Hubungan Manusia Dengan Perubahan Sosial
Nama 1. Fitri Nur Asriyani 2. Evita Pratiwi 3. M Arief 4. Nurul Fadhilah 5. Wirda Affiyanti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut. Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
1.2 Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah : 1.
Bagaimana Hakekat Peradaban?
2.
Bagaimana Hakekat Hidup Manusia?
3.
Bagaimana Peradaban dan Perubahan Sosial?
4.
Seperti Apa Teori Mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, dan Ketergantungan?
5.
Apakah Yang Dimaksud Modernisasi?
6.
Bagaiman Peradapan Indonesia di Tengah Modernisasi dan Globalisasi?
1.3 Tujuan Dalam penyusunan makalah ini tujuan yang hendak dicapai adalah: 1.
Mengetahui Hakekat Peradaban
2.
Mengetahui Hakekat Hidup Manusia
3.
Mengetahui Peradaban dan Perubahan Sosial
4.
Mengetahui Teori-Teori Mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, dan Ketergantungan
5.
Mengetahui Modernisasi
6.
Mengetahui Peradapan Indonesia di Tengah Modernisasi dan Globalisasi
7. Memenuhi tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar IKIP Budi Utomo Malang 1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1
Definisi Manusia
Manusia sebagai makhluk individu. Dalam bahasa latin individu berasal dari kataindividuum, artinya yang tidak terbagi. Dalam bahasa inggris Individu berasal dari kata indan divied. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak dan divied artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang di katakan sebagai manusia individu mana kala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia “perseorangan” atau ”orang seorang” yang memiliki keunikan. Ciri seorang individu tidak hanya mudah di kenali lewat ciri fisik atau biologisnya. Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga beda-beda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali mudah di kenali. Seorang individu adalah perpaduan faktor genotipe dan fenotipe. Faktor genotipeadalah faktor yang dibawa sejak lahir. Faktor fenotip adalah faktor ingkungan. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Menurut Nursyid Samaatmajda, kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakkan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Manusia sebagi makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagi makhluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengsn orang lain. Manusia dikatakan juga sebagai makhluk social, karena manusia tidak akan bisa hidup sebagi manusia jika tidak hidup di tengah-tengah manusia. Cooley memberi nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang di pengaruhi orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama,seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua, seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga, seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang di rasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya. Manusia dikatakan makhluk sosial apabila kita tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan pertolongan dari orang lain. Menurut George Herbert Mead, pengembangan diri manusia berlangsung beberapa tahap, yaitu: ·
Play stage (bermain)
·
Game stage (bertanding)
·
Significant other (bersama orang dekat)
·
Generalized other (bersama masyarakat secara umum)
1.4.2
Definisi Peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: ·
Pendidikan,
·
Kemajuan teknologi
·
Ilmu pengetahuan.
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian peradaban menurut Fairchild, dkk. (1980:41) dalam Nursyid (1996:67): Dengan demikian, peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang di cirikan oleh tarah intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercemin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai berap atau mencapai peradaban yang tinggi.
1.4.3
Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap: 1.
Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2.
Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu diselesaikan ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial (dan Wilbert E. Maore, Order and Change, Essay in Comparative Sosiology, New York, John Wiley & Sons, 1967 : 3. perubahan kebudayaan) itu sendiri. Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya. Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya: (1) tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu, (2) tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu, (3) tindakan emosional, serta (4) tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi). Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah.
Konsepnya dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model powerbased karena menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu: (1)Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah, (2) Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah resistences, dan (3) Refreesing, membawa kembali kelompok kepada keseimbangan yang baru (a new dynamic equilibrium). Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat struktural seperti sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN Di kalangan para ahli sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua istilah (kebudayaan dan peradaban) yang sering dicampuradukkan itu bahkan pendapat di antar para ahli kadang-kadang bertentangan satu sama lain: ·
Bierns De Hann.
Ø Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan tekhnik. Ø Kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni, yang berada di atas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan. ·
Oswal Spengl (1880-1936)
Ø Peradaban adalah kebudayaan yang sudah mati Ø Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat, dan sebagainya. ·
Prof. Dr. Koentjaraningrat
Ø Peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian
Masyarakat telah mencapai tahap kebudayaan tertentu dan telah maju berarti masyarakat tersebut telah mencapai tingkat peradaban tinggi yang dercirikan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan lain-lain. Konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentuyang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Untuk lebih jelasnya , dapat dilihat pendapat koentjaraningrat (1990:182) dalam Nursyid (1996:67) sebagai berikut: Di samping istilah “kebudayaan” ada pula istilah ”peradaban”. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah inggris civilization, yang biasa dipakai untuk menyebutkan bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti misalnya: keseniaan, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. Istilah “peradaban” sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan, dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Dengan demikian, peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakaui tingkat IPTEK dan unsur budaya lainnya.Dengan demikian, masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mengalami proses perubahan social yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Atau dengan kata laintelah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban tertentu.
