Gejala Klinis Dan Diagnosis Vesikolithiasis.docx

  • Uploaded by: மோனிஷா சூரியமூர்த்தி
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gejala Klinis Dan Diagnosis Vesikolithiasis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 642
  • Pages: 3
Gejala Klinis

Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung.1 Terdapat juga gejala seperti sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing). Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke ujung penis (pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita). Terdapat juga hematuri pada akhir kencing atau disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun VU belum penuh), aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.1 Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang punggung.1

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Selain tanda diatas, tanda hidronefrosis yang lain menurut adalah: Hematuri. Sering ditemukan infeksi disaluran kemih. Demam. Rasa nyeri di daerah kandung kemih dan ginjal. Mual. Muntah. Nyeri abdomen. Disuria. Menggigil. 1. Bare, B. G., & Smeltzer, S. C. (2005). Brunner & Suddarth’s: Textbook of Medical Surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott.

Diagnosis a. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Pasien dengan batu vesika kadang asimptomatik, tetapi gejala khas batu buli adalah kencing lancar tiba-tiba terhenti dan menetes dengan disertai rasa sakit yang menjalar ke ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki, kemudian urine dapat keluar lagi pada perubahan posisi; perasaan tidak enak sewaktu berkemih; gross hematuri terminal. Rasa sakit diperberat saat sedang beraktivitas, karena akan timbul nyeri yang tersensitisasi akibat batu memasuki leher vesika. Jika terjadi infeksi ditemukan tanda cyistitis, kadangkadang terjadi hematuria. Pada pemeriksaan fisik didapatkan vesika urinaria tampak penuh pada inspeksi, adanya nyeri tekan suprasimpisis karena infeksi atau teraba adanya urin yang banyak (bulging), hanya pada batu yang besar dapat diraba secara bimanual.1,2 b. Pemeriksaan Penunjang • BNO Melihat adanya batu radio-opak di saluran kemih. Urutan radio-opasitas beberapa jenis batu saluran kemih.4,5



Jenis Batu

Radioopasitas

Kalsium

Opak

MAP

Semiopak

Urat/Sistin

Non opak

IVP Mendeteksi adanya batu semi opak ataupun batu non opak yang tidak terlihat di BNO, menilai anatomi dan fungsi ginjal, mendeteksi divertikel, indentasi prostat.3,5



USG Menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (echoic shadow), hidronefrosis, pembesaran prostat.6

c. Pemeriksaan Laboratorium Darah rutin, kimia darah, urinalisa dan kultur urin. Pemeriksaan ini sering dilakukan karena cenderung tidak mahal dan hasilnya dapat memberikan gambaran jenis batu dalam waktu singkat. Pada pemeriksaan dipstick, batu buli berhubungan dengan hasil pemeriksaan yang positif jika mengandung nitrat, leukosit esterase, dan darah. Batu vesika sering menyebabkan disuria dan nyeri hebat oleh karena itu banyak pasien yang

sering mengurangi konsumsi air sehingga urin akan pekat. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya sel darah merah dan leukosit, dan adanya kristal yang menyusun batu vesika. Pemeriksaan kultur juga berguna untuk memberikan antibiotik yang rasional jika dicurigai adanya infeksi.

1. Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi. Edisi : 3. Malang : Sagung Seto, 2011. 8599. 2. Sjamsuhidajat, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi :3. Jakarta : EGC. 2008. 872-879. 3. Schwartz BF. Stone of the Urethra, Prostate, Seminal Vesicle, Bladder, and Encrusted Foreign Bodies dalam Stoller, ML : Urinary Stone Disease The Practical Guide to Medical and Surgical Management. New Jersey: Humana Press 2007. 4. Pearle, S, Margaret. Urolithiasis Medical and Surgical Management. USA : Informa healthcare, 2009. 1-6 5. Stoller ML. Urinary Stone Disease dalam Tanagho EA: Smith’s General Urology edisi 17. New York: McGraw-Hill Companies 2008. 6. Yang JM, Yang SH, Huang WC. Imaging Study in Female Voiding Dysfunction (III): Giant Bladder Stone Caused Voiding Difficultiesincont Pelvic Floor Dysfunct 2010; 4(1):26-27

Related Documents