PENENTUAN WAKTU, CARA DAN PERALATAN PANEN Panen merupakan serangkaian tindakan untuk mengambil hasil budidaya berdasarkan umur, waktu, cara dan peralatan yang sesuai dengan sifat dan karakter produk. Sedangkan pasca panen adalah serangkaian tindakan/perlakukan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen hingga sampai ketangan konsumen. Istilah pasca panen juga disebut sebagai pascaproduksi (Pastharvest) yang terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Pasca panen (post harvest) atau bisa disebut primary processing adalah tindakan atau perlakukan dari mulai panen hingga siap dikonsumsi (dalam kondisi segar) dan siap untuk pengolahan selanjutnya, umumnya tidak merubah bentuk dan penampilan atau penampakan. 2. Pengolahan (processing) atau bisa disebut secondary processing merupakan tindakan atau perlakuan merubah hasil tanaman menjadi kondisi/bentuk lain yang dikehendaki dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan prosuk, mencegah perubahan yang tidak diinginkan, dan untuk penggunaan lain. PANEN Dalam kegiatan panen terdapat 2 hal utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen yang baik : 1. Menentukan kriteria atau tanda – tanda waktu panen yang tepat Cara Visual/penampakan (warna kulit, bentuk, ukuran, dan perubahan bagian tanaman) Cara fisik (perabaan, tekstur buah, buah mudah atau tidak saat pemetikan) Cara komputasi (menghitung umur tanaman) Cara kimia (pengukuran/analisis kandungan zat atau senyawa dalam komoditas tersebut) 2. Menentukan penanganan panen yang baik Prinsip penanganan panen yang baik adalah menekan kerusakan yang dapat terjadi. Tujuan melakukan pemanenan adalah untuk mendapatkan hasil dari komoditas yang ditanam dengan tingkat kematangan yang tepat, kerusakan yang minimal dan dalam waktu yang singkat serta biaya yang rendah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan diantaranya: Mempersiapkan panen dengan baik (Alat, tempat penampungan, wadah – wadah panen dan pemanen yang terampil) Hindari keruksakan mekanis dengan melakukan cara pemanenan yang sesuai terhadap komoditas yang akan dipanen a. waktu pemanenan yang tepat (keterangan jam dan hari) b. indeks kematangan produk untuk dipanen c. peralatan dan bahan penolong yang dipakai d. cara memetik, memotong, memisah/split, membongkar, mewadahi, mengumpulkan, dan menyimpan sementara e. larangan, peringatan, petunjuk f. pengawasan. Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen Kondisi lingkungan yang sesuai Gunakan wadah yang sesuai, aman dan bersih sesuai dengan setiap karakteristik produk Menghindari perlakuan kasar saat pemindahan dan meminimalkan pemindahan wadah Lakukan sortasi
KRITERIA (TANDA – TANDA) TANAMAN SIAP PANEN Di bawah ini contoh kriteria atau tanda – tanda yang dapat dipakai untuk menentukan waktu panen dengan tujuan penyimpanan. Komoditas Tomat Kubis
Cabai
Bawang merah
Ketela pohon
Kentang Wortel
Jagung pipil
Padi
Sorgum
Kriteria panen SAYURAN Ukuran komoditas tidak lagi membesar Warna mulai berubah (kekuningan atau kemerah - merahan) Umur tanam (90 – 120 hari) Telah terbentuk krop/kepala kubis Kepadatan krop (± 80% dari seluruh kubis yang ditanam telah membentuk krop besar, padat dan penuh) Terjadi perubahan warna (untuk mendapatkan warna yang baik, pemetikan cabai sebaiknya dilakukan pada cabai yang memiliki warna merah mencapai 50%) UMBI - UMBIAN Daun harus sudah mongering mencapai 70% Leher batang lunak Kulit umbi sudah terbentuk (berwarna merah) Umur telah mencapai 6 – 7 bulan (varietas genjah/umur pendek) dan 9 – 12 bulan (varietas dalam umur panjang) Pertumbuhan daun bawah mulai berkurang, Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok Daun telah megering 75%, selanjutnya dibiarkan selama 4-5 hari Tanaman mencapai umur 3 – 4 bulan Daun – daun dan batangnya menguning Umur mencapai 4 – 5 bulan Daun telah mulai menguning SEREALIA Umur panen mencapai ±2 bulan (jagung manis) dan ±3 bulan (jagung pakan) Terbentuk layer hitam Biji keras dan mengkilat Kelobot kering dan daun menguning Secara umum tanaman padi dikategorikan dalam umur genjah (sekitar 110 hari) dan (lebih dari 120 hari), padi varietas lokal pada umumnya berumur dalam, sedangkan padi varietas unggul berumur genjah 95% butir-butir padi dan daun bendera sudah menguning. Tangkai menunduk karena serat menanggung butir-butir padi yang bertambah berat. Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi. Peralatan panen dapat digunakan sabit bergerigi atau reaper dan dilaksanakan secara beregu. Hasil panen dimasukan kedalam karunga kemudian dirontokkan denga pedal thresher atau power thresher. Keterlambatan perontokan dan pengeringan akan mengakibatkan butir kuning.
