Hasil Diskusi Panel.docx

  • Uploaded by: Rostina Hardianti Amsyailan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hasil Diskusi Panel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 925
  • Pages: 5
Hasil diskusi panel 1. Kondisi klinis yang dimaksud pada komponen yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan? Menurut Permenkes No. 72 tahun 2016 Salah satu hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan adalah elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan diunit perawatan kecuali untuk kebutuhan kondisi klinis yang penting. Menurut Standar Akreditasi Rumah Sakit, 2012 Obat-obat yang sering terlibat dalam kesalahan atau sentinel serta sering diberitakan adalah misalnya pemberian Elektrolit konsentrasi tinggi secara tidak sengaja (contoh kalium klorida 2 mEq/ml atau lebih, kalium fosfat 3 mmol/ml atau lebih, natrium klorida lebih dari 0, 9%, dan magnesium sulfat lebih dari 50%). Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan kejadian ini adalah menyusun

proses

perhatian

termasuk memindahkan elektrolit konsentrasi tinggi dari

tinggi;

pengelolaan

obat

yang

perlu

mendapat

unit perawatan pasien ke instalasi farmasi. Rumah sakit juga perlu menetapkan unit mana saja yang secara klinis memang memerlukan elektrolit konsentrasi

tinggi

sesuai

bukti

dan

praktik

profesional

yang

ada,

seperti misalnya unit gawat darurat atau kamar operasi. Serta menetapkan cara pelabelan dan penyimpanan sedemikian rupa sehingga aksesnya terbatas agar terhindar dari pemakaian tak sengaja. 2. Persyaratan untuk distibusi di rumah sakit untuk melakukan distribusi yang efisien dan efektif Menurut Distribusi Obat Di RS, 2018 Distribusi obat di rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

bahan medis habis pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Sistem distribusi yang diterapkan di rumah sakit harus dapat menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di unit pelayanan. Pemilihan sistem distribusi perlu mempertimbangkan aspek kemudahan untuk dijangkau oleh pasien, tingkat efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada. Dimana sistem pendistribusian di Rumah Sakit terdiri dari 4 yaitu sistem resep perorangan, sistem persediaan lengkap diruangan (floor stock), sisten unit dosis (unit dose dispensing = UDD) dan sistem kombinasi. Untuk pemilihan Penggunaan ke-4 sistem tersebut tergantung dari kebutuhan dan kondisi rumah sakit itu sendiri. Pemilihan pendistribusian berdasarkan kebutuhan dan kondisi rumah sakit akan lebih efisien dan efektif dalam menjamin terselenggaranya distribusi obat. 3. Bagaimana tindakan apoteker terkait penyimpanan jika sediaan farmasi yang memilki terapi yang sama tetapi bentuk sediaan yang berbeda? Peran apoteker dalam penyimpanan obat kelas terapi yang sama tetapi bentuk sediaan yang berbeda adalah dalam penyimpanan obat tetap sesuai dengan kelas terapi tetapi bentuk sediaan yang terpisah (misalnya obat antibiotik sediaan tablet dan sediaan sirup disimpan pada rak penyimpanan yang berbeda). Serta penyususunan tetap sesuai alphabet. 4. Apakah hanya penyimpanan penyebab kesalahan pada skenario? Pada skenario terjadi kesalahan dalam pengkajian resep dan penyimpanan obat LASA yang tidak tepat. Menurut Distribusi Obat Di Rumah Sakit, 2018 Banyak nama obat terlihat atau terdengar seperti nama-nama obat lain. Hal ini akan menyebabkan kebingungan apabila tulisan tangan yang tidak terbaca,

pengetahuan tidak lengkap tentang nama obat, produk yang baru tersedia, pengemasan atau pelabelan serupa, penggunaan klinis serupa, serupa kekuatan, bentuk sediaan dan frekuensi pemberian. Inilah yang menyebabkan kesalahan pada skenario, jadi sebaiknya seorang apoteker harus jika menemukan resep yang tidak terbaca sebaiknya menkonfirmasi terlebih dahulu ke dokter penulis resep atau menekankan perlunya memeriksa tujuan pengobatan pada resep / perintah dan sebelum pemberian obat, memeriksa kesesuian diagnosis dengan tujuan / indikasi pengobatan. Untuk penyimpanan obat LASA sendiri seharusnya di lokasi terpisah, atau menyimpan di rak tidak dengan urutan alfabetis, misalnya dengan nomor wadah, atau di perangkat pengeluaran otomatis, Menggunakan huruf tebal dan warna berbeda untuk mengurangi kebingungan terkait dengan penggunaan nama LASA pada label, tempat penyimpanan dan rak, layar komputer, perangkat pengeluaran otomatis, dan catatan administrasi obat. 5. Apa penyebab mutu sedian farmasi dapat rusak? Menurut Permenkes No. 72 tahun 2016 Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai

sesuai

dengan

persyaratan

kefarmasian.

Persyaratan

kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Jadi hal-hal yang dapat membuat sediaan farmasi rusak adalah pengaruh stabilitas,

keamanan,

sanitasi,

cahaya,

kelembaban,

ventilasi,

penggolongan jenis Sediaan yang tidak sesuai pada penyimpanan. 6. Bagaimana distribusi obat di Rumah sakit?

dan

Menurut pedoman perbekalan farmasi di Rumah Sakit, 2010 a. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock) yang merupakan Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi. b. Sistem Resep Perorangan merupakan Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi. c. Sistem Unit Dosis merupakan Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap. d. Sistem Kombinasi merupakan Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b + c atau a + c. Untuk pemilihan pendistribusian mana yang digunakan, tergantung dari kebutuhan dan kondisi rumah sakit. 7. Bagaimana peran apoteker dalam depo pelayanan? Menurut Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit, 2010 Sistem distribusi dosis unit desentralisasi dilakukan oleh beberapa depo/satelit IFRS di sebuah rumah sakit. Pada dasarnya sistem distribusi desentralisasi ini sama dengan sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang, hanya saja sistem distribusi desentralisasi ini dikelola seluruhnya oleh apoteker yang sama dengan pengelolaan dan pengendalian oleh IFRS sentral.

Jadi depo/satelit persediaan perbekalan farmasi di unit pelayanan. Dimana perbekalan farmasi dari IFRS dapat disediakan di unit perawatan tetapi dibawah tanggung jawab seorang Apoteker.

Related Documents

Hasil Diskusi
December 2019 33
Hasil Diskusi Panel.docx
October 2019 12
Satgas Diskusi
April 2020 29

More Documents from ""