FUNGSI TEORI KONSELING Ketika kita melakukan konseling dan memikirkan teori yang cukup maka kita dapat dengan mudah memahami suatu masalah dan bagaimana pemecahannya. Banyak sekali teori dalam hal ini yang kita bisa dijadikan kaca mata. Dapatlah kita memilih kaca mata yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Sesama mereka adalah menggunakan teori yang ampuh, saling berkaitan jika terdapat satu masalah untuk diselesaikan karena adanya masalah yang berbeda, individu yang berbeda, dan situasi yang berbeda. Untuk mendeskripsikan fenomena (to describe) yaitu mampu memaparkan secara mendetail tentang sesuatu untuk menjelaskan fenomena (to explain) yaitu kenapa fenomena itu muncul, dan apa saja penyebabnya. Untuk mengendalikan / dasar tindakan (to control) bagaimana cara mengendalikan persoalan agar masalah tersebut tidak menjadi lebih besar dengan teknik – teknik yang terdapat dalam teori. Pemenuhan fungsi itu tidak hanya dilakukan dengan mengemukakan, melukiskan gejala – gejala, melainkan disertai dengan keterangan tentang gejala tersebut baik dengan membandingkan, menghubungkan, memilah – milah, atau mengkombinasikannya. Hal ini menegaskan bahwa fungsi teori adalah menjelaskan keterkaitan antara kajian teoritis dengan hal – hal yang sifatnya empiris. Dalam penjelasan terhadap gejala – gejala, dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti melalui penjelasan logis, penjelasan sebab akibat, penjelasan final (menerangkan sebuah proses berdasarkan tujuan yang ingin dicapai), penjelasan fungsional (cara kerja), penjelasan historis atau genesis ( bersasarkan terjadinya), melalui penjelasan analog (dengan menganalogkan melalui struktur – struktur yang lebih dikenali). Khusus dalam kaitan dengan penelitian atau pengembangan ilmu, fungsi teori adalah sebagai landasan dalam merumuskan hipotesis. Salah satu fungsi penting teori adalah memberikan penjelasan tentang gejala-gejala iaitu bersifat alamiah dan bersifat sosial. Keterangan gejala – gejala ditambah pula oleh pemenuhan fungsi termasuk mengemukakan, melukiskan, membandingkan, menghubungkan, dan mengkombinasikan. Hakikat dan falsafah tujuan konseling adalah membantu seseorang agar mencapai perkembangan yang optimal. Untuk membantu seseorang agar mencapai perkembangan yang optimal. Untuk membantu hal ini perlu dilatarbelakangi oleh dasar falsafah untuk konseling, bahwa ada pengakuan terhadap kebebasan dari seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya dan hak seseorang untuk menentukan gaya dan corak kehidupan sendiri. Ditinjau dari filsafat konseling, terdapat tiga kelompok sistem falsafah yang mendasari konseling, yakni esensialisme, progresivisme, dan eksistensialisme. Falsafah esensialitik menerima asumsi bahwa manusia adalah makhluk satu – satunya didunia ini yang memiliki akal dan karena itu fungsi utama mempergunakan akal adalah untuk tahu dunianya dimana ia hidup. Sedangkan dalam filsafat eksistensialisme, menekankan kepada kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting / bermakna dalam dirinya. Dalam hal progressivme, lebih menekankan kepada perhatian terhadap hal – hal yang langsung dan khusus yang dapat dilihat sebagai realitas dan obyek yang dapat dilihat sebagai realitas. Konseling dari sudut filsafat eksistensialistik ialah keterlibatan konselor untuk mengalami bersama apa yang dialami klien, suatu (respon empatik) yang diperhatikan pribadi yang bermakna pada klien.
Konseling adalah ilmu yang bersifat multireferensial, karena menggunakan dan memanfaatkan rujukan atau tersebut tidak terbatas pada pembentukan dan pengembangan teori – teori konseling, tetapi juga pada praktek pelayanannya. Sedangkan dalam filsafat eksistensialisme, menekankan kepada kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang penting / bermakna dalam dirinya. Dalam hal progressivme, lebih menekankan kepada perhatian terhadap hal – hal yang langsung dan khusus yang dapat dilihat sebagai realitas dan obyek yang dapat dilihat sebagai realitas. Konseling dari sudut filsafat eksistensialistik ialah keterlibatan konselor untuk mengalami bersama apa yang dialami klien, suatu (respon empatik) yang diperhatikan pribadi yang bermakna pada klien. Konseling adalah ilmu yang bersifat multireferensial, karena menggunakan dan memanfaatkan rujukan atau tersebut tidak terbatas pada pembentukan dan pengembangan teori – teori konseling, tetapi juga pada praktek pelayanannya. Kepribadian konselor merupakan ‘instrumen’ yang menentukan hasil positif dalam proses konseling, sebab inti dari proses terapeutik dalam konseling yaitu hubungan yang dibangun antara konselor dan konseli. Sehingga kualitas pribadi konselor merupakan hal yang esensial bagi konselor untuk mencapai tujuan dalam proses konseling. Kepribadian tidak berbentuk semata – mata karena pengalaman, tetapi merupakan suatu integritas dari kemauan dan kemampuan dirinya untuk bersifat dan bertindak sebagai konselor proffesional. Bimbingan konseling sebagai sebuah profesi digambarkan dengan tampilnya konselor yang dapat memberikan ketenteraman, kenyamanan dan harapan baru bagi klien. Tiga isu sentral dalam mendiskusi tentang kualitas pribadi konselor, yaitu pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian. Karena konselor sebagai peribadi harus mampu menampilkan jati dirinya secara utuh, tepat dan berarti, serta membangun hubungan antar pribadi yang unik dan harmonis, dinamis, persuasif, dan kreatif. Sehingga menjadi motor penggerak keberhasilan layanan bimbingan dan konseling. Konseling yang efektif adalah ketergantungan pada kualitas hubungan antara klien dengan konselor. Ia melalui kemampuan konselor dalam kongruensi (congruence), empati (empahaty), perhatian secara positif tanpa syarat (unconditional positive regard), dan menghargai (respect) kepada kllien. KONSELOR SEBAGAI TERAPI TERAPEUTIK Penyembuhan melalui proses psikologi terapeutik ini harus merupakan wewenang seorang konselor. Proses penyembuhan yang bukan atas keahlian dan kesanggupan konselor maka dapat diatasi dengan wewenang seorang psikolog. Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Psikoterapi lebih memfokus pada konseran atau masalah penyembuhan – penyesuaian – pengobatan. Pribadi yang utuh perlu ada dalam diri konselor adalah ilmu atau kepribadian dan psikopatologi. S.Narayana Rao bahwa tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan – kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis. Jelas bahwa terapeutik merupakan suatu hubungan yang menyembuhkan dengan melakukan pengobatan terhadap klien yang dilakukan terhadap klien yang dilakukan oleh seorang psikolog.
BERBAGAI ISU YANG SERING DIHADAPI KONSELOR