Hubungan Bahasa Indonesia Dengan Bahasa Daerah Dan Bahasa Asing.docx

  • Uploaded by: Dinda Rishaldi
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hubungan Bahasa Indonesia Dengan Bahasa Daerah Dan Bahasa Asing.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,823
  • Pages: 42
Hubungan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah dan Bahasa Asing Indonesia adalah negara yang wilayahnya sangat luas dan terdiri dari berbagai suku bangsa,dengan berbagai bahasa daerah,serta berbagai latar belakang budaya yang tidak sama . Kalau kita berstandarpada peta bahasa yang dibuat Lembaga Bahasa Nasional(kini Pusat Bahasa) tahun 1972 ada sekitar 480 buah bahasa daerah dengan jumlah penutur setiap bahasa berkisar antara 100 orang (ada di Irian Jaya) sampai yang lebih dari 50 juta (penutur bahasa Jawa). Perhitungan yang tepat mengenai banyaknya bahasa daerah yang ada di Indonesia memang agak sukar dilakukan . Pertama, pengertian mengenai beda antara bahasa dan dialek sering kali terkacaukan. Misalnya, yang disebut bahasa Pakpak dan bahasa Dairi dari Sumatera Utara secara linguistik adalah satu bahasa yang sama karena tata bunyi, tata bahasa, dan leksikonnya sama; dan anggota kedua masyarakat tutur kedua bahasa itu dapat saling mengerti (mutually intelligible); tetapi masyarakat bahasa di sana menganggap sebagai dua bahasa yang berbeda. Sebaliknya,bahasa Jawa Cirebon yang sudah sangat jauh bedanya dengan dialek bahasa Jawa yang lain, masih dianggap sebagai bahasa Jawa. Kedua, seperti dilaporkan Tallei (1976), Yahya (1977), dan Danie (1987) banyak penutur bahasa daerah di Sulawesi Utara yang menyamakan dialek Melayu Manado sama dengan bahasa Indonesia; tetapi sebaliknya banyak penutur bahasa Melayu di Riau yang menganggap bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa Indonesia. Ketiga, penelitian yang lebih akurat tentu membutuhkan tenaga dan dana yang tidak sedikit mengingat betapa luasnya negara Republik Indonesia. Status sosial politik, dalam arti kedudukan dan fungsi, ketiga bahasa itu telah dirumuskan dalam seminar politik bahasa nasional yang diadakan di Jakarta bulan Februari tahun 1975. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Kedudukannya sebagai bahasa nasional dimulai ketika dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pendahulu kita mengangkatnya dari bahasa Melayu, yang sejak abad ke-16 telah menjadi lingua franca di seluruh Nusantara, menjadi bahasa persatuan, yang akan digunakan sebagai alat perjuangan nasional. Kedudukannya sebagai bahasa negara berkenaan dengan ditetapkannya di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36, yang menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Sebagai bahasa nasional,bahasa Indonesia menjalankan tugas sebagai: (1) lambang kebanggaan nasional (2) lambang identitas nasional (3) sarana penyatuan bangsa (4) sarana perhubungan antarbudaya dan daerah Bahasa-bahasa lain yang merupakan bahasa penduduk asli seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa bali,bahasa Bugis, dan sebagainya berkedudukan sebagai bahasa daerah. Kedudukan bahasa-bahasa daerah ini dijamin kehidupan dan kelestarannya seperti dijelaskan pada Pasal 36. Bab XV Undang-Undang Dasar 1945. Bahasa Daerah mempunyai tugas sebagai: (1) lambang kebanggan daerah (2) lambang identitas daerah (3) sarana perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah (4) sarana pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah

Hakikat dan Fungsi Bahasa Hakikat bahasa merupakan sebuah sistem berbentuk lambang bunyi yang bermakna arbiter dan bersifat unik serta konvensional. Tidak hanya itu sarana ini juga bersifat dinamis menyesuaikan perkembangan zaman dan universal. Jadi siapa saja bisa mengetahui dan menggunakannya. Pastinya antara satu yang lain memiliki variasi dan ciri khas. Namun, itu tidak menjadi soal karena terdapat identitas nasional yang bisa mempersatukan semua perbedaan yang ada. Jika ditilik lebih khusus, maka pengertian bahasa indonesia lebih sebagai alat pemersatu bangsa. Ujaran yang dihasilkan merupakan hasil serapan dari dialek daerah maupun internasional. Jadi suku dari daerah lain bisa dengan mudah berinteraksi di tempat yang berbeda dengan menggunakan ujaran ini. Ada yang bersifat baku dan non baku. Adapun fungsi dari bahasa adalah 1. Bahasa resmi negara Indonesia Sudah diketahui sejak awal bahwa fungsi dari sarana ini adalah sebagai identitas bangsa yang tidak hanya diakui dan dihormati oleh masyarakatnya, melainkan juga dunia internasional. Wajib hukumnya bagi WNI untuk menguasai dan mempelajarinya. 2. Sarana pengembangan budaya Pengertian bahasa secara umum memang sebagai sarana berinteraksi. Namun fungsinya memiliki cakupan yang sangat luas. Salah satunya untuk memperkenalkan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa ini ke dunia luar. Banyak yang merasa iri karena Indonesia memiliki banyak keragaman yang menjadikan negara ini kaya. 3. Kepentingan pembangunan nasional Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mencetak SDM yang bermutu. Hal ini bisa terwujud jika manusianya memiliki kebanggaan sebagai WNI yang mengetahui identitas negaranya. Inilah yang menjadi modal utama pembangunan bangsa ini Ujaran ini sendiri dijadikan acuan kata baku yang akan memudahkan dalam penyusunan kerangka pikir yang sesuai dengan sistem. Dalam keseharian, kata non baku memang sering digunakan. Namun, untuk keperluan resmi perlu digunakan kalimat baku agar memiliki makna yang sama dan mudah dimengerti oleh semua pihak. Setelah mengetahui tentang hakikat, fungsi, dan pengertian bahasa. Akan banyak manfaat yang diperoleh. Salah satunya kemudahan dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang ada serta berinteraksi untuk menciptakan hubungan yang harmonis.

bAHASA NUSANTARA

Bahasa Nusantara adalah bahasa purba yang sekarang sudah tidak ada lagi, sedangkan bahasa-bahasa Nusantara adalah bahasa-bahasa yang merupakan keturunan bahasa Nusantara purba. Dengan cara membanding-bandingkan bahasa-bahasa keturunannya dapat disusun sebuah rekontruksi bahasa Nusantara purba. Sekedar rekonstruksi karena bahasa yang sebenarnya tidak mungkin lagi diketahui secara pasti bagaimana wujudnya yang tepat. Wujud bahasa Nusantara yang sebenarnya hanyalah dapat diperkirakan saja atas dasar wujud bahasa-bahasa keturunannya. Hasil rekonstruksi bahasa Nusantara purba tersebut kira-kira sebagai berikut : A. Fonem Bahasa Nusantara memiliki fonem yang dapat digolongkan atas vokal dan konsonan. Vokal biasa digolongkan atas vokal tunggal atau monoftrong dan vokal rangkap atau diftong. Bahasa Nusantara purba memiliki vokal tunggal berupa vokal tinggi, /i/ dan /u/, vokal sedang, /e/ dan /o/, dan vokal rendah /a/. adapun vokal rangkapnya berupa /ai/, /au/, dan /ui/. Konsonannya terdiri dari konsonan hambat atau konsonan eksplosif, konsonan geser, atau frikatif, konsonan sengau atau nasal, konsonan getar atau tril, dan konsonan samping atau likuida. Konsonan bahasa Nusantara dapat digambarkan dalam diagram: Bibir

Gigi

Alat

Langit-

Langit-

Anak

langit

langit

tekak

keras

lembut

Cara Hambat

b, p

d, t

j, c

g, k

?

