LAPORAN BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
Disusun oleh: Nama
: Ludfiatul Hasanah
NIM
: 160210102005
Kelompok
:2
No HP
: 0895800122003
PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
I.
Judul Golongan Darah Pada Manusia
II.
Tujuan Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah manusia.
III.
Dasar Teori Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan
yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein) (Campbell,Neil,A,2002). Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut. Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk transfusi darah dan membantu penyelidikan tindak kriminal. Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah,
tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Maftuchah,2014)
Komponen Darah Manusia Sel-Sel Darah Sel-sel darah merupakan sel-sel hidup. Anda dapat melihat adanya dua lapisan dari darah yang didiamkan. Lapisan atas berupa cairan darah atau plasma darah. Lapisan bawah merupakan sel-sel darah yang terdiri dari eritrosit (sel-sel darah merah), leukosit (sel-sel darah putih), trombosit (keping-keping darah atau sel pembeku darah). Setiap bagian dari sel-sel darah ini memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. a.
Sel darah merah (Eritrosit)
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram, dengan diameter 7,5 m dan ketebalan 2 m. Tengah-tengah dari cakram tersebut lebih tipis(1 m) daripada tepinya. Bentuk “bikonkaf” yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Pada orang dewasa, sel darah merah dibentuk dari sel-sel “pokok” yang terletak dalam sumsum tulang, terutama dalam tulang-tulang rusuk, sternum(tulang dada), dan vertebra(tulang-tulang belakang). Pada waktu mula-mula dibentuk, sel darah merah mempunyai sebuah nukleus dan hemoglobin tidak begitu banyak. Akan tetapi, ketika dewasa jumlah hemoglobin dalam sel naik sampai 280 juta molekul – menunjukkan 90% bobot bersih sel. Kemudian pada akhir dari proses sintesis hemoglobin ini, nukleus diperas keluar dari sel. (Kimball,1990). b.
Sel darah putih (Leukosit)
Leukosit merupakan sel yang memiliki fungsi khusus untuk mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme. Leukosit merupakan sel yang memiliki sifat seperti Amoeba, yaitu bentuknya dapat berubah-ubah, leukosit dapat bergerak bebas, bahkan dapat keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan lain yang terinfeksi mikroorganisme. Ukuran leukosit lebih besar dari eritrosit, tetapi jumlahnya dalam tubuh lebih sedikit. Darah manusia memiliki lima macam leukosit tetapi berdasarkan ada dan tidaknya granuler pada selnya. Kelima macam
leukosit tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu leukosit yang bergranuler (granulosit) dan tidak bergranula(agranulosit) c.
Keping darah
Trombosit atau keping-keping darah memiliki bentuk tidak teratur, tidak memiliki inti sel dan berukuran sangat kecil(hanya berdiameter 2 m). Jumlahnya di dalam darah sekitar 150-400 ribu/ . Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka pada pembuluh darah, dengan demikian darah tidak banyak terbuang. Trombosit beredar di dalam darah dan dibentuk oleh sel-sel besar yang ada di dalam sumsum tulang. Mekanisme pembekuan darah adalah sebagai berikut. Saat pembuluh darah terluka atau terpotong, darah akan keluar. Trombosit akan pecah dan membebaskan enzim trombokinase. Enzim ini akan mengubah protombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K. Trombin yang terbentuk selanjutnya akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang akan menutup luka sehingga pendarahan akan dihentikan Plasma darah Plasma darah cairan yang berwarna kekuning-kuningan, tersusun atas air, dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam mineral. Fungsi dari plasma darah adalah:
Sebagai pelarut bahan-bahan kimia
Membawa mineral-mineral terlarut, glukosa, asam amino, vitamin, karbondioksida dan bahan-bahan buangan
Menyebarkan panas dari organ yang lebih panas ke organ yang lebih dingin
Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel. Plasma mengandung protein seperti lipoprotein, fibrinogen berfungsi dalam pembekuan darah, globulin berperan dalam pertahanan tubuh, albumin berperan dalam membantu aliran darah dan mengatur tekanan osmotik darah, antihemophilic globulin berfungsi mencegah hemofilia, tromboplastin berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama protombin dan fibrinogen, immunoglobulin berfungsi untuk kekebalan tubuh(abtibodi). Protein-protein
tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan yang disebut serum. (Waluyo,2010:175)
Golongan darah pada manusia ada 3 macam ,yaitu system ABO, system MN rhesusn(Rh). Ketiga penggolongan darah tersebut didasarkan atas kehadiran antigen (aglutinogen) tertentu di dalam sel darah merahnya dan zatinti (agglutinin). Menurut Berstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang), golongan darah ini dikendalikan oleh sepasang gen a.
