GELORA BUNG KARNO (GBK) Informasi stadion Nama lama
Stadion Utama Senayan (sampai 24 September 1962) Stadion Utama Gelora Senayan (1969–17 Januari 2001)
Pemilik Operator
Pemerintah Indonesia Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno Lokasi
Lokasi Koordinat Transportasi umum
Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia 6°13′7″S 106°48′9″E Gelora Bung Karno Senayan JCC Stasiun Palmerah M1 Stasiun Istora Konstruksi
Mulai pembangunan
8 Februari 1960 (seluruh kompleks)
Dibuka
21 Juli 1962
Direnovasi
2016–2017
Ditutup
2016–2018
Biaya pembuatan
$12,500,000 (1958, seluruh kompleks) Rp 769.69 miliar (2016–2017) Frederich Silaban Data teknik Zeon Zoysia
Permukaan
77.193
Kapasitas
4
Suite eksekutif Ukuran lapangan
105 by 68 m (344 by 223 ft)
Rekor kehadiran
150.000 Persib Bandung v PSMS Medan (23 Februari 1985)
Situs web
GBK.id Pemakai Tim nasional sepak bola Indonesia Persija Jakarta (2008–2016, 2018–sekarang)
Data di atas merupakan data akurat meengenai gelora bung karno,dimana gelora bung karno merupakan gedung milik pemerintah indonesia. Dan bukan hanya untuk menjadi lapangan saja tetapi menjadi gedung bangunan multi-fungsi. Gelora bung karno merupakan gedung kebanggaan indonesia yang dibangun di era pemerintahan soekarno dan arsiteknya frederich silaban.
Sejarah
Gelora Bung Karno dibangun berawal dari Presiden Soekarno dalam menyambut peluang dengan menawarkan Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan pesta olahrga akbar di Asia, Asian Games ke-IV. Setelah disetujui, beliau langsung memerintahkan para bawahannya untuk segera merancang suatu kompleks pusat olahraga moderen dan terlengkap sekaligus sebagai taman public dan ruang terbuka hijau. Bagaimana kisahnya hingga Senayan yang dijadikan sebagai lokasi pembangunan? dan pembangunan ini mengorbankan 4 desa dengan lebih 60.000 penduduk yang harus hengkang dari kampung halamannya. Dan pada saat itu kompleks gelora Bung Karno sangatlah luas. Hingga pada akhirnya keluasannya itu harus terbagi untuk pembangunan kantor-kantor pemerintahan dan swasta.
Pada 21 Juli 1962, Stadion Utama berkapasitas 100 ribu penonton sempurna dibangun. Di awal Februari 1960, tepatnya pada tanggal 8 Februari Presiden pertama Ir Soekarno, (Bung Karno) menancapkan tiang pancangStadion Utama sebagai pencanangan pembangunan kompleks Asian Games IV, disaksikan wakil perdana menteri Uni Soviet, Anastas Mikoyan. Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Ada hal yang istimewa tentang Stadion Utama ini. Ciri khas bangunan ini adalah ‘atap temu gelang’ berbentuk oval. Sumbu panjang bangunan (utara-selatan) sepanjang 354 meter,sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar (athletic tracks) sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepakbola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang,stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan melalui Keputusan Presiden No. 4/1984. Setelah bergulirnya gelombang reformasipada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001. Konstruksi dimulai pada 8 Februari 1960 dan selesai pada 21 Juli 1962, pada waktunya untuk menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia bulan depan.Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Kapasitas asli stadion dari 110.000 orang berkurang menjadi 88.083 sebagai akibat dari renovasi untuk Piala Asia AFC 2007. Stadion ini terbagi menjadi 24 sektor dan 12 pintu masuk, serta tribun atas dan bawah. Fitur khusus dari stadion ini adalah konstruksi atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut temu gelang, sesuatu yang sangat langka pada tahun 1962. Selain untuk menaungi para penonton di semua sektor dari panasnya
matahari, tujuan dari konstruksi cincin raksasa ini juga untuk menekankan keagungan stadion.
Berikut Analisis Pembangunan Gelora Bung Karno •
8 Februari 1960 – Presiden soekarno menancapkan tiang pancang Stadion Utama sebagai pencanangan pembangunan kompleks Asian Games IV disaksikan wakil perdana menteri Uni Soviet, Anastas Mikoyan.
•
21 Mei 1961 – Istana Olahraga berkapasitas 10.000 penonton selesai dibangun dan untuk pertama kalinya digunakan untuk penyelenggaraan kejuaraan dunia bulu tangkis beregu putra memperebutkan Piala Thomas. Juni 1961 – Stadion Renang berkapasitas 8.000 penonton selesai dibangun. Bangunan ini terdiri dari kolam tanding 50 meter, kolam loncat indah, kolam pemandian dan kolam anak. Bangunan ini direnovasi pada tahun 1988. 25 Desember 1961 – Stadion Tenis berkapasitas 5.200 penonton selesai dibangun. Desember 1961 – Stadion Madya (sebelumnya disebut Small Training Football Field (STTF)) berkapasitas 20.000 penonton selesai dibangun. Berdiri di areal seluas 1.75 hektar dengan sumbu panjang 176.1 meter, sumbu pendek 124.2 meter dan dilengkapi dengan 2 tribun; tribun barat dengan kapasitas 8.000 penonton dan tribun timur dengan kapasitas 12.000 penonton. Bangunan ini direnovasi pada tahun 1987.[14] 21 Juni 1962 – Hall Basket berkapasitas 3.500 penonton selesai dibangun.
• • •
• •
21 Juli 1962 – Stadion Utama berkapasitas 100.000 penonton selesai dibangun. Ciri khas bangunan ini adalah atap temu gelang berbentuk oval. Sumbu panjang bangunan (utara-selatan) sepanjang 354 meter; sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lngkar luar sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepak bola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.
TATA RUANG KAWASAN GBK
Intensitas Tanaman Tinggi - 24,48 Ha (8,8%)
Intensitas Tanaman Sedang - 105,70 Ha (37,9%) Hijau Olahraga (Lapangan Olahraga) 62,15 Ha (22,3%) Bangunan - 39,34 Ha (14,1%)
Danau dan Sungai - 7,0 Ha (2,5%)
Luas Jalan & Parkir - 40,34 Ha (14,4%)
Intesitas Tinggi 2.5
Int. Sedang 8.8
14.4
14,1 % 22.3
Hijau Olah 37.9 Bangunan
Jalan & Parkir Danau & Sungai DENAH GELORA BUNG KARNO
Akses masuk gbk
PENGAMATAN RUANG LUAR
AKSES
TATA LAHAN PARKIR
KONSEP STRUKTUR Pada awalnya struktur Kolom utama bangunan ini Berbentuk tegak lurus,namun atas perintah presiden masa itu, desain dirubah menjadi miring,sebagai pengunci gaya tekan ke samping selain itu menjadikan nilai estetika arsitektural.
Pencahayaan 3.000 Lux yang mendukung kualitas hd pada siaran langsung,dan kursi penonton dibuat seperti bangku nonton bioskop yang masing masing mempunya nomor dan kursi itu sendiri diwarnai merah putih seperti indonesia. Dan adanya cctv yang dapat mengenali dengan adanya orang terlarang yang masuk ke area stadion senayan ini.