Geser

w

S

y

-

h

Sengau

m

n

ny

Ng

-

Getar

-

R

-

R

-

Samping

-

L

-

-

-

Bahasa Nusantara memiliki dua konsonan getar, yang satu konsonan getar gigi dan konsonan getar langit-langit lembut. Sebagian konsonan getar langit-langit lembut sudah tidak ada lagi. Di wilayah Indonesia, konsonan getar langit-langit lembut itu hanya terdapat dalam

dialek saja. Dalam bahasa Indonesia yang umum konsonan getar langit-langit lembut itu diganti dengan konsonan getar gigi, dan sebagian bahasa lainnya berubah menjadi /g/ dan /h/. N. N. Van Der Tuuk, seorang ahli bahasa merumuskan perubahan konsonan tersebut yang dikenal sebagai hukum /r/-/g/-/h/. contohnya : Indonesia

Tagalog

Bali

Layar

Layag

Layah

telur

Italog

Taluh

Konsonan /r/ gigi juga sering berganti dalam bahasa-bahasa keturunan bahasa Nusantara yang serig berupa /d/ atau /l/, sehingga dikenal hukum /r/-/d/-/l/. contohnya: Indonesia

Jawa

Bima

Padi

Pari

Pale

Empedu

Peru

Folu

Mengenai konsonan hambat anak tekak, banyak bahasa yang masih memilikinya, hanya saja lambing atau huruf yang dipergunakan untuk menuliskannya berbeda-beda. Mengenai konsonan hambat langit-langit keras, yaitu /j/ dan /c/, banyak bahasa yang sudah tidak memilikinya lagi, konsonan tersebut sudah diganti dengan konsonan lain lazimnya diganti dengan konsonan hambat gigi. Contoh : kata gergaji, jalan dan kunci dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Sulawesi menjadi halahadi, dalalo, dan unti. Adapun vokal bahasa nusantara purba kebanyakan masih dimiliki oleh bahasa-bahasa nusantara sekarang. Hanya saja, beberapa bahasa seperti bahasa Minangkabau, Batak, dan lainlain tidak lagi memiliki vokal /e/ (pepet) yang dalam bahasa Batak diganti dengan vokal /o/, dan dalam bahasa Minangkabau diganti /a/. Selain hal itu, banyak bahasa yang mempertukarkan /i/ dengan /e/ (teleng). /u/ dengan /o/, dan /a/ dengan /e/ (pepet). Mengenai vokal rangkap atau diftong, khususnya /ai/ dan /au/, banyak bahasa yang memilikinya. Hanya diftong /ui/ yang tidak dimiliki banyak bahasa, bahkan sudah diganti oleh monoftong /i/. Bahasa sunda merupakan salah satu dari sedikit bahasa yang masih mempunyai diftong /ui/. Selain itu, terdapat gejala atau hukum lain, diantaranya adalah pertukaran konsonan /b/ dalam bahasa jawa konsonan itu berupa /w/. contohnya kata batas, besi, baja, dan batu dalam bahasa Indonesia, menjadi wates, wesi, waja, dan watu. Gejala lainnya adalah pertukaran konsonan /j/ dengan /d/. contohnya kata jalan, jilat dan hujan pada bahasa Indonesia, menjadi dalan, dilat, dan udan pada bahasa jawa.

BAB

I

PENDAHULUAN

A.

Latar

Belakang

Masalah

Untuk melihat kedudukan dan fungsi bahasa dalam konteks keindonesiaan, maka kita lihat rumusan seminar politik bahasa yang diselenggerakan di Bogor pada tanggal 8-12 November 1999. Dalam rumusan itu dijelaskan bahwa salah satu masalah kebahasan yang perumusan dan dasar penggarapannya perlu dicakupi oleh kebijakan nasional di bidang kebahasaan adalah kedudukan dan fungsi bahasa. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa adalah status relative bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan fungsi bahasa ialah peran bahasa yang bersangkutan di dalam masyarakat

pemakaiannya.

Sebelum tahun 1999 yang digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan masalah kebahasaan di Indonesia adalah hasil Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1975. setelah melalui kurun waktu hamper dua puluh lima tahun, kebijakan bahasa nasional (1975) itu perlu ditinjau kembali sesuai dengan tuntutan perubahan dunia internasional. Tuntutan-tuntutan perubahan itu timbul sebagai akibat kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dan globalisasi dalam

hubungan

antarbangsa.

Dalam hubungan dengan bahasa Indonesia, diperlukan penyesuaian tertentu di dalam kebijakan bahasa nasional. Bahasa Indonesia lebih terbuka terhadap pengaruh teknologi infomrasi dan penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, di dalam pergaulan internasional di Indonesia. Dalam hubungan dengan perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia kea rah pemerintahan otonomi daerah serta pentingnya pembinaan dan pelestarian budaya daerah, bahasa daerah perlu memainkan peran yang lebih besar dan oleh karena itu, perlu memperoleh perhatian yang lebih luas dan mendalam. Meningkatnya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, baik untuk keperluan pemerintahan maupun untuk keperluan dunia usaha, memerlukan perumusan kembali kedudukan dan fungsi bahasa asing

BAB

itu

serta

mengajarkannya

di

Indonesia.

II

PEMBAHASAN

A.

Kedudukan

Bahasa

Indonesia

Untuk menempatkan kedudukan bahasa-bahasa di dunia oleh para ahli bahasa telah diusahakan untuk menggolong-golongkan bahasa-bahasa tersebut atas kelompok-kelompok yang menunjukkan kesamaan-kesamaan. Dasar penggolongan itu begitu banyak ragamnya sehingga kita dapati bermacammacam

pembagian.

Dasar

penggolongan

yang

terpenting

di

antaranya

adalah

:

1. Berdasarkan Genealogi : yaitu pembagian yang didasarkan atas asl-usul dan sejarah perkembangan yang

sama.

2. Berdasarkan Tipologi : yaitu pembagian yang didasarkan atas tipe-tipe, atau kesamaan dalam segi tertentu. Karena dasar kesamaan ini bermacam-macam, ada yang berdasarkan segi bentuknya, ada yang berdasarkan artinya, maka tidak ada kesepakatan. Yang paling penting dalam penggolongan ini adalah pembagian berdasarkan bentuk bahasa atau morfologi. Berdasarkan bentuk bahasa atau morfologi. Berdasarkan morfologi bahasa-bahasa di dunia dapat dibagi-bagi atas: Bahasa Isolatif(e.g. bahasa Cina), Bahasa Aglutinatif(e.g. bahasa Indonesia) dan Bahasa Fleksi(e.g. bahasa Latin, Sansekerta). 3. Berdasarkan Daerah : yakni berdasarkan pengaruh timbal-balik antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Setiap bahasa yang berdekatan geografinya, dianggap ada pengaruh timbal-balik antara mereka. Tetapi kalau demikian maka itu berarti semua bahasa akhirnya dijasikan satu keluarga bahasa, karena bagaimanapun juga, terutama dalam teknik komunikasi moderen ini, semua bahasa pernah mengambil

A)

unsur-unsur

dari

Penggolongan

bahasa

lain,

Bahasa-bahasa

betapa

pun

kecilnya.

berdasarkan

Genealogi

Pembagian ini bertolak dari anggapan bahwa tiap bahasa purba dalam sejarah pertumbuhannya dapat pecah menjadi dua bahasa atau lebih, sedang bahasa-bahasa yang baru itu dalam perkembangannya dapat pula pecah lagi atas dua bahasa atau lebih, dan seterusnya. Dengan demikian kita dapat meneliti secara cermat sejarah tiap bahasa, dengan mencari kembali asal-usulnya dalam jama lampau. Setiap kelompok bahasa yang menunjukkan adanya garis kesamaan asal-usul tersebut disebut rumpun. Setiap rumpun dapat dibagi lagi atas sub-rumpun, dan tiap sub-rumpun dapat dibagi seterusnya, akhirnya

kita

sampai

kepada

bahasa

dan

dialek-dialek.

