BAB II : PEMETAAN DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) UNTUK PEMBANGUNAN
Oleh 1 2 3 4 5 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala kebesaran Tuhan yang telah melimpahkan anugrahnya sehingga makalah yang berjudul Pemetaan Dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk pembangunan, ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Geografi di SMA N 1 KEFAMENANU. Didalamnya dibahas mengenai Ilmu pemetaan dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk Pembangunan. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan, rasa terima kasih kepada Ibu Yuditha Lake yang telah membantu dalam penyelesaian Makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Kefamenanu , 21 November 2018
DAFTAR ISI I. II.
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB .I.: PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH BAB 2 : PEMBAHASAN MATERI A. B. C. D. E.
PETA KONSEP KATA KUNCI KI KD INDIKATOR
BAB 3 : PENUTUP A. B. C. D. E. F.
G. H. I. J.
KESIMPULAN SARAN EVALUASI ( PERTANYAAN DARI TIAP KELOMPOK) JAWABAN PENILAIAN PENGETAHUAN I. ISIAN II. PILIHAN GANDA PENILAIAN SIKAP PENILAIAN KETERAMPILAN PENILAIAN DIRI PENILAIAN ANTAR TEMAN
Pendahuluan A. Latar Belakang Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diskalakan dan ditampilkan dalam bentuk symbol pada bidang datar. Peta dapat diklasifikasikan menjadi peta berdasarkan isinya dan peta berdasarkan Skala komponen peta terdiri atas judul, Skala,orientasi, sumber,legenda, symbol , gratikul,inset,dan garis tepi . Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). SIG dalam inventarisasi SDA dapat digunakan Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batu bara, emas, besi dan barang tambang lainnya, untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, pola, jumlah SDA, dan kritis. SIG untuk pengamatan perkembangan kota, pengelolaan pertambangan, pemantauan kondisi lingkungan , jaringan transportasi dan sebagainya. SIG untuk kajian kesehatan lingkungan, misalnya untuk memonitor kesehatan masyarakat, perencanaan pembangunan kesehatan , analisis pola penyakit indentifikasi sebaran penyakit. SIG untuk mitigasi bencana, misalnya untuk pemetaan daerah rawan bencana , daerah terdampak , jalur evakuasi dan sebagainya. B. Rumusan Masalah 1. Manfaat Penggunaan SIG dalam proses pembangunan di Indonesia ?
BAB 2 : PEMBAHASAN MATERI a. Peta konsep SIG b. Kata kunci c. Ki d. Kd e. Indicator Materi 1. Pengertian SIG Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi. Data tersebut memuat data atau fakta permukaan bumi secara lengkap, misalnya keadaan geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Wujud data tersebut disajikan dalam bentuk peta sehingga sistem informasi geografi tidak terlepas dari peta sebagai basis data.
Menurut beberapa pakar, ada beberapa pengertian SIG.
SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, dan data manusia organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman:97). SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasi dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers:97). SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan menampilkan baik data spasial maupun nonspasial (Guo:20). SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan datadata yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice:20). Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.
Dengan SIG, seluruh data yang ada pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi, dan dianalisis melalui komputer. Teknologi komputer mampu menangani berbagai informasi secara cepat dan akurat sehingga SIG yang berbasis teknologi komputer menjadi pilihan bagi banyak pengguna pada saat ini.
2. Pengelolaan SIG Cara pengelolaan SIG sebagai suatu sistem pada prinsipnya terdiri atas tiga subsistem.
(a). Subsistem masukan (input subsystem), yaitu pengumpulan data objek material geografi yang mendukung dan dapat dimasukkan dalam topik geografi yang akan diinformasikan. Data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk peta, bagan, grafik, atau tabel. Input data SIG diperoleh dari peta, tabel, foto udara, citra satelit, dan hasil survei lapangan. (b). Subsistem pengolahan dan penyimpanan data (processing and storage penyimpanan data yang memungkinkan untuk dipanggil kembali secara Adapun data yang diolah atau dikelola ada dua 1). Data keruangan atau data grafis atau 2).Data deskriptif atau data
subsystem), yaitu tepat dan akurat. macam, yaitu, data spasial, atribut.
Pengumpulan data dan pengolahan data geografis dilakukan dengan dua cara yaitu 1). Pengindraan jauh berupa foto udara, citra radar, dan citra satelit. 2). Data teristis (pengukuran langsung di medan atau lapangan) yang tidak dapat dipantau dari jauh, misalnya, kepadatan penduduk dan batas wilayah administrasi. (c). Subsistem penyajian (output subsystem), yaitu penyajian semua data atau sebagian data dalam bentuk tabel, peta file elektronik (digital), dan grafik.
Dari ketiga subsistem tersebut, pengelolaan data geografi merupakan pengelolaan data yang didasarkan pada kerja komputer. Proses komputerisasi data (input) harus berupa angka atribut (numerik). Oleh karena itu jenis data harus diubah menjadi data digital atau atribut dengan menggunakan komputer sesuai dengan prinsip SIG. Contoh: 1). Data pengindraan jauh berupa 2). Data satelit dalam bentuk
foto udara dikonversi dalam bentuk digital. digital secara langsung dapat digunakan.
Untuk mengubah data peta menjadi data SIG digital, dapat dilakukan dengan melalui dua proses, yaitu melalui proses digitasi garis atau grid raster (kotak-kotak) dan melalui scanning (penyapuan) dengan menggunakan alat yang disebut scanner. Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada, maka subsistem SIG dapat digambarkan sebagai berikut.
3. Tahap Kerja SIG Tahapan dalam SIG mencakup tiga hal, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Seluruh informasi atau data SIG pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi, dan dianalisis secara serentak melalui komputer. Selain dengan proses komputerisasi, cara manual juga dapat dilakukan, tetapi memakan waktu lebih lama.
Tahap kerja SIG dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Masukan (input) Dalam kerja SIG, mula-mula dibutuhkan data awal atau data base, yaitu data yang dikumpukan selama survei dimasukkan dalam komputer, atau peta-peta yang telah ada dilarik secara optis dan
dimasukkan ke dalam komputer. Secara garis besar, data dibedakan menjadi dua, yaitu data atribut dan data spasial. 1.
Data Atribut
Data atribut adalah data yang ada pada keruangan atau lokasi. Atribut menjelaskan suatu informasi. 2.
Data Spasial atau Data Keruangan
Data spasial adalah data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempat di permukaan bumi. Data spasial disajikan dalam dua bentuk atau model, yang pertama yaitu bentuk raster disajikan dalam bentuk bujur sangkar atau sistem grid, yang kedua bentuk vektor disajikan dalam bentuk sistem koordinat. Dapat dijelaskan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau poligon tertutup sempurna. Gambar tersebut merupakan gambar sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai x akan meningkat ke kanan dan nilai y akan membesar ke bawah. Dengan sistem koordinat seperti gambar di atas, semua kenampakan di muka bumi dapat dijelaskan. Semakin pendek jarak antartik pada sumbuh x, dan sumbu y, maka gambar yang berbentuk akan mendekati kenyataan sebenarnya. b. Proses Proses dalam SIG dapat berfungsi untuk memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang tersimpan dalam komputer. Jenis analisis data sebagai berikut: analisis lebar, analisis penjumlahan aritmatika, dan analisis garis bidang.
c. Keluaran (output) Data yang sudah dianalisis oleh SIG akan memberikan informasi pada pengguna data sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hard copy), rekaman (soft copy), dan tayangan (display). Dengan SIG, setiap orang dapat membuat peta dan kemudian mengubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Di samping itu, pengguna SIG juga dapat memproses ulang pembuatan peta dengan tingkat ketelitian tinggi kapan saja sebagai contoh dalam pembuatan peta Amerika Selatan berdasarkan berbagai informasi atau tema yang tersedia.
