Gizi Dan Diet: 1. Triyola Febriani 2. Ulfa Maharani 3. Vovi Septiani 4. Weta Ramadany

  • Uploaded by: 1a D3keperawatan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gizi Dan Diet: 1. Triyola Febriani 2. Ulfa Maharani 3. Vovi Septiani 4. Weta Ramadany as PDF for free.

More details

  • Words: 1,569
  • Pages: 21
GIZI DAN DIET 1. TRIYOLA FEBRIANI 2. ULFA MAHARANI 3. VOVI SEPTIANI 4. WETA RAMADANY

VITAMIN

CACINGAN

KURANG KALORI PROTEIN

ANEMIA

A. Vitamin Vitamin merupakan unsur esensial untuk gizi normal. Jenis nutrient ini merupakan zat-zat organik yang dalam jumlah kecil ditemukan pada berbagai macam makanan. Vitamin tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Vitamin dibagi menjadi kelompok :  Vitamin yang terlarut dalam lemak A,D,E,dan K.  Vitamin yang larut dalam air-thiamin, riboflavin, niacin, pyridoxine, asam folat, vitamin B12 dan vitamin C.

Klasifikasi Vitamin Vitamin dapat dipilahkan menjadi kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air: Yang larut dalam lemak

Yang terlarut dalam air

• Vitamin A

• vitamin B kompleks

• Vitamin D

• vitamin C

• Vitamin E • Vitamin K

Vitamin A (Retinol)

Fungsi vitamin A : 1. Daya pengelihatan 2. Jaringan epitel yang sehat 3. Pertumbuhan gigi dan tulang yang normal

Vitamin B kompleks Vitamin b, yang dulu ditemukan dapat mengobati penyakit yang di kemudian hari juga terbukti bahwa di dalam makanan, disertai dengan faktor lain, efektif untuk mengobati penyakit pelagra

Vitamin D Fungsi vitamin D : Vitamin D memudahkan penyerapan kalsium dari usus halus dan kalsifikasi skleton

Vitamin K Fungsi vitamin K : Vitamin K dikenal sebagai vitamin anti perdarahan perannya dalam mempertahankan kadar protrombin, yang normal dalam darah dan faktor-faktor lain yang diperlukan bagi pembekuan darah.

Vitamin E Fungsi vitamin E : untuk merawat dan mengatasi berbagai masalah kulit.

Vitamin C Fungsi vitamin C : itamin ini berperan sangat penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menangkal radikal bebas

B. CACINGAN Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan. Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah, ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih. Berikut jenis-jenis cacing : • Cacing Gelang: (Ascaris lumbricoides) • Cacing Cambuk: (Tricuris Trichiura) • Cacing Tambang: (Ancylostomiasis) • Cacing Kremi: (Enterobius Vermicularis)

Cara Penularan Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar.

Pencegahan  Cara terbaik dalam mencegah agar anak anda tidak sampai mengalami cacingan, adalah:  Ajari anak-anak untuk selalu menggunakan alas kaki ketika bermain diluar rumah.  Ajari anak-anak untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan  Minum obat cacing dosis sekali minum setiap 6 bulan sekali, khususnya di masa libur sekolah dimana anak-anak cenderung lebih sering bermain di luar rumah  Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.  Hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi cacing kremi).  Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing kremi).  Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).  Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi  Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna

C. KURANG KALORI PROTEIN Kurang kalori protein (KKP) akan terjadi manakalah kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya, tidak tercukupi oleh diet. Kedua bentuk defisiensi ini tidak jarang berjalan bersisian, meskipun salah satu lebih dominan ketimbang yang lain. Kurang energy protein dikelompokkan menjadi KKP primer dan sekunder . ketiadaan pangan melatarbelakangi KKP primer yang mengakibatkan berkurangnya asupan. Penyakit yang mengakibatkan pengurangan asupan , gangguan serapan dan utilisasi serapan, serta peningkatan kebutuhan (dan atau kehilangan)akan zat gizi dikategorikan sebagai KKP sekunder. Keparahan KKP berkisar dari hanya penyusutan berat badan, atau terlambat tumbuh, sampai kesindrom klinis yang hanya dan tidak jarang berkaitan dengan efisiensi vitamin, serta mineral. Ada 4 faktor yang melatarbelakangi KKP, yaitu : masalah social, ekonomi, biologi dan lingkungan . kemiskinan, salah satu determinan social-ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan , kumuh, dan tidak sehat ketidak mampuan mengakses fasilittas kesehatan.

Pengaruh KKP terhadap beberapa organ Saluran pencernaan • Malnutrisi berat menurunkan sekresi asam dan melambatkan gerak lambung. Mukosa usus halus mengalami atrofo Pankreas • Gangguan fungsi pankreas bersama dengan intoleransi disakarida akan menimbulkan sindrom malabsorpsi, yang selanjutnya berlanjut sebagai diare

Hati • Pengaruh malnutrisi pada hati bergantung pada lama, serta jenis zat gizi yang berkurang. Glikogen pada penderita marasmus cepat sekali terkuras sehingga zat lemak kemudian tertumpuk dalam sel-sel hati Ginjal • Meskipun fungsi (agak) normal ginjal masih dapat dipertahankan, GFR (glomerular filtration rate) dan RPF(renal plasma flow) telah terbukti menurun penelitian di Minnesota membuktikan bahwa keadaan semikelaparan dapat mengakibatkan poliuri (tampak jelas setelah 6 minggu kelaparan) dan nokturia