Sistem ABO Golongan darah manusia yang sering digunakan adalah system ABO yang ditemukan oleh K.Landsteiner pada tahun 1990 dan telah menggolongkan 4 macam darah manusia yaitu diantaranya: 1. Golongan darah A yaitu apabila di dalam sel darah merahnya mengandung aghlutinogen A, dan serum darah merahnya dapat membuat agglutinin (beta) atau zat inti b. 2. Golongan darah B yaitu bila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan serum darah merahnya dapat membuat aglutini (alfa) atau zat inti a. 3. Golongan darah AB,yaitu bila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serum darahnya tidak dapat membuat agglutinin. 4. Golongan darah O yaitu bila di dalam sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen, tetapi serum darahnya dapat membuat agglutinin alfa dan agglutinin beta.
b.
Sistem Mn Sistem golongan darah ini terdiri dari 3 jenis yaitu : 1. Golongan M, mengandung antigen M 2. Golongan N, mengandung antigen N 3. Golongan MN, mengandung atigen M dan antigen N
c.
System Rhesus (Rh) Pada jenis ini ditemukan antigen ditemukan antigen rhesus pada eritrositnya. Sistem golongan rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen rhesus
juga dimiliiki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus
positif (RH+) sedangakan yang tidak memilikinya disebut rhesus
negatif( RH -) (Waluyo,2006) Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta
mengangkut bahan- bahan kimia hasil metabolisme,
selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Dalam dunia kedokteran golongan darah manusia dibagi menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian ini dilakukan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Untuk mengetahui jenis golongan darah seseorang perlu dilakukan uji laboratoriom. Selama ini untuk pengujian golongan darah sering digunakan metode ABO, yang prosesnya dilakukan secara manual atau dengan cara meneteskan tiga jenis cairan atau reagen pada sampel darah. Jenis golongan darah sangat penting pada saat tranfusi darah, seseorang harus menerima darah dari golongan darah yang sama dengan pendonor. Dalam proses pengujian sampel darah menggunakan metode ABO, sampel darah akan diteteskan suatu reagen, kemudian pada sampel darah akan terjadi
proses aglutinasi atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah
disebabkan karena adanya interaksi antibodi dengan antigen yang terikat pada eritrosit (Melati,2012). Darah sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Karena darah mempunyai fungsi esensial seperti
memberikan
kebutuhan
akan
oksigen,
member makan kepada seluruh tubuh, dan juga melakukan tugas pembersihan sisa metabolisme. Jika darah tidak cukup maka kelangsungan kehidupan terancam. Pada kondisi tertentu seperti kecelakaan dengan pendarahan hebat, proses melahirkan dengan pendarahan, demamberdarah pada grade tertentu, kebutuhan
darah
yang
menopang
hidup
orang tersebut tidak cukup
sehingga memerlukan tidakan segera untuk mendapatkan darah. Donor darah sudah pasti berkaitan dengan transfuse darah, seseorang yang memerlukan transfuse darah sudah pasti dalam kondisi gawat secara kesehatannya yang
mengancam kehidupannya, dan donor darah merupakan satu- satunya cara agar tersedia darah untuk di transfusi (Hamzah,2015) Asupan bahan makanan yang berhubungan dengan orang-orang yang memiliki golongan darah A ini seharusnya banyak mengkonsumsi bahanbahan makanan yang mengandung unsur karbohidrat tinggi dan juga harus mengkonsumsi makanan atau minuman yang rendah terhadap unsur lemak. Orang yang memiliki golongan darah B ini umumnya harus menghindari makanan atau minuman yang berbahan susu kemudian juga menghindari makanan yang berbahan dasar bebek, daging ayam, dan daging sapi. Orang yang memiliki golongan darah AB memiliki keberuntungan karena bisa beradaptasi dengan semua makanan sehat yang dikonsumsi dan hanya menyesuaikan dengan berbagai jenis makanan. Untuk orang yang memiliki golongan darah O disarankan untuk mengkonsumsi
makanan atau minuman
yang kadar
karbohidratnya rendah dan mengkonsumsi makanan atau minuman yang kadar proteinnya tinggi (Nugraha,2015)
IV.
Metode Praktikum 4.1
Alat dan Bahan 1. Alat a. Lanset / jarum steril b. Jarum pentul c. Spidol d. Gelas objek e. Ketas putih 2. Bahan a. Serum A dan B b. Alkohol 70% c. Kapas d. Darah segar manusia
4.2
Cara Kerja
Dengan menggunakan spidol,menarik garis tengah lurus pada sisi panjang yang membagi sisi gelas objek menjadi dua bagian yang sama. pada pojok kiri atas gelas objek menuliskan A dan si pojok kanan atas menuliskan B. Meletakkan gelas objek pada selembar kertas putih
Mencuci tangan sampai bersih, mengambil segupal kapas dengan pinset, mencelupkan ke dalam alkohol dan menggosokkan pada ujung jari manis. Membiarkan alkohol mengering, menusuk bagian tersebut dengan lanset yang telah disterilkan. Menempatkan setetes darah pada bagian A dan B gelas objek
Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah di celupkan ke dalam alkohol.
Meneteskan segera serum anti A pada bagian A gekas objek, aduk sampai merata dengan tusuk gigi
Meletakkan setetes anti B pada darah di bagian B gelas obyek
Melakukan seperti no 4
Membandingkan kedua bagian A dan B pada gelas obyek, jika: a. Terjadi penggumpalan bagian A, anda bergolongan darah A. b. Terjadi penggumpalan bagian B, anda bergolongan darah B. c. Terjadi penggumpalan pada bagian A dan B,anda bergolongan darah AB d. Tidak terjadi penggumpalan, anda bergolongan darah O
V.
Hasil Pengamatan No 1
Nama A B Probandus Maulidatu - l Faqlila
Golongan Darah
Gambar Pengamatan
Keterangan : Terjadi penggumpalan pada serum B 2
Risna Maylina
-
-
O
Keterangan : Tidak terjadi penggumpalan 3
Bagus Hadi Saputra
AB
Keterangan : Terjadi penggumpalan pada serum A dan serum B
4
Cendy Eka
-
B
Keterangan : Terjadi penggumpalan pada serum B 5
Darojatul Amin
-
-
O
Keterangan : Tidak terjadi penggumpalan 6
Ade Retno
-
B
Keterangan : Terjadi penggumpalan pada serum B
VI.
Pembahasan Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam
cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagianbagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah memiliki komponen – komponen penyusun yaitu sel darah dan plasma darah.