4. Komponen SIG Dalam kerja SIG, diperlukan komponen-komponen SIG yang merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Berikut ini adalah komponen-komponen SIG: 1. Perangkat keras (hardware), berupa suatu unit komputer terdiri atas CPU, VDU, disk drive, tape drive, digitzer, printer, dan plotter. 2. Perangkat lunak (software), berupa modul-modul program misal Arc/info, Arc View, Map Info, R2V, dan sebagainya. 3. Data dan informasi geografi, berupa data spasial (peta) foto udara, citra satelit dan data atribut seperti data penduduk, data industri, dan pertambangan. 4. Manajemen berupa sumber daya manusia yang mempunyai keahlian mengolah SIG. Dari uraian diatas secara keseluruhan, maka SIG tidak hanya diterapkan dalam bidang sumber daya alam, tetapi sekarang berkembang pada bidang perencanaan pembangunan. Berkembangnya SIG yang menggunakan batuan teknologi komputer yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak dapat dimanfaatkan untuk membantu pemecahan masalah yang muncul dalam penanganan berbagai data.
5. Informasi Lewat Jaringan Jika perlu, pada tahap berikutnya adalah mengaitkan basis data dengan jaringan (network) melalui internet agar dapat diakses oleh orang lain. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua informasi dapat diakses dengan mudah. Hal ini ada kaitannya dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam membuat SIG, sehingga informasi tersebut kadang-kadang harus dibeli atau dengan kompensasi lainnya. Agar tampilan peta SIG yang kita buat berdasarkan tahapan di atas lebih menarik dan informatif, maka perlu ditamplikan dalam bentuk tiga dimensi. Contohnya, untuk menganalisis daerah rawan longsor, maka tampilan peta tiga dimensi sangata dibutuhkan agar dapat dilihat bentuk morfologi suatu wilayah lebih jelas. Memang, apabila kita kaji dari beberapa pengertian sebelumnya tentang SIG selalu identik dengan penggunaan komputer. Bagi kalian yang tidak memiliki fasilitas tersebut di sekolahnya, tidak perlu khawatir. Karena yang terpenting dari SIG adalah cara kerjanya yang meliputi
pemasukan data, pengambilan dan penyimpanan data, analisis dan manipulasi data, dan pelaporan. SIG berkepentingan dengan data ruang waktu dan sering tapi tidak selalu perlu, menggunakan komputer. Penggunaan komputer hanya untuk mempercepat analisis dan menyimpan data dalam jumlah banyak. Secara sederhana dapat kamu lakukan melalui pengoperasian SIG secara konvensional. Karena pada dasarnya, SIG berawal dari pemetaan secara konvensional. SIG yang dibuat secara konvensional berpegang pada teknik kartografis atau teknik pemetaan pada umumnya. Penyajian data spasial dilakukan dengan menggambar peta pada selembar kertas atau bidang datar dengan menggunakan peralatan kartografis, seperti rapido, lettering set, pensil, kertas kalkir, dan alat gambar lainnya. Lebih sederhana lagi apabila anda menggunakan plastik transparan sebagai bidang datarnya dan spidol berwarna. Berikut langkah-langkah kegiatan SIG secara konvensional yang dapat kalian lakukan.
a. Langkah Persiapan Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis peta yang akan dibuat. Peta yang telah ditentukan akan berhubungan dengan pencarian data yang diperlukan, peta tematik yang harus dikumpulkan, dan cara analisis yang akan dilakukan. Data-data yang diperlukan, dapat diperoleh dari berbagai instansi yang menyediakan data seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pertahanan Nasional (BPN), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Tata Kota, dan lainnya. Selain itu pengumpulan data juga dapat dilakukan melalui survey ke lapangan dan pilot pada peta yang kalian miliki. b. Langkah Pembuatan Peta Apabila semua jenis data dan beberapa peta kamu butuhkan sudah terkumpul, selanjutnya siap untuk membuat peta. Langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Sediakan alat gambar (plastik transparan, spidol berwarna untuk plastik transparan, minyak tanah, untuk menghapus apabila terdapat kesalahan dalam menggoreskan spidol, dan meja gambar). 2. Siapkan peta, tentunya peta yang akan digunakan dan dibuat harus disamakan skalanya. Dengan demikian, peta yang telah dibuat dapat ditumpangsusunkan (overlay). Kemudian tempatkan peta diatas meja gambar! 3. Ambil plastik transparan dan tempatkan di atas peta tadi. Agar kedudukan plastik tidak berubah (bergeser), maka gunakanlah selotipe atau doubletip untuk menempelkannya.
