Hakikat Biogeografi.docx

  • Uploaded by: Adi Ineng
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hakikat Biogeografi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,427
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cabang geografi adalah “biogeografi” atau “geografi biologi”. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran makhluk hidup secara khusus di masa lalu sampai saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan” (fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi, seperti faktor fisik, iklim atau faktor interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Biogeografi

adalah

cabang

ilmu

geografi

yang

keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu 1.2. Rumusan Masalah a. Bagaimana Hakikat Biogeografi? b. Apa Sajakah Ruang Lingkup Biogeografi?

mempelajari

tentang

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Hakikat Biogeografi Salah satu cabang geografi adalah “biogeografi” atau “geografi biologi”. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan” (fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Biogeografi merupakan cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Pengetahuan biogeografi erat kaitannya dengan klimatologi dan paleontologi. Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies

yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya. Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a separaed portion of continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858). Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya “The World of Life” (Chapman and Hall, London), Wallace menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora ditemukan bahwa Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone biogeografi. Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab penyebaran flora pun mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi Barat mirip flora pegunungan di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora di tanah yang berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur ternyata mirip flora

Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan ultrabasik. Ahli flora terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada tahun 1972 meneliti flora pegunungan Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal lokal (autokton) dan flora asal luar (alokton). Edwards (1964) berpendapat, kajian biogeografi mestilah meliputi pengetahuan tentang proses-proses pedogenik (tanah-tanih), jenis-jenis tanih dan keadaan cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan daripada tanih di mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia yang merubah tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam biogeografi, kajian tanah juga boleh dilakukan seperti kajian mengenai bentuk guna tanah (landforms). Di samping itu, kita juga boleh mengkaji mengenai pembentukan bahan-bahan organik di dalam formasi tanah. Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga dikembangkan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1996 telah mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The Bioregional Association of North Americas (BANA). Definisi bioregion ini mencakup : (a) penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem alam lokal; (b) pembangunan dan penerapan cara-cara praktis berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia; (c) mendukung pembangunan budaya baru berdasarkan situasi hakikat fenomena suatu daerah (biogeography). Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami perubahanperubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misalnya : a. Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika.

b. Unta yang terdapat di

Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan,

diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika. c. Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-Afrika, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika 2.2. Ruang Lingkup Biogeografi a. Persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi : b. Persebaran spesies berdasarkan pada tempat beradaptasinya dengan lingkungannya. Mengenai masalah keanekaragaman jumlah spesies telah diketahui bahwa kebanyakan daerah iklim sedang terdapat sekitar 50 spesies pohon dan semak per hektar lahan hutan. Bahkan di Amerika Utara bagian timur yang sering mempunyai spesies yang nisbi lebih banyak, ditemukan sekitar 100 atau 150 spesies per hektar. Di hutan tak Ranggas di baruh tropika dapat ditemukan 750 spesies atau lebih dalam tiap hektarnya. Dalam jumlah terbanyak di hutan Asia tropika. Didaerah yang keranekaragaman spesies tumbuhannya besar, disitu sering terdapat jumlah spesies hewan yang besar pula. Hal ini disebabkan karena dengan cara yang bagaimana pun, setiap spesies hewan mungkin tergantung pada sekelompok spesies tumbuhan tertentu untuk makanan dan kebutuhan lainnya. Untuk spesies serangga yang hidup dari pohon, dapat dilihat bahwa jumlah spesies serangga dalam komunitasnya lebih erat hubungan dengan banyaknya genus (marga) tumbuhan yang ada (walaupun tidak dengan jumlah spesies tumbuhan). Para pakar biogeografi ekologi dan sejarah mempelajari distribusi organisme masa

silam dan masa sekaran untuk menentukan mengapa spesies terdapat

didaerah-daerah tertentu. Distribusi organisme telah dipengaruhi secara kuat oleh posisi benua-benua terdahulu dan juga oleh sawar (rintangan) masa sekarang sampai ke penyebarannya. Sejumlah spesies dalam suatu daerah merupakan hasil dari keseimbangan antara imigrasi spesies baru dan kepunahan speisies yang telah ada. Daerah tropik mengandung lebih banyak spesies taksonomi (sistem klasifikasi khusus dalam dunia tumbuhan dan hewan) dari pada didaerah iklim sedang atau daerah-daerah artik demikian pula pulau-pulau mengandung jauh lebih sedikit spesies dibandingkan dengan benua-benua. Sebagian besar bioma bumi berasal dari

bentuk-bentuk iklim tertentu yang mempengaruhi produktivitas ekologi, bentukbentuk kehidupan tumbuhan dan interaksi antar spesies

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari penyebaran/agihan makhluk-makhluk hidup di seluruh permukaan bumi. 2. Penyebaran makhluk hidup di permukaan bumi harus bergantung pada beberapa faktor : 1). Separuh Geologi, 2) Iklim, 3) Topografi/Morfologi, 4) Kesuburan tanah, 5) Keadaan air, 6) Manusia 3.2. Saran Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen sebagai perbaikan karya tulis saya selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 1985, Atlas Geografi Indonesia dan Dunia, Pustaka Ilmu, Jakarta. ------------, 2001, Atlas Sumberdaya Indonesia, Badan Koordinasi Survei dan pemetaan Nasional, Cibinong. Brotowidjojo, Mukayat Djarubit, 1990, Zoologi Dasar, Erlangga, Jakarta Farb, Peter, 1985, Ekologi, Pustaka Alam Life, Jakarta. Polunin, Nicolas, 1994, Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun, Gajah Mada University Press, yogyakarta. Maeskimun, Taty, 1985, Flora Faunadan Kelestarian, Bina Karya, Jakarta. Marado, Mara, 1985, Fauna Indonesia, Bina Karya, Jakarta. Wardiyatmo dan R.Bintarto, 1997, Geografi untuk SMU Kelas I, Erlangga, Jakarta.

Related Documents

Hakikat Bid'ah
October 2019 49
Hakikat Karomah
May 2020 34
Hakikat Tasawuf
May 2020 44
Puasa Hakikat
May 2020 2
Hakikat Manusia.pptx
April 2020 30
Hakikat Syirik
December 2019 21

More Documents from ""