menggunakan berbagai sumber n. mengembangkan tanggung jawab pribadi o. mengembangkan kecakapan untuk bekerja secara efektif sebagai anggota dari suatu tim.
Melihat betapa pentingnya kegiatan praktikum, maka di tiap-tiap sekolah sudah seharusnya melaksanakan praktikum dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kegiatan pemanfaatan laboratorium dapat dilihat dari intensitas praktikum yang dilaksanakan oleh masing-masing sekolah. Jika guru sering melaksanakan praktikum menunjukkan bahwa guru tersebut telah berusaha untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar dan memberikan pengalaman-pengalaman nyata bagi siswanya. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Hasil belajar optimal akan tercapai apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional dalam proses pembelajaran. Kegiatan laboratorium merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam belajar IPA, sehingga hasil belajar akan lebih optimal. Ditinjau dari tujuan kegiatan laboratorium yaitu membantu mendorong siswa untuk aktif belajar dengan memberi kesempatan pada siswa untuk mencoba sendiri atau mengamati keadaan nyata, dapat memotivasi siswa untuk belajar IPA dan meningkatkan hasil belajar. Semangat belajar pada diri siswa akan selalu ada jika siswa tersebut selalu termotivasi. Jadi, jika praktikum rutin/ sering dilaksanakan maka siswa akan termotivasi dan hasil belajarnya dapat meningkat. Disisi lain, keberhasilan pelaksanaan praktikum juga dapat ditunjang oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor sekolah, guru, siswa, fasilitas, dan waktu. Untuk faktor siswa, pada kenyataannya antara siswa yang satu dengan siswa yang lain mempunyai kemampuan melaksanakan praktikum yang berbeda-beda. Hal ini karena masing-masing anak mempunyai intelegensi yang berbeda, sehingga penguasaan konsep dasar dari masing-masing siswa juga berbeda. Woolnough (dalam Rustaman dkk, 2003) mengemukakan bahwa bentuk praktikum bisa berupa latihan, investigasi (penyelidikan) atau bersifat pengalaman. Bentuk praktikum yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan aspek tujuan dari praktikum yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar kegiatan laboratorium atau praktikum turut berperan dalam mencapai 3 tujuan pembelajaran, antara lain: a. Keterampilan kognitif, misalnya : - melatih agar teori dapat dimengerti - agar teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata. b. Keterampilan afektif, misalnya : - belajar bekerja sama - belajar menghargai bidangnya
- belajar merencanakan kegiatan secara mandiri. c. Keterampilan psikomotorik, misalnya : - belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan - belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu. Penerapan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran memiliki kebaikan dan kelemahan. Kebaikan dari pelaksanaan praktikum antara lain: - melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses - siswa dapat meyakini akan hasilnya, karena langsung mendengar, melihat, meraba, dan mencium yang sedang dipelajari - siswa akan mempunyai kemampuan dalam ketrampilan mengelola alat, mengadakan percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu berfikir analitis - siswa lebih cenderung tertarik pada obyek yang nyata di alam sekitarnya - memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap inovatif, dan saling bekerja sama - membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman ketrampilan kerja dan pengalaman berfikir ilmiah. Sedangkan kelemahan/ kekurangan dari praktikum antara lain : - Guru harus benar-benar mampu, menguasai materi dan ketrampilan - tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dan tidak semua diajarkan dengan metode praktik - alat-alat dan bahan yang mahal harganya dapat menghambat untuk melakukan praktik - banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga kemungkinan dapat dilaksanankan diluar jam pelajaran (Indarto, 2002). DAFTAR PUSTAKA Lubis, M. 1993. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Rustaman, N.; Dirdjosoemarto, S.; Yudianto, S. A.; Achmad, Y.; Subekti, R.; Rochintaniawati, D. & Nurjhani, M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI. Wirjosoemarto, K.; Adisendjaja, Y. H.; Supriatno, B. & Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI.