SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN T.A 2018/2019 Alamat : Jl. A. Yani No 1A Tambahrejo Telp. (0729) 333343 Gadingrejo Pringsewu Lampung
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Waktu Perkuliahan Pertemuan ke Dosen
: Konsep Kebidanan : Bd.6.401 : 680 Menit : 11 : Tri Handayani , Amd. Keb
OBJEK PERILAKU SISWA
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan Evidence based practice & midwifery based dalam asuhan kebidanan
SUMBER PUSTAKA
1. Evidence Based Midwifery di Royal College Midwives Inggris : http://www.rcm.org.uk/ebm/volume-11-2013/volume-11-issue-1/the-physical-effectof-exercise-in-pregnancy-on-pre-eclampsia-gestational-diabetes-birthweight-andtype-of-delivery-a-struct/ 2. Midwifery Today : http://www.midwiferytoday.com/articles/midwifestouch.asp 3. International Breastfeeding Journal :http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content 4. Comfort in Labor : http://Childbirthconnection.org. Journal of Advance Research in Biological 5. Sciences:http://www.ejmanager.com/mnstemps/86/861363938342.pdf?t=1370044205 6. American Journal of Obstetric and Gynecology : http://ajcn.nutrition.org/ 7. American Journal of Clinical Nutrition : http://ajcn.nutrition.org/ 8. American Journal of Public Health : http://ajcn.nutrition.org/ 9. American Journal of Nursing :http://journals.lww.com/ajnonline/pages/default.aspx 10. Journal of Adolescent Health:http://www.jahonline.org/article/S1054-139X(04)001909/abstract
URAIAN MATERI
AVIDENCE BASED PRACTICE A. Pengertian Dalam beberapa tahun terakhir atau tepatnya beberapa bulan terakhir kita sering mendengar tentang Evidence based. Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung jawabkan. Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997). Jadi, evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua professional kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya. Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan menurut (Bostwick,2013) evidence based practice adalah starategi untuk memperolah pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapakan EBP didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan
meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting. B. Perkembangan Ilmu Midwifery yang Berhubungan dengan Evdence Based Practice. Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidka terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah. Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada: 1. Keluarga Berencana Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang diinginkan 2. Asuhan Antenatal Terfokus Memantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan tanda bahaya, menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi 3. Asuhan Pascakeguguran Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya 4. Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian 5. Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana
pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini adalah perkembangan keilmuan kebidanan yang berhubungan dengan evidence based practice. 1. Asuhan ANC
Berikut tabel kebiasaan dan pembenaran dalam kegiatan pelayanan ANC KEBIASAAN
Diet rendah garam mengurangi hipertensi
KETERANGAN
untuk
Hipertensi bukan karena retensi garam
Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur
Dianjurkan untuk memakai kondom ada sel semen yang mengandung prostaglandin tidak kontak langsung dengan organ reproduksi yang dapat memicu kontraksi uterus
Pemberian kalsium mencegah kram pada kaki
Kram pada kaki bukan semata-mata disebabkan oleh kekurangan kalsium
untuk
Diet untuk memcegah bayi besar
Bayi besar disebabkan oleh gangguan metabolism pada ibu seperti diabetes melitus
Aktititas dan mobilisasi/latihan (senam hamil dll) saat masa kehamilan menurunkan kejadian PEB, gestasional diabetes dan BBLR dan persalinan SC
Berkaitan dengan peredaran darah dan kontraksi otot. (lihat jurnal)
2. Asuhan INC dan PNC a. Lotus Birth Isu Terkini dalam praktik kebidanan lain yang sangat fenomenal adalah lotus birth yang membuat Robin Lim mendapat penghargaan yang membanggakan sejawat di seluruh dunia. Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton’s jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.”
Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir . Meskipun merupakan suatu fenomena alternatif yang baru, penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya orang Aborigin.
Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya Lotus Birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi karena Lotus Birth merupakan tanggungjawab dari klien yang telah memilih dan membaut keputusan tentang tindakan tersebut. Praktik Modern dari Lotus Birth menunjukkan bahwa mamalia yang mempunyai 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, yaitu simpanse pun membiarkan plasenta utuh, tidak merusak atau memotongnya. Hal tersebut dikenal dengan fakta primatologistsSampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai adanya kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan Lotus Birth.
Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, serta Kristen dan Yahudi. Beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth: 1)
Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat
2)
Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
3)
Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
4)
Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
5)
Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
6)
Alasan rohani atau emosional.
7)
Tradisi budaya yang harus dilakukan.
8)
Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
9)
Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
10)
Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal).
11)
Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin
12)
Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benarbenar dapat mulai bernafas sendiri.
13)
Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
14)
Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
15)
Dr Sarah Buckley mengatakan :”bayi akan menerima tambahan 50-100ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta. Darah transfusi ini mengandung zat besi, sel darah merah, keeping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama.”
Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah, yang setara dengan 1200mL darah orang dewasa.
Berikut tabel kebiasaan dan pembenaran dalam kegiatan pelayanan INC dan PNC KEBIASAAN
KETERANGAN
Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi
Gurita atau sejenisnya
Memisahkan ibu dan bayi
Menduduki sesuatu yang panas
Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan pemantauan involusio rahim
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta keberhasilan pemberian ASI
Duduk diatas bara yang panas dapat menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan menambah perdarahan serta menyebabkan dehidrasi
Menginformasikan bahwa epidural tidak hanya menghilangkan nyeri persalinan, namun seperti tindakan medikal lainnya berdampak pada perpanjangan persalinan, peningkatan penggunaan oksitosin, peningkatan persalinan dengan tindakan seperti forcep atau vakum ekstraksi, dan tindakan seksio sesarea karena kegagalan putaran paksi dalam, resiko robekan hingga tingkat 3-4 dan lebih banyak membutuhkan tindakan episiotomy pada nulipara.
Studi lain tentang sentuhan persalinan membuktikan bahwa dengan sentuhan persalinan 56% lebih sedikit yang mengalami tindakan Seksio Sesarea, pengurangan penggunaan anestesi epidural hingga 85%, 70 % lebih sedikit kelahiran dibantu forceps, 61% penurunan dalam penggunaan oksitosin; durasi persalinan yang lebih pendek 25%, dan penurunan 58% pada neonatus yang rawat inap. Menyusui secara esklusif dapat meingkatkan gerakan peristaltic ibu sehingga mencegah konstipasi ibu. Ibu yang menyusui secara eksklusif akan lebih sedikit yang konstipasi.
b. Gentle Birth Getntle birth adalah konsep persalinan yag santun, tenang, dan alami yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu hamil agar tetap tenang dan rileks saat melahirkan. Konsep ini melibatkan praktik senam hamil, olah pernapasan, serta self hypnosis yang rutin dilakukan sjak awal masa kehamilan hingga menuju persalinan. c. Water birth Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air hangat. Melahirkan dalam air (water birth), adalah suatu metode melahirkan secara normal melalui vagina di dalam air. Secara prinsip, persalinan dengan metode water birth tidaklah jauh berbeda dengan metode persalinan normal di atas tempat tidur, hanya saja pada metode water birth persalinan dilakukan di dalam air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan di atas tempat tidur. Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas tempat tidur, calon ibu akan merasakan jauh lebih sakit jika dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode water birth. Ada yang mengatakan persalinan dengan water birth dapat mengurangi rasa sakit hingga mencapai 40-70%. C. Prinsip Asuhan Kebidanan yang berdasarkan Evidence Based Practice 1. Kunjungan ANC Dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan : Trimester I Sebelum 14 minggu, bertujuan untuk : Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa Membangun hubungan saling percaya Mendorong perilaku sehat Trimester II