Untuk menentukan tempat dan kedudukan bahasa Indonesia di tengah-tengah bahasa dunia, maka perlu kita mengetahui adanya bermacam-macam rumpun bahasa. Berdasarkan penggolongan genealogis,

kita

mengenal

adanya

bermacam-macam

rumpun

bahasa

sebagai

berikut

:

1. Rumpun Indo-Eropa, yang terdiri dari sub-rumpun: bahasa-bahasa German, Keltik, Baltik, Slavia, Albania, 2.

Roman,

Rumpun

Yunani,

Semito-Hamit:

yang

3.

terdiri

Armenia, dari

bahasa-bahasa

Indo-Iran. Semit

dan

Rumpun

Hamit.

Finno-Ugria.

4.

Rumpun

Ural-Altia.

5.

Rumpun

Sino-Tibet.

6.

Rumpun

Austria,

yang

terdiri

dari

Austro-Asia

dan

Austronesia.

7. Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oceania yang tida termasuk salah satu rumpun di atas misalnya: bahasa-bahasa

Irian,

8.

Dravida,

bahasa

Australia

Rumpun

9.

Bahasa-bahasa

Andaman.

bahasa

Rumpun

10.

dan

Bantu.

bahasa-bahasa Khoisan:

Sudan.

bahasa-bahasa

bangsa

kerdil.

11. Bahasa-bahasa Amerika Utara antara lain: Algonkin, Irokes, Penutia, Sioux, Uto-Aztek, Athabascan dan

lain-lain.

12.

Bahasa-bahasa

13.

Amerika

Bahasa-bahasa

Amerika

B)

Tengah: Selatan:

Maya, Arawak,

Otonomi, Karibi,

Mixe-Zoke.

Tupi-Guarani

Bahasa-bahasa

dll.

Austronesia

Wilhelm Schmidt, seorang sarjana Austria, membagi rumpun Austria atas dua sub-rumpun yaitu :

1. Bahasa-bahasa Austro-Asia: yaitu bahasa-bahasa yang terdapat di daratan Asia Tenggara misalnya: Bahasa-bahasa Khasi, Nikobar, Mon, Khmer, Munda, Tsyam, Palaung-Wa, Annam-Muong, dan SemangSakai. 2.

Bahasa-bahasa

Austronesia:

yang

dibagi

lagi

atas

dua

bahagian

yaitu:

a. Bahasa-bahasa Indonesia(Nusantara) meliputi bahasa-bahasa Maslagai, Formosa, bahasa-bahasa di Kepulauan Filipina, bahasa Melayu, Jawa, Bali, Batak, Dayak, Sika, Solor, dan lain-lain. b. Bahasa-bahasa Oceania, yang meliputi bahasa-bahasa: Melanesia: New Caledonia, Hibrid, Fiji, Salomon

dan

Santa

Cruz.

Polinesia:

Maori,

Hawai,

Tahiti

dan

lain-lain.

Daerah penyebaran bahasa-bahasa Austronesia terbentang dari pulau Madagaskar di sebelah barat, sampai ke pulau Rapanui(Paskah) di sebeelah timur, dekat pantai barat Amerika Selatan, serta ari Selandia

Baru

di

sebelah

selatan

sampai

ke

Taiwan

di

sebelah

utara.

C)

Bahasa-bahasa

Nusantara

Bahasa-bahasa Nusantara berdasarkan strukturnya dapat dibagi lagi atas dua bagian yaitu: a. Bahasa-bahasa Nusantara Barat: Malagasi, Aceh, Melayu, Jawa, Sunda, Bali, Dayak, Tagalog, Bisaya, dan b.

sebagainya. Bahasa-bahasa

Nusantara

Timur:

Sika,

Solor,

Roti,

Kisar,

Tetun

dll.

Bahasa-bahasa Nusantara Barat banyak memiliki morfem-morfem terikat untuk pembentukan kata kerja dan kata benda, serta tempat kata benda yang berfungsi posesif terletak di belakang kata benda yang dimiliki. Bahasa Nusantara Timur kurang sekali morfem-morfem terikatnya, serta kata benda yang befungsi

posesif

terletak

di

depan

kata

benda

yang

dimilikinya.

Batas antara bahasa Nusantara Barat dan Nusantara Timur adalah sebelah timur pulau Sumba mengarah ke utara memotong pulau Flores menjadi dua bahagian, antara Maumere dan Lio, terus ke utara membagi

kepulauan

Sula

atas

dua

bahagian.

Sesudah mengikuti uraian tentang perkembangan bahasa Indonesia serta penggolongan bahasa-bahasa di dunia, maka dengan jelas dapat kita menempatkan kedudukan bahasa Indonesia di tengah-tengah bahasa dunia. Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu, dengan mengalami perkembangan yang luar biasa, terutama sesudah diresmikan menjadi bahasa nasional dan bahasa persatuan: Unsur-unsur daerah, unsure-unsur asing seperti bahasa Belanda, Inggris, Arab, Sansakerta dan lain-lain dengan melalui

proses

adaptasi

diterima

di

dalam

perbendaharaan

bahasa

Indonesia.

Peranan bahasa Indonesia semakin penting sesuai dengan peranan politik yang dimainkan oleh Republik Indonesia, baik ke dalam-dalam membina kesatuan dan persatuan bangsa, membina satu kebudayaan Indonesia

D)

yang

Penggolongan

Penggolongan a.

baru,

Bahasa

maupun

Bahasa

kedudukan Indonesia

ke

dalam

hubungan

internasional.

secara

Khirarki

Indonesia

bahasa sebagai

luar

bahasa

Indonesia Nasional

secara dan

Khirarki bahasa

:

persatuan.

b. Bahasa daerah sebagai sarana komunikasi intern daerah antara putra daerah itu sendiri sekaligus sebagai

pendukung

kebudayaan

daerah.

c. Bahasa Asing sebagai alat perhubungan antar bangsa dan sarana pemanfaatan Iptek modern untuk pembangunan

nasional.

B.

Fungsi

Bahasa

Fungsi bahasa pada umumnya yaitu: sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar anggotaanggota masyarakat; suatu komunikasi yang diadakan dengan mempergunakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Komunikasi antar anggota masyarakat dapat mengambil bentuk lain berupa: isyarat-isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan sebagainya. Tetapi semua macam komunikasi itu tidak dapat disebut bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilangsungkan dengan mempergunakan alat ucap

manusia.

Komunikasi dengan mempergunakan bahasa itu adalah seumum-umumnya. Bila fungsi yang umum tadi kita perinci, maka kita dapat mengatakan bahwa bahasa mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Untuk tujuan praktis: yaitu untuk mengadakan antar hubungan dalam pergaulan sehari-hari. b. Untuk tujuan aristik: di mana manusia mengolah dan mempergunakan bahasa itu dengan cara seindah-indahnya

guna

pemuasan

c.

kunci

mempelajari

Menjadi

rasa

estetis

manusia.

pengetahuan-pengetahuan

lain.

d. Tujuan filologis: untuk mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adapt-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.

