Hutan_mangrove.docx

  • Uploaded by: Rana Wiratama
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hutan_mangrove.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,912
  • Pages: 30
MAKALAH

PERANAN HUTAN MANGROVE PADA LINGKUNGAN PESISIR DAN PANTAI

Disusun oleh : Kelompok 3 1. Wahyuni

14120170200

2. Nirwana Rosa Muslim

14120170203

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersamasama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: “organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan”. Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber daya alam yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas di dalamnya. Selain itu ekosistem pesisir dan laut mempunyai potensi sebagai sumber bahan pangan, pertambangan dan mineral, energi, kawasan rekreasi dan pariwista. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem pesisir dan laut merupakan aset yang tak ternilai harganya di masa yang akan datang. Ekosistem pesisir dan laut meliputi estuaria, hutan

2|Peranan Hutan Mangrove

mangrove, padang lamun, terumbu karang, ekosistem pantai dan ekosistem pulau-pulau kecil. Komponen-komponen yang menyusun ekosistem pesisir dan laut tersebut perlu dijaga dan dilestarikan karena menyimpan sumber keanekaragaman hayati dan plasma nutfah. Salah satu komponen ekosistem pesisir dan laut adalah hutan mangrove. Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempattempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hutan mangrove 2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri hutan mangrove 3. Untuk mengetahui bagaimana Peranan hutan mangrove 4. Untuk mengetahui pencemaran lingkungan yang terjadi di laut dan hubunganna dengan hutan mangrove 5. Untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian hutan mangrove

BAB II

3|Peranan Hutan Mangrove

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan Mangrove Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan bakau. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasangsurutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara sungai. Tumbuhan tersebut tergenang di saat kondisi air pasang dan bebas dari genangan di saat kondisi air surut. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis & sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciriciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut dan tergolong dalam ekosistem peralihan atau dengan kata lain berada di tempat perpaduan antara habitat pantai dan habitat darat yang keduanya bersatu di tumbuhan tersebut. Hutan mangrove juga berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahanbahan pencemar. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Pada hutan mangrove: tanah, air, flora dan fauna hidup saling memberi dan menerima serta menciptakan suatu siklus ekosistem tersendiri. Hutan mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan, dan lain-lain. Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik (detritus) yang dihasilkan dari dekomposisi serasah mangrove (seperti daun, ranting dan bunga). Hutan mangrove sangat berbeda dengan tumbuhan lain di hutan pedalaman tropis dan subtropis, ia dapat dikatakan merupakan suatu hutan di pinggir laut dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Akarnya, yang selalu

4|Peranan Hutan Mangrove

tergenang oleh air, dapat bertoleransi terhadap kondisi alam yang ekstreem seperti tingginya salinitas dan garam. Hal ini membuatnya sangat unik dan menjadi suatu habitat atau ekosistem yang tidak ada duanya. Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat dinamakan hutan mangrove. Istilah ‘mangrove’ digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya. Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar. Flora mangrove terdiri atas pohon, epipit, liana, alga, bakteri dan fungi. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia adalah sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit. Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis mangrove yang banyak ditemukan antara lain adalah jenis api-api (Avicennia sp), bakau (Rhizophora sp), tancang (Bruguiera sp), dan bogem atau pedada (Sonneratia sp), merupakan tumbuhan mangrove utama yang banyak dijumpai. Jenis-jenis mangrove tersebut adalah kelompok mangrove yang menangkap, menahan endapan dan menstabilkan tanah habitatnya. Fauna mangrove hampir mewakili semua phylum, meliputi protozoa sederhana sampai burung, reptilia dan mamalia. Secara garis besar fauna mangrove dapat dibedakan atas fauna darat (terrestrial), fauna air tawar dan fauna laut. Fauna darat, misalnya kera ekor panjang (Macaca spp.), Biawak (Varanus salvator), berbagai jenis burung, dan lain-lain. Sedangkan fauna laut didominasi oleh Mollusca dan Crustaceae. Golongan Mollusca umunya didominasi oleh Gastropoda, sedangkan golongan Crustaceae didominasi oleh Bracyura.