2.2 HAKIKAT HIDUP MANUSIA Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu dan social budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagia mahluk social budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu. Sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Karena kebudayaan itu sendiri di peroleh manusia dari proses belajar : Ø Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan Ø Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial Ø Melalui komunikasi simbolis (benda,tubuh,gerak) Karena tiap kebudayaan berbeda namun pada dasarnya memiliki hakikat yang sama yaitu : Ø Terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. Ø Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati. Ø Diperlukan manusia yang diwujudkan lewat tingkah laku. Ø Berisi aturan yang kewajiban, tindakan yang diterima atau tidak, larangan dan pantang. Perbedaan kebudayaan dengan peradapan adalah dua hal yang paling mudah untuk dijawab. Dua orang antropolog Melville J. Herkovist: cultural determinism, artinya segala sesuatu yang terdapat dalam manusia akan ada dan ditentukan dari budayanya.
Jadi, hakikat manusia adalah sebagai berikut : Ø Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ø Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan social yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Ø Makluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. Ø Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain, dan membuat dunia yang lebih baik untuk ditempati. Ø Suatu keadaan yang berpotensi yang perwujutannya merupakan ketakdugaan dengan potensi yang tak terbatas. Ø Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Ø Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan social, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan social.
2.3 PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL 2.3.1.
Pengertian dan cakupan perubahan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial : perubahan peran seorang istri dalam keluarga modern. Perubahan kebudayaan contohnya: penemuan baru seperti radio, televisi, komputer, yang dapat mempengaruhi lembaga-lembaga sosial.
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social releationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut. Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya. Cara yang paling sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semu perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat dianalisis dari berbagai segi : Ø Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan tersebut meninggalkan factor yang diubah. Ø Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat.
2.3.2.
Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a) Teori Sebab-Akibat (Causation Problem) Beberapa factor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab-sebab perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut : ·
Analisis Dialektis
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam satu system masyarakat. Perubahan yang terjadi sering menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan sebelumnya bahkan sampai menimbulkan konflik. Konflik ini dapat mendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih lanjut, meluas dan mendalam. Hal ini dicemaskan oleh Hegell Mark sebagai analektika artinya thesis antisynthesis. ·
Teori Tunggal mengenai perubahan Sosial
Teori tunggal menerapkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu factor penyebab. Teori tunggal maupun deterministic menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama-lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan lebih didasarkan fakta. b) Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial Walaupun berbeda namun pada dasarnya sama, mempunyai asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala pertumbuhan. · Teori Evolusi Unlinier (Garis Lurus Tunggal) Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana kemudian yang komplek sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah August Comte dan Herbert Spenser. · Teori Multilinear Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang mengatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum dan skema apriori, tetapi teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagianbagian tertentu.
2.4 TEORI-TEORI MENGENAI PEMBANGUNAN, KETERBELAKANGAN, DAN KETERGANTUNGAN a.
Teori Despendensi (Ketergantungan)
Pada umumnya, memberikan gambaran melalui analisis dialektesis yaitu suatu analisis yang menganggap bahwa gejala-gejala sosial yang dapat diamati sehari-hari pasti mempunyai penyebab tertentu. Teori perubahan menurut sosial Moore : 1.
Evolusi rektilineal yang sangat sederhana.
2.
Evolusi melalui tahap-tahap.
3.
Evolusi yang terjadi dalam tahap kelajuan yang tidak serasi.
4.
Evolusi bercabang yang mewujudkan perubahan.
5.
Evolusi menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran jangka pendek.
6.
Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungan.
7.
Pertemuan logistis yang digambarkan oleh populasi.
8.
Pertumbuhann logistis terbalik yang tergambar dan angka motivasi.
9.
Pertumbuhan eksponariasial yang tergambar memulai tanda-tanda.
10. Primitivisme. Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto: 1.
Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
a. Perubahan secara lambat disebut evolusi (perubahan terjadi secara sendirinya tanpa suatu rencana atau kehendak tertentu) b. Perubahan secara cepat disebut revolusi (perubahan yang terjdi direncanakan terlebih dhulu ataupun tanpa rencana 2.
Perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang pengaruhnya besar
a. Perubahan yang pengaruhnyan kecil adalah perubahan pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak bisa membawa pengaruh langsung pada masyarakat atau pengaruh yang berarti. b.
Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrilisasi pada masyrkat agraris.
3.
Perubahan yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan
a. Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin. b. Perubahan yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki. Serta berlangsung dari jangkauan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.
b.
Penyebab Perubahan
Prof. Dr. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya factor intern dan ekstern yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu: 1.
Factor intern
a.
Bertambahnya dan berkurangnya penduduk.