Perinci fungsi-fungsi bahasa sebagai telah disebut di atas merupakan fungsi yang umum bagi bahasa mana saja. Namun setiap bahasa dapat mengkhususkan fungsinya sesuai dengan kepentingan nasional dari suatu bangsa. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Republik Indonesia juga mempunyai fungsi-fungsi

yang

khusus

sesuai

dengan

kepentingan

bangsa

Indonesia

yaitu:

a. Sebagai alat untuk menjalankan Administrasi Negara. Fungsi ini jelas nampak dalam surat-menyurat resmi, dalam pertemuan-pertemuan resmi. Bahkan dalam unsure-unsur administrasi Negara sendiri harus

dipergunakan

bahasa

Indonesia.

b. Sebagai alat pemersatu berbagai suku di Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang masing-masing memiliki bahasa dan dialeknya sendiri. Maka dalam mengintegrasikan semua suku tersebut

bahasa

Indonesia

memainkan

peranan

yang

sangat

penting.

c. Dalam pembinaan kebudayaan Nasional yang baru, bahasa Indonesia memainkan peranan sebagai wadah penampung kebudayaan yang baru itu. Segala ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa Indonesia sebagai mediumnya.

1) a.

Fungsi

Bahasa Lambang

Indonesia

sebagai kebanggaan

Bahasa

Nasional Nasional

b.

Sebagai

lambang

identitas

Nasional

c. Alat yang untuk penyatuan berbagai suku bangsa dan latar belakang sosial budaya yang dijadikan pegangan d.

2)

hidup. Alat

perhubungan

Fungsi

antar

Bahasa

daerah

Indonesia

dan

sebagai

antar

Bahasa

budaya.

Negara

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara seperti tercantum di dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36 bahasa

Indonesia

1. 2.

Sebagai Sebagai

memiliki bahasa

bahasa

fungsi:

resmi

pengantar

dalam

kenegaraan. dunia

pendidikan.

3. Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pengembangan kebudayaan. 4.

Alat

C.

Kedudukan

pengembangan

dan

kebudayaan

IPTEK.

Sastra

Indonesia

Fungsi

Sastra Indonesia merupakan salah satu bentuk pengungkapan pemikiran tentang masyarakat baru Indonesia. Sastra daerah, yang didalamnya telah direkam berbagai pengalaman yang berbeda, tetapi saling beinteraksi dan dalam beberapa hal saling mempengaruhi, telah ada dan berkembang jauh sebelum munculnya sastra Indonesia. Sastra Indonesia dan daerah, baik yang lama maupun yang baru, tidak terlepas dari pengaruh dan pertemuannya dengan kebudayaan dan sastra asing, khususnya sastra India,

Arab,

Persia,

dan

sastra-sastra

Barat.

Dalam perkembangan selanjutnya, sastra Indonesia menjadi media ekspresi berbagai gagasan modern, pencerminan/pencarian jati diri untuk membangun kebudayaan baru yang diilhami baik oleh sumbersumber kebudayaan tradisi maupun oleh kebudayaan modern. Sastra daerah berperan sebagai fondasi kebudayaan daerah, bahkan kebudayaan Nusantara, sebagai alat memperkukuh budaya masyarakat di daerah, dan sebagai cermin pencarian jati diri masyarakat yang bersangkutan. Sastra asing merupakan salah satu sumber inspirasi bagi pengarang dan salah satu sumber untuk mengenal budaya asing. Berdasarkan uraian di atas, kedudukan dan fungsi sastra Indonesia, sastra daerah, dan sastra asing dapat

a.

dirumuskan

sebagai

Sastra

berikut.

Indonesia

Perasaan dan cita-cita nasional Indonesia telah diekspresikan oleh pengarang Indonesia dalam bentuk

puisi, roman, dan drama sebelum SUmpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, dan terus menerus diutarakan dalam karya mereka setelah perang kemerdekaan. Oleh sebab itu, sastra Indonesia sebagai bagian kebudayaan Nasional berkedudukan sebagai wahana ekspresi budaya dalam upaya ikut memupuk

kesadaran

sejarah

serta

semangat

dan

solidaritas

kebangsaan.

Dalam kedudukan sebagai wahana ekspresi budaya, sastra Indonesia mempunyai fungsi untuk: a)

Menumbuhkan

b)

Menumbuhkan

c)

Merekam

perkembangan

b.

rasa

kenasionalan

solidaritas

kemausiaan

kehidupan

masyarakat

Indonesia

Sastra

Daerah

Sastra daerah merupakan bukti histories kreativitas masyarakat daerah. Sehubungan dengan itu, sastra daerah sebagai salah satu bagian kebudayaan daerah berkedudukan sebagai wahana ekspresi budaya yang di dalamnya terekam antara lain pengalaman estetik, religius, atau sosial politik masyarakat etnik yang

bersangkutan.

Dalam kedudukannya sebagai wahana ekspresi budaya, sastra daerah mempunyai fungsi untuk: a.

Merekam

kebudayaan

b.

Menumbuhkan

daerah

solidaritas

c.

kemanusiaan

Sastra

Asing

Sastra asing yang merupakan bagian kebudayaan asing berkedudukan sebagai salah satu sumber inspirasi dan sumber pemahaman terhadap sebagian karya sastra Indonesia, terutama dalam bidang penelitian. Oleh karena itu, pemahaman terhadap sastra asing, terutama sastgra India, Arab, Persia, Eropa, dan Amerika akan sangat membantu upaya pengembangan sastra di Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai sumber inspirasi dan sumber pemahaman yang lebih konprehensif terhadap 1) 2) 3) 4)

sastra

Indonesia

Pendorong Sarana

untuk

dan

daerah,

penciptaan lebih

memahami

Bahan Penambah

sastra

asing

karya sebagian

kajian wawasan

mempunyai

fungsi

sastra sastra

Indonesia. di

sastra mengenai

sebagai:

Indonesia. bandingan.

kebudayaan

asing.

BAB

III

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Kesimpulannya fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia itu sangat konkrit di Negara Indonesia, bahwa fungsi bahasa itu adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya. Sedangkan yang dimaksud dengan kedudukan adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersungguhan. Intinya “Bahasa Indonesia itu adalah Superposed Languages”.

B.

Saran

Dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai warga Negara Indonesia marilah kita tumbuhkan rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia dan sastra Indonesia kita sendiri tanpa melupakan bahasa daerah dan bahasa

asing

yang

sebagai

lambang

bahwa

kita

hidup

dengan

budaya.

Pengertian Perbandingan Bahasa Nusantara

Perbanus atau Perbandingan Bahasa Nusantara merupakan cabang kajian linguistik yang membahas topik bahasa-bahasa nusantara yang berkerabat dalam rumpun bahasa austronesia. Terminologi bahasa nusantara mengacu pada nama rumpun bahasa yang terdapat di kawasan Asia Tenggara Pasifik. Studi bahasa nusantara ini terfokuskan pada kajian linguistik. Secara historis kajian Ilmu Perbandingan Bahasa Nusantara bersumber awal pada kajian rumpun bahasa dan diawali dengan kajian linguis terhadap Rumpun Indo-Eropa (IE) yang kaya akan dokumen tuanya. Dalam Ensyclopediae of Language, Crystal menjelaskan pengertian tentang Rumpun Bahasa dan rumpun bahasa-bahasa kerabat di dunia dengan aneka informasi yang rinci. Perbanus juga membahas hakikat, konsep, dan metode dalam penelitian ilmu perbandingan bahasa nusantara sehingga mahasiswa dapat memahami dan menerapkan perbandingan bahasa-bahasa nusantara. Yang dijadikan untuk penggolongan perbandingannya yaitu tataran bahasa; a)

fonologi yaitu perbandingan dari segi bunyi

b)

morfologi yaitu perbandingan dari segi kata

c)

sintaksis yaitu dari segi kalimat

d)

semantik yaitu dari segi makna

 Dasar Penggolongan Bahasa 1.