5|Peranan Hutan Mangrove

B. Ciri-ciri Hutan Mangrove Hutan mangrove memiliki ciri-ciri fisik yang unik di banding tanaman lain. Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar.

Gambar Pohon Mangrove Hal ini terlihat pada jenis Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, dan Sonneratia caseolaris yang tumbuh, berbuah dan berkecambah di Kebun Raya Bogor dan hadirnya mangrove di sepanjang tepian sungai Kapuas, sampai ke pedalaman sejauh lebih 200 km, di Kalimantan Barat. Mangrove juga berbeda dari hutan darat, dalam hal ini jenis-jenis mangrove tertentu tumbuh menggerombol di tempat yang sangat luas. Disamping Rhizophora spp., jenis penyusun utama mangrove lainnya dapat tumbuh secara “coppice”. Asosiasi hutan mangrove selain terdiri dari sejumlah jenis yang toleran terhadap air asin dan lingkungan lumpur, bahkan juga dapat berasosiasi dengan hutan air payau di bagian hulunya yang hampir seluruhnya terdiri atas tegakan nipah Nypa fruticans.

Ciri-ciri ekosistem mangrove terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah : 1. memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;

6|Peranan Hutan Mangrove

2. memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.; 3. memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora; 4. memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon. Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus ekosistem mangrove, diantaranya adalah : 1. tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama; 2. tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat; 3. daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat; 4. airnya berkadar garam (bersalinitas) payau hingga asin.

C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mangrove Menurut para ahli bakau dijumpai banyak faktor yang memberi pengaruh terhadapt penyebaran dan pertumbuhan bakau. Berbagai faktor tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terkait dengan kemampuan genetika dan perkembangbiakan tanaman serta aktivitas tanaman bakau sendiri seperti terkait dengan genetika atau spesiesnya, kemampuan adaptasi, kemampuan perkawinan silang, kemampuan mutasi dan modifikasi, serta kekmapuan melakukan penyebaran dari jenis tanaman bakau atau faktor biologis tanaman ini biasanya secara rinci dijelaskan oleh para ahli biologis. Terkait dengan faktor ekstern yang memberi pengaruh pada penyebaran dan pertumbuhan mangrove sebenernya sejalan dengan berbagai faktor fisik geografis mulai dari jenis tanah, morfologi, landscape, iklim, suhu, sampai dengan kondiri air dan sejenisnya. Adapun menurut beberapa ahli bakau seperti yang disebutkan diitas, beberapa faktor fisik geografis yang berkontribusi terhadap penyebaran dan pertumbuhan mangrove adalah sebagai berikut. Faktor penyebaran pohon mangrove

7|Peranan Hutan Mangrove

1. Faktor fisiografi pantai Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan keberadaan serta luas hutan mangrove. Diketahuan bahwa pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnyamangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbu. Hal tersebut menunjukan bahwa pada pantai yang landai dengan kondisi gelombang yang lembutlah yang paling disukai oleh pertumbuhan dan perkembangan mangrove. 2. Faktor Pasang-surut

Pasang surut suatu pantai yang terjadi di kawasan hutan mangrove sangat menentukan zonasi, pertumbuhan, dan penyebaran kehidupan mangrove. Dalam kondisi seperti itu menjadikan komunitas hewan serta ikan yang mampu hidup dan berasosiasi dengan ekosistem mangrove menjadi lebih bagus dan beragam jenisnya. Pengaruh kondisi pasang-surut terhadap pertumbuhan mangrove antara lain dapat dijelaskan sebagaimana uraian berikut. a. Faktor lama pasang air laut dipantai. Dalam hal ini terkait dengan: (a) lama terjadinya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi perubahan salinitas air di mana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut; (b) perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal dan; (c) perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme. b. Durasi pasangnya air laut di pantai yang terkait dengan hal-hal berikut: (a) struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda; (b) komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang 8|Peranan Hutan Mangrove

atau frekuensi penggenangan. Misalnya: penggenangan sepanjang waktu, maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis bluguiera serta xylocarpus kadang-kadang ada. c. Rentang pasang air laut (tinggi pasang). Hal mana terkait dengan: (a) akar tunjang yang dimiliki Rhizophora murconata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya; (b) Pneumatophota sonneratia sp.menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon mangrove 1. Gelombang dan Arus Terkait dengan faktor keberadaan gelombang dan arus air laut yang menimpa suatu pantai, dapat dijelaskan bahwa keberadaan gelombang dan arus laut sangat terkait dengan keberadaan tumbuhan mangrove di pantai di mana tumbuhan ini berada, keterkaitan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.

Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove. Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar dan kuat biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan

b.

Gelombang dan arus juga berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies mangrove, misalnya buah mangrove atau sering disebut sebagai rhizophoza terbawa gelombang dan arus sampai menemukan media yang cocok atau yang sesuai untuk menancap dan dapat akhirnya tumbuh.

c.

Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan dan endapan tanah pasir di muara sungai. Prose sedimentasi semacam itu menimbulkan berbagai padatan sedimen pasir, hal ini merupakan substrat yang baik untuk menunjang pertumbuhan mangrove.

d. Gelombang dan arus laut yang menerpa pantai dapat mempengaruhi daya

tahan organisme akuatik di area pantai, ia melalui transportasi nutrientnutrient (unsur hara sebagai “makanan” mangrove) penting bagi mangrove

9|Peranan Hutan Mangrove

ke laut. Nutrient-nutrient yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun yang berasal dari run off daratan dan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut. Hal tersebut menjadikan lahan pantai itu menjadi subur bagi pertumbuhan mangrove. 2. Iklim Sebagaimana diketahui bahwa iklim mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan bagi setiap tanaman (termasuk di dalamnya tanaman mangrove), ia merupakan faktor fisik yang terkait dengan sinar atau cahaya matahari, suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin. Jadi pengaruh iklim terhadap pertumbuhan mangrove senantiasa terkait dengan kondisi cahaya, curah hujam, suhu dan angin. Penjelasan mengenai faktorfaktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Cahaya, diketahui bahwa cahaya matahari senantiasa memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis, respirasi, fisiologi dan struktur fisik mangrove, (2) intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis). Pencahayaan mempengaruhi pertumbuhan mangrove, (3) laju pertumbuhan tahunan mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya; (4) cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi di mana tumbuhan yang berada di luar kelompok(gerombol) akan menghasilkan lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol. b. Curah hujan, memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) jumlah,lama dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangrove; (2) curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah; (3) curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun.

10 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

c. Suhu, senantiasa memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1)suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi); (2) produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20ºC dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang; (3) Rhizophora stlylosa, ceriops, excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28°C; (4) bruguire tumbuh optimal pada suhu 27°C dan xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 2126°C. d. Angin, memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus; (2) angin merupakan agen polinasi dan diseminarsi biji sehingga membantu terjadi proses reproduksi tumbuhan mangrove. e. Salinitas atau kadar garam air laut, diketahui bahwa slinitas atau kadar garam air laut memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt; (2) Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan; (3) Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang; (4) Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air. f. Oksigen terlarut, sebagaimana diketahui bahwa keberadaan oksigen yang ada atau yang dikandung oleh air memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut: (1) Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya; (2) Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis;

11 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

(3) Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari. g. Substrat, diketahui bahwa subtrat yang terkandung pada tanah pantai ternyata

memberikan

pengaruh

bagi

tumbuhan

mangrove,

sebagaimana penjelasan berikut: (1) Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove; (2) Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur; (3) Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir; (4) Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan, misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi

hutan

avicennia

/sonneratia

/rhizophora

/bruguiera; (5) Mg>Ca>Na atau K yang ada Nipah; (6) Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca. h. Unsur hara tanaman, diketaui bahwa unsure hara tanaman yang terkandung dalam tanah memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove. Unsur hara yang terdapat di dalam ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan organik, yakni meliputi: (1) Anorganik: P, K, Ca, Mg, Na and; (2) Organik: allochtonous dan autochtonous (fitoplankton, bakteri, alga). D. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Peranan, manfaat dan fungsi hutan Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak sekali. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan, manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.