Umur panen 3 – 4 bulan (tergantung varietas) Daun berwarna kuning mongering Biji bernas (berisi penuh) dan keras dan kadar tepung maksimal
Kedelai
Kacang tanah
Tingkat kemasakan buah sangat mempengaruhi kualitas hasil, biji yang terlalu tua belum dipanen dapat mengakibatkan biji tumbuh atau berkecambah. KACANG KACANGAN Polong nya sudah berubah warna menjadi kuning kecoklatan Batang dan daunnya telah kering dan kuning Kadar air 20 – 25% Mencapai umur 110 hari Daun kebanyakan rontok atau bercak coklat tua Batanng masih tetap hijau Kulit buah sudah keras Bagian dalam kulit buah berwarna keabu – abuan Biji terasa keras bila digigit
MENENTUKAN ALAT PANEN DAN CARA PEMANENAN Pemanenan komoditas pertanian dapat dilakukan dengan tangan manusia dan menggunakan alau bantu baik yang sederhana seprti guntung, pisau, galah atau bias juga menggunakan mesin. Berikut merupakan beberapa peralatan panen dari yang sederhana hingga mesin.
Ani – Ani
Mesin Panen dan perontok
Galah
Sabit
Mesin penanam padi
alat pemotong sawit
Mesin Panen Serbaguna
Mesin carrot lifter
mesin pemanen kentang
Cara Pemanenan Cara panen merupakan salah atu faktor dari tinggi rendahnya mutu komoditas yang dipanen. Untuk mendapatkan mutu komoditas yang baik, cara pemanenan harus dapat mencegah terjadinya kerusakan atau luka. Cara panen komoditas pertanian bisa berbeda antara komoditas pertanian yang satu dengan yang lain, tergantung pada karakteristik komoditas tersebut. Pemanenan komoditas pertanian dapat dilakukan dengan memotong, memetik, mencabut dan lainlain. a. Pemanenan Buah – Buahan 1) Mangga Buah mangga dipetik setelah masak optimal dengan alat sosok atau gurung (terbuat dari bambu). Buah mangga yang akan dipetik dimasukkan ke dalam gurung kemudian alat ditarik sampai tangkai buah patah, dan mangga akan jatuh di dalam keranjang. Kelemahan pemetikan cara ini adalah perlakuannya agak kasar. Pemetikan yang lebih baik menggunakan gunting buah, hal ini apabila pohon tidak terlalu tinggi. Buah yang telah dipetik kemudian dimasukkan ke dalam keranjang atau karung. 2) Nanas Pemetikan buah nenas pada kepentingannya. Apabila buah akan dipasarkan dekat kebun (langsung dijual/dikonsumsi), pemetikan dilakukan pada waktu buah masak optimal. Tetapi bila buah akan dipasarkan di tempat jauh maka pemetikan dilakukan menjelang masak optimal, dengan harapan tepat sampai di pasar sudah masak. Penentuan saat pemetikan merupakan hal yang sulit dan memerlukan pengalaman. Beberapa tanda buah nenas sudah masak antara lain ialah: jarak mata-mata melebar, tepinya membundar dan mendatar bentuknya kulit buah menjadi kuning untuk jenis nenas yang menguning; mengeluarkan bau harum spesifik nenas. Apabila tujuan pengiriman nenas cukup jauh, pemetikan pada waktu ¼ kulit buah nenas menunjukkan tanda kemasakan, jadi buah masih mengkal. Pemetikan buah nenas dikerjakan dengan pisau/parang dengan jalan memotong tangkai buah. Buah nenas, yang telah dipetik dimasukkan ke dalam keranjang bambu. b.