Sel-sel darah merupakan sel-sel hidup. Anda dapat melihat adanya dua lapisan dari darah yang didiamkan. Lapisan atas berupa cairan darah atau plasma darah. Lapisan bawah merupakan sel-sel darah yang terdiri dari eritrosit (sel-sel darah merah), leukosit (sel-sel darah putih), trombosit (keping-keping darah atau sel pembeku darah). Setiap bagian dari sel-sel darah ini memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Plasma darah cairan yang berwarna kekuning-kuningan, tersusun atas air, dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam mineral. Fungsi dari plasma darah adalah Sebagai pelarut bahan-bahan kimia, membawa mineral-mineral terlarut, glukosa, asam amino, vitamin, karbondioksida dan bahan-bahan buangan, menyebarkan panas dari organ yang lebih panas ke organ yang lebih dingin. Plasma mengandung protein seperti lipoprotein, fibrinogen berfungsi dalam pembekuan darah, globulin berperan dalam pertahanan tubuh, albumin berperan dalam membantu aliran darah dan mengatur tekanan osmotik darah, antihemophilic globulin berfungsi mencegah hemofilia, tromboplastin berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama protombin dan fibrinogen, immunoglobulin berfungsi untuk kekebalan tubuh(abtibodi). Protein-protein tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan yang disebut serum. Sistem golongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu sistem ABO,system MN,dan sistem rhesus. Pada ABO sistem golongan darah tersebut dikembangkan oleh Karl Landsteiner, seorang ahli biologi dan fisika dari Austria.Anyway, tahukah kamu bagaimana membedakan keempat jenis golongan darah tersebut? Mengapa antar golongan darah belum tentu bisa saling donor? Dalam sel darah merah kita, terdapat beberapa jenis antigen di permukaan sel darah merah. Salah satunya adalah antigen A dan B. Darah kita bisa mengandung antigen A, antigen B, keduanya, atau tidak mengandung keduanya sama sekali. Antigen inilah yang menjadi penentu utama jenis golongan darah seseorang. Selain itu, di dalam darah kita juga terkandung aglutinin. Aglutinin ini bertindak sebagai antibodi terhadap antigen A dan B. Adanya aglutinin a akan menolak keberadaan antigen A dalam darah. Demikian pula aglutinin B akan menolak keberadaan antigen B dalam
darah. Penolakan ini ditandai dengan penggumpalan aglutinin saat bertemu dengan antigen yang ditolaknya. Inilah yang menyebabkan donor darah tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus diperhatikan apakah aglutinin yang dimiliki oleh golongan darah penerima tidak menolak antigen yang dimiliki oleh golongan darah pendonor. Karakteristik komposisi antigen darah sesuai dengan golongannya yaitu : Orang dengan golongan darah A hanya memiliki antigen A dan aglutinin b. Orang dengan golongan darah B hanya memiliki antigen B dan aglutinin a. Orang
dengan golongan darah AB memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki aglutinin a dan b. Orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B, tidak memiliki aglutinin a dan b. Sistem penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rhesus. Sistem rhesus ditemukan oleh Lionel dan Weiner pada tahun 1940 dengan menyuntikkan darah kera Macacus rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan plasma darah kelinci. Aglutinin yang berasal dari kelinci itu juga menggumpalkan darah manusia walaupun tidak pada semua orang. Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh–). Secara singkat dapat diterangkan: Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rhesus negatif banyak dimiliki oleh orang Eropa ± 85% dari jumlah penduduk, sedangkan orang Asia terutama Indonesia golongan Rhesus negatif hanya ± 0,013%.(Hikmat.2013.Macam-macam golongan darah). Pada tahun 1972 k.landsteiner dan P.levine telah menemukan golongann darah sistem MN pada golongan darah manusia akibat ditemukan antigen M dan antigen N pada sel darah merah (eritrosit) manusia.Sistem golongan darah ini terdiri atas 3 jenis yaitu: golongan M mengandung antigen M, golongan N,mengandung antigen N, golongan MN,mengandung antigen M dan antigen N
Donor darah memiliki arti sebagai sebuah proses pengambilan darah dari satu orang untuk digunakan atau ditransfusikan kepada orang lain sesuai indikasi keperluan. Transfusi darah adalah mengambil darah dari seseorang kemudian dimasukkan ke dalam tubuh orang lain. Orang yang diambil darahnya atau pemberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah atau penerima darah disebut resipien. Pada saat tranfusi darah, aglutinogen pada donor dan aglutinin pada resipien harus diperhatikan. Aglutinogen adalah suatu zat yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah suatu zat yang menggumpalkan. Misalnya, golongan darah A (A,b) diberikan pada golongan darah B (B,a). Jika diperhatikan aglutinogen pada donor adalah A, sedangkan aglutinin pada resipien adalah a. Jika aglutinogen A bertemu dengan aglutinin a, maka akan menggumpal. Demikian juga jika terjadi pertemuan antara aglutinogen B dengan aglutinin b, akan terjadi penggumpalan (+). Jadi, golongan darah A tidak dapat diberikan kepada golongan darah B, atau sebaliknya. Contoh lainnya adalah jika golongan darah O diberikan pada golongan darah AB, ternyata tidak terjadi gumpalan. Jika diperhatikan pada donor tidak mempunyai aglutinogen baik A maupun B walaupun resipien mempunyai aglutinin a dan b, sehingga darah tidak menggumpal. Oleh karena itu, golongan darah O dapat diberikan kepada golongan darah apa saja sedangkan golongan darah AB tidak dapat diberikan pada golongan darah lain. Golongan darah O bersifat donor universal (pemberi darah umum), dan golongan darah AB disebut resipien universal (penerima darah umum). Secara teori dapat dibuat daftar tabel transfusi darah sebagai berikut.
