Hijab Bagi Anak Perempuan.docx

  • Uploaded by: Danil Ardika
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hijab Bagi Anak Perempuan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,606
  • Pages: 7
KONTRA : Mengajarkan Anak Pakai Jibab Itu Susah-Susah Gampang Nah, tapi, bagaimana kalau anak perempuan kita masih kecil dan belum memasuki masa balignya? Apakah juga wajib untuk pakai jilbab? Memang, kewajiban untuk pakai jilbab belum dibebankan kepadanya. Tetapi, kita mempunyai kewajiban untuk mengajarkan si kecil untuk pakai jilbab. Masih ingat pepatah “Mengukir di atas batu lebih mudah dari pada menulis di atas air” kan? Pepatah itu menggambarkan bahwa di usia yang masih muda akan jauh lebih mudah untuk belajar dibandingkan dengan yang sudah tua. Jadi, mumpung anak kita masih muda, kita bisa mengajarkan ia untuk memakai jilbab sebab anak kecil jauh lebih mudah dibentuk daripada anak yang sudah lebih besar. Dalam mengajarkan anak untuk pakai jilbab, hal yang paling pertama dan utama adalah contoh terlebih dahulu. Contoh dari siapa? Contoh yang paling dekat dengan si kecil adalah umminya. Dengan memberikan contoh, putri kita akan melihat bahwa jilbab adalah pakaian seorang muslimah sehingga nantinya ia tidak akan merasa asing dengan jilbab. Sewajarnya anak kecil yang suka bermain, aktivitas bermainnya mungkin akan membuat putri kecil kita pasti akan melepas jilbabnya ketika merasa kegerahan. Kita tidak perlu memaksakan si kecil untuk tetap pakai jilbabnya. Saat ini biarkan dia terlebih dahulu untuk melepaskan jilbabnya sejenak. Yang terpenting bangun suasana yang nyaman untuk anak berjilbab. Kelak, kita bisa memberikan pengertian dengan menasihati dia secara perlahan. Bangun suasana nyaman untuk dia memakai jilbabnya, misalnya bertemu dengan anak-anak perempuan sebaya lain yang juga memakai kerudung. Dengan demikian, putri kita akan merasa mempunyai teman ketika

memakai jilbab. Dengan membangun zona nyaman ini, putri kecil kita akan nyaman dengan jilbabnya hingga suatu saat nanti ia akan merasa bahwa jilbab memang pakaiannya dan bukan sekadar budaya dari bangsa Arab. Pemerintah sayap kanan Austria mengumumkan rencana untuk melarang siswi taman kanak-kanak dan sekolah dasar atau anak-anak perempuan di bawah usia 10 tahun mengenakan hijab, Rabu (4/3). Langkah itu diambil untuk memerangi apa yang dianggap ancaman terhadap budaya Austria. Austria menerima pencari suaka sebanyak lebih dari satu persen populasinya saat krisis imigran Eropa. Isu tersebut mendorong Sebastian Kurz dari kalangan konservatif terpilih sebagai kanselir. Kurz, kanselir termuda Austria terpilih dalam usia 31 tahun, dengan mengambil sikap garis teras terhadap imigrasi. "Tujuan kami adalah untuk mengatasi perkembangan 'masyarakat paralel' di Austria," kata Kurz kepada Radio ORF, menggunakan istilah 'masyarakat paralel' yang digunakan dia dan partai sayap kanan jauh Partai Kebebasan (FPO), mitra koalisinya untuk menggambarkan ancaman muslim terhadap budaya Austria. "Anak-anak yang mengenakan jilbab di Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar tentu saja menjadi bagian dari itu," kata Kurz sepertid ilansir kantor berita Reuters. Menteri Pendidikan Ausria Heinz Fassmann menyatakan beleid tersebut akan siap musim panas ini. Namun dia menambahkan langkah tersebut merupakan tindakan 'simbolis', terlepas dari berapa banyak anak yang benar-benar terpengaruh. Kantor berita Jerman Deutschewelle menyatakan sebagian besar anak perempuan muslim mengenakan jilbab sejak pubertas. Dilaporkan Deutschewelle, para pemimpin komunitas Muslim di Austria merasa menjadi korban. Organisasi muslim utama Austria menyatakan jilbab jarang dipakai gadis Muslim sebelum mereka mencapai pubertas. Mereka menyebut beleid itu akan

mengganggu komunitas Muslim. "Muslim yang taat dan sekuler menjadi cemas dan khawatir bahwa politik saat ini memicu, bukannya meredakan, kebencian terhadap perubahan dalam masyarakat kita. dengan menggambarkan Islam sebagai musuh," demikian pernyataan organisasi itu seperti dilansir Deutschewelle.