Pemanenan Sayuran 1) Tomat Buah tomat sudah dapat dipanen apabila sudah kelihatan warna kemerah-merahan. Pemetikan dapat dilakukan dengan gunting buah atau langsung dipetik dengan tangan. Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam bakul atau wadah. 2) Kubis Kubis dapat dipanen bila sudah membentuk krop. Saat panen selain dapat ditentukan dengan cara menghitung umur tanaman (± 129 hari) juga dengan menilai kepadatan krop yaitu bila ± 80% dari seluruh kubis yang ditanam telah membentuk krop besar, penuh, dan cukup padat. Panen yang terlambat dapat menyebabkan krop pecah dan busuk sehingga mutu hasil panen menurun. Panen kubis dilakukan pada pagi hari. Alat yang digunakan adalah sabit atau parang. Kubis dipotong ± 10 cm di atas permukaan tanah, atau dipotong di atas 2 buah daun yang terbawah. Kubis yang telah dipotong tersebut dibiarkan di ladang dengan posisi terbalik untuk menghilangkan air yang mungkin ada, kemudian dibalik dan dibiarkan sampai air menguap semua. Daun-daun yang sudah tua dan terbawa pada waktu dipanen tidak dihilangkan, sebab berguna untuk pelindung krop pada waktu pengangkutan dari kebun.
Tempat untuk mengangkut kubis dari kebun berupa keranjang – keranjang terbuat dari bambu. c. Pemanenan Umbi – umbian 1) Ketela Pohon Panen dikerjakan apabila kadar zat tepung sudah tinggi, hal ini dapat dikerjakan dengan merasakan umbinya atau dengan cara analis kimia. Bila terlalu muda kadar pati masih sangat rendah, tetapi bila terlalu tua umbi banyak berserat (kayu). Panen dikerjakan dengan membongkar tanah memakai cangkul atau sekop. Untuk tanah yang ringan dan gembur dapat mencabutnya dengan tangan. Apabila pencabutan sulit dilakukan dengan tangan, dapat dikerjakan dengan menggunakan tongkat bambu atau kayu dan seutas tali. Caranya ialah tali diikatkan atau dibeIitkan pada pangkal batang, kemudian tongkat dimasukkan ke dalam kalungan tali tersebut. Ujung tongkat yang satu diletakkan di atas tanah sedang ujung lainnya diangkat tinggi-tinggi sampai umbi tercabut. Apabila akan terus diproses maka umbi dipisahkan dari batangnya dengan pisau. Tetapi bila tidak langsung diproses pada hari itu maka lebih baik pemisahan ditangguhkan. Umbi yang telah dipisahkan dari batangnya akan cepat mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi disebut kepoyoan yaitu umbi menjadi berwarna kecoklat-coklatan atau biru. Umbi yang telah dipisahkan dari batangnya bisa tetap baik 4-5 hari, sedang yang belum dipisahkan dapat sampai 2 minggu belum mengalami kepoyoan. 2) Kentang Panen kentang dilakukan pada cuaca cerah, sebab bila hujan umbi yang dipanen busuk. Umbi-umbi dipanen dengan membongkar tanah tempat tumbuh dengan cangkul atau sekop. Alat pemanen modern dapat pula dipakai. Yang utama dalam pemungutan kentang yaitu umbi dijaga dari luka atau cacat akibat alat panen. Umbi yang telah dipanen selanjutnya dibiarkan beberapa jam di bawah terik matahari agar tanah yang menempel menjadi kering dan mudah dihilangkan. 3) Wortel Pemungutan hasil dilakukan pagi hari atau sore hari. Alat yang digunakan untuk memungut hasil adalah cangkul atau dengan alat modern misalnya Carrot lifter.
