OBSTETRI DAN GINEKOLOGI “FETAL DISTRESS”
NADIA MARSHA FAA 113 024
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN WANITA FK UPR – RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA 2017
Fetal Distress
Gawat janin atau “fetal distress” atau “birth asphyxia”’ adalah istilah yang digunakan untuk menandakan kekhawatiran obstetris tentang keadaan janin. Biasanya keadaan ini menjadi indikasi adanya seksio sesarea atau persalinan buatan lainnya.1,2 Disbut gawat janin jika1: -
DJJ > 160x/menit atau < 100x/menit Denyut jantung tidak teratur Keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan
Faktor Risiko3: -
Usia ibu Prolaps tali pusat Cephalopelvic disproportion Hipotensi pada ibu Ketuban pecah dini Demam Ibu mengkonsumsi obat-obatan (seperti diuretik) Gemeli Polihidramnion Oligohidramnion Persalinan prematur
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana1 a. -
Untuk memperbaiki aliran darah uterus dan umbilikus Miringkn ibu ke kiri untuk memperbaiki sirkulasi plasenta Hentikan infus oksitosin (bila sedang diberikan) Untuk memperbaiki hipotensi (setelah pemberian anestesi epidural) segera berikan infus 1 L kristaloid (larutan ringer)ngkatkan aliran darah arteri uterina - Kecepatan infus cairan-cairan intravaskular hendaknya dinaikkan untuk m b. Beri ibu oksigen dengan kecepatan 6 – 8 l/menit c. Pelu kehadiran dokter spesialis anak
Pada kasus dengan pewarnaan mekonium dalam cairan amnion, tindakannya adalah1 -
Pencatatan DJJ secara berkesinambungan diteruskan
-
Hindari kejadian-kejadian yang mempercepat hipoksia janin (hipotensi, hiperstimulasi uterus) Amnioinfusion mengurangi risiko seksio sesarea gawat janin, asidemia janin, dan sindrom aspirasi mekonium
Daftar Pustaka: 1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2016 2. Cunningham FG et.al. Williams Obstetrics 24th edition. New York: McGraw Hill Education. 2014. 3. Aslam HM et.al. Risk Factors of Birth Asphyxia. Italian Journal of Pediatrics. 2014.