Herniasi Diskus.docx

  • Uploaded by: Meisi Arisandi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Herniasi Diskus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 811
  • Pages: 2
Herniasi Diskus 1. Pengertian Herniasi diskus adalah prolaps yang terjadi pada nukleus pulposus karena kerusakan pada annulus fibrosus. Diskus yang mengalami herniasi menekan saraf menyebabkan nyeri akar saraf. Ischialgia (atau sciatica), dimana saraf isiadikus yang berada sepanjang tungkai mengalami iritasi, merupakan contoh nyeri akar saraf yang relatif sering terjadi (Bull, 2007). Ischialgia didefinisikan sebagai nyeri yang menyebar dari punggung sampai bokong dan ekstremitas bawah. Ini bisa disebabkan oleh peradangan, tumor, trauma, degenerasi, dan metabolik atau kejadian pada sistem peredaran darah lainnya dari spinal sampai saraf tepi. Herniasi diskus intervertebralis ke segala arah dapat teradi akibat treauma atau stres fisik. Herniasi ke arah superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke dalam korpus vertebrata dinamakan sebagai nodul schmorl (biasanya dijumpai secara insidentil pada gambaran radiologist atau otopsi). Kebanyakan herniasi terjadi pada arah posterolateral sehubungan dengan faktor-faktor : nuvleus pulposus yang cenderung terletak lebih di posterior dan adanya ligamentum longitudinalis posterior yang cenderung memperkuat annulus fibrosis di posterior yang cenderung memperkuat annulus fibrosus di posterior tengah. Peristiwa ini dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti rupture annulus fibrosis, hernis nucleus pulposus, rupturediskus, herniasi diskus dan saraf terepit. Mula-mula nucleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsenntrik anulus fibrosus yang robek, dan menyebabkan cincin lain dibagian luar masih intak menonjol setempat. Keadaan seperti ini dinamakan sebagai protrusio diskus. Bila proses tersebut berkelanjutan, sebagai materi nukleus kemudian akan menyusup keluar diskus ke anterior ligament longitudinalis posterior atau terus masuk ke dalam kalanis spinalis. Prostusio atau ekstruksi diskus posterolateral akan menekan akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong dura (contohnya herbiasi diskus L4-5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri). Jepitan saraf akan menampilakan gejala dan tanda resikuler sesuai dengan distribusi persarafan. Herniasi diskus sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen kauda ekuina pada kedua sisi, sehingga menampilakan radikulopatia bilateral atau bahkan gangguan sfingter seperti retensio urine. 2. Etiologi Sindrom lumbar diskus disebabkan oleh proses penuaan. Selain itu, postur tubuh yang buruk atau kebiasaan mengangkat beban berat juga dapat menjadi penyebab sindrom lumbar diskus. Ketika celah diskus tulang rawan menyempit, ujung ruas akan menjadi aus. Lalu tulang yang terdorong menyebabkan tekanan pada tulang atau saraf punggung. Ketika saraf terganggu, punggung dan kaki menjadi sakit, kesemutan, mati rasa, dan lemah pada kaki. 3. Manifestasi klinis Herniasi diskus disertai nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun: servikal (leher), torakal (jarang), atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur sekitarnya. Selain itu, gejala dari herniasi diskus adalah kejang otot, kelemahan pada otot atau bagian atrophy, nyeri menyebar ke daerah pantat, betis dan kaki, nyeri diperparah jika batuk, tertawa, terjadi

nyeri pada tulang belakang, kekakuan pada kaki dan betis dan juga pada saat duduk dalam jangka waktu yang lama. Nyeri akan berkurang bila istirahat berbaring. Penderita seringkali mengeluh kesemutan (paresthesia) atau baal atau bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persarafan yang terlibat. Gejala lain yang dapat muncul akibat herniasi diskus terutama daerah lumbar adalah sindroma cauda equina. Meski jarang terjadi sindroma cauda equina dapat menyebabkan kelumpuhan permanen pada kedua kaki, atau kesulitan buang air besar dan kecil, serta gangguan neurologi lainnya jika tidak segera dilakukan pengobatan. 4. Penatalaksanaan Untuk menentukan diagnosa banding dari ischialgia itu sulit dan tidak selalu tepat (Lin Lin, 2009). Umumnya orang dengan nyeri kronik bekerjasama dengan dokter, perawat, terapi okupasional, apoteker, psikolog, dan ahli fisioterapi, yang dapat membantu untuk mengatasi keluhan nyeri. Menurut PERMENKES No. 80, 2013 menyebutkan bahwa fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi. Fisioterapi menggunakan cara-cara fisik (seperti pijatan, latihan, panas, atau listrik). Contohnya adalah TENS, SWD, Mc. Kenzie exercise dan core stability exercise. Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu jenis pereda nyeri yang ditempatkan secara mengelompok dengan menggunakan aliran listrik lemah untuk menghambat saraf yang mentransmisikan perasaan nyeri (Singh, 2006). SWD merupakan modalitas fisioterapi yang berupa generator yang dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak balik frekuensi tinggi (Panjaitan, 2011). Short Wave Diathermy menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi, dengan frekuensi antara 107 dan 105 Hz dan panjang gelombangnya antara 30 dan 3 m yang menghasilkan panas pada jaringan tubuh (Singh, 2006 ). 5. Pemeriksaan Penunang a. X-Ray X-Ray tidak dapat menggambarkan struktur jaringan lunak secara akurat. Nucleus pulposus tidak dapat ditangkap di X-Ray dan tidak dapat mengkonfirmasikan herniasi diskus maupun jebakan akar saraf. Namun, X-Ray dapat memperlihatkan kelainan pada diskus dengan gambaran penyempitan celah atau perubahan alignment dari vertebra. b. Mylogram Pada myelogram dilakukan injeksi kontras bersifat radio-opaque dalam columna spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga pada X-ray dapat nampak adanya penyumbatan atau hambatan kanalis spinalis. c. MRI Merupakan gold standard diagnosis HNP karena dapat melihat struktur columna vertebra dengan jelas dan mengidentifikasi letak herniasi. d. Elektromyografi Untuk melihat konduksi dari nervus, dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan nervus.

Related Documents

Herniasi Otak.docx
November 2019 17
Herniasi Otak.pptx
May 2020 3
Herniasi Diskus.docx
April 2020 8

More Documents from "Meisi Arisandi"

Nyeri Leher.docx
April 2020 7
Sendi Siku.docx
April 2020 10
Frozen Shoulder.docx
April 2020 10
Herniasi Diskus.docx
April 2020 8
Limfoma.docx
April 2020 10