HISTOLOGI I
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: Solikhul Amin : B1A016097 : B2 :5 : Rahmi Mutia Mawardi
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2017
I.
PENDAHULUAN
Histologi adalah kajian mengenai jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya dalam mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1991). Tumbuhan tersusun atas berbagai jaringan. Jaringan penyusun tubuh tumbuhan meliputi jaringan meristem, parenkim, kolenkim, sklerenkim, jaringan penutup, jaringan pengangkut, dan pembuluh getah. Jaringan mungkin terdiri atas sel yang berbeda bentuk, bahkan fungsinya, tetapi susunannya selalu sama (Mulyani, 2006). II. TUJUAN
Tujuan praktikum acara histologi I, antara lain : 1. Mengamati bentuk-bentuk sel epidermis dan derivatnya. 2. Mengamati macam-macam jaringan dasar (parenkim).
III. MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara sitologi diantaranya mikroskop cahaya, object glass, cover glass, laporan sementara, silet, dan pipet. Bahan-bahan yang digunakan diantaranya Ø B. Daun Zea mays (jagung), Ø B. Daun Saccharum officinarum (tebu), Ø B. Daun Rhoeo discolor (adam hawa), Ø L. Daun Orthosiphon stamineus (kumis kucing), Ø L. Canna sp. (kana), epidermis bawah daun Durio zibethinus (durian), dan air. IV. METODE
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara histologi I antara lain: 1. Amati preparat Ø B. Daun Zea mays (jagung), Ø B. Daun Saccharum officinarum (tebu), ), dan Ø L. Daun Orthosiphon stamineus (kumis kucing) yang sudah di sediakan. 2. Persiapkan preparat Ø B. Daun Rhoeo discolor (adam hawa), Ø L. Canna sp. (kana), dan epidermis bawah daun Durio zibethinus (durian). Epidermis bawah daun Durio zibethinus (durian) disiapkan dengan cara kerik menggunakan silet lalu tempatkan pada object glass tetesi air dan tutupi cover glass. 3. Preparat diamati dibawah mikroskop dan gambar.
V. HASIL Keterangan : 1. Sel silika 2
2. Sel gabus 3. Epidermis
3 1
Gambar 1. Ø.B Epidermis Batang Tebu (Saccharum officinarum) Perbesaran 4 00X
2
Keterangan : 1. Sel
1 3
penutup
bentuk halter 2. Sel tetangga 3. Porus
4
4. Epidermis
Tipe stoma: Graminae
Gambar 2. Ø.B Daun Jagung (Zea mays L.) Perbesaran 400X
Keterangan : 1. Sel
penutup
bentuk ginjal
1
2. Sel tetangga 3. Porus
2
4. Epidermis
3 Tipe stoma : Amaryllidaceae
4
Gambar 3. Ø.B Epidermis Daun Sosongkokan (Solanum tubersoum) Perbesaran 400X Keterangan : 1
1. Epidermis atas 2. Jaringan palisade
2
3. Jaringan spons 4. Epidermis bawah
3
5. trikoma Tipe
trikoma
:
glanduler
4
Gambar 4. Ø.L Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) Perbesaran 400X
Keterangan : 1. Trikoma bentuk
1
bintang 2. Trikoma bentuk sisik Tipe trikoma :
2
Non-glanduler
Gambar 4. Irisan Epidermis Bawah Daun Durian (Durio zibethinus) Perbesaran 400X
Keterangan : 1. Aktinenkim
1
2. Aerenkim
2
Gambar 4. Ø.L. Tangkai Daun Bunga Tasbih (Canna sp.) Perbesaran 400X
B. Pembahasan
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, bunga, buah, dan biji, serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder. Sifatsifat jaringan epidermis yaitu: Tersusun dari sel-sel hidup. Terdiri atas satu lapis sel tunggal. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel. Tidak memiliki klorofil. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis (Sutrian, 2004). Menurut fungsi dan bentuk sel-sel epidermis tidaklah sama. Derivat dari sel epidermis adalah rambut daun, stomata, sel silika, dan sel gabus (Iserep, 1993). Derivat epidermis antara lain buliform (sel kipas), velamen, lenti sel, stomata, trikoma, sel silika dan sel gabus. Buliform berfungsi sebagai penyimpanan air pada selnya. Velamen pada anggrek untuk menutupi akar tanaman epifit. Lenti sel pada batang berperan pada proses transpirasi dan respirasi. Stomata berperan pada proses respirasi dan transportasi pada daun. Trikoma untuk mengurangi penguapan. Sel gabus dan sel silika memperkuat batang, kulit batang menjadi keras. (Woelaningsih, 1987).
Stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Trikomata adalah rambut-rambut halus yang tumbuh dari epidermis yang bentuk, susunan, serta fungsinya bervariasi, terdiri dari trikoma glanduler dan non glanduler (Sutrian, 2004) Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang sepenuhnya mengandung badanbadan silika yang berupa massa silika yang isotropik dan di tengah-tengahnya buasanya berupa granula-granula renik (Fahn, 1991). Menurut Rasyid et al (2017), stomata merupakan derivat epidermis yang sangat penting dalam keberlangsungan hdup tanaman, khususnya untuk poses fotosintesis. Secara umum, stomata ditemukan dibawah sisi daun. Stomata terdiri atas celah dan dikelilingi oleh dua sel penjaga. Stomata memungkinkan terjadinya hubungan antara bagian dalam tumbuhan dan bagian luar. Derivat epidermis berikutnya adalah Trikoma. Trikoma terdiri atas satu sel atau banyak sel. Beberapa trikoma adayang glanduler dan ada yang non-glanduler.
Trikoma berfunsi untuk melindungi diri dari gangguan luar serta mengurangi penguapan. Struktur anatomi berupa bentuk stomata, bentuk eidermis, serta struktur mesofil pada daun merupakan penciri yang bersifat konstan sehingga dapat digunakan sebagai data dalam melakukan identifikasi tumbuhan (Rasyid et al., 2017). Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan hampir disemua bagian organ tumbuhan. Jaringan ini disebut sebagai jaringan dasar karena menyususn sebagian besar jaringan pada tumbuhan; terdapat di antara jaringan lain; dapat dijumpai sebagai selubang berkas pengangkut. Jaringan ini memiliki ciri selselnya merupakan sel hidup yang berukuran besar dan tipis; memiliki banyak vakuola; letak inti sel mendekati dasar sel (Aryulina et al, 2004). Jaringan parenkim berdasarkan fungsinya menurut Aryulina et al. (2004) dapat dibedakan menjadi : 1. Parenkim asimilasi, jaringan parenkim tempat pembuatan zat-zat makanan melalui fotosintesis. 2. Parenkim penimbun, jaringan parenkim yang menyimpan cadangan makanan karena memiliki vakuola besar. 3. Parenkim air, jaringan parenkim yang mampu menyimpan air. 4. Parenkim pengangkut, jaringan parenkim penangkut air dan hasil fotosintesis. 5. Parenkim udara (aerenkim), jaringan parenkim yang dapat menyimpan udara. 6. Parenkim penutup luka, jaringan parenkim yang memiliki kemampuan regenerasi. Berdasarkan hasil praktikum Histologi I, didapatkan hasil bahwa pada pengamatan irisan membujur batang Saccharum officinarum (Tebu) terdapat epidermis, sel silika dan sel gabus (Prawirohartono, 2003). Pada pengamatan daun Zea mays (Jagung) terdapat epidermis, celah, sel penutup tipe halter dan 2 sel tetangga dengan tipe stomata Graminae (Andre, 2012). Pada pengamatan daun Rhoeo discolor (Adam Hawa) terdapat epidermis, celah, sel penutup tipe ginjal dan 4 sel tetangga dengan tipe stomata Amaryllidaceae (Andre, 2012). Pada pengamatan irisan melintang daun Orthosiphon stamineus (Kumis Kucing) terdapat epidrmis atas, jaringan palisade, jaringan spons, epidermis bawah dan stomata (Prawirohartono, 2003). Pada pengamatan epidermis bawah
daun Durio zibethinus (Durian) terdapat 2 trikomata bentuk sisik dan bintang (Prawirohartono, 2003). Pada pengamatan tangkai daun Canna sp. (Kana) terdapat 2 tipe parenkim yaitu aktinenkim dan aerenkim (Woelaningsih, 1987).
VI. SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum acara histologi I dapat disimpulkan bahwa : a. Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut fungsi dan bentuk sel-sel epidermis tidaklah sama. Derivat dari sel epidermis adalah rambut daun, stomata, sel silika, dan sel gabus. b. Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan hampir disemua bagian organ tumbuhan. Jaringan parenkim terdiri dari parenkim asimilasi, penimbun, air, pengangkut, udara (aerenkim), dan penutup luka.
VII. SARAN
Sebaiknya saat menggambar skematis pada laporan sementara diberikan contoh terlebih dahulu, sehingga praktikan lebih paham dan cepat dalam menggambar.
DAFTAR REFERENSI
Andre. 2012. Tipe-Tipe Stomata dan Manfaat Trikoma Bagi Manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka. Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., & Winarni, E. W. 2004. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis. Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB. Kimball, J.W. 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga. Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Prawirohartono, S. 2003. Biologi. Jakarta : Bumi Aksara. Rasyid, M., Irawati, M. H., & Saptasari, M. 2017. Anatomi Daun Ficus racmosa L. (Biraeng) dan Potensinya di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Jurnal Pendidikan, 2 (6), pp. 861-866. Woelaningsih, S. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta : UT. Zhang, T., Mahgsoudy, L. S., Tittmann, B., Cosgrove, D. J. 2013. Visualization of the
nanoscale pattern of recently-deposited cellulose microfibrils and matrix materials in never-dried. Journal of The Pennsylvania, 4 (3), pp. 160-168.