DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………….i DAFTAR ISI…………………………………………………………………….………….…..1 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….………….…..2 1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………….………….….2 1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….…………....3 1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….…….…….3 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….…………4 2.1. Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS)…………………………….…………5 2.2. Tablet Effervescent……………………………………………………………….………..5 2.3. Karakteristik Tablet Effervescent………………………………………………….………6 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Tablet Effervescent…………..………………………………7 2.5. Bahan Dasar tablet Effervescent………………………………..…………………………8 2.6. Metode Dalam Pembuatan Tablet Effervescent……………….……………………….…10 2.7. Teknik Formulasi Tablet Effervescent…………………………………………………....11 BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….…..…14 3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………...…….…..…14 DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat terutama dalam bidang industri farmasi memacu setiap industri farmasi untuk menemukan dan
mengembangkan berbagai macam
sediaan obat. Dengan didukung teknologi yang semakin canggih dan modern yang mampu melakukan terobosan-terobosan baru dalam sediaan obat yang terjamin mutu dan kualitasnya, tidak hanya dalam bentuk farmasetika maupun dalam bentuk efek farmakologisnya. Produk sediaan farmasi yang diharapkan adalah sediaan yang memberikan keuntungan yang lebih banyak sekaligus meminimalkan kelemahan produk di pasaran, untuk dapat meningkatkan kenyamanan pasien. Maka dari itu, diperlukan penelitian lebih lanjut dan teknologi dalam pengembangan mutu sediaan obat yang lebih efektif dan berkhasiat dalam mengobati suatu penyakit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang farmasi sangat berpengaruh dalam peningkatan mutu sediaan obat. Teknologi yang semakin canggih akan mampu memberikan kemungkinan pembuatan sediaan obat yang lebih praktis penggunaannya dan lebih sesuai dengan kondisi fisiologis tubuh manusia (Siregar dan Wikarsa, 2010). Salah satu sediaan yang terus dikembangkan adalah sediaan lepas lambat karena sediaan ini mempunyai beberapa keuntungan dibanding tablet konvensional, tetapi sediaan ini juga memiliki keterbatasan untuk obat-obat yang diabsorbsi sempurna dalam lambung karena waktu tinggal obat yang singkat dalam lambung. Gastroretentive Drug Delivery System (GDDS) dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan di atas.
2
GDDS merupakan suatu sistem penghantaran obat yang dapat dipertahankan di dalam lambung. Bentuk sediaan ini dapat mengatasi keterbatasan terutama untuk obat: (1) dengan jendela terapetik sempit, (2) absorpsi utamanya di lambung dan usus bagian atas, (3) beraksi lokal di lambung, dan (4) terdegradasi di dalam usus.
1.2. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Gastroretentive Drug Delivery System (GDDS)? Apa yang dimaksud dengan teknik Effervescent dan Non Effervescent? Apa yang dimaksud Gastroretensi?
1.3. Tujuan Penulisan Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan Gastroretentive Drug Delivery System (GDDS) Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik Effervescent dan Non Effervescent Agar mengetahui apa yang dimaksud Gastroretensi
3
BAB II PEMBAHASAN
Salah satu sediaan dengan pelepasan obat yang dimodifikasi adalah sediaan dengan pelepasan diperlambat. Banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat sediaan lepas lambat, salah satunya adalah sediaan yang dirancang untuk tetap tinggal di dalam lambung. Bentuk sediaan yang dapat dipertahankan di dalam lambung disebut Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS). Keuntungan GRDDS diantaranya adalah mampu meningkatkan bioavailabilitas, mengurangi obat yang terbuang dengan sia-sia, meningkatkan kelarutan obatobatan yang kurang larut pada lingkungan pH yang tinggi. GRDDS juga memiliki kemampuan untuk menghantarkan obat-obatan secara lokal di dalam lambung (contoh: antasid dan anti Helicobacter pylori) dan usus kecil bagian atas. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan waktu tinggal obat di dalam lambung/Gastrict Residence Time (GRT), diantaranya adalah suatu sistem bioadesif yang dapat melekat pada permukaan mukosa lambung, sistem penghantaran yang dapat meningkatkan ukuran obat dengan segera sesudah obat tersebut ditelan sehingga tertahan di dalam lambung, sistem dengan densitas yang besar sehingga ketika masuk lambung akan segera tenggelam di bagian lekukan lambung, sistem yang dikontrol secara magnetik bekerja dengan menggabungkan magnetit oksida atau dilapisi oleh magnet dan suatu sistem dengan densitas yang rendah (≈ 1,004 gram/ cm3 ) bila dibandingkan dengan cairan lambung sehingga dapat mengapung di dalamnya.
4
2.1. Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS) Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS) merupakan suatu sistem penghantaran obat yang dapat dipertahankan di dalam lambung. Bentuk sediaan ini dapat mengatasi keterbatasan terutama untuk obat: (1) dengan jendela terapetik sempit, (2) absorpsi utamanya di lambung dan usus bagian atas, (3) beraksi lokal di lambung, dan (4) terdegradasi di dalam usus.
