Gg_1_232014081_rishtian Syah Pangestu.docx

  • Uploaded by: Pinandita Faiz
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gg_1_232014081_rishtian Syah Pangestu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 387
  • Pages: 7
LAPORAN KE 1 RESPONSI GEODESI GEOMETRIK MENGHITUNG JARI – JARI KELENGKUNGAN VERTIKAL UTAMA

Nama

: Rishtian Syah Pangestu

NRP

: 23-2014-081

Kelas

:B

JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2016

PENDAHULUAN Geodesi berasal dari bahasa Yunani, Geo (γη) = bumi dan daisia / daiein (δαιω) = membagi, kata geodaisia atau geodeien berarti membagi bumi. Sebenarnya istilah “Geometri” sudah cukup untuk menyebutkan ilmu tentang pengukuran bumi, dimana geometri berasal dari bahasa Yunani, γεωμετρία = geo = bumi dan metria = pengukuran. Secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi. Namun istilah geometri (lebih tepatnya ilmu spasial atau keruangan) yang merupakan dasar untuk mempelajari ilmu geodesi telah lazim disebutkan sebagai cabang ilmu matematika. Pengertian bentuk dan ukuran bumi adalah Geoid. Geoid adalah bidang nivo (level surface) yang di wakili oleh permukaan laut rata-rata dalam keadaan stabil. Menurut para ahli permukaan bumi fisik berada ± 9 km di atas dan ± 11 km di bawah geoid.

DASAR TEORI Jari – jari kelengkungan vertikal utama merupakan parameter nilai kelengkungan dari bentuk muka bumi dengan berdasar kepada nilai sumbu mayor dan sumbu minor pada elipsoida. Hasil konversi atau kesepakatan mengenai nilai sumbu mayor dan minor berdasarkan kepada ITRF ( International Terrestial Refference Frame ). Untuk mencari nilai jari – jari kelengkungan vertikal utama, menggunakan rumus sebagai berikut:

N=

a 1- e sin j 2

2

,

a2 - b2 e = a2 2

Nilai sumbu panjang dan sumbu pendek WGS 84: a = 6 378 137.000 m b = 6 356 752.314 m

PENGOLAHAN DATA

Dalam perhitungan menggunakan Matlab dibuat script sebagai berikut: x = [-90 -60 -45 -30 0 30 45 60 90] derajat = sort (x) nilai1=rot90(derajat) theta = derajat.*pi/180 ; nilai2=rot90(theta) a = 6378137.000 ; b = 6356752.314 ; e o u n

= = = =

sqrt((a^2-b^2) / a^2) ; sin(theta).^2 ; sqrt (1-e^2*o); a./u ;

nilai3=rot90(n) ; tabel=[nilai1,nilai2] ; judul= ['besar sudut sinus'] ; disp(judul),disp(tabel) ; plot (derajat,n,'r') xlabel ('derajat (^(circl))') ; ylabel ( 'nilai N ') ; title (' nilai N berdasarkan sudut istimewa ');

ANALISIS DAN KESIMPULAN

Analisis Nilai N akan semakin besar ke arah kutub dan akan semakin kecil saat mendekati garis equator. Kesimpulan Disimpulkan bahwa nilai N akan minimum pada saat 0˚, dan akan bernilai maksimum pada saat 90˚ dan -90˚.

REFERENSI

Umaryono U. Purwaharjo. 2008. Geodesi. ITB. Bandung

Related Documents


More Documents from ""