4. Gunakan spidol transparan untuk mulai menggambar ulang (menjiplak) pada plastik.Warnailah objek yang digambar sesuai dengan peta yang dijiplak, seperti warna merah untuk jalan, warna hitam untuk batas administrasi, warna biru untuk wilayah perairan, dan warna hijau untuk batas vegetasi. 5. Buatlah garis tepi pada plastik transparan untuk menandai batas wilayah yang digambar. 6. Ulangi langkah tersebut untuk membuat peta tematik lain yang kamu perlukan. c. Langkah Analisis Jika peta gabungan telah selesai dibuat, maka tahap berikutnya ialah menganalisisnya. Pada tahap ini, peta-peta tematik yang telah kamu buat ditumpangsusunkan di atas meja gambar. Bagian paling atas ialah plastik transparan untuk menggambar ulang semua peta yang ditumpangsusunkan tadi. Penggabungan peta dapat dilakukan secara langsung. Jika menemui kesulitan, bisa menggantikannya dengan menggunakan kertas kalkir yang seukuran dengan plastik tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peta gabungan tadi lebih rapi. Gunakan rapido berbagai ukuran dan lettering set untuk menggambarkan dan menulis keterangan peta pada kertas kalkir tadi. Gambar ulang semua objek yang ada pada peta komposit dan buatlah legenda peta beserta atributnya. Hubungan pengindraan jauh dan peta dan sig Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit.
PEMANFAATAN SIG UNTUK INVENTARISASI SUMBER DAYA ALAM DAN PERENCANAAN January 28, 2016 Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonafikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan utilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidak selarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.
Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sector pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya/ Inventarisasi sumber daya alam Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamiah sebagai berikut:
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batu bara, emas, besi dan barang tambang lainnya. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya: 1.
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
2.
Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3.
Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4.
Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
5.
Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengawasan daerah bencana alam Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya: Memantau luas wilayah bencana alam; Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana; Penentuan tingkat bahaya erosi; Prediksi ketinggian banjir; Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana. Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik. Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah. Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaan. Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
Bab 3 penutup a. Kesimpulan SIG adalah alat yang bermanfaat untuk mengumpulkan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan, serta pengubahan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. Sistem Informasi Geografi menurut para ahli Menurut Aronaff (pada tahun 1989 )SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian TUJUAN POKOK DARI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tujuan SIG adalah memudahkan mencari informasi dalam bentuk atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalamnya adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi. #Ini adalah Alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah: sistem informasi geografis menggunakan data spasial sistem informasi geografis dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif memudahkan dalam usaha meningkatkan dan memperudah pemahaman unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi. sistem informasi geografis dapat memisahkan antara bentuk database sistem informasi geografis mempunyai kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial Sistem informasi geografis mempunyai kemapuan yang baik dalam bentuk visual data spasial sistem informasi geografis dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik sistem informasi geografis dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahasa script Software dari sig menampilkan sistem pemetaan Secara lengkap terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia.
Perangkat Keras SIG bisa berupa flashdisk , hardisk , floopy disk , cpu , mouse , yang berhubungan dengan komputer Komponen manusia sebagai pengguna, untuk pengumpulan, pengolahan, analisis dan geografis penyebaran data. GIS mempunyai berbagai elemen, berbagai peran manusia atau komputer, masalah alat (software / hardware) dan benda-benda. SIG adalah sistem . Memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data-data berikut ini.
1. Perolehan dan verifikasi 2. Kompilasi 3. Penyimpanan 4. Pembaruan dan perubahan 5. Manajemen dan pertukaran 6. Manipulasi 7. Penyajian 8. Analisis Contoh Pemanfaatan SIG ( sistem informasi geografis ) Global Positioning System(GPS), yang terdiri dari perangkat Android.Sistem informasi ini diharapkan dapat membantu orang lebih mudah dalam pencarian lokasi menggunakan google map yang kini populer di dunia , dengan mudah seseorang dapat melacak lokasi kita menggunakan software tersebut , hal ini dapat mempermudah kita dalam pencarian lokasi . Ada beberapa macam macam sistem informasi geografis adalah bisa berupa file pdf , pemetaan , berbasis web, pariwisata, bahkan dalam bentuk android aplikasi, dan komputer software, bisa di bidang pertanian, dan kesehatan
.