Yang penting dalam pemungutan wortel adalah dihindari terjadinya luka-luka pada umbi, sebab luka merupakan tempat yang sangat mudah kena infeksi mikroba pembusuk. Umbi beserta batang dan daunnya dikumpulkan dan diikat menjadi satu untaian. Pemotongan daun dan akar ada kalanya dilakukan di lapangan. Pengangkutan wortel dari lapangan diusahakan dengan alat transpor yang memungkinkan pertukaran udara yang segar.
d. Pemanenan Serealia 1) Padi Kira-kira sepuluh hari sebelum panen, tanah sawah dikeringkan untuk memperlancar pekerjaan pemanenan dan juga menurunkan kadar air gabah. Pemanenan dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu secara manual dan secara mekanis dengan mesin. Panen sebaiknya dikerjakan pada hari cuaca baik/cerah dan waktu tertentu untuk menghindari kehilangan gabah yang terlalu besar, serta memperlancar pekerjaan herikutnya. Waktu panen pukul 9.00 sampai dengan 17.00 dengan waktu istirahat sekitar pukul 11.00 sampai dengan 13.00, khususnya bila pemanenan dengan ani-ani. Panen dengan alat/mesin pemanen memerlukan waktu istirahat yang relatif lebih singkat, bahkan kadang-kadang tidak memerlukannya. a) Panen padi secara manual Panen secara manual dikerjakan dengan ani-ani (ketam) atau sabit Dengan ani-ani orang memotong tangkai bulir padi satu persatu sepanjang 20-30 cm untuk padi jenis bulu, atau 2-5 cm untuk padi cere, panen dengan ani – ani cocok pada padi untuk benih karena dapat dipilih yang sudah benar – benar masak. Kekurangannya tidak ekonomis karena ongkos/biaya tenaga kerja terlalu besar. Panen menggunakan sabit dengan cara memotong ±20 – 30cm diatas tanah. Bulir padi bersama batangnya kemudian ditumpuk di atas tikar atau tanah yang sudah dikeraskan untuk selanjutnya dikerjakan perontokan. Pemanenan dengan menggunakan sabit lebih cepat daripada dengan ani-ani dan lebih banyak dilakukan diluar jawa b) Panen Padi secara mekanis Perontokan padi secara mekanis dapat dikerjakan dengan mesin perontok (thresher). Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan alat ini dapat dengan tenaga manusia contohnya "pedal thresher (menggunakan tenaga manusia)", sedangkan yang menggunakan tenaga listrik misalnya "drum thresher" atau merupakan bagian mesin pemanen jenis "Combine".
Mesin perontok jenis drum thresher terdiri dari : silinder perontok "drum thresher"; pada silinder ditanamkan gigi-gigi perontok. gigi perontok "thresher teeth" terbuat dari kawat baja untuk merontokkan butir gabah dari malainya. saringan "screen" untuk memisahkan gabah dengan kotoran berupa tangkai, daun, jerami, dan sebagainya.
"blower" untuk menghembus kotoran yang lebih ringan dari pada gabah ke luar. elevator untuk mengangkut gabah keluar ke tempat penampungan yang telah dipersiapkan
Kehilangan dan kerusakan gabah selama perontokan dapat terjadi karena: Tidak terlepas dari malainya, sehingga hilang bersamasame dengan tangkai atau jeraminya. Terikut kotoran pada waktu dihembus oleh "blower" atau pada waktu ditampi dengan menggunakan tampah. Terlempar dan jatuh di tanah dan tak dapat diambil terutama pada perontokan dengan menggunakan pedal thresher. Tidak terambil atau tercecer dalam mesin perontok terutama pada perontokan dengan menggunakan alat mesin tertutup seperti "combine" dan sebagainya. Karena gabah belum masak optimum. Gabah retak-retak karena perontokan diakibatkan perputaran silinder perontok yang terlalu cepat dan kadar air gabah yang terlalu tinggi. Kerusakan dan kehilangan tersebut di atas dapat diperkecil dengan mengikuti petunjuk sebagai berikut: Melakukan panen ketika hari cerah. Memanen padi pada waktu telah masak optimum. Melakukan pengeringan awal untuk mengurangi kadar air gabah. Menyesuaikan kecepatan perputaran silinder perontok dengan ketahanan gabah terhadap pukulan. beker secermat-cermatnya. 2) Jagung Pemanenan dapat dilakukan dengan tangan, sabit atau memakai mesin pemanen. Pemetikan secara sederhana dengan cara memegang buah (tongkol) memakai tangan kanan dantangan kiri memegang batang jagung, kemudian buah dipatahkan dengan memutar ke arah bawah, atau memotong dengan menggunakan sabit. Selain sebagai pemotong, sabit/pisau berfungsi sebagai pengupas kelobot jagung. Penggunaan mesin pemanen dikerjakan hanya untuk tanaman jagung dengan areal yang cukup luas. 3) Sorgum Alat yang dipakai untuk memungut hasil ada bermacam-macam, antara lain yang sederhana menggunakan sabit, sedangkan yang sudah modern menggunakan alat pemanen dengan tenaga mekanis seperti padi atau jagung. Dengan sabit malai buah sorghum dipotong kirakira 20 cm panjang tangkai, kemudian diikat atau dimasukkan ke dalam keranjang dan diangkut ke tempat perontokan. Apabila, digunakan mesin pemanen, hasil yang keluar dari mesin sudah berupa biji yang terlepas dari tangkainya (malainya), selanjutnya hanya tinggal. mengeringkan. e. Pemanenan Kacang - kacangan 1) Kedelai
Untuk jenis kedelai yang mempunyai sifat polong tua mudah pecah dilakukan pemanenan tepat pada waktunya. Cara panen kedelai ada beberapa macam yaitu dengan cara mencabut batangnya, dengan cara memotong batang kedelai dengan menggunakan sabit atau dengan alat yang lebih modern yakni mesin pemanen. Panen dilaku pada hari cerah dan air embun sudah hilang guna meringankan kerja pengeringan dan pengangkutan. Batang kedelai selanjutnya dijemur di tempat pang atau di ladang itu juga di atas tikar bambu atau tanah yang sudah dikeraskan.