Tabel: Transfusi Darah
Dalam kali ini kami mempelajari tentang golongan darah pada manusia. Kami menggunakan darah segar manusia yang diambil teman satu perkelompok yang rela menguji sel darah merahnya. Sampel yang telah diambil kemudian di ujui dengan menggunakan serum A dan serum B yang sudah disediakan. Dalam uji golongan darah ini 6 sampel darah dari 6 kelompok. Diketahui dari hasil pengamatan sampel darah milik Maulidatul faqlilah yaitu terjadi penggumpalan pada serum B, sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan darah milik Maulidatul faqlila yaitu darah B. Pada sampel darah milik Risna maylina dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa saat sampel darah ditetesi serum A pada bagian A tidak terjadi penggumpalan, begitupun pada bagian B dimana telah di tetesi serum B dan hasilnya tidak terjadi penggumpalan. Maka dilihat dari kritria tersebut golongan darah yang dimiliki Risna adalah O. Pada sampel darah yang dimiliki Bagus hadi berlawanan dengan hasil penelitian darah milik Risna. Darah Bagus hadi terjadi penggumpalan pada bagian A yang telah ditetesi serum A dan juga pada bagian B yang telah ditetesi serum B. Dilihat dari hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa golongan darah Bagus hadi adalah AB. Untuk sampel darah milik Cendi yaitu terjadi penggumpalan pada bagian B yang telah ditetesi dengan serum B maka dapat disipulkan bahwa darah Cendi bergolongan B. Untuk sampel golongan darah Darojatul amin sama hal nya dengan sampel darah milik Risna yaitu tidak terjadi penggumpalan sehingga golongan darah Darojatul adalah O. Selanjutnya untuk sampel darah milik Ade retno yaitu terjadi penggumpalan pada bagian B dimana telah ditetesi serum B, maka golongan darah Ade adalah B. Dari hasil percobaan praktikum ini maka dapat dikatakan bahwa praktikum ini berhasil, karena hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur yang ada pada buku.
VII.
Penutup 7.1 Kesimpulan Sistem golongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu sistem ABO,system MN,dan sistem rhesus
Sistem ABO yaitu orang dengan golongan darah A hanya memiliki antigen A dan aglutinin b, orang dengan golongan darah B hanya memiliki antigen B dan aglutinin a, orang dengan golongan darah AB memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki aglutinin a dan b, orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B, tidak memiliki aglutinin a dan b
Sistem penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rhesus. Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya
tidak
dapat
digumpalkan
oleh
aglutinin
kelinci
tadi
dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh–).
Sistem MN Pada tahun 1972 k.landsteiner dan P.levine telah menemukan golongann darah sistem MN pada golongan darah manusia akibat ditemukan antigen M dan antigen N pada sel darah merah (eritrosit) manusia.
7.2
Saran Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekalisekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.
VIII. Daftar Pustaka Cambell,Neil A.2002.Biologi Jilid 1 Edisi 8.Jakarta:Erlangga. Kimball, John W.1990.Biologi Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta:Erlangga. Maftuchah,M.P.2014.Analisis Biologi Molekuler.Yogyakarta: CV Budi Utama. Waluyo,Joko.2006.Biologi Dasar.Jember:Universitas Jember. Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum.Jember:Universitas Jember. Hamzah.2015.Analisis dan Rancangan Sistem Informasi Ketersediaan Donor Darah Hidup.Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan.ISSN 2407-3911. Melati,Emaria,dkk.2012.Desain dan Pembuatan Alat Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan Mikrometer.Jurnal Generic.ISSN 1907- 4093 Vol.6, No. 2. Nugraha,Sudarto,dkk.2015.Analisis Sistem Pakar Cara Diet Berdasarkan Golongan Darah.Infotech Journal.ISSN 2460 – 1861.
Lampiran