b. Saran c. Evaluasi Kelompok 1. 1. Hubungan antara SIG , Peta dan Pengindraan jauh 2. Sebutkan manfaat SIG dalam bidang mitigasi bencana! Kelompok 3. 3. Sebut dan jelaskan beberapa perbedaan SIG modern dan SIG konvensional ! 4. Kegunaan lain SIG ! Kelompok 4 . 5. Keunggulan dan kelemahan SIG 6. Jelaskan Interaksi dengan pengguna data (user) ialah proses akhir dalam tahapantahapan SIG/Sistem Informasi Geografis Kelompok 5 7. Sebutkan Penggunaan SIG pembangunan nasional 8. Jelaskan Tipe data dan tahap peneglolaan SIG
d. Jawaban Kelompok 1 1. Hubungan antara SIG , Peta dan Pengindraan jauh Peta sebuah gambaran permukaan bumi atau benda angkasa yang di gambarkan pada bidang datar dan gambar tersebut di perkecil atau di skalakan. Peta merupakan sebuah hsil pemetaan, yaitu merupakan proses pengukuran, penghitungan, analisis, dan penggambaran permukaan bumi.
Penginderaan jauh merupakan sebuah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi, seperti informasi tentang objek, wilayah, atau gejala. informasi tersebut diperoleh dengan menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
Pengertian SIG menurut J Raper. SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristikkarakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu, data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi. Peta, penginderaan jauh dan sistem informasi geografi ketiganya digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan tentang keadaan permukaan di bumi beserta infrastrukturnya yang akan digunakan manusia.
Jadi, hubungan peta, penginderaan jauh, dan SIG dalam kajian transportasi adalah sebuah gambaran permukaan bumi untuk mendapatkan informasi mengenai wilayah yang akan dijadikan untuk jalur transportasi dan didukung oleh data-data seperti deskripsi dan karakteristik yang ditemukan di lokasi tersebut.
2. manfaat SIG dalam bidang mitigasi bencana yaitu :
Menandai titik wilayah yang kemungkinan rawan bencana. Hal ini penting sebagai upaya pencegahan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat meminimalkan dampak atau korban bencana. Dengan memetakan daerah rawan bencana, akibat yang dapat ditimbulkan oleh bencana tentu saja dapat diminimalisir Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat memindai sejauh mana kerusakan dan seluas apa bencana yang telah terjadi Sistem Informasi Geografis dapat mengidentifikasi wilayah prioritas dalam melakukan mitigasi bencana agar SIG menjadi tepat guna dan tepat sasaran Kekakuratan data dari hasil analisis SIG dapat dilakukan perencanaan yang matang untuk evakuasi korban, serta mengidentifikasi rute evakuasi alternatif Data dari SIG juga dapat digunakan untuk menentukan zona aman untuk merancang perencanaan tempat pengungsian bagi para korban Rumah sakit terdekat di zona aman bencana juga dapat diidentifikasi, termasuk kapasitas, fasilitas, dan spesialisasi dari rumah sakit tersebut SIG sendiri juga mampu memberikan perkiraan jumlah makanan, air, obat-obatan, medis, logistik, dan lainnya terkait dengan kebutuhan kebencanaan Mengerjakan skenario atau perencanaan penanganan bencana agar tepat sasaran Merencanakan dan melakukan sebuah pemodelan serta simulasi kebencanaan agar seluruh elemen yang rentan menjadi korban bencana siap secara mental ketika bencana terjadi SIG juga dapat digunakan untuk melakukan kajian kerusakan dan dampak bencana serta melakukan analisis keutuhan komunitas korban bencana
Kelompok 3 3. perbedaan SIG modern dan SIG konvensional yaitu SIG Modern 1.
Penyimpanan data menggunakan database digital yang baku dan terpadu
2.
Pemanggilan data menggunakan sistem komputer
3.
Pemutakhiran data membutuhkan biaya murah dan dilakukan secara sistematis
4.
Analisis overlay sangat cepat
5.
Analisis spasial dapat dilakukan dengan mudah
6.
Penayangan murah dan cepat, bisa menggunakan sistem digital
SIG Konvensional 1.
Penyimpanan data menggunakan skala dan standar yang berbeda
2.
Pemanggilan data secara cek manual
3.
Pemutakhiran data membutuhkan biaya mahal dan waktu yang lama
4.
Analisis overlay membutuhkan banyak tenaga dan waktuyang lama
5.
Analisis spasial sangat rumit
6.
Membutuhkan banyak biaya untuk penayangan data
1. Kegunaan lain SIG .SIG system informasi georafis adalah system teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, dan menganalisis sesuatu berbasis keruangan. SIG dapat digunakan untuk : 1) menandai titik wilayah yang kemungkinan rawan bencana, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan. 2) SIG juga dapat meminimalkan dampak atau korban bancana. 3) SIG dapat memindai sejauh mana kerusakan dan seluas apa bencana yang telah terjadi. 4) Dengan keakuratan data analisa dari system ini dapat dilakukan perencanaan yag matang dalam evakuasi korban dan perencanaan tempat pengungsian yang aman.
Kelompok 4 1.keunggulan dan kelemahan dari SIG A.
KEUNGGULAN
SIG
1. Data spasial dan nonspasial dapat dikelola secara bersama. 2. Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan dengan gambar tiga dimensi (3D). 3. Data dapat diubah secara cepat dan tepat oleh komputer. 4. Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan cepat. 5. Data dapat dikelola dalam format yang kompak dan jelas. 6. Data dapat dianalisis secara e sien. 7. Data mudah dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan). 8. Data tersimpan lebih aman, karena dapat dikunci dengan kode. 9. Penyimpanan data lebih hemat tempat, karena dapat disimpan dalam harddrive, ashdisk, CD, DVD atau format lain. 10. Data yang terintegrasi dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. 11. Biayanya relatif lebih mudah dibandingkan dengan survei lapangan. KELEMAHAN SIG
1.
Sumberdaya manusia harus menguasai teknologi komputer
2.
Teknologi yang ada terus berkembang sesuai dengan zaman
3.
Biaya yang dikeluarkan relatif mahal
4.
Penanganan tentang data yang bentuk 3D buruk
5.
Sulit untuk menyajikan data temporal
6.
Format data dan standar file data beragam
7.
Model objek terbatas
8.
Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi
9.
Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien
10. Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date)
11. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan
12. Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
13. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri)..
2. Interaksi dengan pengguna data (user) ialah proses akhir dalam tahapan-tahapan SIG/Sistem Informasi Geografis. Pada tahapan ini, data telah dikumpulkan dan diolah hasilnya untuk penggunaan dalam bidang tertentu. Sebagai contoh, ketika seorang developer perumahan membutuhkan data akhir tentnag kesesuaian lahan untuk pemukiman, ia dapat mengakses data SIG yang telah mengombinasikan informasi-informasi berupa: ketersediaan air tanah, kemiringan lahan, dan gerakan tanah. Secara umum, data SIG dapat berguna untuk berbagai kepentingan seperti: inventarisasi sumber daya alam, manajemen tata guna lahan, perencanaan wilayah dan kota, serta pengawasan daerah bencana alam.
Kelompok 5 1. Penggunaan SIG pembangunan nasional 3. Berikut ini diuraikan beberapa contoh manfaat SIG dalam pembangunan nasional.
a.
Penyusunan neraca sumber daya
Salah hal penting yang harus diketahui dalam proses pembangunan adalah mengetahui potensi yang dimiliki oleh kita, baik yang berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Apalagi kini, diterapkan otonomi daerah dimana setiap daerah harus memiliki neraca sumber daya daerah. Neraca sumber daya ini dapat diperoleh dengan bantuan SIG. SIG mampu memberikan informasi baru mengenai sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah, dapat diketahui persebaran dan kauntitasnya.
b.
Perubahan penggunaan lahan
Penggunaan lahan merupakan aspek penting untuk mengetahui sejauh mana aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan alam. Bahkan kondisi penggunaan lahan dapat menjadi dasar bagi penelitian mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan lahan (Mallingreau dan Rosalia, 1981). Data penggunaan lahan dan perubahannya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para perencana tata ruang dan pengendaliannya, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan penggunaan lahan. Perlu diketahui bahwa sebagian korban bencana di Indonesia akibat penyalahgunaan lahan.
c.