Dasar Tipologi

Bahasa didasarkan pada tipe atau bentuk. Menurut Van Humbold, bahasa dijadikan menjadi 3 bentuk/tipe.

a. Bahasa berisolasi yaitu Struktur bahasa didominasi kata dasar, contohnya bahasa cina. b. Bahasa beraglumentasi yaitu Struktur bahasa yang didominasi kata berimbuhan, contohnya bahasa latin. c. Bahasa berfleksi yaitu Struktur bahasa tersebut ada kata dasar dan kata imbuhan, contohnya hampir bahasa di dunia tipenya tipe bahasa fleksi (termasuk bahasa Jawa).

2. Atas dasar Genologi (keturunan atau asal muasal)

Penggolongan bahasa didasarkan pada asal usul dan sejarah perkembangannya. Ada 5 rumpun bahasa / indeks bahasa: a)

Bahasa Nostrat (mbahne bahasa)

b)

Bahasa Indo German/ Indo Eropa (mendunia) Contoh : India, Iran, Slafia, German, Belanda, Prancis

c)

BahasaSemit Contoh ; Arab , Etopia, Suriyah.

d) BahasaHamit Contoh : Bahasa Mesir e)

Bahasa Ural Altai Contoh : Vilandia, Jepang, Hongaria, Turki, Eskimo, Korea.

MAKALAH PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

OLEH : MOHAMMAD NAWAWI

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNVERSITAS WIRARAJA SUMENEP KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DALAM PENULISAN SKRIPSI”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah BAHASA indonesia Universitas wiraraja Sumenep. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 1. Bapak dosen yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. 2. Teman-teman yang sudah membantu 3. Rekan-rekan semua di Kelas C FIA Universitas Wiraraja Sumenep.

4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

sumenep, desember 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar telah menjadi keharusan. Adapun untuk mahasiswa, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar juga menjadi tolak ukur intelektualitas mereka dalam menulis. Hal itu dapat dituangkan dalam berbagai macam tulisan ilmiah, salah satunya dalam bentuk skripsi. Dalam skripsi, tidak hanya komponen materi dan isi skripsi yang harus diperhatikan penulis, namun juga penggunaan tata bahasa Indonesia, dalam hal ini Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan efektivitas dalam penggunaan kalimat. Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar. Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Berbahasa Yang Baik Dan Benar” 1.2. RUMUSAN MASALAH Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. apa itu bahasa yang baik dan benar? 2. Bagaimana penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi? 1.3. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah: 1. untuk menambah wawasan kita tentang penulisan bahasa Indonesia yang baik. 2. Agar tidak salah dalam menulis skripsi.

BAB II PEMBAHASAN 1.1 bahasa yang baik dan benar dalam skripsi Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Namun herannya kualitas tulisan mahasiswa yang saya evaluasi sangat menyedihkan. Dimana salahnya? Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan thesis atau tugas akhir, antara lain dapat dilihat pada list di bawah ini. Membuat kalimat yang panjang sekali sehingga tidak jelas mana subjek dan predikat. Biasanya kesalahan ini muncul dengan menggunakan kata “yang” berulang kali. Menggunakan bahasa yang “berbunga-bunga” dan tidak langsung to the point. Pembaca akan lelah membacanya. Mengapa penulis tidak hemat dengan kata-katanya? Membuat kalimat yang tidak ada subjeknya. Kurang tepat dalam menggunakan tanda baca. Misalnya, ada tanda baca titik (atau koma) yang lepas sendirian pada satu baris. (Hal ini disebabkan karena tanda titik tersebut tidak menempel pada sebuah kata). Salah dalam cara menuliskan istilah asing atau dalam cara mengadopsi istilah asing. Mencampur-adukkan istilah asing dan bahasa Indonesia sehingga membingungkan Menuliskan dalam kalimat yang membingungkan (biasanya dalam jurnal-jurnal). Apakah tujuannya adalah mempersulit para reviewer makalah sehingga makalahnya diloloskan? Selain kesalahan tersebut di atas, ada lagi penggunaan bahasa yang kurang sesuai dengan kaidah. Mungkin hal ini tidak salah, tapi saya merasa kurang “pas” dalam membacanya. Contoh yang saya maksud antara lain menggunakan kata-kata “Sebagaimana yang kita ketahui bersama, ...”. Jika sudah diketahui bersama, mengapa perlu dieksplorasi berpanjang lebar? Bahasa Indonesia dan Istilah Teknis Ada pendapat bahwa Bahasa Indonesia kurang cocok untuk digunakan dalam penulisan ilmiah karena banyaknya istilah teknis yang tidak ada padan katanya di dalam Bahasa Indonesia. Mungkin ini ada benarnya. Namun harusnya tidak hanya Bahasa Indonesia saja yang memiliki masalah, karena bahasa lain pun memiliki masalah yang sama. Kita tidak dapat menyerah untuk

tidak menuliskan karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Tentunya hal ini dilakukan dengan tidak memaksakan kehendak dengan menggunakan istilah-istilah yang dipaksakan di-Indonesiakan. Menuliskan Istilah Asing Dokumen teknis biasanya penuh dengan istilah-istilah. Apalagi di dunia Teknik Elektro dimana komputer, telekomunikasi, dan Internet sudah ada dimana-mana, istilah komputer sangat banyak. Masalahnya adalah apakah kita terjemahkan istilah tersebut? atau kita biarkan? atau kombinasi? Ada juga istilah asing yang sebenarnya ada padan katanya di dalam Bahasa Indonesia. Namun mahasiswa sering menggunakan kata asing tersebut dan meng-Indonesia-kannya. Contoh kata yang sering digunakan adalah kata “existing” yang diterjemahkan menjadi “eksisting”. Menurut saya, penggunaan kata “eksisting” ini kurang tepat. Saya sendiri tidak termasuk orang yang suka memaksakan kata-kata Bahasa Indonesia yang sulit dimengerti. Ada beberapa kata yang menurut saya terasa janggal dan bahkan membingungkan bagi para pembaca. Kata-kata tersebut antara lain: tunak, mangkus, sangkil. Tahukah anda makna kata tersebut? Apa padan katanya dalam bahasa Inggris? Mengapa tidak menggunakan kata dalam bahasa Inggrisnya saja? Penerjemahan yang memaksakan kehendak ini membuat banyak dosen dan mahasiswa lebih suka menggunakan buku teks dalam bahasa Inggris. Anekdot. Di dalam pelajaran matematika (trigonometri) yang menggunakan bahasa Indonesia ada istilah sinus, cosinus, dan seterusnya. Ketika saya bersekolah di luar negeri dan berdiskusi dengan kawan (tentunya dalam bahasa Inggris), tidak sengaja saya mengucapkan kata “sinus”. Mereka bingung. Sinus dalam bahasa Inggris artinya sakit kepala! Memang matematika bisa membuat sakit kepala, tapi bukan itu yang saya maksud. Ini salah satu kendala kalau kita memaksakan menggunakan bahasa kita sendiri. Oh ya, dalam trigonometri yang bahasa Inggris istilah yang digunakan adalah sine, cosine, dan seterusnya. Istilah asing atau teknis yang tidak dapat diterjemahkan (atau akan menyulitkan pembahasan jika diterjemahkan) dapat ditulis dalam bahasa aslinya dengan menggunakan italics. 2

Akhirnya, adalah kesalahan pengetikan. Proses pengetikan laporan sendiri terkadang juga membuat kita sering kali diomeli sama dosen pembimbing. Ada sebuah cara jitu yang bisa kita gunakan dalam mengatasi hal ini. Sekarang sudah ada software Plugin - Bhs Indonesia.EXE,sebuah plugin komponen microsoft office untuk check spelling grammar bahasa