Namun, sekarang ini masyarakat ramai membicarakan dampak negatif hijab. Mengapa bisa terjadi? Dampak negatif yang dimaksud adalah dampak yang terjadi jika memakai hijab tidak sesuai dengan ciri-ciri hijab syar’i. Contoh muslimah yang akan terkena dampak negatif hijab adalah sebagai berikut : 1. Berjilbab dengan ciri-ciri hijab punuk unta. Membentuk bagian atas kepala. 2. Bisa menyebabkan kepanasan bagi anak 3. Anak bisa menjadi kurang konsentrasi 4. Bisa menyebabkan rambut anak menjadi berantakan 5. Anak bisa saja menangis saat dipakaikan hijab 1. Mengikuti Hawa Nafsu Dengan hijab yang tidak mengikuti hukum memakai hijab syar’i, maka wanita akan selalu menurutkan hawa nafsunya untuk mempercantik diri. Hal ini sama saja dengan wanita yang tidak berhijab. Sudah cantik, ingin lebih cantik lagi, dan seterusnya. Tidak akan merasa puas dengan yang ada. 2. Hilangnya Kesederhanaan Kesederhanaan seharusnya menjadi ciri khas hijabers, sesuai dengan ajaran Islam. Dengan mengikuti tren hijab dan tidak mengikuti aturan Islam, maka hal tersebut akan hilang. Muslimah selalu ingin menjadi perhatian, meskipun ini bagian dari sifat wanita. Namun, sifat itu harus dikendalikan. Dengan hilangnya kesederhanaan, maka pakaian wanita berhaga ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Sama dengan muslimah atau non muslim yang tidak berhijab. Tidak puas dengan satu pakaian, maka akan berusaha berpakaian baru setiap ada kesempatan.

3. Penurunan Konsentrasi Muslimah yang berkiblat pada mode dan fokus hidupnya adalah untuk mempercantik diri, maka dia tidak akan fokus untuk melakukan aktivitas lainnya. Muslimah tersebut hanya akan fokus pada hijab-hijab model terbaru, baju, dan alat make up. Muslimah hanya boleh berhias untuk suaminya. 4. Pelecehan Seksual Seharusnya dengan berjilbab wanita terhindar dari segala bahaya kejahatan, khususnya kejahatan seksual. Namun, karena muslimah mengenakan hijab namun bergaya sama dengan yang tidak berhijab, maka manfaat menutup aurat dalam Islam tersebut hilang. Laki-laki tetap dapat memandangnya penuh dengan

hawa nafsu. Dan kejahatan seksual dapat mengintai.

PRO : Orangtua memiliki keharusan untuk membimbing anak-anak perempuan mereka memakai jilbab.

Mengajarkan anak hal yang baik ketika masih kecil akan menjadi kebiasaan ketika mereka beranjak dewasa. Begitu juga dengan mengajarkan agama, salah satunya untuk menutup aurat bagi anak perempuan. Ketikaanda mulai mengajari anak berjilbab sejak dini, hal ini akan menjadi kebiasaan ketika anak sudah dewasa. Anak pada umumnya sering bosan sehingga kadang sulit untuk dibiasakan memakai jilbab. Namun, anda juga bisa menggunakan dengan cara menyenangkan untuk membiasakan anak berjilbab. Alangkah baiknya apabila orang tua mengetahui cara mengajarkan anak berjilbab sejak dini sehingga anak dapat menerapkannya. Hal ini bertujuan untuk menumbuh rasa cinta sang anak terhadap jilbabnya. Tidak hanya begitu, anak juga dapat mengetahui bahwa jilbab adalah salah satu identitas dari seorang muslimah yang harus di jaga. Tak sekedar mengerjakan hal itu, orang tua juga harus memiliki kemampuan untuk melatih anak-anaknya berjilbab dalam kesehariannya. Dengan demikian, mereka akan terbiasa memakai jilbab sejak dini dan mereka tidak akan merasa asing lagi dengan berjilbab. Sekarang banyak anak remaja yang membuka aurat tanpa memakai jilbab nah, sebab itu biasakanlah anak usia dini sudah memakai jilbab. Bagaimana cara mengajari anak berjilbab sejak dini, bacalah dibawah ini - Usia dalam menggunakan jilbab Kenalkan anak pada jilbab sejak dini mungkin. Lakukan dengan bertahap mulai balita. Misalkan menggunakan pakaian yang panjang, menggunakan kerudung, kemudian mulailah berjilbab. saat ini sudah banyak model jilbab utuk anak kecil yang bagus dan lucu. - Memilih model pakaian Anak-anak biasanya tidak suka yang ribet. pilih model pakaian yang sederhana saja misalkan dengan jilbab instan dan baju terusan atau potongan. pilih warna yang disukai anak dan anda bisa memilih baju muslim dengan model yang yang disukai anak. - Keluar Rumah Berjilbab Pastikan anak waktu keluar rumah selalu memakai jilbab. Berikan arahan mengenai baju yang digunakan di dalam rumah dan di luar rumah.

