Gunung Batur Daging Kuangen Cili.docx

  • Uploaded by: Yan Boy
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gunung Batur Daging Kuangen Cili.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,079
  • Pages: 1
A.

GUNUNG BATUR DAGING KUANGEN CILI (NADA) GUNUNG AGUNG POTONGAN PUNCAK GUNUNG MAHAMERU (SUGILANUS, Pendiri Hanacaraka Secrety, Denpasar) Dalam Lontar Usana Bali Di Bali Gunung Agung tertinggi kerap disebut potongan puncak Gunung Mahameru bersama Gunung Batur. Gunung mahameru adalah gunung mitologi yang dipercaya sebagai titik pertemuan antara bumi dengan sorga dan neraka. Puncak gunung mahameru di pindahakan ke Bali, sehingga Bali yang dulunya disebut pulau yang mengapung di lautan menjadi tenang dan tidak bergoyanggoyang lagi. Menurut Sugilanus Gunung Agung dan Gunung Batur merupakan pusat Mandara dari Prahayangan di Bali menjadi semacam satelit Purusa dan Predana dan Gunung disekitarnya. Secara kosmologo Gung agung do kelilingi Oleh Gunung Lampuyang, Gunung Batur Karu, Gunung Mangu, dan Gunung Andakasa. Inilah yang akan menjadi pokok-pokok pengembangan Prahyangan di Bali. Terbukti “hampir semua Pura Puseh, Pura Bale Agung serta Sanggah Merajan terdapat pemujaan Gunung Agung dan Gunung Batur dengan beberapa menyebutkanya lokalnya “ imbuhnya. Disisi lain lanjut Sugilanus ada beberapa naskah seperti babad Gumi, Babad Tusan, Babad Batur Kewalasan dan Babad Batur memuat peristiwa bencana alam terkait dengan letusan Gunung Agung. GUNUNG AGUNG DENGAN GUNUNG BATUR PERNAH MELETUS 1. Gunung Raja, Giri Indra Parwata, Gunung Udaya Parwata, Gunung Toh Langkir menjadi Gunung Agung pernah meletus 1002, 1615, 1616, 1665, 1683, 1705, 1711, 1908, 1917, 1963, 2017.2018 2. Gunung Lingga Acala (Gunung Batur Purba) tingginya 3.000 M diatas Laut: Gunung Tampuryang, Gunung Sinarta, Gunung Silagiri, Gunung Idrakila, Gunung Ederan, Gunung Lekeh, Gunung Lebah, Gunung Sari, Gunung Catur, Gunung Kembar Menjadi Gunung Batur meletus 110 Saka, 1612 M, 1700 M, 1784 M, 1804 M, 1821 M, 1849 M, 1854 M, 1897 M, 1902 M, 1964 M, 1905 M, 1906 M, 1915 M, 1917 M (Gejor), 1921 M, 1922 M, 1923 M, 1924 M, 1926 M (menghancurkan Desa Batur pindah keatas ditempat sekarang Kalang Anyar bernama Desa Pekraman Batur) 1963 M, 1965 M, 1966 M, 1968 M, 1970 M, 1971 M, 1974 M, 1994 M, 1995 M, 1997 M, 2000 M, 2009 M. Disangga G. Penulisan, G. Agang, G. Tuluk Biyu, dan G. Tangked, Panenjoan, Panelokan (sisa Gunung Batur Purba). AUO GUA JALA LINGGA DAGING KUANGEN JINAH BOLONG WINDU Kemudian didapatkan lagi sebuah Prasasti di Desa Trunyan ber-angka Tahun 813 Caka dan 833 Caka. Dalam prasasti itu diketemukan perbandingan antara dua agama, yaitu agama yang disiarkan oleh Para misi Brhmana dan agama masyarakat Trunyan yang menerangkan peraturan-peraturan yang berlagu di desa Trunyan, di tepi Danau Batur. Orang Desa diperkenankan membangun Pura untuk Bhatara Datonta, Dewa yang dihormati Masyarakat Trunyan, mereka dibebeaskan dari pajak bila mereka sedang merayakan Hari Raya Pamli, yaitu upacara pada Hari Raya Magha Mahanawami, Pada hari-hari lainya mereka diharuskan pula membayar pajak merupakan sumbangan bagi para Brahma Wangsa (Brahma yang berkeluarga). Kemuadian mereka di haruskan memelihara dan menghormati Goa Jala Lingga, yaitu sebuah pertapaan bagi para Biksu . Di Gunung Batur, Selanjuta mereka diwajibkan juga memeberi sekedar sumbangan bagi para Bhiksu Cudha Ganetri yaitu Brahmana yang tidak berkeluarga. Bila para pegawai pemerintah Berziarah ketempat suci Goa Jala Lingga itu pada bulan suci, ditugaskan pada mereka untuk menyediakan makanan dan penginapan. Nyatalah bahwa kepentingan masyarakat Desa Trunyan itu berbeda dengan ajaran yang disiarkan oleh para misi Brahmana yang sudah ada. Dalam prasasti itu tidak disebutkan Pura Hyang Api. Tetapi dikemukakan Goa Jala Lingga sebagai tempat pertapaan seorang Bhiksu. Mungkin sekali Bhiksu yang bertapa itu telah meninggal dunia, tetapi tempat itu masih tetap dianggap suci oleh penduduk Desa itu.

