Handout Peserta Didik.docx

  • Uploaded by: Ajay Tiya
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Handout Peserta Didik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,442
  • Pages: 7
Ajay Tiya Susanto

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

HANDOUT PESERTA DIDIK

SISTEM KOLOID Oleh : Ajay Tiya Susanto 16670032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017/2018

1

Ajay Tiya Susanto

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

BAB 7 SISTEM KOLOID A. Pengertian Koloid Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi. Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran homogen dari zat terlarut dan pelarut. Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti suspensi, yakni campuran heterogen di mana masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah. B. Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi Untuk mengetahui secara pasti perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat dari definisinya. Definisi koloid sendiriadalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat terdispersi merata dalam medium zat lain. Sedangkan pengertian larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Dan suspensi adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel relatif besar tersebar merata dalam medium pendispersinya. Perbedaannya dapat disimak dalam tabel berikut : Sifat Bentuk campuran

Ukuran Fase Kestabilan Penyaringan

Didiamkan

Larutan Homogen, tidak dapat dibedakan

<1 nm Terdiri dari 1 fase Stabil Tidak dapat disaring Tidak memisah dan tidak mengendap

Sistem Dispersi Koloid Homogen secara makroskopis, tapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra 1-100 nm Terdiri dari 2 fase Umumnya stabil Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra Tidak memisah (tahan lama) dan sukar mengendap

Suspensi Heterogen

>100 nm Terdiri dari 2 fase Tidak stabil Dapat disaring

Memisah dan mengendap

C. Jenis-Jenis Koloid Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya. Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid ada tiga, 2

Ajay Tiya Susanto

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

antara lain sol (fase tersispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), dan buih (fase terdispersi gas). Koloid dengan fase pendispersi gas disebut aerosol. Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, jenis koloid dapat dibagi menjadi 8 golongan seperti pada tabel berikut. Fase Terdispersi Cair Padat Gas Cair Padat

Fase Pendispersi Gas Gas Cair Cair Cair

Aerosol Aerosol Buih Emulsi Sol

Gas

Padat

Buih padat

Cair

Padat

Padat

Padat

Emulsi padat (gel) Sol padat

Jenis Koloid

Contoh Kabut, awan, hair spray Asa, debu di udara Buih sabun, krim kocok Susu, santan, mayonnaise Sol emas, tinta, cat, pasta gigi Karet busa, Styrofoam, batu apung Margarin, keju, jelly, mutiara Gelas berwarna, intan hitam

D. Sifat-Sifat Koloid Koloid memiliki sifat-sifat yang khas yang membedakannya dengan larutan maupun suspensi. Sifat-sifat koloid adalah sebagai berikut: 1. Gerak Brown Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid di bawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikelpartikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka

3

Ajay Tiya Susanto

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

2. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikelpartikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. Penerapan Efek Tyndall kehidupan sehari-hari. Sorot lampu mobil atau senter diudara berkabut  Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga  Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari

3. Adsorpsi Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaanpermukaan partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh 4

Ajay Tiya Susanto

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron yang berak diudara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid. Penerapan adsorpsi dalam kehidupan seharihari adalah sebagai berikut:  Penjernihan air dengan menggunakan tawas  Penjernihan air tebu dalam pembuatan gula  Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen  Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan 4. Koagulasi Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Pencampuran koloid yang berbeda muatan. apabila sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan akan terjadi koagulasi dan akhirnya mengendap. Misalnya sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan mengalami koagulasi bila dicampur sol As2 S3 . Dengan adanya peristiwa tersebut maka bila anda mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan koloid negatif dan yang lain merupakan koloid positif, jangan sampai dicampurkan karena akan dapat terkoagulasi. Adanya elektrolit, apabila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrolit maka ion-ion negatif dari larutan elektrolit tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid tersebut, dan akibatnya ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan menyerap

5

Ajay Tiya Susanto

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ion-ion positif dari suatu larutan elektrolit. Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:  Penjernihan air  Proses penggumpalan debu atau asap pabrik  Pengolahan karet dengan lateks  Pembentukan delta di muara  Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3+ atau Al3+.

5. Elektroforesis Elektroforesis adalah peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik. Manfaat elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan gen pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut dengan pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi ion-ion logam pada saat proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan positif. As2 S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya mengadsorbsi ion negatif, sehingga akan menjadi koloid negatif. Penerapan elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari:  Identifikasi DNA  Mendeteksi kelainan genetik  Proses penyaringan debu pabrik 6. Koloid pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya. Penerapan koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:  Penambahan minyak silikon pada cat  Penambahan kasein pada susu 6

Ajay Tiya Susanto

 

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Penambahan gelatin pada es krim Penambahan lestin pada margarin

7. Dialisis Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung semipermeabel. Contoh dialisis adalah sebagai berikut:  Proses cuci darah  Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka

7

Related Documents

Handout Peserta Didik.docx
October 2019 15
Handout
October 2019 43
Handout
May 2020 27
Handout
July 2020 18
Handout
June 2020 27
Handout
May 2020 29

More Documents from ""