14 – 28 minggu , pada dasarnya bertujuan sama dengan pada trimester I hanya saja ditanbah kewaspadaan khusus terhadap hhipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsi, pantau TD, evaluasi edema, dan proteinurea) Trimester III 28 – 36 minggu , sama dengan trimester I dan II dan ditambah dengan deteksi kehamilan ganda, kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS. 2. Pemberian Suplemen Mikronutrien Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama the/ kopi agar tidak menggangu penyerapannya. 3. Imunisasi TT 0,5 cc
Interval lama perlindungan
% perlindungan
TT 1 pada kunjungan ANC pertama TT2 ( 4 minggu setelah TT1 ) = 3 Tahun TT3 ( 6 bulan setelah TT2 ) = 5 tahun TT4 ( 1 tahun setelah TT3 ) = 10 tahun TT5 ( 1 tahun aetelah TT4 ) = 25 tahun
80 % 95 % 99 % 99%
4. Rekomendasi dalam pelayanan ANC a. Direkomendasikan Kunjungan antenatal terfokus dengan tenaga kesehatan Rencana persiapan pesalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi Konseling keluarga berencana, menyusui, tanda – tanda bahaya, IMS/HIV, dan nutris Deteksi dan managemen kondisi dan komlikasi yang menyertai kehamilan Tetanus toksoid Zat besi dan folat Pada populasi tertentu : pengobatak preventif malaria, pengobatan kecacingan, yodium, dan vit. A b. Tidak direkomendasikan Kunjungan rutin yang banyak Pendekatan resiko yang tinggi
Pengukuran yang rutin : posisi janin sebelum 36 minggu dan edema pada mata kaki 5. Memberikan Asuhan Antenatal yang baik Sapa ibu dan keluarga untuk membuat rasa nyaman Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan ibu Melakukan pemeriksaan fisik seperlumya saja Melakukan pemeriksaan laboratorium Melakukan anamnesa untuk menilai apakah kehamilannya normal Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat Memberikan konseling tentang gizi, latihan, perubahan fisiologis, menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika a mendapat tanda – tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah, mengidentifikasi siapa yang dapat membantu vidan selama persalinan, menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting susu rata atau masuk kedalam Memberikan suplemen mikronutrien Imunisasi TT 0,5 cc Menjadwalkan kunjungan berikutnya Mendokumentasikan kunjungan tersebut Survey mengenai praktek – praktek yang baisa dilakukan 6. 10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan 10 T (Depker RI, 2009 ) yaitu: 1)
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2)
Tablet Fe
3)
Tekanan darah
4)
Tetanus Toksoid ( suntik TT )
5)
Tentukan status gizi ( mengukur LILA )
6)
Tinggi Fundus Uteri
7)
Tentukan presentasi Janin dan DJJ
8)
Temu wicara
9)
Tes PMS
10)
Tes Laboratorium
Bidan juga harus melakukan konseling pada saat kehamilan atau mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu: 1)
Terlalu muda Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun
2)
Terlalu sering hamil Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.
3)
Terlalu banyak anak Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,
4)
Terlalu tua hamil Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.
7. Perkiraan hemoglobin pada kehamilan Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb terendah terjadi sekitar pada umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu diulang pada sekitar 30 minggu. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb <11g%. Pada Trimester I dan III atau Hb <10,5g% pada trimester II. Apabila hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah difisiensi zat besi dan dapat diobati secara efektif dengan suplementasi besi 60 mg/hari elemental besi dan 50µg asam folat untuk profilaksi anemia. Program Kemenkes RI memberikan 90 tablet bsi selama 3 bulan. Semua ibu hamil yang dapat suplementasi besi harus menghindari tembakau, teh dan kopi serta dipastikan mereka mengonsumsi makanan kaya protein dan vitamin 8. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri Pengukuran Tinggi Fundus UteriTinggi fundus uteri adalah tinggi puncak tertinggi rahim sesuai usia kehamilan. Biasanya pengukuran inidilakukan saat pemeriksaan abdomen ibu hamil tepatnya saat melakukan Leopold 1. Dari pengukuranTFU dapat diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat badan janin. Pengukuran TFU menggunakan jari pemeriksa sebagai alat ukurnya, namun kelemahannya tiap orang memiliki ukuran jari yang berbeda.TFU lebih baik diukur menggunakan metylen dengan satuan cm, ujung metylen ditempelkan padasimfisis pubis sedangkan ujung lain ditempelkan di puncak rahim.
a. TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK). Jika Fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = Hasil ukur + 4 Jika Fundus sudah melewati pusat : UK (minggu ) = hasil ukur + 6 b. TFU untuk taksiran Berat Badan Janin. TBJ ( gram ) = (TFU – 12) X 155 gram Terdapat variasi yang lebar antara operator yang melakukan pengukuran TFU dengan cara tradisional ( jari tangan ). Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis pubis dengan fundus uteri dalam centimeter adalah metoda yang dapat diandalkan untuk memperkirakan TFU. Jarak tersebut ( dalam cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu ) setelah umur kehamilan 24 minggu.
9. Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang. Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini disebabkan karena apabila berbaring terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu sirkulasi darah ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke otak dan akan mengakibatkan pingsan. Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri punggung bawah. Secara ringkas penelitian menunjukan hasil: Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri punggung bawah. 10. Pentingnya Deteksi Penyakit Bukan Penilaian/Pendekatan Risiko. Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini menunjukan adanya pergeseran paradigma tersebut diatas : 1)
Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
2)
Upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan dimulai pada tahap yang paling dini. Setiap pertolongan persalinan harus menerapkan upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan, penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pascapersalinan. Upaya rujukan obstetri dimulai dari pengenalan dini terhadap persalinan patologis dan dilakukan saat ibu masih dalam kondisi yang optimal
3)
Laserasi / Episiotomi
4)
Dengan paradigma pencegahan, episiotomy tidak lagi dilakukan secara rutin karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi robekan minimal pada perineum.
5)
Retensio Plasenta
6)
Penetalaksanaan aktif kala III dilakukan untuk mencegah perdarahan, mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dalam pemberian uterotonikal segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali.
7)
Partus lama
8)
Untuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan penggunaan partograph untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan. Dukungan suami atau kerabat, diharapkan dapat mendukung kelancaran proses persalinan, menjalin kebersamaan, berbagi tanggung jawab diantara penolong dan keluarga pasien.
9)
Asfiksia Bayi Baru Lahir
10) Asuhan Sayang Ibu Dan Bayi Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengna
tindakan (ekstraksi vakum, cunam, dan SC) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat. Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan : Memanggil ibu sesuai Namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya. Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir. Menedengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menentramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga lain. Mengnajurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran berlangsung. Mengajarkan suami dan naggita keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten Menghargai privasi ibu Mengnajurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi. Mengnajurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan yang ringan bila ia menginginkannya. Menghargai dan membolehkan praktek – prkatek tradisional yang tidak memberi pengaruh yang merugikab. Menghindari
itndakan
berlebihan
dan
mungkin
membahayakan
(episiotomy, pencukuran dan klisma) Menganjurkan ibu untuk segera memeluk bayinya segera setelah lahir. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan bahan, perlengkapan dan obat – obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
11)
Meneran saat Persalinan a. Posisi yang dianjurkan (a) Setengah duduk atau duduk Posisi ini mengharuskan ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka kearah samping. Keuntungan : Membuat ibu merasa nyaman karena membantu ibu untuk beristirahat diantara kontraksi Alur jalan lahir yang perlu ditempuh untuk bias keluar lebih pendek Suplai O2 dari ibu ke janin berlangsung optimal Gaya grafitasi membantu ibu melahirkan bayinya Kerugian
Menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan
(b) Lateral (miring) Posisi ini mengharukan ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki diangkat sedangkan kaki yang lain dalam keadaan lurus. Biasa dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun – ubun bayi berada di depan jalan lahir, miring ke kiri atau ke kanan tergantung posisi ubun – ubun bayi. Jika di kanan, ibu diminta miring ke kanan dengan harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bias digunakan bila persalinan berlangsung lama dan ibu sudah kelelahan dengan posisi lainnya. Keuntungan Peredaran darah bailik ibu mengalir lancar Pengiriman O2 dalam darah ibu dan janin melalu plasenta tidak terganggu, karena tidak terlaku menekan Proses pembukaan berlangsung perlahan – perlahan sehingga persalinan relatif nyaman, Mencegah terjadinya laserasi Kekurangan
Penolong sedikit kesulitan membantu proses persalinan
Kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan
Bila harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit
(c) Berdiri atau jongkok Beberapa suku diindonesia timur, mulai Lombok timur hingga papua, wanitanya mempunyai lebiasaan melahirkan dengan cara jongkok. Keuntungan Ibu tidak harus bersusah paya meneran karena pengaruh gravitasi tubuh Bayi akan keluar melalui jalan lahir dengan sendirinya ( membantu mempercepat kemajuan kala II) Memudahkan dalam pengosongan kandung kemih Mengurangi rasa nyeri Berdasarkan bukti radiologis dapat menyebabkan terjadinya peregangan bagian bawah simfisis pubis akibat berat badan sehingga mengakibatkan 28 % terjadinya perluasan pintu panggul Kerugian
Bilal tidak disiapkan dengan baik, posisi ini sangat berpeluang membuat kepala bayi cidera, sebab bayi bias meluncur dengan cepat
Penolong akan kesulitan jika akan melakukan episiotomi atau pemantauan poembukaan
(d) Merangkak Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakir pada punggung. Keuntungan
Ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk meneran
Mempermudah jalan dalam melakukan rotasi
Membantu ibu mengurangi rasa nyeri punggung
Peregangan pada perineum berkurang
(e) Menungging Keuntungan Mendorong kepala bayi keluar dari panggul selama Kadang – kadang dianjurkan pada persalinan dini jika kontraksi sering terjadi dan untuk mengurangi rasa nyeri punggung Mengurangi tekanan pada leher rahim yang bengkak
(f) Berjalan – jalan Posisi ini hanya dapat dilakukan bilak etuban belum pecah dan bila ibunya masih mampu untuk melakukannya. Posisi ini dapat menyebabkan ibu cepat menjadi lelah. Keuntungan Menyebabkan terjadinya perubahan sendi panggul Dapat mempercepat turunnya kepala janin b. Posisi yang tidak dianjurkan (a) Litotomi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan posisi terlentang tidak boleh lagi dilakukan secara rutin pada proses persalinan karena :
Dapat menyebabkan syndrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan kehilangan O2 bagi bayi
12)
Dapat menambah rasa sakit
Memperlama prosespersalinan
Lebih sulit untuk ibu melakukan pernafasan
Membuat buang air lebih sulit
Membatasi gerakan ibu
Membuat ibu merasa tidak berdaya
Membuat kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
Menumbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung
Pelayanan terhadap Keluarga Berencana (KB) Memberikan konseling KB dan penyediaan berbagai jenis kontasepsi, lengkap nasehat/ tindak lanjut jika timbul efek samping
13)
Pelayanan Terhadap Kesehatan Masyarakt Memberikan asuhan bagi keluarga yang mengasuh anak termasuk pembinaan kesehatan keluarga, kebidanan komunitas termasuk persalinan di rumah, kunjungan rumah, serta deteksi dini kelainan pada ibu dan anak .
14)
Pelayanan Remaja Asuhan yang diberikan :
Gizi seimbang
Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pencegahan kekerasan seksual (pemerkosaan)
Pencegahan terhadap ketergantungan napza
Perkawinan pada usia yang wajar
Peningkatan Pendidikan, keterampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
15)
Pelayanan Usia Lanjut Asuhan yang diberikan :
Perhatian pada problema meno/andro – pause
Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabum, gangguan mobilitas dan osteoporosis
Deteksi dini kanker rahim dan kanker leher rahim
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolapse/osteoporosis, kanker reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS
Pendekatan yang dapat dilakukan : dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan di