Gangguan Obsesif Kompulsif

  • Uploaded by: Sherly Lebrina Kerjapy
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gangguan Obsesif Kompulsif as PDF for free.

More details

  • Words: 1,753
  • Pages: 31
BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA

LAPORAN KASUS JANUARI 2019

GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

Teisha J. V. Marantika NIM. 2017-84-025

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RSKD PROVINSI MALUKU FAKULTAS KEDOKTERAN .UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2019

I. IDENTITAS • Nama • Umur • Jenis Kelamin • Alamat

• Tanggal pemeriksaan • Agama • Status pernikahan • Pekerjaan • Pendidikan Terakhir

: Tn. S : 34 tahun (15-07-1984) : Laki-laki : Waihaong : 12 Desember 2019 : Islam : Belum menikah : Wiraswasta : SMA

II . ANAMNESIS Keluhan Utama

:

• Mencuci tangan berulang-ulang

Riwayat Penyakit Sekarang

:

• Pasien dalam 1 hari bisa mencuci tangan 10-15 kali bahkan sering mengalami luka pada telapak tangannya akibat terlalu sering mencuci tangan menggunakan sabun. Pasien tidak bisa menaham perasaannya untuk tidak mencuci tangan. Setiap selesai mencuci tangan, pasien selalu merasa tida puas dan beberapa saat kemudian akan mencuci tangan

kembali. • Perilaku ini muncul karena pasien merasa takut bila dirinya akan terkena penyakit lepra. Perasaan ini mulai dirasakan sejak bertahun-tahun yang lalu, namun semakin bertambah 2 tahun terakhir. Perasaan takut ini mulai muncul setelah melihat keseharian tetangganya yang mengalami lepra bersama dengan keluarganya. Sejak saat itu pasien merasa takut

kalau ia juga akan mengalami lepra.

• Keadaan ini semakin diperparah dengan meninggalnya tetangga

pasien yang mengalami lepra sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu. Pasien semakin merasa takut untuk berkomunikasi atau melakukan aktivitas di sekitar orang yang mengalami sakit lepra itu bahkan termasuk

dengan keluarga dari orang tersebut. • Pasien

juga selalu menghindar untuk jalan di sekitar rumah

tetangganya yang mengalami lepra. Setiap kali pasien memikirkan atau ketemu dengan orang yang mengalami lepra walaupun jaraknya masih 5-10 meter dari dia, maka rasa takut yang dirasakan sangat tinggi.

• Bila pasien ingin duduk di tempat yang pernah diduduki oleh

orang lepra, maka pasien akan membersihkan tempat itu berulang-ulang kali baru ia duduk. • Sebelum rasa takut akan terkena penyakit lepra muncul,

pasien sejak dulu memiliki kebiasaan selalu menghindari

sesuatu yang kotor atau najis. Pasien sering mencuci tangan saat berkontak dengan orang lain. • Pasien sering merasa pusing atau tidak nyaman bila berada di

tempat yang terlalu ramai. Pasien juga sering merasa cemas untuk hal-hal yang tidak terjadi. • Pasien tidak ada gangguan tidur.

• Sebelumnya pasien sudah pernah datang berobat di

poliklinik jiwa pada tahun 2017. Diberi obat, pasien selalu minum teratur dan kontrol beberapa bulan sekali. Namun

sampai sekarang masih terus mencuci tangan terusmenerus. Tidak berkurang dari yang sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat keluarga : tidak ada keluarga pasien yang

mengalami keluhan yang sama seperti pasien • Riwayat NAPZA

: tidak menggunakan, sesekali minum

alkohol, merokok (+) • Riwayat infeksi

: Malaria tahun 2007

• Riwayat trauma

: tidak ada

• Riwayat kejang

: tidak ada

Riwayat Pribadi: • Masa prenatal: pasien merupakan anak yang diinginkan, pasien

dilahirkan dalam proses persalinan normal ditolong oleh dukun dan cukup bulan • Masa kanak-kanak awal (0 bulan – 3 tahun): pasien mendapat

ASI oleh ibu kandungnya sampai usia 2 tahun • Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun): pasien termasuk

anak yang cukup aktif. Sering bermain bersama teman-temannya. • Masa kanak-kanak akhir (pubertas hingga remaja): pasien

termasuk anak yang cukup aktif. Namun kadang juga suka sendiri.

Masa dewasa: • Riwayat

pekerjaan:

pasien

bekerja

sebagai

seorang

wiraswasta dimana memiliki usaha jualan pakaian milik orang tua di Sorong. • Riwayat hubungan dan perkawinan: pasien belum menikah • Riwayat militer: tidak ada • Riwayat pendidikan: pasien sekolah sampai SMA. Menurut

pasien saat bersekolah pasien biasa saja tidak terlalu pintar tapi juga tidak tertinggal. • Agama: pasien beragam Islam dan menjalankan kewajibannya

sesuai kepercayaannya

• Aktivitas sosial: tidak diketahui • Situasi kehidupan terkini: Pasien sekarang tinggal sendiri di

waihaong. Orang tua dan keluarga lainnya berada di Sorong. Pasien anak ke 3 dari 7 bersaudara. Pasien sering bolak-balik sorong untuk menjalankan usahanya. • Riwayat pelanggaran hukum: tidak ada riwayat kejahatan

atau kekerasan yang berurusan dengan pihak berwenang • Riwayat seksual: tidak ada riwayat hubungan seks diluar

nikah • Mimpi dan fantasi: tidak diketahui • Nilai-nilai: daya nilai pasien baik

PEMERIKSAAN FISIK • TD: 110/70 mmHg; Nadi: 86 x/menit; RR: 20x/menit;

Suhu: 36,8C • GCS: E4V5M6

• Kepala: dalam batas normal • Leher: dalam batas normal • Dada (jantung dan paru): dalam batas normal • Perut: dalam batas normal • Anggota gerak: dalam batas normal

STATUS NEUROLOGIS Pemeriksaan khusus • Meningeal sign: tidak dilakukan • Nervus kranialis: tidak dilakukan

1. Pemeriksaan sistem motorik: tidak dilakukan 2. Koordinasi gait keseimbangan (fungsi cerebellum):

tidak dilakukan 3. Gerakan-gerakan abnormal: tidak dilakukan 4. Vegetatif: tidak dilakukan

STATUS LOKALIS • Tidak ada

STATUS PSIKIATRI Keadaan Umum • Penampilan: laki-laki, perawakan sedang, perwatan diri baik,

pasien tampak sesuai dengan usianya, kondisi fisik terlihat agak gemuk, kulit sawo matang, rambut pendek terawat, mengenakan baju kaos hitam dan celana levis. • Kesadaran: baik • Perilaku/psikomotor: tenang, kontak mata baik, kooperatif

• Bicara: spontan, intonasi sesuai, artikulasi jelas • Emosi (mood/afek): eutimik, afek cemas • Bentuk pikir: relevan

• Isi pikir/ ide/ waham/ persepsi: preokupasi = penyakit

lepra, , waham (-), halusinasi (-) • Arus berpikir: Realistis

Memori dan orientasi • Memori • Segera: baik (pasien dapat mengingat nama pemeriksa) • Pendek (baru): baik (pasien dapat mengingat jenis

makanan yang baru dimakan saat pagi) • Menengah: baik • Panjang: baik (pasien dapat mengingat tanggal lahirnya)

• Orientasi • Tempat: baik (pasien tahu dimana ia berada sekarang) • Orang: baik

• Waktu: baik (pasien dapat menyebutkan bulan dan tahun

saat ini

• Tilikan/ insight: derajat 4

VIII. RESUME • Pasien mengeluh selalu sering mencuci tangan

berulang-ulang Dalam 1 hari bisa mencuci tangan 10-15 kali bahkan sering mengalami luka pada telapak tangannya akibat terlalu sering mencuci tangan menggunakan sabun. • Adanyaa perasaan takut terkena penyakit lepra. • Perasaan ini mulai dirasakan sejak bertahun-tahun yang lalu, namun semakin memberat 2 tahun terakhir. Perasaan takut ini mulai muncul setelah melihat tetangganya yang mengalami lepra. Sejak saat itu pasien merasa takut kalau ia juga akan mengalami lepra.

• Pasien tidak mau berhubungan atau kontak langsung

dengan orang lepra tersebut atau bahkan keluarganya. Setiap kali pasien memikirkan atau ketemu dengan orang

yang mengalami lepra walaupun jaraknya masih 5-10 meter dari dia, maka rasa takut yang dirasakan sangat tinggi. Pasien juga selalu menghindar untuk jalan di

sekitar rumah tetangganya yang mengalami lepra.

• Bila pasien ingin duduk di tempat yang pernah diduduki oleh

orang lepra, maka pasien akan membersihkan tempat itu berulang-ulang kali baru ia duduk. • Sebelum rasa takut akan terkena penyakit lepra muncul,

pasien sejak dulu memiliki kebiasaan selalu menghindari sesuatu yang kotor atau najis. Pasien sering mencuci tangan saat berkontak dengan orang lain. • Pasien sering merasa pusing atau tidak nyaman bila berada

di tempat yang terlalu ramai. Pasien juga sering merasa cemas untuk hal-hal yang tidak terjadi.



Pasien berobat sejak 2017 namun sampai sekarang

masih ada rasa takut terkena penyakit lepra dan masih terus mencuci tangan terus-menerus. Tidak berkurang dari yang sebelumnya. • Ada riwayat infeksi malaria tahun 2007 • Riwayat merokok dan minum alkohol sesekali. • Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA • Tidak

ada riwayat penyakit yang sama dalam

keluarga

IX. DIAGNOSIS KERJA • Axis 1: Gangguan obsesif kompulsif

DD: Gangguan anxietas fobik • Axis 2: mengarah ke ciri kepribadian • Axis 3: Infeksi malaria • Axis 4: masalah berkaitan dengan lingkungan sosial

• Axis 5: GAF scale 80-71 (gejala sementara dan dapat

diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain.)

X. PLANNING Farmakoterapi: • Nopres 30 mg • Risperidon 2 mg • Triheksiphenidil 2 mg

da in cap 1-0-0

• Risperidon 2 mg • Triheksiphenidil 2 mg • Clozapin 50 mg

da in cap 0-0-1

XI. PROGNOSIS • Ad vitam: dubia ad bonam • Ad functionam: dubia ad bonam

• Ad sanationam : dubia ad malam

DISKUSI

25

DISKUSI NO 1

TEORI Definisi

OCD  Pikiran dan tindakan berulang yang menghabiskan waktu atau menyebabkan distres dan hendaya bermakna.

Obsesi  aktivitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang berulang dan intrusif. Kompulsif  pola perilaku tertentu yang berulang dan disadari seperti berhitung, memeriksa dan menghindar

Pedoman Diagnostik Untuk menegakkan diagnosis pasti gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut-turut. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau menganggu aktivitas penderita. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut: • Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri; • Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita. • Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan untuk merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud diatas); • Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenagkan (unpleasantly repetitive).

• Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran

obsesif, dengan depresi. Penderita gangguan obsesifkompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang (F33.-) dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode depresifnya. • Gejala obsesif “sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette, atau gangguan mental organic, harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut. ( F42)

Pedoman diagnostik Pikiran Obsesif atau Pengulangan yaitu ; Keadaan ini dapat berupa gagasan, bayangan pikiran, atau impuls (dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego alien)

Meskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda, umumnya hampir selalu menyebabkan penderitaan (distress) (F42.0)

29

NO

TEORI

KASUS

2

Etiologi

 Interaksi antara faktor biologik  Genetik  Faktor psikososial

 Faktor psikososial

3

Epidemiologi

 2-2,4%  Laki-laki  Gangguan mulai dari saat  Usia 34 tahun  sudah remaja/ dewasa muda sejak lama (18-24 tahun)  Laki-laki >> perempuan

4

4 pola gejala utama OCD

 Kontaminasi  Sikap ragu-ragu yang patologik  Pikiran yang intrusif  Simetri

Kontaminasi  Mencuci tangan,  Membersihkan tempat duduk/ apapun yang sudah dipegang orang lepra sebelumnya,  Menghindari orang lepra

30

NO 5

Gambaran klinis

TEORI

KASUS

 Adanya ide atau impuls yang terus-menerus menekan kesadaan individu.  Perasaan cemas/ takut akan ide/ impuls yang aneh.  Obsesif dan kompulsif egoalien.  Pasien mengenali obsesi dan kompulsi merupakan sesuatu yang abstrak dan irasional.  Individu yang menderita obsesi kompulsi merasa adanya keinginan untuk melawan.

 Pasien khawatir akan terkena lepra sejak beberapa tahun terakhir namun memberat 2 tahun ini.  Pasien sering mencuci tangan berulang-ulang sekitar 10-15 kali dalam 1 hari hingga tangan lecet.

NO 7

TEORI Tatalaksana

Farmakologi  Clomipramine 3 x 250 mg  SSRI (Selective sorotonin re-uptake inhibitor) : Fluoxetin 2 x 20 mg Psikoterapi  Psikoterapi supportif  Terapi perilaku  Terapi sosial

KASUS 31

Farmakoterapi: Nopres 30 mg Risperidon 2 mg Triheksiphenidil 2 mg Risperidon 2 mg Triheksiphenidil 2 mg Clozapin 50 mg

Related Documents

Gangguan Disosiatif.docx
November 2019 21
Gangguan Komunikasi.docx
November 2019 23
Gangguan Jiwa
August 2019 48
Gangguan Somatoform
August 2019 33

More Documents from "Wawan Naufal Habib"