Pemetaan kelas dan perkembangan jalan
Kemajuan suatu daerah secara fisik ditandai oleh makin tingginya tingkataksesibilitasnya. Tingkat aksesibilitas ini ditunjukkan oleh kualitas dan jaringan jalannya. Perkembangan aksesibilitas ini dapat dipantau dan dipetakan dengan bantuan SIG. d.
Evaluasi perkembangan kota
Perkembangan fisik kota pada umumnya melebihi batas administrasi kota, sehingga banyak dijumpai masayarakat yang secara administrasi termasuk desa, tetapi secara fisik daerah termasuk kota. Kondisi ini menyebabkan pemerintah harus melakukan pendekatan pembangunan yang sesuai. Pengambilan kebijakan terhadap masyarakat demikian dapat menggunakan jasa SIG.
e.
Potensi kependudukan
Informasi potensi kependudukan yang dapat diperoleh dengan alat bantu SIG antara lain taksiran kepadatan penduduk, persebaran, interaksi, mobilitas, dan kemungkinan terapan lainnya.
f.
Pemetaan sumber daya hutan
Hutan merupakan kekayaan alam yang sangat bermanfaat sebagai sumber ekonomi, konservasi alam maupun untuk keberlangsungan hidup manusia sendiri. Karena nilai ekonomis yang dimilikinya membuat manusia tertarik untuk mengeksploitasinya terus menerus. g.
Eksplorasi tambang
Kondisi tambang biasanya terdapat pada area yang khas, dapat dilihat dari struktur geologi dan geomorfologi areanya. Penentuan tempat-tempat yang diduga menyimpan tambang-tambang tertentu dapat diduga dengan menggunakan jasa SIG yang diintegrasikan dengan Penginderaan Jauh.
14.
1.Type Data
Data lokasi:
Koordinat lokasi Nama lokasi Lokasi topologi (letak relatif: sebelah kiri danau A, sebelah kanan pertokoan B)
Data non-lokasi:
Curah hujan Jumlah panen padi Terdiri dari variabel (tanah), kelas (alluvial), nilai luas (10 ha), jenis (pasir) Data dimensi waktu (temporal): Data non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah dengan waktu (misal: data curah hujan bulan Desember akan berbeda dengan bulan Juli) Sumber data SIG: data lapangan, data statistik, peta, penginderaan jauh Penyiapan data: data dikumpulkan, dikonversi, diklasifikasi, disunting dan ditransformasi dalam basis data Pembentukan format data keruangan (spasial): dijitisasi peta (diatas peta / discreen monitor), interpretasi citra dijital dan konversi raster ke vektor secara
2. 1.
Tahap memasukkan data
Digital
1.
Tahap pengelolaan data
Editing Pembangunan topologi Transformasi proyeksi Konversi format data Pemberian atribut
Tahapan yang kedua adalah tahapan pengelolaan data. Tahapan pengelolaan data ini dilakukan ketika data sudah berhasil dimasukkan. Tahapan kedua ini merupakan pengelolaan tahapan dasar. Dalam tahapan yang kedua ini, kita akan menjumpai proses pengarsipan data dan juga proses pemodelan.
1.
Tahapan manipulasi dan analisa data
Operasi pengukuran Analisis daerah penyangga atau buffering Analisis tumpang susun atau overlay Ketiga proses tersebut akan kita lakukan pada tahapan yang ketiga ini yakni tahapan manipulasi dan analisa data. Pada beberapa tahapan yang dilakukan, tahapan manipulasi data dan analisa data ini seolah menjadi tahapan yang inti seperti halnya jantungnya pada tahapan ini. Tahapan kedua ini juga disebut dengan tahapan proses. Dalam tahapan proses, analisis yang digunakan ini terdiri dari beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
Analisis lebar
Analisis penjumlahan aritmatika
Analisis garis bidang
1.
Tahap pengeluaran data
Transformasi skala Generalisasi Tampilan perspektif.
2.