Berkurannya penduduk mungkin dapat disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dari satu daerah ke daerah lain, misalnya trasmigrasi. b.
Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses seperti dibawah ini:
·
Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru
·
Invention, pengembangan dari discovery
·
Innovation, proses pembaruan
c.
Konflik dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah konflik antara individu dlam masyarakat, antar kelompok dan lain-lainnya. d.
Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
2.
Factor ekstern
a.
Factor alam yang ada disekitar masyarakat yang berubah
b. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
c.
Keseimbangan
Keseimbangan sosial adalah syarat yang harus dipenuhi agar masyarakat berfungsi sebagaimana mestinya. Keseimbangan sosial merupakan situasi dimana segenam lembaga sosial berfungsi dan saling menunjang. Robert McIver perubahan-perubahan sosial merupakan perubahan dalam hubungan-hubungan sosial atau perubahan-perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan ketidak seimbangan hubungan-hubungan sosial. Keadaan demikian disebut cultural lag.
2.5 MODERNISASI a.
Konsep Modernisasi
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses trasformasi yang mengubah:
· Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industry yang besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal. · Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasional dengan intergrasi yang baik. Modernisasi menimbulkan pembaruan dalam kehidupan. Oleh karena itu modernisasi sangat diharapkan berlangsung di dalam masyarakat. Modernisasi menurut Cyriel Edwin Black adalah rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia. Smith (1973), modernisasi adalah proses yang di landasi dengan seperangkt rencana dan kebijaksanaan yang di sadari untuk mengubah masyarakat kearah kehidupan yang kontenporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu. b.
Syarat-syarat Modernisasi
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu: ·
Cara berfikir ilmiah dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
·
System administrasi Negara yang baik dan yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
· Adanya system pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga tertentu. · Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara pengguanaan alat komunikasi massa. ·
Tingkat organisasi yang tinggi.
·
Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
c.
Ciri-ciri modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri: ·
Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.
· Kemajuan teknologi dari industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferentsiasi, dan akulturasi. ·
Modernisasi banyak memberiakan kemudahan bagi manusia.
·
Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.
·
Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru.
· Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaaan yang berlebihan · Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kejayaan.
2.6 PERADABAN INDONESIA DI TENGAH MODERNISASI DAN GLOBALISASI Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadidan sulit di kendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk keseluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bngsa di dunia termasuk bangsa Indonesia. Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus perubahan oleh karena itu bangsa Indonesia menghadapi kewajiban ganda ,yaitu di satu pihak melestarikan warisan budaya bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan nasional yang modern. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain, tetapi juga tangguh menghadapi tantanggan kemerosotan mutu lingkunganhidup akibat arus ilmu dan teknologi modern maupun menghadapi tren global yang membawa daya tarik kuat ke arah pola hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. (indra siswarini, makalah, 2006:16) Pertanyaannya, mampukah kita membangun bangsa di tengah-tengah modernisasi dan globalisasi dalam arus yang semakin kuat? Jika jawabannya “ya”, maka kita akan mampu menjadi Negara maju yang masih berjati diri Indonesia. Jika “tidak”, maka selamanya kita akan menjadi bangsa yang terjajah. Salah satu yang bisa menjawab “ya” adalah peranan lembaga pendidikan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu dan social budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagia mahluk social budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.Sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya. Teori dan bentuk perubahan sosial: -
Teori Sebab-Akibat (Causation Problem)
# Analisis Dialektis # Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial -
Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
# Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal) # Teori Multilinear Teori mengenai pembangunan, keterbelakangan, dan ketergantunggan Teori Depedensi ( Ketergantungan ) : Teori Perubahan Sosial Menurut Moore dan Teori Perubahan Menurut Soerjono Soekanto Penyebab Perubahan: Faktor Intern, yaitu: Bertambahnya dan berkurangnya penduduk. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses. Konflik dalam masyarakat. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat.
Faktor Ekstren, yaitu: Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah. Dan pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Smith (1973), modernisasi adalah proses yang di landasi dengan seperangkt rencana dan kebijaksanaan yang di sadari untuk mengubah masyarakat kearah kehidupan yang kontenporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu. 3.2 SARAN Untuk mempermudah perubahan sosial, perubahan kebudayaan dengan peradaban akan lebih mudah jika kita aplikasikan pada suatu bentuk nyata. Contohnya alat transportasi: Alat trasportasi dokar menjadi mobil ini peradaban Perubahan sosialnya masyarakat yang meninggalkan trasportasi lama Perubahan kebudayaannya keinginan masyarakat akan transportasi yang lebih efisien Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahan-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya.Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubungan sosial dan keseimbangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Internet http://prasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03/definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-tipeperubahan-sosial/ Setiadi,Elly.2012.Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (cet. kedua), Jakarta:Kencana