Fungsi gizi Gizi adalah zat yang dibutuhkan untuk tubuh. Di dalam tubuh, gizi memiliki 3 fungsi. Pertama,untuk sumber energi. Kedua,untuk pertubuhan dan pembangunan sel-sel jaringan tubuh. Ketiga,untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh. Fungsi keluarga Keluarga adalah ”sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga, sejahtera”. Untuk itu keluarga merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi setiap anggota keluarga salah satunya adalah denagan adanya pemahaman tentang pendidikan gizi yang akan menjadi pedoman bagi setiap keluarga terutama bagi orang tua yang merupakan pusat dari semua pemenuhan kebutuhan dirinya serta anak-anaknya. Karena kebutuhan anak akan makanan dan nutrisi sangatlah menjadi perioritas seorang ayah dan ibu dalam rumah tangga. Aktivitas seorang anak akan lebih aktif dan produktif akibat asupan nutrisi yang relevan dengan semakin tingginya tingkat kesadaran orang tua terhadap hal ini. Dari kerangka kerja di atas, diketahui bahwa keluarga merupakan komponen utama dalam mencegah dan menanggulangi masalah gizi buruk. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional dan mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga, untuk itu ada beberapa peran yang keluarga yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan status gizi Peran keluarga tersebut diantaranya: Memberikan ASI eksklusif dan MP-ASI ASI Eksklusif (menyusui dengan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan) merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa memberikan makanan tambahan, cairan, ataupun makanan lainnya, hingga berumur 6 bulan. Gizi seimbang Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Seorang ibu sebagai pengelola atau penyelenggara makanan dalam keluarga mempunyai peranan yang besar dalam peningkatan status gizi anggota keluarga. Oleh karena itu semestinya seorang ibu
dibekali pengetahuan yang cukup tentang perilaku gizi yang baik dan benar bagi setiap anggota keluarganya, serta mampu menyiapkan hidangan sebagai penerapan pesan utama gizi seimbang Pola asuh Agar pola hidup anak bisa sesuai dengan standar kesehatan, disamping harus mengatur pola makan yang benar juga tak kalah pentingnya mengatur pola asuh yang benar pula. Pola asuh yang benar bisa ditempuh dengan memberikan perhatian yang penuh serta kasih sayang pada anak, memberinya waktu yang cukup untuk menikmati kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Dalam masa pengasuhan, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan dan perawatan orang tua oleh karena itu orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkungannya. Dengan demikian dasar pengembangan dari seorang individu telah diletakkan oleh orang tua melalui praktek pengasuhan anak sejak ia masih bayi (Supanto, 1990) Pemantauan pertumbuhan anak Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Setiap anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-bedah, anak tersebut akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan normalnya. Demikian pula dengan perkembangan fungsi tubuh, setiap anak memiliki tahapan perkembangan menujuh ke fungsi yang lebih baik. Cirinya adalah dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu dan dalam keadaan normalsetiap anak memiliki jalur pertumbuhan tertentu. Pemantauan perkembangan status gizi bayi secara berkala setiap bulan dengan cara menimbang berat badan bayi dan mengukur panjang badannya. Idealnya, berat badan bayi berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Ini artinya, pertambahan berat badannya seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia. Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan permasalahan dan faktor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan pada anak sejak dini. Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejk dini maka pencegahan dan penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini Sayangnya, hampir 85% lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter anak atau ke dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat badan. Justru grafik pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader posyandu bagi bayi yang menimbang di
posyandu. Sehingga banyak kelainan dan gangguan kesehatan sering terjadi keterlambatan deteksi dan penanganannya. Sebanyak 50% bayi mengalami gangguan kenaikkan sejak usia 6 bulan yang tidak pernah terdeteksi oleh orangtua dan dokter hanya karena dalam buku kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikan berat badan. Gangguan kenaikkan berat badan sejak usia 6 bulan seringkali terjadi hanya karena timbulnya reaksi simpang makanan (alergi makanan, intoleransi makanan dan seliak) pada bayi yang dapat mengganggu saluran cerna dan mengganggu nafsu makan dan berat badan bayi. Karena, saat usia 6 bula mulai diberi makanan tambahan baru. Bagaimana mengetahui pertumbuhan normal anak balita: · ·
· ·
Ukur berat badan dan tinggi badannya. Pertumbuhan fisik anak, diukur antara lain dengan Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK). Salah satu cara untuk memantau pengukuran ke 3 parameter tsb, adalah dengan menggunakan grafik pertumbuhan (growth chart). Tentukan berat badan ideal anak, anda juga bisa melihat apakah anak anda tinggi atau pendek, gemuk atau kurus.. Isi berat badam balita anda tentunya sesuai umur dan tarik garis grafik pertumbuhan pada KMS. 3. Penggunaan garam beryodium GAKY atau gangguan akibat kekurangan yodium merupakan salah satu masalah gizi yang banyak terjadi. Peran keluarga sangat penting dalam pencegahan dan penanggulangan masalah GAKY. Penggunaan garam beryodium di keluarga diketahui dapat mencegah dan menanggulangi masalah tersebut. 4. Pemanfaatan pekarangan Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
a)
Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat b) Tanaman bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek) c) Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging d) Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dan lain-lain.
5. Peningkatan daya beli keluarga miskin Daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi terkait dengan kemampuan keluarga untuk menyediakan pangan dan memenuhi kebutuhan gizi anak. Peningkatan jumlah balita gizi buruk yang meninggal dunia setiap tahun adalah buah kemiskinan. Minimnya lapangan kerja membuat masyarakat tak sanggup membeli makanan bergizi. Meski telur dan susu tersedia di pasar, sebagian besar warga tidak mampu mengakses karena terpuruknya daya beli. Peraih Nobel Ekonomi Amartya Sen menyimpulkan, kelaparan terjadi bukan karena tak ada makanan di pasar, tetapi warga terlalu miskin, tidak mampu membelinya. Oleh karena itu harus ada peningkatan daya beli masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang dimiliki. Misalnya dengan usaha berkebun, bertani dan yang lainnya. 6. Bantuan pangan darurat: PMT balita Pemberian makanan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Sulastri, 2004). Pemberian makanan tambahan pada bayi adalah pemberian makanan atau minuman mengandung zat gizi pada bayi atau anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi setelah pemberian ASI ekslusif (Depkes RI, 2007). Pemberian makanan tambahan pada bayi harus diberikan secara bertahap untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah, menelan dan mampu menerima bermacam-macam bentuk makanan yaitu dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lunak, makanan lembek dan akhirnya makanan padat (Sulistijani, 2001).