12 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan akarnya. Menurut kamus Webster, habitat didefinisikan sebagai “the natural abode of a plant or animal, esp. the particular location where it normally grows or lives, as the seacoast, desert, etc”. terjemahan bebasnya kira-kira adalah, tempat bermukim di alam bagi tumbuhan dan hewan terutama untuk bisa hidup dan tumbuh secara biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir dan sebagainya. Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species dan daya dukung lingkungan hidupnya. Telah banyak diketahui bahwa pulau, sebagai salah satu habitat komunitas mangrove, bersifat dinamis, artinya dapat berkembang meluas ataupun berubah mengecil bersamaan dengan berjalannya waktu. Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau karena pergeseran lapisan dasar laut. Tetapi sedikit orang yang mengetahui bahwa mangrove berperan besar dalam dinamika perubahan pulau, bahkan cukup mengagetkan bila ada yang menyatakan bahwa mangrove itu dapat membentuk suatu pulau. Dikatakan bahwa mangrove berperan penting dalam ‘membentuk pulau’. Beberapa berpendapat bahwa sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap, menyimpan, mempertahankan dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan struktur akarnya yang lebat, sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove sebagai “shoreline stabilizer” daripada sebagai “island initiator” atau sebagai pembentuk pulau. Dalam proses ini yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon mangrove tersebut menjadi lebih stabil dengan adanya mangrove tersebut.

13 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

Peran mangrove sebagai barisan penjaga adalah melindungi zona perbatasan darat laut di sepanjang garis pantai dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah yang dilindunginya tersebut. Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon mangrove. Bila buah mangrove jatuh dari pohonnya kemudian terbawa air sampai menemukan tanah di lokasi lain tempat menetap buah tersebut akan tumbuh menjadi pohon baru. Di tempat ini, pohon mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya yang rapat dan kompleks. Di tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan yang terbawa air akan terperangkap menyangkut pada akar mangrove. Proses ini akan berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi proses penstabilan tanah dan lumpur atau barisan pasir (sand bar). Melalui perjalanan waktu, semakin lama akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang datang dan tumbuh di lokasi tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan ombak laut yang akan meyapu lumpur dan pasir. Bila proses ini berjalan terus, hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus berkembang dengan pertumbuhan berbagai jenis mangrove serta organisme lain dalam suatu ekosistem mangrove. Dalam proses demikian inilah mangrove dikatakan sebagai bisa membentuk pulau. Sebagai barisan pertahanan pantai, mangrove menjadi bagian terbesar perisai terhadap hantaman gelombang laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga melindungi bagian dalam pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai yang terjadi. Mangrove merupakan pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi organisme yang hidup di tengahnya. Daun mangrove yang jatuh akan terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi plankton dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae yang berkembang akan menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan air di habitat yang bersangkutan. Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat terbentuk dan berkembang dari pertumbuhan biji mangrove. Pada saat terjadi badai, mangrove memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu yang bertambat. Sistem perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap

14 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

gelombang dan angin serta mencegah erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove mengumpulkan bahan yang terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran arus air. Apabila mangrove ditebang atau diambil dari habitatnya di pantai maka akan dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan terhadap erosi pantai oleh gelombang laut, dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut menjadi keruh yang kemudian menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena kekurangan oksigen. Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang lamun (seagrass). Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues). Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah: 1.

Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai. Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah

adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri. 2.

Menjernihkan air. Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya

berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak

15 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati. 3.

Mengawali rantai makanan. Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai

dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove. 4.

Melindungi dan memberi nutrisi. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah

nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove. 5.

Manfaat bagi manusia. Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove

sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah: d.

Tempat tambat kapal. Daerah teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu. Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan

perlindungan

dengan

bagi

perahu

dan

kapal

dengan

mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar cara

16 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang pohon mangrove yang bersangkutan. e.

Obat-obatan. Kulit batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular, rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis pohon yang berasosiasi dengan mangrove (blind-your-eye mangrove) atau Excoecaria agallocha dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena mata, akan tetapi cairan getah ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati sakit akibat sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat dipakai mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata. Kulit pohon tancang digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan menurunkan panas. Di Kambodia bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan, buah tancang dapat membersihkan mata, obat sakit kulit dan di India dipakai menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan dalam air bisa dipakai dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).

f.

