Hama Pada Tanaman Markisa Serta Cara Pengendaliannya.docx

  • Uploaded by: Titin cantika
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hama Pada Tanaman Markisa Serta Cara Pengendaliannya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,358
  • Pages: 10
HAMA PADA TANAMAN MARKISA SERTA CARA PENGENDALIANNYA PAPER OLEH: KELOMPOK TITIN CANTIKA MANURUNG (160301124) ZUAH EKO MURSYID BANGUN(160301066) SUHARNI DARMAWATI(160301084)

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN HORTIKULTURA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

PENDAHULUAN LatarBelakang Markisa (Passifloraedulis var. flavicarpaDegener) merupakan salah satu hasi lpertanian di Indonesia yang produksinya terus meningkat. Pada tahun 2003 produksi markisa Indonesia adalah 71.899 ton, sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 131.988 ton (BadanPusatStatistik, 2010). Dalam proses pengolahan markisa untuk menghasilkan sari buah markisa, juga dihasilkan limbah. Makin meningkatnya produksi pengolahan markisa berarti akan meningkat pula limbah yang dihasilkan. Bila dikaitkan dengan produksi markisa Indonesia padatahun 2010 dan 51% dari buah markisa terdiri dari kulit (Morton, 1987), maka terdapat limbah kulit markisa sebanyak 67.314ton yang belum dimanfaatkan. Padahal kulit markisa mengandung pektin yang tinggi yaitu sebesar 14% (Morton, 1987). Markisa (Passifloraedulis var. edulisSims) merupakan salah satu jenis buah tropis yang berasal dari Brazil, dan telah berhasil dikembangkan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Jenis tanaman ini mudah dibudidayakan dan banyak ditemukan tumbuh di sekitarkita, namun seringkali tak termanfaatkan, yang diantaranya karena rasanya yang cukup asam sehingga kurang disukai. Namun dibalik semua itu, sebagai buah yang dapat dimakan, buah ini ternyata banyak mengandung serat, gula, serta kaya zatgizi (protein, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin,vitamin C, Fe, Ca, potassium), rendah sodium, kolesterol dan asam lemak jenuh (Ariantari,2014). Markisa

merupakan

tumbuhan

semak

atau

pohon

yang

hidupmenahun(perennial) dan bersifat merambat atau menjalar hingga sepanjang 20

meter atau lebih. Batang tanaman berkayu tipis, bersulur, dan memiliki banyak percabangan yang kadang-kadang tumbuh tumpang tindih. Pada stadium muda, cabang tanaman berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi hijau kecokelatan. Daun tanaman sangat rimbun, tumbuh secara bergantian pada batang atau cabang. Tiap helai daun bercaping tiga dan bergerigi, berwarna hijau mengkilap (Rukmana, 2003). Markisa mula-mula disebut passion fruit. Menurut sejarah, tanaman markisa berasal dari daerah tropisAmerika Selatan, tepatnya di daerahBrasil, Venezuela, Kolumbia, dan Peru (Rukmana,2003). Nikolai IvanovichVavilov, ahliBotani Soviet, memastikan bahwa sentra utama asal tanaman markisa adalah daerah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador, dan Bolivia. Buah markisa yang pertama kali dikenal di tempat asalnya adalah markisa kuning dan markisa ungu (Zulkarnain, 2009).

HAMA PADA TANAMAN MARKISA SERTA CARA PENGENDALIANNYA 1.Kutu Daun (Macrosphun sp) Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil hanya sekitar 2-2,5mm. Hama ini memiliki ciri kepala berwarna merah kekuningan dada berwarna coklat dan terdapat garis melintang ada agian punggungnya. Hama ini merusak tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman sehingga tanaman mengalami malformasi atau perubahan bentuk, memilin dan menjadi keriput. Biasanya hama ini menyerang bagian tanaman yang masih muda seperti tunas ataupun daun muda.

A.GejalaSerangan Kerusakan karena hamaini tampak pada bagian-bagian tanaman yang masihmuda, misalnya tunas-tunas dan daun-daun serta tangkai daun yang masih muda. Hal ini terjadi karena seranggan menusukkan stiletnya, kemudian mengisap cairan sel tanaman, sehingga hanya jaringan tanaman yang lunak yang paling disukainya. Daun berkerut dan keriting serta penumbuhannya terhambat. Pada bagian tanaman -di sekitar aktivitas kutu daun tersebut terlihat adanya kapang hitam, yaitu Capnodium sp. yang tumbuh pada sekresi atau kotoran kutu daun berupa embun madu. Kadang-kadang di sekitar koloni tersebut terdapat semut yang juga menyukai sekresi yang dihasilkan serangga ini.

B.Cara pengendalian 1.Pengendalian secara bercocok tanam /kulturteknis Meliputi cara-cara yang mengarah pada budidaya tanaman sehatya itu :terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curahhujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukan, dan pengamatan pada kanopi tunas seluas 0,25 m2. Hitung serangga dewasa yang ada setiap 2 minggu. 2.Pengendalian mekanis dan fisik. Dilakukan dengan membersihkan kebun/ sanitasi terhadap gulma atau dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk, serta membunuh langsung serangga yang di-temukan. 3.Pengendalianbiologi Dengan memanfaatkan musuh alami predator dari family Syrphidae, Menochillus

sp.,

Scymnus

sp.

(Coccinelidae),

Crysophidae,

Lycosidae

dan

parasitoidAphytis sp. 4. Pengendalian kimiawi Dengan menggunakan insektisida selektif dan efektif sesuai rekomendasi, dilakukan secara spot spray pada tunas bila tunas terserang 25 %.