Indonesia. Download software ini, install dan berlakukan pada laporan Anda. Dengan sofware itu akan ketemu mana saja kata-kata yang salah ketik atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perlu di ingat saja bahwa software ini masih mempunyai kelemahan, dictionary nya masih belum komplit. Mungkin ada researcher mendatang yang mampu melengkapinya, 1. Tata bunyi (fonologi) Fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi : - Fonetik Pengertian Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia -

Fonemik Adapun Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti. Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

2. Tata bahasa (kalimat) Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak. Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi

kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja. 3. Kosa kata Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. 4. Ejaan Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara , perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan tanda baca. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyibunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan

kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambing-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambanglambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan. 5. Makna Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita. BAGIAN II 1. Bahasa Teratur dan Berpikir Teratur Seseorang akan dianggap berpikir teratur jika dalam kesehariannya ia biasa berbahasa teratur. Hal itu tercermin dari kemampuannya menggunakan bahasa yang baik dan benar. Beberapa pertanyaan berikut ini dapat membantu kita menilai tertib tidaknya bahasa yang kita gunakan, misalnya, dalam tulisan kita. Apakah setiap kata yang kita gunakan sudah benar-benar kita pahami maknanya? Apakah kata

yang

mubazir,

yang

tidak

perlu,

tidak

kita

gunakan?

Apakah hubungan antarkata dalam kalimat dan antarkalimat dalam paragraf tidak menimbulkan tafsiran ganda (ambiguitas)? Apakah hubungan antarkata dalam kalimat dan antarkalimat dalam

paragraf mengungkapkan hubungan antargagasan yang konsisten, yang tidak saling bertentangan? Apakah kata sudah kita tulis dengan tepat dan tanda baca kita gunakan dengan tepat pula? Jika kita jawab pertanyaan itu dengan ya, kita telah menggunakan bahasa secara tertib. Berikut ini contoh paragraf yang telah menggunakan bahasa secara lebih tertib. Pandangan penduduk asli terhadap pendatang selalu bergantung kepada apa yang menjadi tujuan kedatangan pendatang dan bagaimana kemampuan serta perilaku pendatang itu. Bila pendatang itu datang dengan tujuan baik, orang yang pintar, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan penduduk asli, dan berkelakuan baik, maka masyarakat penduduk asli akan menghormati dan mau bekerja dengannya. 2. Keracunan Berbahasa Kesukaran itu antara lain disebabkan oleh pemakaian susunan kalimat yang tidak teratur dan penyampaian pikiran atau gagasan yang tidak teratur pula. Perhatikan kutipan berikut. Di sekolah putra dan putri bangsa dididik. Mereka agar memiliki pengetahuan dan keterampilan. Mereka agar berbudi luhur. Mereka agar sehat jasmani dan rohaninya. Kutipan itu menggunakan sebuah kalimat yang dipenggal menjadi empat bagian kalimat. Bagian pertama merupakan sebuah kalimat. Bagian kedua, ketiga, dan keempat masing-masing merupakan suku kalimat, bukan merupakan sebuah kalimat. 3. Kesejajaran Dalam Kalimat Ketertiban bahasa yang digunakan seseorang, misalnya dalam suatu karangan terlihat dalam kepaduan susunan kalimat yang digunakannya. Unsur-unsur kalimat yang digunakannya saling berhubungan secara padu dan dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan yang padu pula. Kepaduan susunan kalimat dapat tercipta apabila kalimat disusun antara lain berdasarkan asas kesejajaran bentuk bahasa. Kesejajaran dalam kalimat berkaitan dengan kesejajaran beberapa bentuk bahasa yang biasanya dihubungkan dengan kata penghubung seperti dan, atau, bahwa, karena, dan yang dalam sebuah kalimat. 4. Kesalahan ejaan

Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat. Karena ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dank arena ejaannya salah, sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku. Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada: penggunaan tanda koma yang salah, dan kesalahan penulisan sapaan. 5. Kesalahan Struktur Kalimat Bentuk-bentuk yang strukturnya sudah benar merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang strukturnya masih salah merupakan kalimat tidak baku. BAGIAN III Ragam Bahasa Berdasarkan media yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam bahasa lisan yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap (organ of speec) dengan fonem sebagai unsur dasar, dan ragam bahasa tulis yaitu bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya, ragam bahasa ilmu, ragam bahasa hukum, ragam bahasa niaga, dan ragam bahasa sastra. Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dapat dibedakan sebagai berikut: A. Ragam Daerah/ Dialek Sebagaimana kita ketahui, bahasa Indonesia tersebar luas keseluruh Nusantara. Luasnya wilayah pemakaian bahasa Indonesia itu menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang dipakai di suatu daerah berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai di daerah lain. Misalnya, bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang yang tinggal di Denpasar berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai di Jakarta. B. Ragam Bahasa Terpelajar Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai pemakaian bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya, pidio, pilem, komplek, pajar, dan pitamin.

C. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa tak Resmi Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Demikian juga sebaliknya, kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan kepada bawahan.

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau mudah dimengerti oleh bangsa lain. Mudahmudahan urain singkat diatas dapat memberi sumbang sih bagi pembaca, saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan, demi kesempurnaan karya tulis kami ini yang berjudul ”Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar”. 3.2 saran Alhasil penyusunan Makalah ini sudah selesai , saya sebagai penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan kesempurnaan pembuatan makalah – makalah selanjutnya.

MAKALAH - Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Pelayanan Kesehatan (Keperawatan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keragaman bahasa yang terjadi di Indonesia terkadang menjadi salah satu faktor penghambat dalam berkomunikasi. Keragaman bahasa yang ada dapat menimbulkan perbedaan pemahaman antara komunikator dan komunikan. Begitu halnya pada sistem pemberian pelayanan kesehatan penggunaan bahasa Indonesia menjadi hal yang penting dilakukan oleh perawat agar klien tidak salah dalam mengartikan bahasa yang dimaksud perawat. Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional di Negara ini sangat penting digunakan oleh para perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan karena bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh penduduk Indonesia sehingga jika menggunakan bahasa Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan maka hambatan komunikasi akan semakin berkurang. Walaupun demikian sebagai seorang perawat harus tetap menghormati bahasa daerah yang digunakan klien. Hal tersebut dilakukan karena seorang perawat harus menghormati budaya yang di bawa klien,salah satu dari budaya tersebut adalah bahasa. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah: a. Apa yang mempengaruhi komunikasi antara perawat dan klien? b. Apa manfaat komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan di Indonesia? c. Bagaimana pengaruh bahasa Indonesia dalam pemberian pelayanan kesehatan di Indonesia? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah adalah: a. Menjelaskan komunikasi yang efektif dalam pelayanan kesehatan b. Menjelaskan pengaruh bahasa Indonesia terhadap pelayanan kesehatan c. Menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan di semua lingkup pelayanan kesehatan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakekat dan Manfaat Bahasa Secara Umum Bahasa dibentuk oleh kaidah atau aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan dalam berkomunikasi. Kaidah atau aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Bahasa penting dikusai oleh pengirim maupun penerima pesan agar komunikasi yang terjadi antar keduanya dapat berjalan dengan lancar. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja

sama dan identifikasi diri (Godam,2008). Bahasa terdiri dari dua jenis, yaitu bahasa lisan sebagai bahasa primer, dan bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder. Manfaat Penggunaan Bahasa Dalam Masyarakat : 1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia. 2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia. 3. Alat untuk mengidentifikasi diri. Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa (Godam, 2008) : 1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb. 2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek 3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya. 4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan. 5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. 6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku). 7. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. 8. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakangerakan tubuh Keragaman bahasa yang banyak dinegara Indonesia ini dapat menyebabkan adanya hambatan dalam berkomunikasi jika penerima pesan tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, untuk mempersatukan bangsa dan mengurangi hambatan dalam berkomunikasi biasanya disetiap Negara memiliki bahasa pemersatu, begitu pula di Indonesia yang memiliki bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku dan etnis dengan latar belakang bahasa berbeda.Di Indonesia kesepakatan Bahasa persatuan sebagai Bahasa Indonesia telah dibentuk sejak Sumpah Pemuda (secara de Facto), yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa yang sah sebagai Bahasa pemersatu. Jadi ketika kita menggunakan Bahasa Indonesia jelas sudah kesepakatan kita untuk menjadikan BahasaIndonesia sebagai Bahasa pemersatu yang terealisasi hingga detik ini, dengan harapan setiap warga Indonesia di kedepannya dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa mengalami kesulitan dengan seluruh manusia yang berada di wilayah Indonesia. 2.2 Manfaat Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan Jenis pelayanan kesehatan yang ada Indonesia sangat beragam mulai dari lingkup yang sederhana sampai yang luas cakupannya. Pelayanan kesehatan diberikan mulai dari lingkup personal, keluarga, dan yang berada di lingkungan masyarakat. Pelayanan kesehatan dalam lingkungan masyarakat dapat meliputi pelayanan kesehatan di puskesmas, kelompok-kelompok masyarakat atau komunitas dan

Rumah Sakit. Komunikasi merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh orang yang memberikan pelayanan kesehatan. Dalam komunikasi faktor yang sangat berpengaruh adalah bahasa. Oleh karena itu dibutuhkan kesamaan jenis bahasa yang digunakan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Di Indonesia penggunaan bahasa Indonesia lebih ditekankan penggunaannya dari pada bahasa daerah. Hal ini dilakukan oleh perawat agar klien memahami bahasa yang perawat gunakan. Namun, sebagai seorang perawat harus tetap menghormati bahasa yang digunakan oleh kliennya. Adapun manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan adalah: a. Mengurangi hambatan dalam berkomunikasi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan b. Memberi kemudahan bagi pemberi pelyanan kesehatan khususnya perawat dalam memberikan intervensi kepada kliennya c. Memudahkan klien dan perawat dalam berkomunikasi d. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu mudah dimengerti oleh hampir seluruh penduduk Indonesia sehingga penerima pelayanan keperawatan mudah memahami dan menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan e. Perawat akan lebih mudah dalam menerapkan komunikasi teraupetik kepada klien sebagai penerima pelayanan kesehatan 2.3 Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter,2005). Komunikasi dapat terjadi pada tingkat intrapersonal, interpersonal dan umum. Dalam materi pelatihan Keterampilan dan Manajemen SPMK menyebutkan bahwa Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut: 1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu 2. Mempengaruhi perilaku seseorang 3. Mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain 5. Berhubungan dengan orang lain 6. Menyelesaian sebuah masalah 7. Mencapai sebuah tujuan 8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik 9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain Komunikasi yang terjadi tidak selamanya lancar karena dalam berkomunikasi terkadang mengalami hambatan-hambatan. Hambatan tersebut dapat berasal dari pengirim pesan ataupun penerima pesan. Beberapa hambatan dalam komunikasi adalah: a. Hambatan dari Proses Komunikasi, diantaranya: Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan ini yang akan sering terjadi jika terdapat perbedaan bahasa yang digunakan oleh pengirim dan penerima pesan. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang mudah dimengerti dan bahasa ndonesia merupakan bahasa yang mudah dimengerti di Negara ini. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya. b. Hambatan Fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya. c. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang- kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima. d. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan. Perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi teraupetik. Komunikasi teraupetik merupakan proses dimana perawat berkomunikasi dengan menggunakan pendekatan terencanamempelajari klien (Potter,2005). Perbedaaan dalam penggunaan bahasa dalam memberikan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh perawat maupun petugas kesehatan lainnya merupakan faktor yang terpenting yang harus dipahami karena perbedaan bahasa ini akan memberikan dampak terhadap semua proses selama pelayanan kesehatan diberikan. 2.4 Pengaruh Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan Beragamnya bahasa yang ada di Indonesia dapat menyebabakan banyaknya arti dari setiap kata. Tidak tersampianya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat mengindikasikan adanya hambatan dalam komuniksi tersebut. Perbedaan bahasa antara pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini perawat dengan klien dapat menjadi hambatan dalam komunikasi antar keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh hampir seluruh warga Indonesia dan dapat digunakan

dimana saja perawat dan klien itu berada, bahasa tersebut adalah Bahasa Indonesia karena bahasa ini merupakan bahasa pemersatu semua penduduk yang ada di Indonesia. Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek penting ketika berhubungan dengan klien, terutama jika perbedaan bahasa menciptakan rintangan kultural antara perawat dan klien. Perbedaan bahasa yang terjadi antar aperawat dan klien harus dijembatani oleh orang ketiga agar pesan yang disampaikan oleh perawat dapat diterima klien tanpa adanya kesalahpahaman arti. Jika terjadi kesalahpahaman maka komunikasi yang terjadi antara keduanya dapat dikatakan tidak lancar. Ketidakberhasilan untuk berkomunikasi secara efektif dengan klien tidak hanya menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan tindakan tetapi juga dapat mengarah pada hasil yang tragis. Oleh karena itu kesamaan bahasa dalam hal ini sangat diperlukan. Bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap pelayanan kesehatan. Hampir seluruh penduduk di Indonesia mengeti dan memahami arti dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena itu dalam memberikan pelayanan kesehatan seorang perawat harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman. Beberapa pengaruh penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam berkomunikasi dalam pelayanan kesehatan adalah: a. Memberikan kemudahan bagi penerima pelayanan kesehatan untuk memahami maksud dari pemberi pelayanan kesehatan b. Bahasa Indonesia mudah digunakan oleh penduduk Indonesia sehingga perawat dapat menerapkan komunikasi teraupetik dalam memberikan pelayanan kesehatan c. Bahasa Indonesia dapat mengurangi hambatan yang ada. Dalam hal ini adalah hambatan dalam proses komunikasi dan hambatan smantik d. Penggunaan bahasa Indonesia dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi sehingga perawat dapat memberikan asuhan yang tepat dan klien juga dapat mengikuti perintah yang diberikan. Apabila komunikasi yang terjadi baik maka seorang perawat tidak akan menemukan hambatan dalam memberikan intervensi keperawatan e. Bahasa Indonesia dapat digunakan dimana saja diwilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan pemberian pelayanan kesehatan dapat diberikan disemua lingkup bermasyarakat, baik itu di puskesmas, rumah sakit maupun di komunitas yang ada di masyarakat f. Memudahkan terjadinya umpan balik antara penerima dan pemberi pelayanan kesehatan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu penting digunakan oleh perawat karena dapat memudahkan perawat dalam berkomunikasi dengan kliennya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu sehinga mudah dimengerti oleh penduduk Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatannya harus tetap menghormati bahasa yang digunakan kliennya, seperti bahasa daerah yang digunakan klien. Bahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap komunikasi yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, diantaranya dapat mengurangi hambatan komunikasi dan

mudahnya terjalin komunikasi teraupetik antar keduanya sehingga intervensi yang dilakukan akan lebih mudah dilakukan karena sudah ada kesepahaman antar keduanya. Bahasa Indonesia yang baik sangat penting digunakan oleh perawat diamanapun lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan, baik itu di lingkup personal, keluarga, rumah sakit maupun di lingkungan komunitas. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan yang dapat mengganggu komunikasi antar keduanya. 3.2 Saran Sebagai calon perawat professional yang akan memberikan pelayanan kesehatan, setiap mahasiswa keperawatan harus memperhatikan bahasa Indonesia yang baik agar tidak terjadi hambatan dan kesalahpahaman dalam bekomunikasi. Keberhasilan dan kesuksesan dunia kesehatan dalam peningkatan mutu pelayanan dan asuhan kesehatan masa depan ada ditangan mahasiswa, perawat dan petugas pemberi pelayanan kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Administrator WHO dalam pelatihan Menejerial SPMK. 2003.Komuni kasi. Style sheet:www. kmpk. ug m. ac. id. Diunduh pada tanggal 16 Oktober 2010 pada pukul 17.00 WIB. Godam. (2008). Definisi/ pengertian bahasa, ragam dan fungsi bahasa-pelajaran bahasa Indonesia. Style sheet:www.o r ganisas i. o r g. Diunduh pada tanggal 16 Oktober 2010 pada pukul 17.30 WIB. Potter, Patricia A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan:konsep, proses dan praktik. Alih bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENGHANTAR KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DAN LANSIA MAKALAH DISUSUN untuk MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