Pengawet. Buah pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.

g.

Pakan dan makanan. Daunnya banyak mengandung protein. Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur atau lalapan. Daun-daun ini dapat dijadikan tambahan

17 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi madu yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati dapat pula dimakan. . h.

Bahan mangrove dan bangunan. Batang pohon mangrove banyak dijadikan bahan bakar baik sebagai kayu bakar atau dibuat dalam bentuk arang untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang yang cukup tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat digunakan untuk balok konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan tahan air dipakai untuk bahan bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis tancang yang besar dan keras dapat dijadikan pilar, pile, tiang telepon atau bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga untuk joran pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring. Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan

sebagai berikut: 1. Secara Fisik : a.

Menjaga agar garis pantai tetap stabil

b.

Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.

c.

Menahan badai/angin kencang dari laut

d.

Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.

e.

Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar

f.

Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.

2. Secara biologi a. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan. b. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang.

18 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

c. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain. d. Sumber plasma nutfah & sumber genetik. e. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota. 3. Secara Ekonomis Ekonomis : a.

Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.

b.

Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obatobatan, kosmetik, dll

c.

Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery

d.

Tempat wisata, penelitian & pendidikan.

E. Kerusakan Dan Pencemaran Lingkungan Pesisir dan Pantai 1.

Abrasi Pantai Abrasi

pantai

adalah

proses pengikisan pantai yang dikarenakan

kekuatan gelombang laut dan arus laut yang kuat dan bersifat merusak, dan kerusakan atau abrasi pantai disebabkan oleh gejala alami dan ulah tangan manusia, Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi berbahaya terhadap pantai. Abrasi biasanya terjadi akibat penggundulan hutan bakau oleh manusia. Di Indonesia sendiri, banyak sekali terdapat hutan bakau, akan tetapi semakin lama semakin berkurang akibat penebangan yang melebihi batas yang ditentukan, untuk perdagangan, dll. Mangrove dibutuhkan karena ditanam di pinggiran pantai, karena akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Pemanasan global terjadi karena gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di

19 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.

Gambar Mencairnya es di kutub

Gambar tejadinya abrasi laut Sebagai contoh terjdinya Abrasi Pantai yaitu : a.

Di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu terjadi abrasi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. . Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi memiliki kawasan hutan mangrove yang masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi

b.

Di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Kerawang yaitu di kecamatan Pedes dan Cibuaya mempunyai tingkat abrasi yang cukup tinggi. Dampak lain dari adanya abrasi adalah menghancurkan rumah-rumah penduduk dan tambak-tambak udang dan bandeng yang berorientasi eksport milik warga setempat, yang menyebabkan kerugian dan mengurangi pendapatan dan roda perekonomian daerah tersebut.

20 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

2. Pencemaran Lingkungan Laut dan Dampaknya Pencemaran laut

merupakan rusaknya kondisi laut akibat perbuatan

manusia. Aktifitas manusia sehari-hari memegang peranan yang paling besar dan merupakan penyebab utama dari terjadinya polusi laut dunia.

Gambar Pencemaran Limbah Padat di laut

Gambar buangan air limbah dan tumpahan minyak

Lebih dari 80 persen polusi laut yang terjadi pada lautan berasal dari aktivitas yang terjadi di darat. Mulai dari hancurnya terumbu karang, penumpukan sampah, timbunan zat kimia berbahaya, sampai peningkatan suhu permukaan laut sehingga mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem yang ada di laut. Berton-ton sampah yang dibuang ke sungai setiap harinya, yang akhirnya bermuara ke laut, pembuangan limbahlimbah dan zat-zat kimia oleh pabrik dan kebocoran kapal tanker merupakan factor-faktor yang menyebabkan pencemaran laut yang diakibatkan oleh manusia. Tumpahan minyak tentu berdampak pada banyak hal, diantaranya, terhadap kondisi lingkungan laut, biota laut, dan tentu saja berdampak pada ekonomi nelayan..Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi

21 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutam mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya..Hutan mangrove merupakan sumber nutrien dan tempat pemijah bagi ikan, dapat rusak oleh pengaruh minyak terhadap sistem perakaran yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2. Contoh terjdinya Pencemaran Lingkungan Pantai yaitu : a. Kasus yang terjadi di daerah Balikpapan yaitu pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton. b. Kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. c. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu 3.

