Strategi Membina Rapport dengan pasien Gangguan Tidur: 1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan pewawancara -
Buka wawancara dengan percakapan dasar dan ringan, bertujuan lebih mengenal atau dekat dengan pasien
-
Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak banyak intervensi (bunyi HP, orang lalu lalang, dll)
2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan pasien, dan perlihatkan kepedulian hal tersebut. 3. Tunjukkan keahlian dan bangun sikap kepemimpinan.
Strategi Mendapatkan Informasi •
Teknik pertanyaan terbuka (open-ended questions) di awal wawancara akan membuat pasien menceritakan masalahnya dengan kata-kata pasien sendiri. Pertanyaan yang membantu di antaranya adalah: “Bagaimana saya dapat membantu anda?” “Apa yang bisa saya bantu?” “Masalah apa yang membawa anda ke sini?” “Darimana sebaiknya kita mulai?”
•
Dikombinasikan dengan beberapa pertanyaan tertutup (close-ended questions) untuk menelusuri kata kunci atau menanyakan hal yang spesifik, detil-detil yang dibutuhkan untuk diagnosis contoh: D
: Sudah berapa lama anda mengalami keluhan sulit tidur?
P
: 2 minggu
D
: Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa tertidur belakangan ini?
P
: Kadang-kadang satu jam, kadang 3 jam, kadang saya tidak bisa tidur sama sekali sepanjang malam.
D
: Apakah anda pernah terbangun sangat awal dan tidak bisa tidur lagi?
P
: Tidak
•
Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan keduanya dari pertanyaan luas ke pertanyaan yang terfokus dan tajam.
•
Memulai topik baru dengan pertanyaan terbuka yang luas; lanjutkan dengan memfokuskan pada satu topik target; akhiri dengan serial pertanyaan yang semakin menyempit, sesekali tertutup – tipe ya/tidak.
•
Jika ingin menghindari pertanyaan tertutup, gunakan pertanyaan terbuka yang tajam dan fokus. Contoh: “Apakah anda mengalami sulit tidur?” (jawaban yang muncul adalah: ya atau tidak)
lebih baik bertanya: “Apa yang terjadi saat anda mencoba tidur?”
Pada kasus-kasus sulit tidur kita bisa menggali hal-hal sebagai berikut: 1. Sulit memulai tidur atau mempertahankan tidur? 2. Berapa jam tidur tiap harinya? 3. Berapa kali terbangun? 4. Bagaimana kualitas tidurnya? 5. Bagaimana sleep-hygiene nya? (usaha yang dilakukan agar bisa tidur) 6. Bagaimana mimpinya? 7. Setiap pagi bangun jam berapa?
Strategi Membina Rapport dengan pasien Gangguan Somatoform: Anamnesis Mulai anamnesis dengan menjelaskan tujuan dan prosedur wawancara, serta menjawab pertanyaan yang mungkin ingin ditanyakan pasien sebelumnya. Mulai dengan dengan pertanyaan terbuka tentang masalah utama:
“Dapatkah anda bercerita sedikit tentang alasan anda datang ke sini?” “Bagaimana perasaan anda?”
Usahakan pasien bicara bebas dan tanpa interupsi selama beberapa menit. Bila ia tampak tak mengutarakan masalah spesifik atau sulit bicara, singgunglah informasi lain yang ada.
“Surat rujukan Anda menyatakan bahwa anda mengalami sedikit kesulitan tentang… dapatkah anda bercerita sedikit mengenainya?”
Identifikasi setiap keluhan, dan catatlah dalam kata-kata pasien. Untuk setiap keluhan, cobalah lakukan klarifikasi.2
Waktu awitan. Tentukan sespesifik mungkin. “Kapan pertama kali anda menyadari masalah ini?” atau “kapan anda merasa sehat terakhir kali?” Hal yang mendahului dan pemicu. “Adakah sesuatu yang terjadi atau berubah tepat sebelum masalah ini muncul?”. Berikan beberapa contoh pada pasien. “Apakah anda merasa kurang sehat… apakah anda merasa sangat tertekan… adakah kesulitan di rumah atau tempat kerja?” Pastikan kesulitan tersebut terjadi sebelum atau setelah gejala psikologis
Cara gejala timbul dan perjalanannya. Tentukan cara gejala timbul, mendadak atau bertahap dan menetap. Tanyakan tentang masa remisi, pengurangan, atau penguatan, dan hal-hal yang terkait dengan pengurangan atau ekseserbasi keluhan.
