Hogi_lbm 3 Modul Kpdl.docx

  • Uploaded by: Armella Azzahra
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hogi_lbm 3 Modul Kpdl.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,153
  • Pages: 5
LEARNING ISSUE 1. Bagaimana karakteristik agen? 2. Apa saja jenis jenis agen ? 3. Bagaimana cara penularan agen? 4. Bagaimana cara mencegah pertumbuhan agen 5. Bagaimana mekanisme patogenesis 6. Apa perbedaan maintenance host dan incidental host 7. Apa faktor pemicu penyebaran penyakit 8. Apa definisi dari portal entry dan portal exit 9. Apa saja macam portal entry dan portal exit 10. Hubungan agen dengan host 11. Hubungan agen dengan lingkungan 12. Apa jenis agen berdasarkan karakteristik STEP 7 1. Karakteristik agen penyakit yang menyebabkan dapat terjadinya penyakit, antara lain : a) Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan pejamu b) Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan c) Patogenesitas. Kemampuan penyakit / organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang d) Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya e) Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit. f) Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang reaksi imunologis dari pejamu.

Sumber : Kasjono, Heru Subraris dan Heldhi B. Kristiawan. 2009. Intisari Epidemiologi. Yogyakarta : Mitra Cendekia

2. - Golongan nutrient. Zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melanjutkan fungsi kehidupan, terdiri dari karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Contoh, kekurangan yodium menyebabkan gondok.

- Golongan kimia. Beberapa zat kimia yang menyebabkan timbulnya suatu penyakut. Contohnya zat kimia logam berat gas beracun, debu, dll. - Golongan fisik. Meliputi suhu, kelembaban udara, suara, tekanan, udara, radiasi, atau trauma mekanis yang apabila dalam keadaan yang luar biasa, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, dapat menimbulkan berbagai penyaktit. - Golongan biologi. Misalnya protozoa, virus, bakteri, jamur, dll. Penyebab penyakit (agent) dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan, yaitu protozoa, metazoa, bakteri, virus, fungi, jamur. Berikut adalah contoh dari klasifikasi enam golongan tersebut : Jenis agent Spesies agens Nama penyakit protozoa Plasmodium vivax Malaria kuartana metazoa Ascaris lumbricoides askariasis bakteri Salmonella typhi Tifus abdominalis virus Human Immunodeficiency HIV-AIDS Virus (HIV) Fungi Candida albicans kandidiasis Riketsia R. tsusugamushi Scrubtyphus (Dyan Kunthi Nugrahaeni, SKM, MKM : Konsep Dasar Epidemiologi, penerbit buku kedokteran EGC, 2006)

3.

1. Transmisi Langsung Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba patogen. 2. Transmisi Tidak Langsung Penularan mikroba patogen yang memerlukan media perantara baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vektor. a. Vehicle Borne Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi seperti peralatan makan, minum, alat-alat bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi. b. Vektor Borne Sebagai media perantara adalah vektor (serangga) yang memindahkan mikroba patogen ke pejamu adalah sebagai berikut:  Cara Mekanis Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum mikroba patogen, lalu hinggap pada makanan/minuman, dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.  Cara Bologis Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus perkembangbiakkan dalam tubuh vektor/serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu melalui gigitan. c. Food Borne

Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif untuk menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui saluran cerna. d. Water Borne Tersedianya air bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air yang meliputi aspek fisik, kimiawi, dan bakteriologis diharapkan terbebas dari mikroba patogen sehingga aman untuk dikonsumsi. Jika tidak, sebagai media perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba patogen ke pejamu, melalui pintu masuk saluran cerna atau yang lainnya. e. Air Borne Udara sangat mutlak diperlukan oleh setiap orang, namun adanya udara yang terkontaminasi oleh mikroba patogen sangat sulit untuk dideteksi. Mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran nafas pejamu dalam bentuk droplet nuclei yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernafas, melalui mulut atau hidung. Sedangkan debu merupakan partikel yang dapat terbang bersama partikel lantai/tanah. Penularan melalui udara ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan yang tertutup seperti di dalam gedung, ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau pada laboratorium klinik. (syahputra, 2014, penyakit infeksi) 4.  Sterilisasi Proses pembinasaan seluruh bentuk kehidupan dari mikroba pada sebuah objek atau didalam suatu material.  Disinfeksi Proses pembinasaan patogen vegetatif namun tidak termasuk endospora dan virus. Bakteri yang menghasilkan endospora contohnya Bacillus anthraxis.  Bakteriostatis Suatu kondisi pertumbuhan bakteri dan multiplikasinya dihambat, namun bakteri tersebut tidak mati.  Asepsis Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Filtrasi udara, sinar UV, penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai asepsis.  Sanitasi Mengurangi patogen pada peralatan makan untuk mengamankan kesehatan masyarakat dengan cara pencucian secara mekanik/kimia.  Status fisiologis Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel belum tumbuh secara sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora, endospora tersebut bersifat lebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya Endospora clostridiumbotulinom tahan dalam air mendidih selama berjam-jam. Umumnya Endospora clostridiumbotulinom tinggal dibawah tanah. Sumber : Oswald Avery, dkk. 1940. Genetika dan Pengendalian Mikrobiologi

5. 1. Bakteri masuk ke dalam tubuh 2. Adhesi(proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan terjadi pada sel epitel) -Kolonisasi 3. Invasi: proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar ke seluruh tubuh; Bakteri bertahan hidup pada sitosol, vakuola makanan (lisosom), vakuola 4. Bakteri dapat membunuh sel inang dgn cara: Menurunkan pH vakuola Produksi enzim protease 5.Perusakan organ/jaringan (Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, McGraw-Hill dalam agustina setyawati.2015) 6. 7. lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang tersedia. (Andianno.2008) 8. Untuk dapat berkembang biak dan mempertahankan keberadaannya di alam, bibit penyakit

harus dapat keluar dari pejamu yang satu dan masuk ke pejamu baru yang sehat. Tempat keluar bibit penyakit dari reservoir manusia dan hewan disebut sebagai portal of exit. Bibit penyakit dapat keluar melalui : 1. 2. 3. 4. 5. 6. o

Saluran nafas : tuberculosis paru, influenza Saluran cerna : disentri, tifus abdominalis, kolera, hepatitis Saluran kemih : gonore, sifilis, leptospirosis Kulit : cacar air Konjungtiva : trakoma Plasenta : transmisi vertical ibu-anak missal HIV-AIDS Portal of entry merupakan tempat masuknya bibit penyakit ke pejamu yang baru. Portal of entry sama dengan portal of exit, dan dapat melalui saluran nafas, saluran cerna, perkemihan, konjungtiva, kulit, dan plasenta. (Dyan Kunthi Nugrahaeni, SKM, MKM : Konsep Dasar Epidemiologi, penerbit buku kedokteran EGC, 2006)

9. 10. Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembangbiak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa tanda-tanda dan gejala penyakit berupa demam, perubahan fisiologi jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematian. (Azwar, 1988).

11. . Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan global. (Azwar, 1988).

Related Documents

Modul 3
April 2020 30
Modul 3
July 2020 41
Modul 3
June 2020 24
Modul Idk 3.docx
July 2020 13
Modul 3 Kd 2
July 2020 39
- Modul 3 Kd 2
June 2020 46

More Documents from "dini"

Nanda Lbm 3 Kpdl.docx
July 2020 27
Master Lbm 4.docx
June 2020 43
Lbm 3 Armella.docx
July 2020 21
Haneda.docx
June 2020 22