Hasil Jerih Payah ''regulasi Fisiologis' '.docx

  • Uploaded by: Handrie Lukman
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hasil Jerih Payah ''regulasi Fisiologis' '.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 742
  • Pages: 2
Regulasi Fisiologis. Dua penyangga fisiologi dalam tubuh adalah paru dan ginjal. Namun, ketika terdapat penyakit yang berhubungan dengan paru dan ginjal, system ini tidak lagi mampu mengaktifkan regulasi fisiologi. Paru beradaptasi dengan cepat terhadap ketidakseimbangan asam-basa, bertindak untuk mengembalikan kadar pH normal sebelum terjadi penyangga biologis. Peningkatan kadar ion hydrogen dan karbon dioksida, secara normal akan menstimulasi respirasi. Ketika konsentrasi ion hydrogen ternganggu , jantung bereaksi untuk memperbaiki ketidakseimbangan dengan mengubah kecepatan dan kedalaman pernapasan . Misalnya, adanya asidosis metabolic akan meningkatkan laju respirasi, dan sejumlah karbon dioksidda dikeluarkan melalui pernapasan, yang menurunkan kadar asam. Pada alkalosis metabolic, paru mempertahankan karbon dioksida dengan menurunkan respirasi, sehingga meningkatkan kadar asam (Monahan et al, 2007) Ginjal memerluhkan waktu sekitar beberapa jam hingga beberapa hari untuk mengatur ketidakseimbangan asam-basa, Dalam merespons ketidakseimbangan asam-basa,ginjal meningkatkan atau menurunkan produksi karbonat. Mereka menabsorsi bikarbonat dalam keadaan kelebihan asam dan mengeksresikannya dalam keadaan kekurangan asam. Ginjal juga menggunakan ion fosfat (PO43) untuk mengekskresi ion hydrogen dengan membentuk asam fosfor (H3PO4). Pada akhirnya, ginjal menggunakan mekanisme ammonia untuk mengatur keseimbangan asam-basa. Pada mekanisme ini, asam amino yang berada dalam tubulus ginjal secara kimiawi akan berubah menjadi ion amonita (NH3) yang berkaitan dengan ion hydrogen membentuk ammonium (NH4), yang diekskresikan dalam urine, namun hydrogen dikeluarkan dari tubuh (Monahan et al, 2007). Gangguan Keseimbangan Cairan. Ketidakseimbangan cairan terjadi terjadi karena adanya penyakit atau cedera yang mengganggu kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Tindakan terpeutik seperti pemberian obat dapat menyebabkan ketidak seimbangan cairan. Terdapat dua jenismketidakseimbangan cairan yaitu isotonic dan osmolar. Defisit dan kelebihan isotonic dapat terjadi ketika cairan dan elektrolit meningkat atau berkurang dari jumlah mormal tetapi osmolalitas . Sebaliknya, ketidak seimbangan Osmolalitas adalah keadaanberkurangnya atau berlebihnya jumlah air yang mempengaruhi konsentrasi (osmolalitas) serum. Keseimbangan Asam-Basa. Keseimbangan kimia dalam tubuh diregurasi dalam keadaan asiditas dan alkalintas, yang diukur denan nilai pH. Keseimbangan asam-basa diregulasi dalam tubuh yang mampu mempertahankan pH arteri antara 7,35 dan 7,45. Analisis gas darah arteri (AGH) adalah cara yang normal mengindikasi bahwa klien mengalami ketidakesimbangan asam-basa . Penghitungan AGD meliputi analisis komponen pH, PaCO2, PaO2, saturasi oksigen, base excess, dan HCO3pH. Nilai pH dapat mengukur konsetrasi ion hodrogen (H+) dalam cairan tubuh . Adanya perubahan yang tidak signifikan dapat mengancap kehidupan. Peningkatan konsentrasi H+ menyebabkan larutan bersikap lebih asam; penurunan konsentrasi H+ dapat menyebabkan larutan lebih basa. Nilai pH ateri normal adalah 7,35-7,45 (keadaan asam adalah kedaan pH kurang dari 7,35 dan keadaan basa adalah kedaan pH lebih dari pada 7,45)

PaCO2 . PaCO2 adalah tekanan parsial karbon dioksida dalam darah dan merupakan gambaran keadaan ventilasi paru. Rentang normalnya adalah 35-45 mmHg. Hiperventilasi terjadi terjadi saat PaCO2 berada dibawah 45 mmHg. Saat laju dan kedalaman pernapasan meningkat, lebih banyak karbo dioksida yang diekskresi dan konstrasi karbon dioksida menurun, lebih sedikit karbon dioksida yang diekskresi dan lebih banyak yang ditahan dalam tubuh, yang akan meningkatkan konsentrasi karbon dioksida . PaO2 . PaO2 adalah tekanan parsial oksigen dalam darah arteri. Kadar normal PaO2 adalah 80-100 mmHg. Tekanan parsial oksigen tidak memiliki peran utama dalam regulasi asam-basa saat kadarnya berada dalam batas normal. Tekanan Parsial yang kurang dari 60 mmHg dapat menyebabkan mtabolisme aerob, yang selanjutnya dapat menyebabkan produksi asam laknat dan asidosis metabolic. Penurunan tekanan parsial terjadi secara normal dalam lansia (Reuben et al., 2005). Hiperventilasi juga dapat menurunkan PaO2 yang dapat menyebabkan terjadinya alkalosis respiratorik (Heitz dan Horne., 2005). Saturasi Oksigen . Saturasi adalah keadaan hemoglobin yang disaturasikan oleh oksigen, maka oksigen yang masih tersedia (oksigen yang berkaitan dengan hemoglobin) ditarik untuk memberikan oksigen pada jaringan (Ignatavicious dan Workman, 2005) Base Excess. Base Excess adalah jumlah penyangga darah (hemoglobin dan bikarbonat) yang didapatkan dalam tubuh . Kadar normalnya adalah ±2 mEq/L. Nilai kadar yang tinggi dapat mengidikasikan alkalosis dan disebabkan olwh asupan larutan yang mengandung natrium bikarbonat yang banyak (beberapa adalah antasida), kelebihan sitrat akibat tranfusi darah yang berlebihan, atay infus intravena natrium bikarbonat untuk mengoreksi ketoasidosis. Kadar yang kurang dari normal dapat mengindikasikan asidosis dan biasaya disebabkan oleh eliminasi ion bikarbonat yeng terlalu berlebih. Contohnya adalah diare, yaitu motilitas usus meningkat yang disertai diare menyebabkan cairan yang mengandung bikarbonat tidak diabsorpsi (Ignatavicious dan Workman, 2005) . Bikarbonat. Serum bikarbonat (HCO3-) adalah komponen utama keseimbangan asam-basa. Ginjal mengekskresi dan menahan HCO3- utnuk mempertahankan keadaan asam-basa yang normal. Keadaan tesebut adalah prinsip penyangga cairan ekstraseluler pada tubuh dan jika bikarbonat berada dalam cairan ekstraseluler , konsentrasinya dipertahankan sebanyak 20 kali lebih besar dari konsentarsi cairan pada asam karbonat (Ignatavicious dan Workman, 2005). Kadar normalnya adalah 22-26 mEq/L, biasanya menindikasikan alkalosis metabolik

Related Documents


More Documents from "EryAl-Ridho"