Gempa palu Gempa dahsyat yang pernah terjadi di Sulawesi terjadi di Sulawesi Tengah, tepatnya di Palu, pada 28 September 2018. Juga beberapa daerah sekitar Palu yaitu Sigi dan Donggala terkena imbas dari gempa yang diikuti okeh tsunami ini. Gempa berkekuatan 7,4 skala richter ini bukanlah yang pertama, tapi menurut para warga, inilah yang terkuat. Lima menit kemudian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan tsunami. Lembaga itu menanti nanti gelombang laut akan mencapai 0,5 sampai tiga meter. Antara tiga hingga enam menit berikutnya Kota Palu diterjang ombak setinggi enam meter. Pada 28 Spetember di Palu, getaran getaran kecil terjadi sepanjang hari, namun gempa 7,4 padda skala richter berlangsung di Patahan Palu Koro yang melintasi Kota Palu, bergesser sekitas 10 kilometer di bawah permukaan tanah. Walaupun kenaikan permukaan air laut hanya setinggi 6 cm, namun gelombang itu dapat membentuk gelombang setinggi 6 meter. Hal itu terjadi dikarenakan bentuk Teluk Palu. Teluk Palu memiliki wujud yang panjang dan menyempit menyebabkan kecepatan dan tinggi gelombang semaki bertambah. Gelombang tsunami menerjang bagian ujung Teluk Palu, kawasan yangpaling banyak dihuni penduduk di Kota Palu dan seluruh Sulawesi Tengah. Setelah gempa dan tsunami melanda, ada fenomena alam yang lain yang terjadi, yaitu likuifaksi. Likuifaksi berlangsung pada tanah yang berpasir yang mudah terendam air, seperti tanah di Kota Palu yang dekat laut. Di perumahan Balaroa, Kota Palu, sekitar 1.700 rumah tertelan bumi setelah gempa menyebabkan tanah menjadi cair, sebut badan SAR nasional. Ratusan hingga ribuan orang diyakini terkubur. Hingga 12 Oktober 2018, jumlah korban mencapai 2.073 orang. Kebanyakan meninggal akibat tsunami, menurut BNPB. Selain itu, sebanyak 680 orang hilang, dan 82.775 menjadi pengungsi. Tidak ada korban yang ditemukan dalam keadaan hidup sejak pencarian memasuki hari ketiga. Gempa ini disusul dengan berartus-ratus gempa susulan. Serta menyebabkan banyak sekali kerugian, serta banyak korban jiwa dan kehilangan tempat tinggal mereka. Gempa ini menjadi gempa yang mengerikan kedua di Indonesia, setelah gempa yang terjadi di Aceh pada 2004 silam.