2.Kutu Buluh putih

A.Gejala Serangan

Kutu ini biasanya menyerang secara bergerombol pada batang dan ranting tanaman. Hama ini merusak dengan cara menghisap cairan tanaman. Pada serangan berat, seluruh tanaman dapat terturupi oleh gerombolan kutu ini. B.Cara Pengendalian 1. Pengendaian Hayati Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitod dan patogen serangga. Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain Menochilus sexmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari). Scymus syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius albidipennis, dll. Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci adalah Encarcia adrianae (15

spesies), E. Tricolor, Eretmocerus corni (4 spesies), sedangkan jenis patogen yang menyerang B. Tabaci, antara lain Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan Eretmocerus. 1. Pengendaian Hayati Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitod dan patogen serangga. Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain Menochilus sexmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari), , Scymus syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius albidipennis, dll. Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci adalah Encarcia adrianae (15 spesies), E. Tricolor, Eretmocerus corni (4 spesies), sedangkan jenis patogen yang menyerang B. Tabaci, antara lain Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan Eretmocerus. 2. Pengendalian Secara Mekanik Penggunaan perangkap kuning dapat dipadukan dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan dan kerusakan yang ditimbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat. 3. Pengedalian Secara Kultur Teknis a. Sanitasi lingkungan b. Tumpangsari antara cabai dengan Tagetes, penanaman jagung disekitar tanaman cabai sebagai tanaman perangkap. c. Sistem pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman bukan inang, seperti tanaman kentang dan mentimun. 4.Pengendalian Secara Kimiawi

Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif terakhir antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin, 3.LalatBuah

A.GejalaSerangan Gejala awal pada permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan ovipositor (alatpeletaktelur) lalat betina saat meletakkan telurnya kedalam buah. Selanjutnya akibat gangguan larva yang menetas dari telur di dalam buah, maka nodanoda tersebut berkembang menjadi bercak coklat di sekitar titik tersebut. Larva memakan daging buah, dan akhirnya buahm enjadi busuk dan gugur sebelum matang. Tanamaninang lain Cabai, mangga, pisang, belimbing, kopi, dancengkeh. B.CaraPengendalian a. Kulturteknis Penggunaan tanaman perangkap dapat didasarkan pada peringkat tanaman yang disukai lalat buah yaitu jambu air, belimbing, mangga, jambubiji, dan cabe besar.Tanaman yang memiliki nilai ekonomis rendah dapat dijadikan tanaman perangkap. Pengalaman di Bali dan Jawa Timur selasih juga dapat dijadikan pohon perangkap. Lalat buah akan berkumpul di sekitar pohon selasih, laludijaring.

Sanitasi kebun bertujuan untuk memutus-daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalatbuah dapat ditekan. Buah yang jatuh dikumpulkan kemudian dimusnahkan dan dibakar atau dikubur. b. Mekanis/Fisik. Pengerodongan buah Keuntungan dari cara ini adalah buah terhindar dari serangan, mulus, bersih tanpa pencemaran bahan kimia, tetapi untuk areal yang luas tidak praktis. c.Pengasapan Tujuan dari pengasapan adalah untuk mengusir lalat buah

yang dating ke

pertanaman. Pengasapan dilakukan dengan cara membakar serasah/jerami. Pengasapan dapat mengusir lalat buah dan efektif slama 3 hari, bila asap hilang lalat akan kembali. Pengasapan terus menerus selama 13 jam diinformasikan dapat membunuh lalatbuah. Penggunaan perangkap dan attraktan. Perangkap yang terbuatdariplastikataubotol air mineral yang sudah dipasang attraktan (methyl eugenol, cue lure, med-lure, protein hidrolisa, ekstrak daun selasih daun melaleuca). Atraktan dapat dicampur dengan pestisida dan diteteskan pada kapas. Perangkap dipasang pada ranting atau cabang pohon setinggi 2--3 meter dari permukaan tanah. Pemasangan + 16 buah/Ha secara terus menerus dalam areal yang luas.

DAFTAR PUSTAKA Ariantari, Delima, E. Pasandaran. 2014. Dynamics of Vegetable Production, Distribution and Consumption in Indonesia. Asia Vegetable Research and Development Center Publication. No. 00-489. 2000. Hlm. 139-173. Badan Pusat Statistik, 2010.Statistik Indonesia Tahun 2010. Jakarta Pusat :BadanPusatStatistik Kiers, E., W.J. Kogel, B.A. Balkema, C. Mollema. 2000. Flower visitation an oviposition behaviour of Frankliniella occidentalis (Thysanoptera: Thripidae) on cucumber plants. Journal of Applied Entomology 124: 27-32. Morton, 1987).. Hama Dan Penyakit Tanaman Cabai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi Pracaya, 2008. Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman secara Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Rukmana, 2003. 2011. Thrips vectors of tospovirus. Journal of Integrated Pest Management 1(2): 2011. doi: 10.1603/IPM10020. Saptana, A.D., H.K. Daryanto& Kuntjoro. 2010. Strategi Manajemen Resiko Petani Cabai Merah pada Lahan Sawah Dataran Rendah di Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Agribisnis 7 (2):115-131. DOI: http://dx.doi.org/10.17358/jma.7.2.115-131 Surahmat, F. 2011. Pengelolaan Tanaman Cabai Keriting Hibrida Tm 999 (Capsicum Annuum) Secara Konvensional Dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bog Rukmana, 2003, A. W.. 2009. Pengendalian Hama Dan Penyakit Penting Cabai Dengan Pestisida Biorasional. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung

Related Documents


More Documents from ""