Rentang waktu antara timbulnya berbagai gejala. Tanyakan kronologi kejadian sejak terakhir kali pasien merasa sehat untuk menentukan gejala yang muncul pertama kali dan yang muncul kemudian. Bila dijumpai sejumlah keluhan, rentang waktu antara waktu awitan setiap gejala perlu diperhatikan untuk menentukan diagnosis, misalnya gejala ansietas atau perasaan tersiksa timbul setelah gejala depresi yang lain.
Gejala terkait. Keluhan utama pasien mungkin menunjukkan bidang lain yang perlu ditanyakan. Pada kebanyakan kasus, dapat diajukan pertanyaan singkat untuk menapis gejala ansietas, depresi, pikiran bunuh diri, rasa marah pada orang lain, atau fenomena psikotik, tetapi bergantung pula pada tiap-tiap kasus.
Efek pada fungsi. Gejala gangguan psikiatrik sering mengganggu fungsi seseorang dan menunjukkan keparahan penyakit. Pertanyaan seputar pola tidur, nafsu makan, perubahan berat badan, fungsi seksual, dan perawatan diri sering menunjukkan kelainan yang mengacu diagnosis tertentu. Bangun lebih dini, penurunan nafsu makan, berat badan, dan libido, serta variasi diurnal suasana hati menandakan adanya depresi, setidaknya derajat sedang, dan sering disebut gejala biologis. Pada mania/peningkatan mood, waktu tidur berkurang, tidak merasa lelah, dan libido meningkat.
Riwayat Pribadi Harus didapatkan kejadian-kejadian penting dari lahir sampai sekarang yang disusun secara kronologis, meliputi:2
Masa kanak-kanak: anamnesis mungkin dapat mengungkapkan kausa dan bukti kesulitan belajar atau masalah perilaku yang kronis
Riwayat lahir dan neonates: kesehatan, misalnya cedera/infeksi/kejang.
Pendidikan: menggambarkan intelegensi dan perkembangan social serta emosional pasien yang dapat anda bandingkan dengan fungsinya sekarang. Secara khusus, ajukan pertanyaan yang relevan mengenai pendidikan pasien di sekolah-“Apakah ada gangguan.. apakah menjalani pendidikan khusus … adakah masalah perilaku atau emosi(misalnya tidak mau sekolah)?” tanyakan hubungan pasien dengan teman dan gugu, gangguan teman di sekolah, bolos, keikutsertaan dalam aktivitas social, kesulitan spesifik-akademik, dan sikap umum terhadap sekolah. Tentukan usia pasien saat meninggalkan sekolah, kualifikasi, dan pendidikan lanjutan.
Pekerjaan: catatan pekerjaan pasien dapat menambah pemahaman kita tentang kepribadian dan kemampuan pribadi pasien, serta awitan dan keparahan masalah kesehatan mental. Pekerjaan sekarang atau menganggur dapat menjadi sumber stress yang bermakna. Pendidika yang tidak sesuai dengan riwayat pekerjaan atau adanya penurunan tanggung jawab mungkin mencerminkan gangguan fungsional yang mengisyaratkan penyakit mental kronis berulang. Informasi penting mencakup lama bekerja dan asalan berhenti, sikap terhadap kerja, kepuasan, kinerja, serta hubungan dengan majikan dan rekan.
Riwayat Psikiatrik Dahulu
Tanyakan pernahkah pasien mengalami masalah kejiwaan sebelumnya dan diagnosis, atau jenis, respons, dan durasi pengobatan sebelumnya. Tentukan kemiripan dengan gejala sekarang dan tingkat pemulihan dari episode sebelumnya. Selal tanyakan riwayat melukai diri sendiri.2 Riwayat psikiatrik dahulu juga harus mencakup:2
Episode saat pasien/keluarganya tidak meminta bantuan
Konsultasi ke dokter umum
Penilaian dan rawat inap di bangsal psikiatri. Cari catatan medis sebelumnya: tanyakan obat yang diminum rutin, seperti obat antipsikotik.
Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit dan pengobatannya dapat menimbulkan gangguan kejiwaan dan perlu dipertimbangkan kemungkinan interaksi obat saat meresepkan obat psikotropik. Ajukan pertanyaan tentang:2
Penyakit medis akut dan kronis, misalnya epilepsy, diabetes, karsinoma
Obat resep dokter (misalnya steroid) dan obat bebas
Bedah mayor, cedera kepala
Riwayat Keluarga Tujuan anamnesis riwayat keluarga adalah mengidentifikasi factor predisposisi yang signifikan dan memperkirakan dukungan atau tekanan dalam keluarga. Sebagian penyakit jiwa mayor terbukti dipengaruhi oleh gen, dan hubungan dalam keluarga semasa kanak-kanak dapat menjadi presiposisi munculnya masalah di kemudian hari. Tanyakan tentang:2
Ayah dan ibu: pada tiap-tiap orang tua, tanyakan tentang usia, pekerjaan, kesehatan fisik dan jiwa (termasuk penyalahgunaan alcohol dan zat lain), temperamen, hubungan dengan pasien di masa lalu dan sekarang, dan kualitas hubungan pribadi antar orang tua.