Pencemaran Logam Berat dan Dampaknya Aktifitas industri dan padat penduduk serta pada daerah-daerah yang

terdapat aktifitas pertambangan, perairannya akan beresiko tercemar logam berat. Supriharyono (2000) dalam Panjaitan, (2009), mengatakan zat berbahaya seperti logam berat muncul di perairan dengan konsentrasi melebihi nilai ambang batas karena industri belum dilengkapi dengan proses pengolahan limbah yang baik. Logam berat dapat menyebar di udara, tanah dan perairan.

22 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

Suatu perairan dikatakan tercemar oleh logam berat apabila kandungan logam berat pada badan air tersebut telah melebihi nilai baku mutu lingkungan yang ditetapkan untuk kandungan logam berat. Beberapa jenis logam berat yang sering dijumpai dalam badan air perairan pesisir dan laut pada perairan yang tercemar adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Jenis-jenis logam berat tersebut terdapat dalam badan air karena pemanfaatannya menyisakan limbah yang nantinya dibuang ke lingkungan, misalnya pemanfaatan Cr untuk memberi warna cemerlang pada perkakas dari logam, Co digunakan sebagai bahan magnet yang kuat pada loudspeaker atau microfon, Pb sebagai bahan baterai, Hg sebagai bahan pelarut emas, Cu sebagai kawat listrik, Ni sebagai bahan baja tahan karat, dan Zn sebagai pelapis kaleng (Rompas, 2010). Logam berat yang ada di perairan suatu saat akan mengendap ke dasar perairan dan mengalami proses sedimentasi bersama lumpur (Rahman, 2006). Proses sedimentasi terjadi karena logam - logam tersebut tidak dapat terurai. Distribusi logam didalam air dan sedimen akan mempengaruhi biota disekitar lingkungan tersebut. Misalnya udang, kerang, dan ikan. Logam berat akan terakumulasi kedalam tubuh biota laut. Logam berat yang terlarut di perairan ada yang bersifat mikronutrie/essensial bagi hewan dan tumbuhan tetapi, ada juga yang tidak dibutuhkan sebagai mikronutrien atau non-essensial. Kerang memperoleh makanan dengan menyaring air. Logam berat juga mudah terakumulasi ke dalam tubuh ikan.

Logam berat Pb dan Cd terakumulasi ke dalam tubuh udang

(Crustaceae) lewat permukaan tubuh dengan cara difusi dari lingkungan perairan (Conell dan Miller, 1995; Rahman, 2005). Dalam rantai makanan di perairan yang tercemar logam berat akan terakumulasi ke dalam tubuh fitoplanton. Fitoplanton yang mengandung logam berat dimakan oleh ikan-ikan kecil, kemudian ikan-ikan besar memakan ikan-ikan kecil, dan ikan-ikan besar maupun kecil dimakan oleh manusia. mangrove memiliki kemampuan alami untuk membersihkan lingkungan

Ekosistem dari

berbagai bentuk zat pencemar sehingga penggunaan tanaman mangrove sebagai tumbuhan penyerap logam berat dari perairan sangat tepat.

23 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

Ekosisten hutan

mangrove memiliki fungsi ekonomis dan ekologis. Secara ekologis manfaat hutan mangrove yang dapat dirasakan adalah melindungi pantai dari ancaman gelombang besar, angin ribut, pengendali intrusi air laut, habitat berbagai fauna, tempat mencari makan dan memijah berbagai jenis udang dan ikan, pembangunan lahan melalui proses sedimentasi, mereduksi polutan, pencemar air, penyerap CO2 dan penghasil O2. Anggoro (2006) mengatakan bahwa tumbuhan mangrove mampu menyerap pencemar logam berat dari perairan yang sudah tercemar. Dengan demikian tumbuhan mangrove dapat dijadikan tanaman fitorediasi terhadap pencemaran logam berat di perairan Indonesia.

