HUKUM WARIS PADA BANCI DISUSUN OLEH : 1. KHUSNUL CHOTIMAH
(16010000036)
2. PRAMESTHI DWI
(16010000153)
PENGERTIAN Banci/Khunsi adalah manusia yang mempunyai alat kelamin ganda (laki-laki dan perempuan) atau mempunyai alat kelamin yang tidak menyerupai keduanya.
ORANG BANCI DALAM PEMBAHASAN WARIS ISLAM DIKLARIFIKASIKAN MENJADI DUA
BANCI WADHIH Yaitu banci yang sudah jelas, maksudnya dapat dilihat unsur yang dominan baik dari segi alat kelaminnya maupun sifat-sifatnya. Apakah dia laki-laki atau perempuan
Tanda-tanda tergolong perempuan • Haid • Hamil
• Senang kepada laki-laki • Keluar kencing dari alat kelamin perempuan
Tanda-tanda tergolong laki-laki • Senang kepada perempuan • Keluar mani atau kencing dari alat kelamin lakilaki
Note • Apabila kencing dari alat kelamin keduanya maka hukumnya yang keluar terlebih dahulu, dan jika sudah dihukumi dengan tanda-tanda yang sudah dijelaskan diatas namun tiba-tiba keadaannya berubah maka hukumnya tetap kecuali tanda yang kedua lebih kuat daripada tanda yang pertama seperti hamil • Kejelasan status orang banci juga bisa dilihat dari pertumbuhan badannya dengan mengamati tanda-tanda khusus apakah sebagai laki-laki atau perempuan, misalnya dari payudara atau rambutnya
BANCI MUSYKIL Yaitu banci yang belum jelas unsur dominannya, baik dari segi alat kelamin, pertumbuhan badannya maupun sifat-sifatnya, apakah dia laki-laki atau perempuan sehingga secara hukum dia belum bisa dikategorikan sebagai lelaki atau perempuan
Pembagian Waris Dilakukan dua kali dalam perhitungan, dia sebagai laki-laki dan sebagai perempuan. Terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi : kemungkinan hasil perhitungan sama kemungkinan berbeda
Contoh Seseorang meninggal dunia dengan ahli waris : ayah, ibu, anak perempuan, cucu banci harta yang ditinggalkan setelah dikurangi untuk kewajiban masih ada Rp 600.000.000,-
Banci dihitung laki-laki
• Ibu
: 1/6
• Ayah
: 1/6
• Anak perempuan : ½ • Cucu banci
: ashabah
• Asal masalah
:6
• Ibu
= 1/6 x 600.000.000
= 100.000.000 • Ayah
= 1/6 x 600.000.000 = 100.000.000
• Anak perempuan = ½ x 600.000.000 = 300.000.000 • Cucu banci
= ashabah = 100.000.000
Banci dihitung perempuan
• Ibu
: 1/6
• Ayah
: 1/6
• Anak perempuan : ½
• Cucu banci
: 1/6
• Asal masalah
:6
• Ibu
= 1/6 x 600.000.000 = 100.000.000
• Ayah
= 1/6 x 600.000.000 = 100.000.000
• Anak perempuan = ½ x 600.000.000 = 300.000.000 • Cucu banci
= 1/6 x 600.000.000
= 100.000.000
JIKA HASIL PERHITUNGAN BERBEDA ANTARA YANG BANCI DIHITUNG LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MAKA DI KALANGAN ULAMA TERDAPAT PERBEDAAN PENDAPAT
MADZHAB HANAFI Bahwa pemberian hak waris bagi banci adalah hasil perhitungan yang paling sedikit antara perhitungan laki-laki dan perempuan Maka yang diberikan kepadanya adalah hasil perhitungan terkecil diantara kedua perhitungan tersebut
MADZHAB MALIKI Bahwa pemberian waris bagi banci adalah tengah-tengah di antara perhitungan dia sebagai laki-laki dan perempuan Hasil perhitungannya dijumlahkan dan dibagi menjadi dua
MADZHAB SYAFI’I Bahwa hak banci dan ahli waris yang lain diberikan yang terkecil, sedangkan sisanya ditangguhkan sampai ada kejelasan
Contoh Seseorang meninggal dunia dengan sisa harta Rp 300.000.000,- dengan ahli waris seorang anak laki-laki dan seorang anak banci
DIHITUNG LAKI-LAKI
DIHITUNG PEREMPUAN
Anak laki-laki
:½
Anak laki-laki
: 2/3
Anak banci (laki-laki)
:½
Anak banci (perempuan)
: 1/3
Anak laki-laki
= ½ x 300.000.000 = 150.000.000
Anak banci (laki-laki)
Anak laki-laki
= 2/3 x 300.000.000 = 200.000.000
Anak banci (perempuan)
= ½ x 300.000.000
= 1/3 x 300.000.000
= 150.000.000
= 100.000.000
Jika hasil tersebut diinformasikan dengan pendapat para madzhab MADZHAB HANAFI Anak laki-laki
= 200.000.000
Anak banci
= 100.000.000
MADZHAB MALIKI Anak laki-laki
= (150.000.000 + 200.000.000) : 2 = 175.000.000
Anak banci
= (150.000.000 + 100.000.000) : 2 = 125.000.000
MADZHAB SYAFI’I
Anak laki-laki
= 150.000.000
Anak banci
= 100.000.000
Sisa
= 50.000.000 (disimpan sampai anak yang banci menjadi jelas statusnya)
THANK YOU