OLEH SOLEKAH AGNES DWI WULANSARI 15631468

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DESEMBER 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat serta hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibina Drs. Subangun, M.Kpd. Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini: 1. Siti Munawaroh, S.Kep, Neers, M,Kep selaku dekan FIK Unmuh Ponorogo 2. Metty Ferawai, M,Kep, Ners selaku kaprodi FIK Unmuh 3. Drs. Subangun, M.Kpd., selaku Dosen Pembimbing 4. Pihak lain yang tidak bisa disebut satu per satu Penulis yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Ponorogo, Desember 2015 Penulis

Solekah Agnes Dwi Wulansari

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bahasa Indonesia B. Pengertian Bahasa Kesehatan C. Pengertian Komunikasi dan Lansia D. Komunikasi pada lansia E. Teknik penedekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi dan resiko pendekatan F. Fase komunikasi dengan lansia BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKAiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Komunikasi adalah elemen dari interaksi komunikasi yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena dengan komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari oramng sering salah berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individe berasosiasi dengan orang lain dan dengan linngkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-burudan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali lupaatau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering membantu. (Bruner & Suddart, 2001 : 188) Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perunbahan verbal dan nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan (Potter-Perry, 301). Komunikasi pada lansia memerlukan perhatian khusus. Perawat harus waspada terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memengaruhi pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaranperubahan pada telingan bagian dalam dan telinga menghalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran terhadap suara.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian komunikasi dan pengertian lansia 2. Bagaimana komunikasi pada lansia 3. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi penolakan

4. Fase-fase komunikasi pada lansia

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah 1. Menjelaskan pengertian komunikasi dan pengertian lansia 2. Menjelaskan penerepan komunikasi pada lansia 3. Menjelaskan tentang teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi penolakan 4. Menjelaskan fase-fase komunikasi pada lansia

D. Manfaat Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini: 1. Kepala instansi kesehatan Bagi kepala instansi kesehatan, makalah ini bisa menjadi bahan masukan tentang pembenahan komunikasi yang baik dengan masyarakat atau pasien 2. Pegawai kesehatan Bagi para pegawai kesehatan, makalah ini dapat menambah wawasan atau masukan untuk berkomunikasi yang baik dan benar kepada pasien 3. Masyarakat Bagi masyarakat, makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang bahasa medis yang baik dan benar

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan bahasa resmi Republik Indonesia. Dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari raga banyak bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penanaman “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda. Untuk menghindari kesan imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebakan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riaumaupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan katakata baru, baik melalui penciptaan manusia maupun penyerapan bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

B. Pengertian Bahasa Kesehatan Dalam hubungan antar profesi kesehatan, dibutuhkan adanya sebuah bahasa komunikasi. Bahasa komunikasi tersebut dikenal dengan istilah medis. Istilah medis merupakan bahasa profesi

medis/kesehatan yang merupakan sarana komunikasi antara mereka yang berkecimpung langsung/tidak langsung di bidang asuhan atau pelayanan kesehatan. Oleh karena itu istilah medis ini harus dipahami dan dimengerti oleh setiap profesi kesehatan agar dapat terjalin komunikasi yang baik

C. Pengertian Komunikasi dan Lansia Komunikasi merupakan suatu hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13) komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untul menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005 : 301) komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik. Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran, fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Kelompok lanjut usia (LANSIA) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999:8).

D. Komunikasi pada lansia Dalam komunikasi dengan lansia harus diperthatikan faktor fisik, psikologi, lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan komunikasi yang tepat, disamping itu juga memerlukan waktu yang tepat.

E. Teknik penedekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi dan reaksi penolakan 1.

Teknik pendekatan dalam perawatan lansia dalam konteks komunikasi

a. Pendekatan fisik b. Penedekatan psikologi c. Pendekatan sosial d. Pendekatan spiritual 2. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia dalam reaksi penolakan Ada beberapa langkah yang dapat diakukan untuk menghadapi klien lansia denga penolakan antara lain: a. Penolakan segera reaksi penolakan klien b. Orientasi klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri

c.

Libatkan keluargs atau pihak terdekat dengan tepat

F. Fase komunikasi dengan lansia 1. Fase Pra Interaksi Dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan dan melihat perkembangan kondisi dari pasien yang bernama Tn. B. Tn. B menderita penyakit hipertensi yang dirawat di RSUD Pacitan 2. Fase Orientasi Perawat 1 dan perawat 2 mendatangi pasien Tn. B di ruang perawatan. P1

: Selamat pagi bapak, ibu (sambil tersenyum)

Keluarga

: Selamat pagi juga pak

Kakek sedikit kebingungan melihat kedatangan perawat. P1

: Pagi kek... Gimana kabar hari ini, sehat?

Tn. B

: Pagi... Alhamdulillah sudah agak lumayan, ini siapa ya??

Kakek masih tampak kebingungan dan tampak berfikir P1

: Kakek.. perkenalkan saya perawat Bayu

Perawat Bayu mencoba melakukan pendekatan kepada kakek dan juga keluarganya.

P1

: Saya yang akan merawat kakek pada hari ini. Kakek sudah makan?

Tn. B

: Sudah

P1

: Makannya sedikit atau banyak?

Tn. B

: Cuma sedikit karena saya kurang selera makan pak. Saya masih merasa agak mual

P1

: Pagi ini obatnya sudah si minum kek??

Tn. B

: Sudah. 3. Fase Kerja Fase dimana perawat melakukan pemeriksaan terhadap pasien. P1

: Permisi kek, maaf ya kek.. kakek tiduran saja biar santai.

Tn. B langsung tiduran. Setelah itu perawat memberikan tindakan kepada kakek. P1

: Kek tolong tangan kirinya diangkat sedikit ya kek

Perawat 1 memasang manset tensi dan mengukur tekanan darah. P1

: Cucu kakek sudah berapa kini?

Tn. B

: Sudah 3 pak, sudah besar-besar semua.

P1

: Oh sudah besar semua

4. Fase Terminasi Fase dimana perawat telah menyelesaikan tugasnya sebagai seorang perawat.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang. Setiap hari orang sering salah berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan.

B. Saran Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitif, oleh sebab itu saat berkomunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi. 2010. “Pengertian Terminology Medis”. https://fauzimade.wordpress.com diakses 13 Juni 2010. 2014. “Komunikasi Lansia”. https://mobile.facebook.com/permalink.php?story_fb id=283894551775290&id=146250918872988&_rdr diakses 29 Maret 2014. 2015. “Bahasa Indonesia”. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa/Indonesia diakses 24 Oktober 2015. Marina. 2013. “Teknik Pendeketan pada Lansia”. http://marinarina21 .blogspot.co.id diakses 23 Desember 2013.

Related Documents


More Documents from ""