Saudara kandung: tanyakan tentang usia, urutan lahir, pekerjaan, status perkawinan, sifat hubungan di masa lalu dan sekarang, serta kesehatan fisik dan jiwa mereka
Perpisahan atau gangguan, misalnya perceraian dan hubungan dengan orang tua tiri
Kenangan atau sikap yang menyimpang selama masa kanak-kanan
Suasana di rumah
Figur orang dewasa yang dianggap penting, misalnya guru dan dokter.
Riwayat Latar Belakang Sebelum mengajukan pertanyaan rinci, jelaskan pada pasien bahwa informasi latar belakang dapat membantu kita memahami kesulitannya saat ini. Walaupun sebagian besar pasien mampu mengungkapkan kehidupannya tanpa kesulitan yang berarti, sebagian mungkin merasa tidak nyaman pada wawancara pertama. Bidang yang dibahas sedikit berbeda dibandingkan saat anamnesis penyakit atau pembedahan, dan mencakup riwayat keluarga, seksual, forensic, rincian tentang penyalahgunaan zat, dan kepribadian.2
Pelecehan seksual. Mmebahasa pelecehan seksual semasa kanak-kanak mungkin sulit dan membutuhkan waktu, tetapi dapat dimulai dengan pertanyaan seperti, “Semasa kanak-kanak, adakah orang yang pernah menyakiti atau melecehkan anda-apakah tindakah tersebut bersifat fisik atau seksual?” Wanita dapat mengalami gejala psikiatrik berat salam masa prahaid, masa menopause, setelah melahirkan, atau terminasi kehamilan. Perlu ditanyakan tentang kemungkinan kehamilan sebelum kita menulis resep. Obat antipsikotik dapat menyebabkan amenorea dan galaktorea-yang tidak akan membuat pasien khawatir bila telah mendapatkan penjelasan sebelumnya. Topik lain yang dapat ditanyakan meliputi keteraturan haid, dismenoragia, haid terakhir, sindrom prahaid (gejala fisik dan psikologis dan pengobatannya), kehamilan (termasuk keguguran, terminasi, dan lahir mati) dan masalah psikiatrik yang terjadi setelahnya, gejala menopause, dan pengobatan.
Hubungan cinta, perkawinan dan anak. Perjalanan, durasi, dan kualitas hubungan cinta mencerminkan kepribadian dan member petunjuk tentang aspek-aspek yang terkena stress. Masalah kesehatan jiwa dapat disebabkan oleh atau mengganggu hubungan cinta. Perlu ditanyakan tentang anak dan permasalahnnya.
Lingkungan saat ini. Tanyakan adakah lingkungan tempat tinggal pasien yang menimbulkan stress berlebihan. Bila tidak, tanyakan tentang keuangan, perumahan, dan tetangga.
Dukungan
keluarga,
teman,
atau
badan
professional
mungkin
menggambarkan pasien membutuhkan bantuan karena stress yang signifikan.
Penyalahgunaan zat. Zat-zat memiliki kemampuan berbeda dalam menimbulkan ketergantungan, gejala putus obat, serta kecenderungan utuk memicu gejala kejiwaan. Pasien mungkin mengalami gejala yang mencerminkan intoksikasi obat, gejala putus obat, atau gangguan kejiwaan yang dipicu oleh penyalahgunaan obat. Efek akut obat
dapat mencakup gejala psikotik. Mabuk alcohol berkaitan dengan delirium tremens, gangguan otak organic kronis, dan psikosis paranoid kronis. Bila dicurigai adanya penyalahgunaan obat, harus dilakukan pemeriksaan urine.
Kepribadian. Kepribadian menggambarkan pola kebiasaan perilaku pasien. Sebaiknya tidak menilai kepribadian pasien tanpa melihat lebih lanjut. Gangguan kepribadian timbul bila perilaku pasien yang konsisten menyebabkan penderitaan berulang pada diri sendiri atau orang lain. Gangguan kepribadian berbeda dari penyakit jiwa karena tidak ada awitan yang jelas, berlangsung lama, dan biasanya berawal sejak masa kanak-kanan atau remaja.