F. Upaya Melestarikan Hutan Mangrove Untuk konservasi hutan mangrove dan pantai, Pemerintah RI telah menerbitkan Keppres No. 32 Tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian

fungsi

pantai,

sedangkan

kawasan

hutan

mangrove

adalah

kawasan pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara lain: 1. Penanaman kembali mangrove Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan keuntungan kepada masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat. 2. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya. 3. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab. 4. Izin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi.

24 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

5. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi 6. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir 7. Program komunikasi konservasi hutan mangrove 8. Penegakan hukum Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Artinyadalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat sangat penting dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu juga mengandung pengertian bahwa konsep-konsep lokal (kearifan lokal) tentang ekosistem dan pelestariannya perlu ditumbuhkembangkan kembali sejauh dapat mendukung program ini. Beberapa peraturan yang berhubungan dengan perlindungan hutan mangrove antara lain PerPres No. 73 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove, UU No. 1 tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulaupulau Kecil, UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara sungai. 2. Ciri-ciri ekosistem mangrove adalah : a. memiliki jenis pohon yang relatif sedikit; b. memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada apiapi Avicennia spp.;

25 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

c. memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora; d. memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon. 3. Ciri-ciri khusus ekosistem mangrove, diantaranya adalah : a. tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama; b. tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat; c. daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat; d. airnya berkadar garam (bersalinitas) payau hingga asin 4. Manfaat mangrove antara lain adalah: a. Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai. b. Menjernihkan air. c. Mengawali rantai makanan. d. Melindungi dan memberi nutrisi. e. Manfaat bagi manusia : Tempat tambat kapal, Obat-obatan, Pengawet, Pakan dan makanan, dan Bahan mangrove dan bangunan. B. Saran 1. Melestarikan hutan mangrove yang ada di sekitar kita. 2. Penanaman kembali mangrove yang telah rusak. 3. Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. 4. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya. 5. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab. 6. Izin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi. 7. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan lokal tentang konservasi 8. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir 9. Program komunikasi konservasi hutan mangrove 26 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

10. Penegakan hukum bagi pihak-pihak yang merusak hutan mangrove.

DAFTAR PUSTAKA

Hutan Mangrove. (a.n). [online].http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbsmangrove.htm. (Rabu, 1 November 2017) Hutan Bakau Hutan Mangrove; Definisi dan Fungsi. (alamendah). [online].http://alamendah.files.wordpress.com(Rabu, 1 November 2017) Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove. (a.n). [online]. http://ekologihutan.blogspot.com (Rabu, 1 November 2017) Hutan Mangrove Indonesia, Sumber Daya Alam Yang Terlupakan. (a.n). [online].http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/hutan-mangroveindonesia-sumber-daya.html (Rabu, 1 November 2017) Hutan Mangrove dan Luasannya di Indonesia. [online].http://mbojo.files.wordpress.com (Rabu, 1 November 2017)

27 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

(a.n).

Pencemaran Hutan Mangrove (a.n) https://himka1polban.wordpress.com/.../pencemaran-hutan-mangrove November 2017)

[onlie]. (Rabu, 1

Pelestarian Hutan Mangrove SolusiPencegahanPencemaranLogamBerat Di Perairan Indonesia, http://core.ac.uk/download/pdf/12346572.pdf https://cuekbebekseru.blogspot.com/2011/08/pencemaran-lingkungan.html (Rabu, 1 November 2017) Tumpahan Minyak di Hutan Mangrove (a.n) [online]. https://blogs.unpad.ac.id/.../2013/.../tumpahan-minyak-di-hutan-mangrove (Rabu, 1 November 2017)

28 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

29 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

30 | P e r a n a n H u t a n M a n g r o v e

More Documents from "Rana Wiratama"

Hutan_mangrove.docx
May 2020 7
Poster.pdf
December 2019 13
Said Al Khater
May 2020 17
Electromagnetism.docx
June 2020 15
Week 4.docx
April 2020 17