2.2. Tablet Effervescent Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida. Menurut (Lieberman, dkk., 1992) effervescent dapat didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda). Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas ketika kontak dengan air. Campuran effervescent telah diketahui dan digunakan sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Tablet effervescent merupakan metode yang nyaman untuk pemberian sejumlah zat aktif atau bahan kimia yang telah diukur sebelumnya dengan disolusi. Larutan effervescent berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam bentuk larutan dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit menelan tablet atau kapsul biasa. (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan. Tablet
effervescent
merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan cara
pengempaan bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi
5
kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson, 1986).
2.3. Karakteristik Tablet Effervescent Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervescent seharusnya mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada tempat yang kering. Karakteristik komponen tablet Efervescent: 1. Dalam memproduksi tablet efervescent sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk mendapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti: a. Ukuran partikel b. Bentuk partikel c. Granulometri d. Keseragaman distribusi e. Aliran bebas granul f. Granul harus dapat dikompresi 2. Sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet efervescent adalah kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus kering.Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah pertambahan air. Oleh karena itu 6
bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat dikempa. 3. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet efervescent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi efervescent tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Tablet Effervescent Kelebihannya Tablet Effervescent: 1. Bekerja Lebih Cepat Absorpsi yang lebih cepat berarti onset yang lebih cepat, penting dalam mengobati sindrom akut seperti nyeri. Tablet effervescent sampai ke lambung pada pH yang cocok untuk absorpsi 1. Lebih mudah untuk dikonsumsi karena tablet dilarutkan terlebih dahulu dalam air baru diminum 2. Lebih aman pada saluran pencernaan Zat aktif dalam effervescent terlarut sempurna pada larutan buffer. Pengurangan kontak disaluran GI bagian atas dapat berarti iritasi yang sedikit dan toleransi yang makin besar. Larutan buffer juga mencegah asam lambung berinteraksi dengan zat aktif 3. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak enak 4. Tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara individual sehingga bias menghindari masalah ketidak stabilan zat aktif dalam penyimpanan 5. Stabilitas dan portabilitas diperoleh dalam formulasi effervescent bila dibandingkan dalam bentuk cair 6. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat 7. Sediaan diberikan dalam bentuk larutan – diharapkan bioavaibilitas obat baik 7
Kekurangan Tablet Effervescent: Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga memiliki beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam pengemasannya. Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat dalam ruangan khusus yang mempunyai kelembaban relatif 2025% jadi sulit untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Kelembaban udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai reaktivitas effervescent, dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak tablet harus berada dalam ruangan khusus. Sedangkan dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen, harga yang relatif mahal.
2.5. Bahan Dasar Tablet Effervescent Bahan dasar pembuatan tablet effervescent berasal dari bahan yang bersifat asam seperti asam sitrat dan karbonat seperti natrium bikarbonat sebagai sumber karbondioksida. Asam Sebagai sumber asam dapat digunakan asam-asam makanan, asam anhidrat dan garam dari asam. Asam-asam makanan yang paling sering digunakan karena alami dan sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan dan dapat dicerna. Golongan asam-asam makanan yang sering digunakan adalah asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam fumarat, asam adipat, dan asam suksinat. Asam anhidrat yang dapat digunakan seperti asam sitrat anhidrat (dalam air akan berubah menjadi asam sitrat). Sedangkan garam dari asam yang digunakan antara lain natrium dihidrogen fosfat, dinatrium dihidrogen pirofosfat dan garamgaram asam sitrat. Karbonat Sebagai sumber karbonat dapat digunakan natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalsium bikarbonat, kalium karbonat, natrium seskuikarbonat, natrium glisin karbonat, L-lisin karbonat, arginin karbonat dan kalsium karbonat amorf.
8
1. Bahan tambahan lainnya Bahan tambahan lainnya pada tablet efervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervescent sudah banyak mengandung karbonat dan asam. a. Pengikat dan zat penggranul Untuk pembuatan tablet efervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervescent. Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP. b. Pengisi Bahan pengisi biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan efervesent sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik, bahan pengisi lainnya adalah Na. Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat. Syarat yang harus dipenuhi bahan pengisi dalam sediaan tablet effervescent adalah mudah larut dalam air sehingga dapat membentuk larutan yang jernih. c. Lubrikan Lubrikan untuk produk effervescent haruslah non toxic, tidak berasa, dan larut air. Polietilglikol 8000 (PEG 8000) merupakan salah satu lubrikan tablet effervescent yang paling efisien, karena sebagai lubrikan PEG 8000 dapat terdispersi dalam air sehingga dapat menghasilkan larutan effervescent yang jernih. Konsentrasi yang biasa digunakan berkisar 1-5%. 9
PEG 8000 berbentuk serbuk putih, dapat larut dengan mudah dalam air serta memiliki tingkat higroskopis yang sangat rendah dibandingkan PEG jenis lain dengan nomor yang lebih rendah. d. Bahan tambah lain, meliputi bahan obat, bahan pewarna serta perisa. Bahan pemberi rasa, pewarna, dan pemanis biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan dan rasa yang kurang menyenangkan sehingga membuat produk menjadi lebih menarik. Jenis pemanis yang sering digunakan adalah sukrosa, sakarin, aspartam dan manitol.
2.6. Metode Dalam Pembuatan Tablet Effervescent Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Dalam metode kering atau peleburan, molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai pengikat campuran serbuk. Asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk lainnya (setelah disalurkan melewati ayakan no 60 mesh) agar pencampurannya homogen. Pengadukan dilakukan secara cepat dan lebih baik dalam lingkungan yang kelembabannya rendah, kelembaban relatif maksimal 25% untuk mencegah terhisapnya uap air dari udara oleh bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih dini.Setelah pengaduka, serbuk diletakkan di atas nampan dan dipanaskan dalam oven pada suhu 34 - C kemudian dibolak balik dengan memakai spatel tahan asam. Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti), serbuk dikeluarkan dari oven dan dilewatkan pada suaatu ayakan tahan asam untuk membuat granul sesuai yang diinginkan. Metode peleburan ini hampir dipakai untuk mengolah semua sediaan effervescent yang diperdagangkan.
10
Pada metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas. Tablet effervescent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida. Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikitpun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga juga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.Proses pembuatan tablet efervescen membutuhkan kondisi khusus, kelembababan harus relatif rendah dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara.
a. Contoh Tablet Effervescent Tablet effervescent yaitu tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent/bahan lain yang dapat melepaskan gas ketika bercampur dengan air, seperti asam sitrat-Na.karbonat Contoh: CDR, Redoxon, Aspirin effervescent
2.7. Teknik Formulasi Tablet Effervescent Secara sederhana, proses pembuatan tablet effervescent dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu proses pencampuran bahan, proses pencetakan bahan dan proses penghancuran tablet. a). Proses pencampuran Pada semua metode pembuatan tablet, setelah proses penimbangan komponen-komponen tablet, selalu diikuti dengan proses pencampuran berupa partikel-partiel padat. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang homogen. Tujuan ini bisa dicapai apabila sifat 11
fisik partikel penyusun campuran dan faktor lain yang mempengaruhi proses pencampurannya adalah sama. Sifat fisik partikel yang mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran, bentuk, densitas dan kelembaban partikel. Sedangkan faktor lainnya adalah kadar partikel . Baik proses pencampuran maupun pentabletan dilakukan pada kelembaban yang rendah (kelembaban relative atau RH dibawah 30 %). b). Proses pencetakan tablet Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui cetak langsung atau granulasi, baik granulasi basah maupun granulasi kering. Untuk menentukan metode pembuatannya apakah dibuat cetak langsung atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya. Untuk metode cetak langsung semua komponen tablet baik zat aktif, bahan pengisi, pengikat, dan penghancur harus mmpunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Pada proses pencetakan untuk zat aktif dengan dosis kecil hal ini tidak menjadi masalah selama homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat aktif dengan dosis besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik maka diperlukan bahan tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir dan kompresibilitasnya. c). Proses penghancuran tablet Agar tablet dapat hancur, maka harus ada cairan yang mampu menembus masuk ke dalam tablet secara kapiler. Efek kapiler ini dapat diperbesar dengan adanya bahan penghancur. Selain bahan penghancur, efek kapiler juga dipengaruhi oleh porositas tablet. Besarnya porositas menyebabkan cairan yang masuk ke dalam tablet semakin banyak. Porositas tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran atau partikel massa tablet dan tekanan yang diberikan saat proses pencetakan. Cairan yang sudah masuk dalam tablet akan
12
merusak ikatan antar partikel dan mengakibatkan bahan penghancur mengembang yang kemudian menyebabkan hancurnya tablet. Tetapi adanya bahan penghancur yang mengembang ini juga dapat menghasilkan massa yang kental dan lengket yang akan menghalangi masuknya cairan ke dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur.
13
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS) merupakan suatu sistem penghantaran obat yang dapat dipertahankan di dalam lambung. Bentuk sediaan ini dapat mengatasi keterbatasan terutama untuk obat: (1) dengan jendela terapetik sempit, (2) absorpsi utamanya di lambung dan usus bagian atas, (3) beraksi lokal di lambung, dan (4) terdegradasi di dalam usus. Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida. Tablet effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan. Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas ketika kontak dengan air. Kelebihan dari tablet effervescent di antaranya adalah cara penyajiannya lebih menarik bila dibandingkan dengan tablet konvensional, dan dapat diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul. Kekurangan dari tablet effervescent diantaranya ialah dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen, harga yang relatif mahal.
14