- Berikan Pujian Berikan pujian pada anak saat menggunakan jilbab misalnya " Anak ku cantik sekali kalau menggunakan jilbab" dengan begitu anak akan semangat untuk memakai jilbab. - Pengarahan Seiring Usia Jangan lupa bahwa anak akan dewasa dan semakin lama anak akan semakin kritis melihat teman di sekitarnya. Ajak anak mengetahui lebih dalam tentang berjilbab agar anak tidak terpengaruh dengan teman di sekitarnya apalagi teman sekitarnya tidak memakai jilbab . Itulah beberapa cara mengejari anak untuk berjilbab sejak dini tidak ada salahnya kalau mengajarkan anak nilai-nilai agama mulai hal yang sederhana. Setiap Muslim diwajibkan menutup aurat. Bagi laki-laki, anggota tubuhnya mulai pusar hingga lutut wajib tertutup, sedangkan perempuan seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Bagi perempuan, terdapat pula kewajiban untuk mengenakan jilbab, yaitu pakaian atau kain yang menutupi kepala hingga bagian dada. Perintah ini tertuang dalam Surat An Nur ayat 31. " ... Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...." Kewajiban ini berlaku bagi para Muslimah yang telah baligh serta berakal. Sedangkan bagi anak kecil, kewajiban ini tidak berlaku. Tetapi, kewajiban tentu terasa berat apabila dijalankan saat berlaku. Oleh sebab itu, orang tua perlu membimbing anak-anak perempuan mereka memakai jilbab sehingga nantinya sudah terbiasa. Bimbingan ini tentu tidak diberikan saat anak masih sangat kecil. Bimbingan untuk mengenakan jilbab sebaiknya mulai diberikan saat anak berusia sepuluh tahun. Syeikh Ali Al Shabuni dalam kitab Rawa'iul Bayan menjelaskan orangtua mendapat keharusan untuk membimbing anak-anak mereka agar menutup aurat. Apalagi jika si anak sudah berusia 10 tahun. Meski begitu, bimbingan ini tetap disifati sebagan anjuran dan bukan kewajiban. Tujuannya adalah untuk mendidik agar nantinya anak menjadi terbiasa dengan jilbab. Islam mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat. Aurat laki-laki dari pusar sampai lutut, sementara aurat perempuan menurut sebagian ulama

adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Aurat perempuan dalam fikih memang lebih banyak ketimbang laki-laki. Kewajiban menutup aurat ini tentu dibebankan kepada mukallaf, yaitu orang baligh dan berakal. Ketika seorang sudah mukallaf diwajibkan untuk menutup aurat dan menjalankan seluruh kewajiban agama. Tidak ada kewajiban menutup aurat bagi anak kecil ataupun orang gila. Meskipun demikian, orang tua harus tetap mengajarkan dan mendidik anaknya agar terbiasa menggunakan pakaian yang menutup aurat, sehingga ketika dewasa nanti sudah terbiasa melakukannya dan tidak terpaksa. Syaikh Ali al-Shabuni dalam Rawa’iul Bayan menjelaskan bahwa orang tua dianjurkan untuk mendidik anaknya agar menutup aurat, khususnya perempuan, pada saat mereka berumur sepuluh tahun. Ketika umur anak sudah sepuluh tahun mintalah mereka untuk berhijab dan menutup auratnya. Anjuran berhijab bagi anak sepuluh tahun ini tentu bukan kewajiban, tetapi hanya untuk mendidik saja agar ketika dewasa kelak terbiasa menggunakannya. Anjuran ini dianalogikan dengan shalat. Sebagaimana diketahui, orang tua dianjurkan menyuruh anaknya untuk shalat ketika berumur tujuh tahun. Kalau sudah sepuluh tahun tidak shalat dibolehkan memukulnya. Tentu maksud memukul di sini bukan dengan pukulan keras ataupun menyakiti, tetapi pukulan kasih sayang dan tidak menyakitkan.

Related Documents

Tanya Jawab Bagi Anak
December 2019 33
Hijab
May 2020 37
Hijab
June 2020 30
Hijab
December 2019 44

More Documents from "adi nurcahyo"