Humaniora, Skenario 1.docx

  • Uploaded by: Elsha Labiba
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Humaniora, Skenario 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,388
  • Pages: 4
1. Konsep – konsep dasar filsafat ilmu pengetahuan sebagai dasar pertimbangan dalam mengatasi masalah Kedokteran Gigi Filsafat melakukan dua hal : di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta serta menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di sisi lain, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan dan tindakan (Gie, 2007:59). Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul What Is Science menegaskan bahwa persoalan-persoalan di dalam kehidupan masyarakat, jika masalah itu dikatakan ilmiah, harus meliputi komponen-komponen : sikap, metode, tindakan, kesimpulan dan implikasi. Sikap ilmiah diperlukan dalam menyelesaikan problem kehidupan manusia. Sikap ilmiah ini sangat penting dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Bahm menjelaskan bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat, yakni harus memiliki rasa ingin tahu, bersifat spekulatif dan objektif, membuka cakrawala pengetahuan baru atau inovatif serta mampu memberikan penilaian, dan bersifat tentatif (Bahm, 1985:45). Bahm juga memberikan hipotesis bahwa sesungguhnya masalah ilmiah dapat diterima oleh para ilmuwan dan masyarakat jika dapat dikomunikasikan, dapat dipecahkan secara ilmiah, dan bahkan dapat dipecahkan dengan menggunakan metode secara ilmiah juga. Dengan demikian, setiap persoalan–persoalan yang muncul di dalam kehidupan manusia itu harus dapat diteliti dan dikaji secara ilmiah. Di sini, filsafat ilmu berperan dan berfungsi untuk mengkaji permasalahan secara ilmiah. (Sumber : Jurnal Filsafat Vol.21, Nomor 2, Agustus 2011) Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya ilmu (pengetahuan), ilmu tentang ilmu (Wibisono, 2009:13). Berkenaan dengan filsafat dalam konteks kearifan hidup personal maupun kolektivitas tertentu, filsafat ilmu (Philosophy of Science) adalah sebuah refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu, khususnya terhadap tendensi filsafat ilmu (Sutrisno, 2006:19), yaitu filsafat sebagai “pandangan hidup” atau weltanschauung. Hal ini berkaitan dengan upaya sekelompok manusia untuk merespon dan menjawab permasalahan pokok kehidupan manusia. Selain itu, filsafat sebagai pandangan hidup hampir sama juga dengan Pancasila yang merupakan way of life. Karena itu, Pancasila dan filsafat juga memiliki ilmu pengetahuan (knowledge). (Sumber : Jurnal Filsafat Vol.21, Nomor 2, Agustus 2011) Di sisi lain, ketika berbicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, filsafat sebagai metode dan kedua, filsafat sebagai suatu pandangan (Hadi,1994:19). Oleh karena itu, di sini filsafat sebagai sebuah ilmu pengetahuan akan dijadikan sebagai pandangan hidup.

2. Menjelaskan pengertian dan langkah – langkah berpikir kritis, efektif sebagai dasar pertimbangan mengatasi masalah Kedokteran Gigi PENGERTIAN Definisi di atas menjelaskan bahwa berpikir kritis sebagai: (1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan

pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metodemetode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Santrock menyatakan pikiran kritis (critical thinking) adalah memahami makna masalah secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan berpikir secara reflektif dan bukan hanya menerima pernyataan-pernyataan dan melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Definisi ini mengandung makna bahwa pemikiran kritis sering mengasumsikan pada penalaran kehidupan sehari-hari untuk menerima pernyataan, hasil penelitian dan melaksanakan mekanisme pembelajaran. (Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012) LANGKAH BERPIKIR KRITIS EFEKTIF Berikut adalah penjelasan skema dari keenam kecakapan berpikir kritis utama: (1) Interpretasi, menginterpretasi adalah memahami dan mengekpresikan makna dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, penilaian prosedur atau kriteria. Interpretasi mencakup sub kecakapan mengkategorikan, menyampaikan signifikasi dan mengklarifikasi makna; (2) Analisis, menganalisis adalah mengidentifikasi hubungan inferensial dan aktual diantara pertanyaan-pertanyaan, konsepkonsep, deskripsi untuk mengekpresikan kepercayaan, penilaian dan pengalaman, alasan, informasi dan opini. Analisis meliputi pengujian data, pendeteksian argumen, menganalisis argumen sebagai sub kecapakan dari analisis; (3) Evaluasi, berarti menaksir kredibilitas pernyataanpernyataan atau representasi yang merupakan laporan atau deskripsi dari persepsi, pengalaman dan menaksir kekuatan logis dari hubungan inferensial, deskripsi atau bentuk representasi lainnya. Contoh evaluasi adalah membandingkan kekuatan dan kelemahan dari interpretasi alternatif; (4) Inference, berarti mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang diperlukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal, membuat dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan menyimpulkan konsekuensi dari data; (5) Eksplanasi/Penjelasan, berarti mampu menyatakan hasil-hasil dari penalaran seseorang, menjustifikasi penalaran tersebut dari sisi konseptual, metodologis dan konstektual; (6) Regulasi Diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapan di dalam analisis dan evaluasi untuk penilaiannya sendiri. (Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 – Desember 2012)

3. Menjelaskan pengertian dan langkah – langkah masalah yang efektif Pembelajaran yang menggunakan langkah Polya dalam Model Problem Based Instruction yang dapat meningkatkan kemampuan siswa pada penyelesaian masalah, yakni: 1) orientasi siswa pada masalah

2) mengorganisasi siswa untuk belajar 3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tahap orientasi siswa pada masalah, kegiatan yang dilakukan adalah mengingatkan kembali siswa tentang materi sebelumnya. Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar, diawali dengan mengorganisir siswa dalam kelompok-kelompok belajar, penyajian materi, membagikan masalah dalam bentuk LKS kepada masing-masing kelompok. Tahap membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, dalam menyelesaikan LKS siswa menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya, yakni: (a) memahami masalah (b) membuat perencanaan (c) melaksanakan perencanaan (d) melihat kembali hasil yang diperoleh bersama kelompoknya. Pada saat kerja kelompok peneliti mengontrol kerja siswa dalam kelompok dan memberikan bantuan seperlunya jika ada kelompok yang mengalami kesulitan. Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyajikan hasil pekerjaan kelompoknya di papan tulis, dan siswa atau ke- lompok yang lain menanggapi hasil pekerjaan tersebut. Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. (Rudtin, Nur Afrianti) 4. Mampu menjelaskan ketrampilan internet untuk untuk menggali info dan sumber belajar sebagai dasar pertimbangan dalam mengatasi masalah Kedokteran Gigi Sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat dapat diakses melalui internet. Adanya internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk digital library. Internet akan membantu dalam penyelesaian penelitian dan tugas akhir mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat juga dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet, banyak tugas akhir dan thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya (www.jurnal-kopertis4.org). Internet juga bermanfaat bagi para pengajar dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat: (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.

Menurut Adri (2007), pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber dan sarana pembelajaran, dapat diimplementasikan sebagi berikut: 1. Browsing, merupakan istilah umum yang digunakan bila hendak menjelajahi dunia maya atau web. 2. Resourcing adalah menjadikan internet sebagai sumber pengajaran. 3. Searching merupakan proses pencarian sumber pembelajaran guna melengkapi materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. 4. Consulting dan communicating (JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI DINAMIKA PENDIDIKAN Vol. V, No. 2, Desember 2010)

5. Menjelaskan dampak penggunaan Teknologi Informasi dalam masyarakat sebagai dasar pertimbangan dalam mengatasi masalah Kedokteran Gigi Adapun dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan menurut Christyn Elisabeth Siagian (2012) dapat dibedakan menjadi dua, yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah : informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan, inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengahruskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan, sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem telnologi informasi dan komunikasi. Dampak negatif teknologi informasi dalam dunia pendidikan, antara lain: kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan, walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal, salah satu dampak negatif televise adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).

Related Documents

Humaniora Kel 4.docx
December 2019 36
Skenario Kontrak.docx
May 2020 11
Ronde Skenario
October 2019 38
Skenario C.ppt
December 2019 27

More Documents from "endangwahyu"