BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari sebuah persoalan melalui pengumpulan data berdasarkan hasil analisa dalam proses penelitian. Penelitian dipandang sebagai upaya menjawab pemasalahan secara sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengmpulan data empiris, mengolah, dan menarik kesimpulan atas jawaban suatu masalah. Dalam melakukan penelitian seseorang dihadapkan pada permasalahan dan harus mencari jalan keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Dugaan atau perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis
B.
Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari hipotesis ? 2. Apa kegunaan hipotesis ? 3. Apa saja jenis-jenis hipotesis ? 4. Bagaimana kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa terjadi ? 5. Bagaimana langkah – langkah Pengujian Hipotesis ?
C.
Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari hipotesis 2. Untuk mengetahui kegunaan hipotesis 3. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis 4. Untuk mengetahui kesalahan dalam pengambilan keputusan 5. Untuk mengetahui langkah – langkah Pengujian Hipotesis
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hipotesis Hipotesis adalah berasal dari kata hipo dan thesis, hipo berarti lemah, sedangkan tesis berarti pernyataan. Jadi hipotesis berarti pernyataan yang lemah, atau secara metodologi hipotesis berarti jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
B.
Kegunaan Hipotesis 1.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
3.
Hipotesis memberikan arah krpada penelitian
4.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian
C.
Jenis Hipotesis 1.
Hipotesis satu arah Hipotesis satu arah adalah apabila dugaan penelitian menuju ke satu arah (arah positif atau arah negatif) Contoh : Penelitian menduga bahwa ada peningkatan status gizi anak balita yang mendapat makanan tambahan lebih baik dari pada anak balita yang tidak mendapat makanan tambahan (arah positif)
2
Peneliti menduga bahwa ada penurunan kecemasan dalam menghadapi persalinan setelah konseling (arah negatif) 2.
Hipotesis dua arah Hipotesis dua arah adalah apabila dugaan peneliti menunjukkan dua arah Contoh : Diduga ada perbedaan lama proses persalinan antara yang diberi senam hamil dengan yang tidak diberi senam hamil Diduga ada hubungan pola makan dengan status gizi anak Diduga ada pengaruh umur ibu terhadap berat badan lahir. Pada contoh ini, kenapa dikatakan dua arah karena kata perbedaan mengandung arti ada dua kemungkinan terjadi , yaitu lama proses persalinan ibu yang diberi senam hamil bisa lebih cepat atau lebih lama. Begitu pula dengan kata hubungan
dan
pengaruh
mengandung
arti
dua
kemungkinan, yaitu bisa hubungannya positif atau negatif. Pada contoh hubungan pola makan dengan status gizi anak, jika hubungannya positif berarti “ pola makan bagus, maka status gizinya bagus”. Jika hubungannya negatif berarti “pola makan bagus status gizinya kurang bagus”. 3.
Hipotesis Nol(Ho) Hipotesis nol adalah sebuah hipotesis yang berlawanan dengan teori yang akan dibuktikan. Hipotesis nol adalah dugaan yang selalu diawali dengan kata “tidak ada”. Contoh : Tidak ada perbedaan berat badan lahir antara ibu perokok dengan ibu bukan perokok Tidak ada hubungan jenis pekerjaan ibu dengan lama menyusui bayinya Tidak ada pengaruh lingkungan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita
3
4.
Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja adalah sebuah hipotesis yang berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan. Hipotesis alternatif adalah dugaan yang selalu diawali dengan kata “ada” Contoh : Ada perbedaan berat badan lahir antara ibu perokok dengan ibu bukan perokok Ada hubungan jenis pekerjaan ibu denganlama menyusui bayinya Ada pengaruh lingkungan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita
5.
Hipotesis Komparatif Untuk menunjukkan bahwa hipotesis yang dipakai dalam penelitian adalah komparatif, maka digunakan kata hubungan atau perbandingan. Contoh : Ada perbedaan peningkatan berat badan bayi antara yang diberi pemijatan bayi dengan tidak diberi pemijatan bayi. Ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemilihan jenis kontrasepsi Ada pengaruh pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi umur 7-12 bulan 6.
