HEPATITIS
DI SUSUN OLEH : Mariatul Qibtiah
(S171719)
Silvia Andarini
(S171738)
AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN 2018
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu. Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B). Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu : 1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH. 2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase. 3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase. Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI HEPATITIS Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002 : 93) Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas. (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169) Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda) Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. B. JENIS-JENIS HEPATITIS 1. Hepatitis A Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
2. Hepatitis B Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,
pria
homoseksual,
pria
dan
wanita
dengan
pasangan
heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis. 3. Hepatitis C Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima
produk
darah,
potensial
risiko
terhadap
pekerja
perawatan
kesehatan
dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa
inkubasinya adalah selama 18-180 hari. 4. Hepatitis D Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian 5. Hepatitis E Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
6. Kemungkinan hepatitis F dan G Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik. C. PENYEBAB DAN CARA PENULARAN HEPATITIS 1. Hepatitis A Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A. 2. Hepatitis B Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup: 1) Imigran dari daerah endemis hepatitis b 2) pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik 3) Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi 4) Pria homoseksual yaang secara seksual aktif 5) Pasien rumah sakit jiwa 6) Narapidana pria 7) Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma 8) Kontak serumah denag karier hepatitis 9) Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah
3. Hepatitis C Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya. 4. Hepatitis Delta dan hepatitis E Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.
D. ETIOLOGI HEPATITIS Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini. 1)
Virus hepatitis A (HAV)
2)
Virus hepatitis B (HBV)
3)
Virus hepatitis C (HCV)
4)
Virus hepatitis D (HDV)
5)
Virus hepatitis E (HEV)
6)
Hepatitis F (HFV)
7)
Hepatitis G (HGV) Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price dan Wilson, 2005: 243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik (Sue hincliff, 2000: 205).
E. PATOFISIOLOGI HEPATITIS Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali mirip untuk berbagai virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran basar dan berwarna normal, namun kadang-kadang agak edema, membesar dan pada palpasi
“terasa nyeri di tepian”. Secara histologi. Terjadi kekacauan susunan hepatoselular, cedera dan nekrosis sel hati dalam berbagai derajat, dan peradangan periportal. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna, bila fase akut penyakit mereda. F. MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS Manifestasi klinis merupakan suatu gejala klinis tentang suatu penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari penyakit hapatitis. a. Stadium prodromal, Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh : - Malese umum - Anoreksia - Sakit kepala - Rasa malas - Rasa lelah - Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas - Mialgia (nyeri otot) b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah: - Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal - Pembesaran dan nyeri hati - Splenomegali - Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini: - Gejala-gejala mereda termasuk icterus - Nafsu makan pulih - Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil
G. DIAGNOSIS KEPERAWATAN HEPATITIS Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan tentang masalah aktual dengan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien. 1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan pendarahan. 2. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hati. 3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, diare, mual atau muntah. 4. Resiko intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan kelelahan. 5. Resiko infeksi yang berhubungan dengan penyebaran virus hepatitis melalui kontak dengan pengunjung dan staf. 6. Isolasi sosial yang berhubungan dengan status isolasi (jika anak mengidap hepatitis B) 7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah, penyakit, dan pencegahan kekambuhan. 8. Ketidakefektifan koping keluarga : penurunan yang berhubungan dengan rawat nginap di rumah sakit. 9. Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah.
H. PENATALAKSANAAN Dalam penatalaksanaan untuk penderita hepatitis dapat harus dilakukan sesuai dengan sifat-sifat dari hepatitis. 1. Hepatitis Akut Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan medikamentosa. a) Istirahat0 Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan untuk istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk. b) Diet Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah sebaiknya di berikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori ( 30 – 35 kalori/kg BB ) dengan protein cukup ( 1 gr/kg BB ). Pemberin lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi.
c) Medikalmentosa Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah. Kortikosteroid dapat
digunakan
pada kolestatis yang
berkepanjangan, dimana transamenase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednisone3 x 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off. 1) Berikan obat – obat yang bersifat melindungi hati. 2) Antibiotic tidak jelas kegunaannya. 3) Jangan diberikan antiemetic. Jika perlu sekali dapat diberikan golongan fenotiazin. 4) Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan perdarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penanganan seperti koma hepatik. 2. Hepatitis Kronik Menurut Arif Mansjoer (2001: 515) Obat yang dinilai bermanfaat untuk pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita akibat rangsangan virus atau akibat induksi mikroorganisme, asam nukleat, anti gen, mitogen, dan polimer sintetik. Interferon mempunyai efek antivirus, imunomodulasi, dan antiproliferatif.
I.
TANDA DAN GEJALA Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati.
J. PENCEGAHAN Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada
obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya
jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya. Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian. Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hepatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan. Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahanbahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi.
K. PENGOBATAN PENYAKIT HEPATITIS Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal
Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau hepatitis C simtomatik adalah terapi antivirus dengan interferon-α. Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis membutuhkan pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis kronis ini memiliki resiko tertinggi untuk berkembangnya sirosis. Obat hepatitis hanya diperoleh dengan resep dokter. Namun terdapat obat alternatif sebagai tambahan obat yag diberikan dokter.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan pankreatitis) jadi Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik. Hepatitis berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis virus A, hepatitis virus B, serta hepatitis virus C. Etiologi hepatitis yaitu disebabkan oleh beberapa virus diantaranya virus hepatitis A, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik Patofisiologi hepatitis yaitu adanya pembengkakan atau edema hepar yang disebabkan oleh cedera dan nekrosis mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematian. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda. Manifestasi klinis hepatitis yaitu ditandai dengan mual-mual, lemah, lesu, anoreksia. Terjadi selama beberapa hari dan mulai berkurang pada beberapa minggu. Jika terjdi selama 4-7 hari maka sesaorang tersebut mengalami stadium parikterik. Setelah menegalami satidumparikterik pasien akan mengalami stadium ikterikI yaitu, berkurangnya rasa mual, muntah, dan lesu. Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan tentang masalah aktual dengan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien. Seperti resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan pendarahan, kemudian Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah. Penatalaksanaan dan medikalmentosa.
hepatitis
Obat
yang
dapat dinilai
dilakukan bermanfaat
dengan untuk
istirahat,
diet,
pengobatanhepatitis
kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita.
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal. Pengobatan alternatif untuk penyakit hepatitis sangatlah mahal, maka untuk pengobatan lebih baik menggunakan obat tradisional. Namun pencegahan hepatitis dapat dilakukan dengan imunisasi, yang dikarenakan adanya keterbatasan pengobatan untuk penyakit hepatitis virus.
B. Saran 1) Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman mahasiswa agar kiranya dapat memahami substansi dalam penulisan makalah ini serta mengimplementasikan dalam
kehidupan
seharí-hari,
karena
mengingat
betapa
pentingnya
mempelajari penyakit hepatitis. 2) Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola makan yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras, serta menjaga sanitasi lingkungan sekitar. 3) Dan untuk para teman-teman sebagai calon-calon perawat agar menghindari adanya kontak langsung dengan alat medis dalam pengobatan pasien di saat turun dinas nanti, serta memperhatikan sterilnya alat-alat yang digunakan saat praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2. Jakarta : EGC