DANAU BATUR DAGING KUANGEN KOJONG (ARDA CANDRA) Danau, dalam Bahasa Bali disebut Danu adalah ceruk atau cekungan pada permukaan bumi yang berisi Air. Danau yang luas kadang kala dinamakan laut. Misalnya laut Kaspia dan Laut Aral. Ada banyak sekali tipe Danau dan umumnya dikelompokan menurut asal usulnya. Sejumlah besar danau di Dunia terbentuk oleh Gliser dan lembaran es. Beberapa danau terbentuk oleh angina tau hujan, sedangkan yang lainya oleh gerakan bumi atau kegiatan Vulkanik. Danau itu sangat berbeda-beda ukuran dan dalamnya, tergantung pada cara terbentuknya . di Bali terdapat empat Danau yang sangat disucikan oleh Umat Hindu Yaitu Danau Batur, Danau Beratan, Danau Tamblingan dan Danau Bunyan, tiga Danau terakhir disebut Tri Danu, sedangkan Danau Batur berkaitan dengan upacara besar di Pura Besakih seperti Candi Narmada dan Nyegjegang Bhatari Danu. Kebudayaan bali sebenarnya terbentuk karena Danau penghormatan kepada Dewai danu, Dewi Sungai (Gangga, saraswati) membuat masyarakat mendapat kehidupan yang makmur dan sejahtera. Namun perlu diingat, apabila manusia melakukan kegiatan yang menyebabkan danau atau suangai itu “Sakit” tercemar dan kurang perhatian manuasia pada kesucian Dewi Danu maka akibat timbale baliknya adalah terjangkit berbagai penyakit, kekeringan, terganggunya pertanian, terganggunya kesehatan dan pada akhirnya hidup sengsara karena Ulah Manusia sendiri (antropogene) , pesan terakhir kalau ingin mendapat Amertha dalam hidup ini maka manusia wajib menjaga dan menghormati Dewi Danu dengan segala upaya yang ada (Gustut, april 2015) TERDAPAT DATA DI MUSIUM GUNG API BATUR LAN KUNTARA KANDA DEWA PURANA BANGSUL (KKDPB) 1. Danau Batur (Bhatari Uma) sangat erat dengan hubungannya dengan Gunung Batur, Desa Batur, Pura Ulun Danu Batur dan pasek Batur tidak boleh di pisahpisahkan seperti Pancasila, Panca Sradha, Panca Yadnya. Dalamnya 58 meter danau yang pertama kali diciptakan oleh Sang Hyang Widhi Wasa tinggi 1031. 2. Danau Beratana (Bhatari Laksmi) mungkinkah? ada hubunganya dengan Gunung Beratan, Desa Beratan, Pura Ulundanu Beratan dan Pande Beratan. 3. Danau Buyan (Bhatari Gangga) Mungkinkah ? ada hubungan dengan Gunung Bunyan, Desa Buyan, Pura Ulundanu Buyan dan Pasek Buyan (Bulian) 4. Danau Tamblingan (Bhatari Gori) Mungkinkah ? ada hubunganya dengan Gunung Tamblingan, Desa Tamblingan, Pura Ulundanu Tamblingan dan Pande Tamblingan Penguasa Danu CATUR DEWI. ARCAPADA di Maandara Giri (Gunung Semeru) Pasanakan Hyang Dhanatapa dating di Bali Dwipa Sekita abad ke 14 pada zaman pemerintahan Sri Masula Masuli antara Sri Gajah Wahana, serombongan Pasanakan Hyang Danatapa dengan pengiring 1718 jiwa besar kecil tua muda, rombongan menuju Bali tengah yaitu di lembah yang dikitari oleh munduk yaitu antara tahun 1328 – 1369 M dan bermukim disekitar Gunung Indarkila kini disebut gunung Batur, terdapat golongan Waisnawa yang sudah tentunya memuja Wisnu, maka dibangunlah tempat pemujaan secara sederhana pada zaman itu berupa bebaturan, seluruh pengiring yang disebut Pasek Semeru, bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Yadnya. Pada zaman dahulu terdapat pengertian bahwa gunung dijadikan Ulu sebagai tempat pemujaan terhadap Wisnu, sehingga warga pengemponmempunyai pengertian pemujaan Ulun Danu sebagai pemujaan Wisnu dan sampai saat ini disebut Pura Ulun Danu Batur, Lama kelamaan warga pengempon yang tadinya disebut Pasek Semeru lalu disebut Pasek Batur.Bhakti Pakelem pertama kali pada Pemerintahan Sri Ugrasena Warmadewa 912 M, Tercantum dalam prasasti Batur. KEUTAMAAN GUNUNG GOA DAN DANAU BATUR A

U

M:

OM

Buana Agung Lan Buana Alit

Related Documents

Gunung
June 2020 33
Aneka Daging
October 2019 36
Serunding Daging
May 2020 24
Daging Sapi.docx
November 2019 38

More Documents from "VennaOktaviaAnggraini"