Garis Besar Kolonisasi Inggris Di Austra

  • Uploaded by: jihan dsyah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Garis Besar Kolonisasi Inggris Di Austra as PDF for free.

More details

  • Words: 2,611
  • Pages: 12
BAB II PEMBAHASAN

A. Kependudukan pemilihan dan penentuan metode dalam pengajaran A. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran.guru harus bisa memahami kedudukan metode.metode ekstrensik menurut Sadirman.A.M adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya , karena danya perangsang dari luar. Kerana itu metode ini berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. B. Metode sebagai strategi pengajaran Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.terhadap perbedaan tersebut sangat diperlukan strategi pembeljaran yang tepat.menurut Dra. Roestiyah.N.K guru harus memiliki strategi agar anak diidik dapat belajar secara efektif dan efesien mengena pada tujuan yang diharapkan.untuk menguasai strategi tersebut, guru harus bisa mengatahui metode mengajar terlebih dahulu C. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah padoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa.tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak pernah tercapai selama komponen lainnya tidak diperlukan. 1. Pemilihan dan penentuan metode Guru dalam menetukan strategi pembelajaran didalam kelas menggunakan beberapa metode.pemakain metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, dan yang lainnya.faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran: A, efektifitas penggunaan metode Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencpai tujuan yang telah dirumuskan. B. pentingnya pemilihan dan penentuan metode Titik sentral yang harus dicapai dalam oleh setiap belajara mengajar adalah tercapainya tujuan belajar.sehingga diperlukan metode yang tepat. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode Guru harus mengenal, memahami,dan mempodamani ketika akan memilih dan mentukan metode pembelajaran.dalam pemilihan metode terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya :

1. Anak didik 2. Tujuan 3. Situasi 4. Fasilitas 5. Guru 2. Macam-macam metode mengajar A. Metode Proyek Adalah penyajian pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan srhingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.pemecahan masalah dengan metode ini dilihat dari beberapa segi. B. Metode eksperimen Adalah cara penyajian pelajaran, dimana sisw amelakukan percobaan dengan mengalami dan pembuktian sendiri sesuatu yang dipelajari.dengan metode percobaan ini siswa dapat melakukan sendiri,mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,menganalisis,membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri suatu objek tertentu. C. Metode tugas atau resitasi Adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. D. Metode diskusi Adalah cara penyjian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. E. metode sosiodrama atau role playing dapat diartikan sama,dan dalam pemakainnya disilih gantikan.sosiodrama pada dasarnya mendramatisirkn tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. F. Metode demonstrasi Adalah cara penyajian pembelajaran denagn meragakan atau mempertunjukkn kepada siswa suatu proses,situasi,atau benda tertentu yang sedang dipeajari, baik sebenarnya maupun tiruan,yang sering disertai dengan penjelasan lisan. G. Metode Problem solving Atau metode pemecahan masalah, bukan hanya sekedar metode mengajar, tapi juga metode berpikir, sebab didalam metode ini dapat menggunakan metode yang lain, baik dalam pengumpulan data dan menarik kesimpulan.

H. Metode karyawisata Kadang dalam proses pembelajaran disekolah,siswa perlu diajak keluar sekolah untuk menuju tempat tertentu atau objek lain.hal ini untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. I. Metode tanya jawab Adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tapi dapat pula sebaliknya. J. Metode latihan Atau metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. K. Metode ceramah Adalah metode yang dapat dikatakan metode tradisional, karena sudah lama dijadikan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan murid dalam proses pembelajaran. 3. Praktik penggunaan metode mengajar A. Ceramah,tanya jawab, dan tugas Setelah gurunya memberika ceramah,maka diperlukan pembeikan kesempatan kepada siswanya untuk tanya jawab yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa,dan selanjutnya diberikan tugas. B. Ceramah,diskusi, dan tugas Ceramah digunakan dalam pemberian informasi dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan sesuai dengan baik.dan pada akhirnya diberika tugas. C. Ceramah, demosntrasi, dan eksperimen Demonstrasi dilakukan tanpa adanya eksperimen tidak akan mencapapi hasil efektif.metode eksperimen adalah metode siswa mencoba mempratekan suatu proses. D. Ceramah, sosiodrama, dan diskusi Dengan adanya situasi sosial yang akan didramatisir, sosiodrama akan menarik bila pada situasi memuncak kemudia dilakukan diskusi. E. Ceramah, problem solving, dan tugas Guru memberikan pengajaran kepada sisiwa,ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan lisan/ceramah.maka dibentuk kelompok untuk memecahkannya. F. Ceramah,demonstrasi, dan latihan Metode ceramah dapat digunakan baik sebelum dan sesudah latihan, dengan tujuan memberika penjelsan kepada siswanya.demostrasi digunakan untuk mempragakan

B. Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik

Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual, teknik-teknik tersebut antara lain: 1. Memancing Aspirasi Anak Didik. Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya. Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran. 2. Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptabel Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar.Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses atau mengolah bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya sukar dipahaminya penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran dan

pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalam pembelajaran itu sendiri. Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan. Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah: a. Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa b. Proses belajar menjadi lebih menarik c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif 3. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu: a. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar b. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari

Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu: a) Memberi Angka: Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan guru kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru.

b) Hadiah: Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan, biasanya disesuaikan dengan prestasi yang dicapai siswa. c) Pujian: Alat motivasi yang positif, guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa serta dapat mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain: a. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif. Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membiasa mewarnai sikap para peserta didiknya. b. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran. Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif, agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. c. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung. Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. d. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. e. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar. Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para

peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. 4. Menggunakan Metode yang bervariasi Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan. Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. Berfungsi artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat– alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan

C. Macam macam model pembelajaran imovatif Apabila selama ini guru menjadi fokus pada saat proses pembelajaran dilakukan dimana guru secara aktif memberikan atau menerangkan semua materi sedangkan disisi lain siswa bertindak pasif dimana mereka hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru.

Dengan dikembangkan model pembelajaran invoatif yang memiliki berfokus pada siswa dimana siswa tidak lagi menjadi pihak yang secara terus-menerus menerima segala sesuatu yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya model pembelajaran inovatif akan menuntut siswa untuk secara aktif mencari informasi dan berpikir secara kreatif dan kritis terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Disebut sebagai model pembelajaran inovatif karena materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru tidak bersifat utuh. Hal ini, dimana guru hanya menjelaskan inti dari materi. Selanjutnya siswa dituntut untuk menjadi pemikir otonom yang mengembangkan konsep terintegrasi, mengembangkan pertanyaan yang menantang dan menemukan jawaban secara mandiri. Siswa secara aktif dan mandiri mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri dan dimediasi oleh interaski dengan teman teman sebayanya.

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF Sampai dengan saat ini telah banyak model pembelajaran inovatif diciptakan dan telah banyak diterapkan dalam proses pembelajara dan berikut beberapa diantaranya. A. MODEL QUANTUM Quantum Learning dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah tetapi lama kelamaan orang menginginkan DePorter untuk mengadakan program-program Quantum Learning bagi orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dan metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah. B. TUJUAN 1. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif 2. Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan 3. Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak 4. Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir 5. Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

KEUNGGULAN: 1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. 2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistisempiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis. 3. Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis. 4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. 5. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. 6. Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. 7. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. 8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. 9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material. KELEMAHAN : 1. Membutuhkan pengalaman yang nyata 2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar 3. Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa

B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Metode Pembelajaran Kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan kelompok kecil siswa dan membangun kondisi belajar yang kondusif.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif 1. Untuk meningkatkan hasil belajar akademik Meskipun banyak tujuan lainnya dalam metode pembelajaran kooperatif, namun tujuan utamanya adalah untuk membuat proses belajar efektif dan efisien shingga meningkatkan hasil akademik siswa. 2. Mengajarkan siswa untuk menerima perbedaan dan keragaman Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk memberikan pendapat dan berfikir bersama sehingga memunculkan keragaman pendapat yang kemudian harus disimpulkan untuk satu tujuan bersama. Dengan demikian ada ketergantungan antara siswa satu dengan yang lain. 3. Mengembangkan ketrampilan sosial Pembelajaran

kooperatif

melibatkan

interaksi

antar

siswa

sehingga

meningkatkan kemampuan bersosial. Ciri Ciri Pembelajaran Kooperatif 1. Saling ketergantungan positif Dalam metode pembelajaran kooperatif, guru bertugas untuk mendorong siswa untuk saling berinteraksi dan muncul rasa saling membutuhkan yang juga ketergantungan positif. Misalnya saling ketergantungan untuk membantu mengerjakan tugas. 2. Akuntabilitas individual Metode pembelajaran kooperatif ditujukan juga untuk mengetahui kemampuan siswa secara individual terhadap penyerapan materi. Hasil penilaian kemudian disampaikan oleh guru kepada seluruh anggota kelompok, agar kelompok mengetahui siapa yang membutuhkan bantuan dalam belajar. Nilai yang diambil adalah nilai kelompok yang dirata- rata keseluruhan. Jadi, nilai rata- rata dari kelompok itulah nantinya yang menjadi patokan penguasaan siswa secara individu.

3. Interaksi tatap muka Dengan metode ini, siswa dapat bertatap muka dan berinteraksi langsung. Hal ini akan lebih banyak membantu ketika diskusi. 4. Ketrampilan menjalin hubungan Metode ini juga menjalin hubungan antar siswa dengan baik, melatih kekompakan sesama teman sekelas. Guru bisa menegur apabila ada siswa yang tidak dapat menyatu oleh kelompoknya.

C. MODEL PEMBELAJARAN KONTESKTUAL Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Proses belajar 1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di benak mereka. 2. Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. 3. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.

4. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. 5. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru. 6. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Hakekat Pembelajaran Kontekstual Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Related Documents


More Documents from "Fakhriy Wibowo Edriatama"