2) Kacang Tanah
Cara pemanenan dilakukan dengan cara mencabut batang dengan tangan. Untuk mempermudah pencabutan, dua hari sebelum panen tanah/ladang diairi lebih dahulu agar tanah menjadi rapuh. Polong yang tertinggal dalam tanah dapat diambil dengan skop, yakni dengan cara membongkar tanahnya.
f.
Penanganan Setelah Panen
Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan. 1) Pengeringan (drying) Bertujuan mengurangi kadar air komoditas. Contoh pada biji – bijian pengeringan dilakukan hingga kadar air tertentu agar dapat disimpan lama, sedangkan pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sebatas kulit mongering. 2) Pendinginan pendahuluan (preccoling) Untuk buah dan sayur, buah dan sayur yang di panen segera disimpan pada tempat sejuk dan tidak terkena matahari agar panas yang terbawa dari kebun oleh komoditas dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran tetap terjaga. Preccoling sebaiknya dilakukan pada temperature rendah sekitar 10˚C dalam waktu 1 – 2 jam. 3) Pemulihan (curing) Berlaku untuk uni, umbi dan rhizome. Curring berperan juga untuk menutup luka pada saat pemanenan. Pada bawang merah dan jahe dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara menjemur selama 1 – 2 jam sampai tanah yang mempel kering sehingga mudah dibersihkan, selanjutnya segera disimpan pada tempat dingin/sejuk dan kering. Untuk kentang penyimpanan dilakukan di tempat gelap (tanpa penyinaran). 4) Pengikatan (Bunching) Dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wotel) dan buah yang bertangkai, bertujuan untuk memudahkan menanganan dan mengurangi kerusakan. 5) Pencucian (Washing) Dilakukan pada sayuran daun yang bagiannya tumbuh dekat tanah, bertujuan untuk membersihkan bagian yang kotor dan member kesegaran serta mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa. Pencucian sebaiknya menggunakan air berdih dan tambahan desinfektan. Kentang dan ubi jalar tidak dianjurkan untuk pencucian, sedangkan timun proses pencucian akan mengakibatkan buah tidak tahan simpan karena lapisan lilin karena ikut tercuci, pada pisang dapat menunda kematangan. 6) Pembersihan (Cleaning, trimming) Pembersihan dari kotoran dan benda asing serta mengambil bagian yang tidak dikehendaki seperti akar, daun dan tangkai. 7) Sortasi Pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakiy agar tidak menular.
Umur panen tanaman hortikultura Komoditas Umur panen Jagung manis 65 – 75 Cabai rawit 60 – 70 Cabai besar 75 – 85 Cabai Keriting 75 – 85 Paprika 90 – 100 Terong 60 Tomat 60 – 70 Timun 30 Melon 60 – 70 Semangka 60 Pare 40 – 50 Gambas 40
Komoditas Waluh Sukini Kubis Sawi Sawi putih Kol Brokolo Selada Buncis Kacang Panjang Bayam Kangkung
Umur panen 70 – 80 30 – 35 90 - 120 25 – 30 55 – 60 45 50 40 45 – 50 40 – 45 25 – 30 25 – 30