Sistem hemtologik • Perubahan pada sistem hemtologik meliputi anemia, leukopenia, trombositopenia, pembentukan akantosit, serta hypoplasia sel-sel sumsum tulang yang berkaitan dengan transformasi substansi dasar, tempat nekrosis sering terlihat Sistem pernapasan • Hasil otopsi penderita malnutrisi menunjukkan tanda-tanda yang menyiratkan bahwa selama hidup mereka pernah terserang bronchitis, tuberculosis, serta pneumonia. Kematian akibat malnutrisi biasanya terjadi berkaitan dengan pneumonia. Penyembuhan luka • Irvin (1975) telah meneliti proses penyembuhan luka pada tikus yang menjalani operasi kolon dan diberi makanan yang tidak mengandung protein. Gangguan penyembuhan luka baru akan timbul manakala berat badan menyusut lebih sepertiga berat badan normal karena kekuatan mekanis otot serta kulit perut telah berkurang

KLASIFIKASI KKP MENURUT GOMEZ DERAJAT KKP

BERAT BADAN/USIA (%)

I (Ringan)

90-76

II (Sedang)

75-61

III (Berat)

<60

KKPderajat ringan dan sedang Gambaran klinis utama KKP ringan sampai sedang ialah penyusutan berat badan yang disertai dengan penipisan jaringan lemak bawah kulit. Jika KKP berlangsung menahun, pertumbuhan memnajangakan terhenti sehingga anak akan bertumbuh pendek . kegiatan fisik dan keluaran energi anak berkurang, disamping berlangsung pula perubahan pada fungsi kekebalanan , saluran pencernaan, dan kebiasaan.Selain itu ,kemungkinan wanita KKP melahirkan bayi dengan berat lahir rendah lebih tinggi ketimbang wanita normal

KKP berat  Marasmus Gambaran penderita maramus dapat terwakili dalam istilahh “tulang terbalut kulit” :jaringan lemak bawah kulit (nyaris) lenyap, otomengecil .  kwasiorkos Edema jika ditekan melekuk , tidaksakit, dan lunak, biasanya terjadi dikaki , merupakan gambaran utama kwashiorkor.  marasmik-kwasiorkor Bentuk kelainan ini merupakan gabungan antara KKP yang disertai oleh edema dengan tanda dan gejala khas kwasiorkos dan marasmus. Gambaran yang utama ialah kwashiorkor edema dengan atau tanpa lesi kulit , pengecilan otot, dan pengurangan lemak bawah kulit seperti pada marasmus.

Penanganan KKP berat Pasien yang menderita KKP tanpa penyulit sangat dianjurkan untuk dirawat dirumah saja. Menginap dirumah sakit justru meningkatkan resiko infeksi silang. Sementara suasana asing yang berlainan dengan keadaan rumah menyebabkan anak merasa diasingkan. Kondisi tersebut menyuburkan suasana apatis sekaligus memperburukan oreksia yang telah ada. Secara garis besar , penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi

D. ANEMIA Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan/atau vita-min Bj2; semuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dan kecacingan yang masih tinggi. Dari ketiga penyebab tersebut, defisiensi vitamin B12 (anemia pernisiosa) merupakan penyebab yang paling jarang terjadi selama kehamilan. Jenis anemia lain yang juga kerap terjadi selama kehamilan adalah anemia aplastik dan anemia hemolitik yang diimbas oleh obat. Namun, yang akan dibahas dalam tulisan ini hanya anemia akibat defisiensi zat besi.

Kadar Hemoglobin (Hb) dan Volume Hematokrit (Ht) Sebagai Indikator Anemia Usia/Jenis Kelamin

𝑔𝑟 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐻𝑏 ( )2 𝐿

Hematoktrit (gr/L)

Anak 6 bulan – 2 tahun

<110

<0,33

Anak 5 – 11 tahun

<115

<0,34

Anak 12 – 14 tahun

<120

<0,36

Pria dewasa

<130

<0,39

Wanita tak hamil

<120

<0,36

Ibu hamil

<110

<0,33

Batasan • Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. • Anemia gizi adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah yang lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi sal&h satu atau beberapa unsur makanan esensial yang dapat memengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

• Etiologi Secara umum, ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu :  Kehilangan Darah Secara Kronis Pada pria dewasa, sebagian besar kehilangan darah disebabkan oleh proses perdarahan akibat penyakit (atau trauma), atau akibat pengobatan suatu penyakit. Sementara pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah yang keluar selama haid sangat banyak (banyak wanita yang tidak sadar kalau darah haidnya terlalu banyak) akan terjadi anemia defisiensi zat besi.  Asupan dan Serapan Tidak Adekuat Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang m berasal dari daging hewan.  Peningkatan kebutuhan Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit.

Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi Tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya tidak khas7 dan sering tidak jelas, seperti: pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia, dan sesak napas. Kepucatan bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku, dan konjungtiva palpebra. Pencegahan Sejauh ini ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi. Keempat pendekatan tersebut adalah :  pemberian tablet atau suntikan zat besi,  pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan  pengawasan penyakit infeksi, dan  fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.

Related Documents


More Documents from "mahyaindrastuti"