Hipotesis Korelatif Bila peneliti ingin mengetahui besar asosiasi itu dengan parameter koefisein korelasi (r) dan (β) pada regresi, maka digunakan hipotesis korelatif Contoh : Ada korelasi antara status gizi ibu dengan kelahiran premature Ada korelasi kejadian hipertensi dengan solutsio placenta
4
D.
Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis kita selalu dihadapkan suatu kesalahan pengambilan keputusan. Ada dua jenis kesalahan pengambilan keputusan dalam uji statistic, yaitu : Kesalahan tipe I alpha (α) Kesalah tipe II beta (β) Kesalahan tipe I adalah kesalahan menolak Ho padahal sesungguhnya
Ho
benar.
Artinya:
menyimpulkan
adanya
perbedaan padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan. Peluang kesalahan tipe satu (I) adalah a atau sering disebut tingkat signifikansi (significance level). Sebaliknya peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe I adalah sebesar 1-a, yang disebut dengan tingkat kepercayaan (confidence level). Kesalahan tipe II adalah kesalahan tidak menolak. Ho padahal sesungguhnya Ho salah. Artinya : menyimpulkan tidak ada perbedaan padahal sesungguhnya ada perbedaan. Peluang untuk membuat kesalahan tipe kedua (II) ini adalah sebesar b. Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe kedua (II) adalah sebesar 1-b, dan dikenal sebagai Tingkat Kekuatan Uji (power of the test). Tabel. Kesalahan pengambilan keputusan
Menerima Ho
Populasi Ho Benar Benar ( 1- α )
Menolak Ho
Kesalahan Tipe I (α)
Keputusan
E.
Ho Salah Kesalahan Tipe II (β) Benar (1 – β)
Langkah – Langkah Pengujian Hipotesis Langkah – langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formulasi Hipotesis Formulasi atau perumusan hipotesis statistic dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut :
5
Hipotesis nol atau hipotesis nihil Hipotesis nol, disimbolkan Ho adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji Hipotesis alternatif atau hipotesis tandangan Hipotesis alternatif disimbolkan
H1 atau Ha adalah
hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Secara umum, formulasi hipotesis dapat dituliskan : Hipotesis mengandung pengertian sama, dalam hal ini pasangan Ho dan Ha adalah : Ho : µ = µo ( tidak ada perbedaan………….……) Ha : µ ≠ µo ( ada perbedaan……………………….) Hipotesis mengandung pengertian maksimum Ho : µ ≤ µo ( lebih kecil sama……………….…..) Ha : µ > µo ( lebih besar………………………..) Hipotesis mengandung pengertian minimum Ho : µ ≥ µo (lebih besar sama……………………...) Ha
:
µ
<
µo
(lebih
kecil………………………………..…………….) 2. Menetukan taraf nyata (significant level) Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalaha hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Tarif nyata dilambangkan dengan α (alpha) semakin tinggi taraf nyata yang digunakan,semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region oftest) atau daerah penolakan (region of rejection).
6
3. Menentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesisnol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α table distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistic beradadiluar nilai kritis. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebihkecil daripada nilai positif atau negative dari α tabel. Atau nilai uji statistic berada di dalam nilai kritis.
daerah
daerah
penolakan
penolakan H0
H0 d1
d2 Daerah Kritis uji dua pihak
daerah
daerah
penerimaan H0
penolakan H0
d Daerah Kritis uji satu pihak kanan 7
daerah
daerah
penolakan H0
penerimaan H0 d Daerah Kritis uji satu pihak kiri
4. Menentukan nilai uji statistik Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi. 5. Membuat kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho), sesuai dengan kriteriapengujiannya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistic dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hipotesis adalah berasal dari kata hipo dan thesis, hipo berarti lemah, sedangkan tesis berarti pernyataan. Jadi hipotesis berarti pernyataan yang lemah, atau secara metodologi hipotesis berarti jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. B. Saran Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah Hipotesis yang kami susun.
9
DAFTAR PUSTAKA Dr.Stang, Drs., M.Kes 2015. Statistik Untuk Kebidanan. Masagena Press. Makassar Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung Mualim,
Asep
Saipul;.
2011.
Perumusan
Hipotesis
(Online)
http:moegrafis.blogspot.com/2011/05/perumusan-hipotesis;html.7 april 2015 Wikipedia : Uji Hipotesis. Diakes tanggal 7 April 2015
10